Mengira kalau dirinya tidak akan bisa lagi bertemu Yan Xin, apalagi dia juga tidak punya kontaknya Yan Xin sama sekali, Qi Nian malah menemukan kartu namanya Yan Xin di sakunya.
Bagaimana ceritanya kartu nama itu bisa ada di sakunya Qi Nian? Itu karena waktu HP-nya Qi Nian jatuh di bis, Yan Xin diam-diam menyelipkan kartu nama itu bersamaan dengan saat dia menyelipkan HP-nya Qi Nian kembali ke sakunya. Wah! Qi Nian girang banget. Jelas itu adalah jawaban Yan Xin bahwa dia setuju Qi Nian mengejarnya.
Qi Nian langsung semangat pergi ke kantornya Yan Xin, berharap akan melihat Yan Xin yang ganteng dalam setelan jas kerja, tapi yang menyambutnya malah Li Yue yang langsung menggodanya.
Tapi menurut Li Yue, mungkin saja perasaan Qi Nian pada Yan Xin akan berubah dengan cepat setelah mengenalnya lebih jauh. Yan Xin tuh seorang arsitek. Melayani seorang arsitek hebat seperti Yan Xin itu sangat sulit, Qi Nian pasti akan tahu sendiri nanti. Dia lalu menyerahkan dokumen ke Qi Nian dan menyuruhnya untuk mendatangi rumah Yan Xin untuk menyerahkan dokumen ini padanya.
Qi Nian antusias banget waktu dia memencet bel pintunya Yan Xin, bahkan membayangkan Yan Xin akan menyambutnya dengan hangat dan romantis. Tapi saat pintu terbuka, yang menyambutnya malah pria lain (Shao Zui) yang cuma pakai kimono.
Terang saja pemandangan itu membuat Qi Nian jadi salah paham, apalagi Shao Zui malah sengaja teriak-teriak memanggil Yan Xin 'Sayangku'. Wkwkwk! Qi Nian jadi mengira kalau mereka pasangan jeruk makan jeruk.
Dia bahkan menolak dengar penjelasan apa pun dna menutup kupingnya rapat-rapat... sampai saat Yan Xin muncul sendiri di depannya dan memperkenalkan Shao Zui sebagai rekan kerjanya sekaligus pembuang sampah.
Shao Zui mengaku datang kemari untuk memasak buat Yan Xin. Tuh orang kalau tidak dikasih makan sama orang lain, maka dia tidak akan ingat untuk makan. Dia penasaran apa tujuan kedatangan Qi Nian, dia yakin bukan sekedar mengantarkan dokumen kan?
Qi Nian jujur mengaku kalau dia mau mengejar Yan Xin. Oh, Shao Zui langsung tahu kalau Qi Nian pastilah si asisten barunya Yan Xin. Dia langsung antusias mengajak Qi Nian berteman dengannya di Wechat biar dia bisa jadi saksi sejarah karena temannya yang satu itu akan segera mengakhiri status jomblonya.
Tapi bahkan sebelum mereka sempat melakukannya, Yan Xin mendadak muncul menghentikan mereka dan minta dikasih makan. Shao Zui menyajikan masakannya untuk mereka berdua. Yan Xin enak-enak saja memakannya sambil membaca dokumennya, tapi Qi Nian langsung muntah begitu makan sesendok. Makanan apaan nggak enak banget begini.
Heran melihat Yan Xin memakan makanan menjijikkan itu dengan lahap, Qi Nian mencoba menyuapi Yan Xin dengan berbagai macam makanan, dan Yan Xin melahap semuanya tanpa ekspresi. Jelas dia terlalu fokus dengan bacaannya sampai-sampai dia tidak sadar dengan apa pun yang dia makan. Shao Zui bahkan berkata bahwa Yan Xin tidak akan mendengarkan omongan siapa pun yang ada di sisinya kalau dia sedang fokus membaca.
Wah! Tidak bisa begini. Seenaknya saja dia memberi makanan tidak enak pada Yan Xin. Karena itulah, Qi Nian memutuskan memecat Shao Zui dari pekerjaannya mengurus Yan Xin, biar dia sendiri saja yang mengurus Yan Xin.
