Sinopsis Be With You Episode 4

Alih-alih kecewa atau memarahi Qi Nian, Yan Xin justru santai saja dengan fakta itu. Dia malah memberitahu Ji Qiu bahwa Qi Nian adalah pacarnya yang sudah disetujui oleh Kakek. Ji Qiu kaget dan tidak terima, atas dasar apa Qi Nian jadi pacarnya Yan Xin dan disetujui oleh Kakek juga? Memangnya apa keunggulan Qi Nian?

 

"Muncul di waktu yang tepat. Ingat! Hormati aku dengan mulai menghormati kakak iparmu." Tegas Yan Xin.


Sayangnya Qi Nian tidak tahu kalau Yan Xin sedang membelanya. Dia merasa sangat bersalah sehingga dia memutuskan pergi dan mengundurkan diri dari pekerjaannya dengan hanya meninggalkan surat perpisahan.

Dalam suratnya, dia setulus hati meminta maaf pada Yan Xin dan mengaku bahwa apa yang dikatakan sepupunya Yan Xin itu memang benar, dia memang bukan mahasiswa Chunming. Namun dia benar-benar ingin berada di sisi Yan Xin, mengira kalau dia bekerja dengan baik, dia akan bisa terus berada di sisi Yan Xin.

Semua ini kesalahannya sendiri. Karena itulah, Qi Nian memutuskan untuk mengundurkan diri. Setulus hati dia berterima kasih karena Yan Xin telah menjaganya selama ini.

"Terakhir dari yang terakhir, aku ingin ulangi sekali lagi. Aku benar-benar ingin berada di sisimu." Pungkas Qi Nian dalam suratnya.


Hujan turun deras saat Qi Nian keluar dari gedung. Tepat saat itu juga, Xin Xin menelepon untuk mengabarkan bahwa deadline pemilihan karya baru dimajukan jadi lusa, ditambah lagi, persyaratannya ditambah menjadi 3 bab. 

Maka Qi Nian pun bergegas pulang menerobos hujan, dan begitu sampai rumah, bukannya mengeringkan dirinya sendiri dulu, dia malah langsung bekerja sepanjang hari dan sepanjang malam.


Akibatnya, keesokan harinya dia mulai tidak enak badan. Kepalanya pusing hebat hingga dia pingsan. Key Jiang jadi khawatir setelah mengecek suhu tubuhnya yang sangat tinggi.

Dia berusaha membujuk Qi Nian untuk pergi ke rumah sakit, tapi Qi Nian keras kepala menolak, apalagi dia masih harus menyelesaikan sketsa komiknya sebelum sore ini. Prihatin, Key Jiang akhirnya berbaik hati menawarkan bantuannya untuk memperbagus sketsa gambarnya Qi Nian.


Berkat bantuan Key Jiang, Qi Nian berhasil menyelesaikan dua bab dengan lancar. Tinggal menyelesaikan satu bab lagi, maka dia akan bisa mengumpulkan karya terbarunya ini tepat waktu.

Begitu sibuknya dia sampai-sampai dia tidak tahu kalau Yan Xin meneleponnya. Tapi Qi Nian sebenarnya sudah meminta salah satu asisten lamanya Yan Xin untuk menggantikannya. Hari ini ada seminar, namun data presentasi yang ada di USB-nya tidak bisa dibuka, sedangkan file aslinya ada di Qi Nian. 


Untungnya Qi Nian akhirnya baru ingat HP-nya saat itu dan melihat begitu banyak misscall. Dia langsung menelepon si asisten yang panik luar biasa karena masalah ini.

Qi Nian tetap tenang memberi instruksi pada si asisten untuk mengubah urutan presentasi biar dia ada waktu untuk menyelesaikan masalah ini. Jadilah Qi Nian mengesampingkan sketsa gambar komiknya untuk mengorganisir file presentasinya Yan Xin.

Begitu selesai, dia ingin mengirimkan file-nya saja, tapi ternyata file-nya terlalu besar. Tidak ada waktu, presentasinya hampir dimulai. Qi Nian memutuskan mengirimnya sendiri ke kampus tanpa memedulikan kondisi kesehatannya ataupun komiknya.

Si asisten akhirnya bisa lega mendengar Qi Nian mau datang dengan membawa file-nya. Dia lalu menyerahkan buku catatannya Qi Nian pada Yan Xin yang didalamnya berisi berbagai gambar dan informasi arsitek-arsitek dan karya-karya mereka. 

Wah! Qi Nian benar-benar tekun dalam melakukan pekerjaannya biarpun ini bukan bidangnya. Bahkan si asisten pun kagum pada Qi Nian, makanya dia tidak mengerti kenapa Yan Xin melepaskannya begitu saja.