Oke! Shao Zui sih senang-senang saja. Malah Yan Xin sendiri yang tidak setuju, bersikeras menyatakan kalau Qi Nian datang cuma untuk mengantarkan dokumen. Qi Nian tidak terima, pokoknya dia harus mengurus Yan Xin. Bagaimana kalau suatu hari Yan Xin sampai memakan sesuatu yang berbahaya?
Shao Zui sendiri juga tidak mau begini terus menerus. Takutnya orang-orang akan salah paham sama hubungan mereka. Yan Xin akhirnya cuma bilang terserah, yang artinya dia setuju. Shao Zui senang.
Tapi dia juga memperingatkan Qi Nian bahwa melayani Yan Xin itu tidak mudah. Dia menyarankan Qi Nian untuk tetap menjaga jarak dan tidak mendekati 'ladang ranjau' di rumah ini sebelum Yan Xin benar-benar membuka hatinya padanya. Jika Yan Xin sudah bersedia mendekati Qi Nian, maka Qi Nian harus memahami omongannya.
Qi Nian bingung dengan semua kalimat ambigu itu, tapi Shao Zui menolak menjelaskan apa pun lebih jauh lalu pergi. Qi Nian jadi tambah bingung, jadi sebenarnya dia harus mendekat atau menjauh?
Tepat setelah Shao Zui pergi, Qi Nian melihat ada sebuah tangga yang mengarah ke lantai bawah. Penasaran, Qi Nian langsung saja menuruni tangga itu dan menemukan ada dua ruangan tertutup.
Saat dia hendak membuka salah satunya, Yan Xin mendadak muncul dan langsung panik mencegahnya. Dia bahkan langsung menetapkan beberapa aturan yang wajib Qi Nian taati, yang salah satunya dilarang masuk ke ruang rahasia. Qi Nian boleh keliling rumah, tapi tidak boleh masuk ke ruangan yang hendak dia masuki tadi.
Ruangan itu tidak terkunci namun tidak boleh dimasuki. Apa pun yang Qi Nian dengar dari dalam ruangan itu, dia tetap tidak boleh masuk. (Hmm, ada rahasia apakah di ruangan itu?)
Aturan lainnya adalah Qi Nian tidak boleh menginap. Maka malam harinya, dia langsung diusir paksa. Hadeh! Tuh orang ngeselin banget. Parahnya lagi, jalannya gelap banget dan jadilah Qi Nian tersandung dan terjatuh.
Dia lalu menceritakan kisahnya ini dalam komiknya dan memperlihatkannya pada Key Jiang. Dia mengklaim kalau ini tuh kisah temannya. Key Jiang sontak protes keheranan, kenapa temannya Qi Nian tuh menyukai pria es semacam ini, memangnya tidak ada pria lain apa? Qi Nian lebih heran lagi melihat reaksi kerasnya yang rada lebay itu, apa Key Jiang sedang ada masalah?
Key Jiang menyangkal, dan tidak usah memedulikan dirinya, lebih baik QI Nian pikirkan saja diri sendiri saja. Apa yang dia pikirkan dengan menjadikan orang semacam ini sebagai ML?
Karena tampan. Selain itu, orang itu seperti punya dua kepribadian. Saat orang itu sedang menggambar, dia begitu fokus dengan pekerjaannya sehingga dia terasa seperti berada di ruang dan waktu yang lain.
Terlebih saat dia sedang tidak menggambar, dia jadi lebih tidak normal. Di saat seperti itu, berarti dia sedang tidak ada ilham dan tiba-tiba saja dia jadi terlalu rajin membersihkan seluruh sudut rumah sampai dia punya ide dan mulai menggambar lagi. Begitu terus berulang-ulang.
"Adakah saat dia sedang tidak bekerja?" Tanya Key Jiang penasaran.
Ada. Saat tidak sedang menggambar atau bersih-bersih, dia akan mengurung diri di sebuah ruang rahasia. Biasanya setelah keluar dari ruang rahasia itu, hawa buruknya akan menghilang sepenuhnya. Yang aneh, ruangan itu tidak dikunci tapi juga dilarang dimasuki. Bikin orang penasaran saja.
Key Jiang jadi teringat cerita dongeng Janggut Biru. Dahulu kala, ada seorang wanita cantik yang menikah dengan seorang raja berjanggut biru. Raja berjanggut biru itu sangat memanjakan istrinya dan mempercayakan istananya pada istrinya dengan memberinya segepok kunci.
Dia berkata pada istrinya bahwa kamar lain boleh dibuka, semua harta di rumah ini boleh jadi milik sang istri.... kecuali kamar berkunci emas. Dia dilarang keras memasuki kamar rahasia itu.
Awalnya si istri menurut. Tapi lama kelamaan, dia jadi semakin penasaran hingga akhirnya dia nekat membuka kamar rahasia itu. Namun yang dia temukan di sana bukanlah harta melainkan mayat istri-istri yang sebelumnya. Raja berjanggut biru sangat murka sehingga dia berniat mau membunuh istrinya. Namun untunglah saudara perempuan si istri datang lalu membunuh si raja janggut biru. Dari cerita ini, bukankah ML-nya Qi Nian itu sangat mirip dengan raja janggut biru?
Keesokan harinya saat tak sengaja lewat, Qi Nian jadi galau menatap ruang rahasia itu. Akhirnya dia jadi sama seperti si istri yang penasaran banget sama ruang rahasia itu dan hampir saja mau membukanya, tapi untunglah tepat saat itu juga, tiba-tiba terdengar suara Qi Bao yang tercebur ke kolam.
Qi Nian akhirnya mengurungkan niatnya dan langsung keluar untuk mengecek Qi Bao, tapi Qi Bao malah langsung melompat padanya dan akhirnya membuatnya ikut kotor juga.
Tapi kejadian ini malah membuat Yan Xin jadi curiga, di mana Qi Nian berada waktu Qi Bao tercebur ke kolam? Qi Nian malah cuma diam dengan tegang. Yan Xin jadi semakin curiga, apa dia masuk ruang rahasia? Qi Nian sontak panik menyangkal. Yan Xin percaya, yang penting Qi Nian jangan sampai melanggar aturan yang satu itu.
Pulang kerja, Qi Nian menemukan Key Jiang duduk merana di depan rumah. Dia habis kena sial, dompet, HP dan kunci rumahnya hilang. Makanya dia cuma bisa duduk di sini sambil ngemil es krim kesukaannya. Parahnya lagi, Qi Nian juga kehilangan kunci rumahnya. Jadi terpaksa mereka harus memanggil tukang kunci.
Sebagai ungkapan terima kasih atas bantuan Key Jiang waktu itu, Qi Nian pun memutuskan untuk mentraktir Key Jiang makan hotpot tapi yang kuahnya tidak pedas, soalnya Key Jiang tidak bisa makan pedas.
Tapi Key Jiang malah curiga, kayaknya ini bukan cuma ungkapan terima kasih. Qi Nian pasti ada maksud lain kan? Qi Nian butuh bantuan apa lagi? Qi Nian penasaran,, gambarnya Key Jiang kan bagus banget, apa dia tidak ada rencana untuk menjadi komikus profesional?
Key Jiang sontak canggung mendengarnya. Menjadi profesional itu tidak mudah, lagipula, dia merasa kalau dia tidak berbakat. Yang dia miliki hanya teknik dan pengalaman saja. Jika dia benar-benar berbakat, maka tidak mungkin belasan naskah yang pernah dikirimkannya, tidak pernah terpilih.
Dulu waktu dia memutuskan keluar rumah, kakaknya sangat yakin kalau dia tidak akan pernah berhasil. Biarpun dia masih kesal sama kakaknya, namun selama beberapa tahun ini, perlahan dia mulai bisa memahami kenyataan.
Mendengar itu, Qi Nian pun langsung menunjukkan sketsa gambarnya Key Jiang yang mendapatkan penilaian tinggi dari editornya, tapi Key Jiang malah merasa kalau gambar yang itu sangat jelek dan sama sekali tidak mengerti dengan penilaian editornya Qi Nian itu.
Hadeh! Ternyata Key Jiang sama sekali tidak memahami keunggulan dirinya sendiri. Jelas-jelas dia punya bakat yang tak disadarinya. Buktinya Key Jiang bisa membuat papan cerita hanya dari ilham yang dia dapatkan. Qi Nian saja tidak bisa seperti dia dan selalu kesulitan setiap kali harus membuat papan cerita.