Saat akhirnya Qi Nian tiba tak lama kemudian, Yan Xin sudah menunggu di depan. Tapi Yan Xin memperhatikan wajah Qi Nian pucat dan jadi khawatir karenanya. Tapi Qi Nian bersikeras mengklaim kalau dia baik-baik saja dan mendesak Yan Xin untuk segera melakukan presentasinya.


Tapi keadaan Qi Nian benar-benar sudah parah saat itu, pandangannya sudah semakin mengabur hingga akhirnya dia pingsan. Untungnya Yan Xin belum pergi dan langsung membawanya ke rumah sakit.

Dia bahkan setia menunggui Qi Nian sampai Qi Nian sadar walaupun sikapnya pura-pura cuek seperti biasanya. Qi Nian yang cemas melihat Yan Xin ada di sini alih-alih di seminarnya. Yan Xin dengan cuek berkata kalau seminarnya sudah dibatalkan.

Dia beralasan kalau listrik di tempat acara padam, jadi seminarnya diundur. Qi Nian percaya dan jadi agak kecewa mendengarnya, padahal dia berharap Yan Xin ada di sini karena mengkhawatirkannya.

Padahal memang iya Yan Xin mengkhawatirkannya. Malah saat Yan Xin keluar, Qi Nian ditelepon si asisten yang memberitahunya bahwa tadi Yan Xin sangat khawatir dan panik waktu Qi Nian pingsan. Tadi itu pertama kalinya dia melihat Yan Xin begitu panik karena seseorang sampai melewatkan seminarnya.

Qi Nian jadi merasa bersalah pada Yan Xin, padahal Yan Xin bahkan tidak marah padanya tidak mennyalahkannya sama sekali. Semua ini hanya pilihan. Sama seperti Qi Nian yang lebih memilih datang mengantarkan USB untuknya alih-alih istirahat di rumah, Yan Xin pun lebih memilih membawa Qi Nian ke rumah sakit alih-alih melakukan seminarnya.

"Jadi kau tidak perlu meminta maaf." Ujar Yan Xin sambil membelai lembut rambut Qi Nian.

 

Qi Nian keluar rumah sakit tak lama kemudian, tapi dia tidak konsen sampai-sampai dia tidak melihat Yan Xin berhenti berjalan dan akhirnya menubruk punggung Qi Nian. Yan Xin menyuruhnya untuk istirahat saja di rumah selama 2 hari ke depan dan tidak perlu mengkhawatirkan masalah kampus.

Qi Nian jadi semakin terpesona pada pria yang keras di luar namun lembut di dalam itu. Jantungnya terasa berdebar kencang lagi, tapi tetap saja dia masih belum mengerti mengapa... sampai saat dia melihat sebuah poster anime atas karya seorang komikus bernama Lu Qing Wu, kalimat di bawah poster itulah yang menarik perhatiannya 'Jantung berdebar adalah awal dari rasa suka'. 


Qi Nian jadi teringat ucapan Key Jiang bahwa jika dia ingin menulis cerita yang bagus, maka dia harus menyukai ML-nya. Qi Nian langsung menutup mata dan memikirkan apa yang paling disukainya, dan kali ini yang muncul dalam benaknya adalah Yan Xin.Qi Nian melamun terus sampai dia tidak sadar bisnya sudah datang. Yan Xin sampai harus menyeretnya masuk bis. 

Bisnya penuh, jadi mereka hanya bisa berdiri. Tiba-tiba Qi Nian oleng dan Yan Xin sigap melindunginya dalam pelukannya. Seketika itu pula Qi Nian akhirnya sadar kalau dia benar-benar menyukai Yan Xin dan seketika itu pula tanpa ragu dia dengan lantang menyatakan cintanya pada Yan Xin di hadapan semua orang di bis dan bertanya apakah dia boleh mengejar Yan Xin.

Kontan saja semua penumpang pada heboh. Mereka tidak sadar kalau Li Yue juga ada di bis itu dan langsung gercep mengirimkan chat tentang apa yang dia saksikan itu pada para rekannya di kantor.

"Kau serius?" Tanya Yan Xin.

"Apa aku tidak terlihat serius? Apa karena sebelumnya aku sudah mengatakannya berkali-kali? Kalau begitu lupakan yang sebelumnya. Kalau kau ingin cara langsung, maka aku akan..."

"Tidak perlu. Aku tidak pandai menangani masalah seperti ini. Aku turun di halte berikutnya, tidak ada waktu untuk membahas hal ini denganmu."

Tapi supir bis malah dengan senang hati memberitahu mereka bahwa pemberhentian berikutnya masih 20 menit lagi, jadi mereka masih punya banyak waktu untuk menyatakan cinta. Pfft!

Tak nyaman dengan tatapan semua orang, Yan Xin langsung menyeret Qi Nian ke bagian