Karena itulah, Qi Nian mencoba mengajaknya untuk mengikuti lomba pemilihan karya baru. Tapi Key Jiang perlu waktu untuk memikirkannya, soalnya dua hari yang lalu dia sudah mendaftarkan diri dalam pemilihan pendatang baru di kompetisi lainnya. Dia butuh waktu berpikir sekitar 3 harian lah.
Dia harus mempertimbangkannya dengan baik. Jika dia setuju, maka itu artinya, dia akan menjadi asisten tetapnya Qi Nian dan tidak akan bisa melakukan pekerjaan paruh waktu itu.
Memang itu yang Qi Nian inginkan. Yakin banget kalau Key Jiang pasti akan setuju dan mereka akan menjadi rekan kerja, Qi Nian jadi penasaran siapa nama asli Key Jiang. Key Jiang mengaku kalau sekarang ini dia memakain nama marga ibunya, jadi nama aslinya Pei Si Qi.
Qi Nian langsung antusias memanggilnya 'Qiqi' dengan sok akrab dan berjanji kalau dia pasti akan membantu mewujudkan impian Si Qi. Jelas-jelas Si Qi tersentuh, tapi dia terlalu gengsi mengakuinya dan cepat-cepat beralih topik ke ML-nya Qi Nian, apa pria itu masih sama saja? Oh tidak dong. Sebenarnya pria itu tidak begitu jahat, dia justru punya sisi lembut.
Keesokan harinya, Yan Xin terbangun karena suara-suara berisik dari dapur. Ternyata Qi Nian yang sibuk memasakkan sarapan dan kopi untuknya. Dia bisa langsung masuk rumah karena pintunya tidak dikunci.
Tapi kemudian Qi Nian malah mendapati tangannya Yan Xin terluka. Sebenarnya dia terluka gara-gara memperbaiki lampu jalan depan rumahnya yang mati biar Qi Nian tidak jatuh lagi, tapi dia terlalu gengsi untuk mengakui yang sebenarnya, jadi dia berbohong kalau dia terluka saat sedang membuat model kit.
Usai sarapan, Yan Xin memerintahkan Qi Nian untuk menyiram rerumputan di luar. Tapi tiba-tiba Qi Bao datang dan jadilah mereka main air dengan riang gembira. Yan Xin tersenyum lebar melihat pemandangan indah itu. Tapi saat Qi Nian berpaling padanya, dia langsung sok jaim pasang muka datar lagi.
Tiba-tiba tak sengaja Qi Nian menjatuhkan selang airnya. Tapi bukannya mematikannya, dia malah langsung lari dan berlindung di balik punggung Yan Xin dan akhirnya membuat Yan Xin basah kuyup lagi. Pfft!
Qi Nian jadi tak enak, maaf, dia hanya merasa aman berlindung di balik punggung Yan Xin. Tapi Yan Xin masih kesal dan tak mau dengar sanjungan apa pun.
Saat hendak berangkat kerja, Yan Xin langsung membelai sayang Qi Bao. Dia mengaku kalau sebenarnya dia bukan pencinta anjing. Hanya saja Qi Bao sudah lama dipelihara dalam keluarganya, jadi Qi Bao juga termasuk keluarganya, makanya dia sayang sama Qi Bao. Bisa dibilang, rasa sayangnya pada Qi Bao terjadi karena terbiasa.
Qi Nian agak kecewa mendengarnya, dia kira kalau Yan Xin benar-benar tulus menyanyangi Qi Bao. Masa iya cuma karena kebiasaan?
"Aku suka." Ujar Yan Xin penuh arti sambil menatap Qi Nian lalu membelai lembut kepalanya. "Perasaan yang bisa menjadi kebiasaan, sudah melampaui rasa suka."
Dia lalu mengembalikan segerombol kunci rumahnya Qi Nian yang dia temukan ketinggalan di sofa kemarin. Tapi kali ini ada yang beda, ada satu kunci tambahan yang ternyata kunci gerbang rumahnya Yan Xin. (Pfft! Dia sudah mulai membuka diri sama Qi Nian nih)
Bersambung ke episode 6
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam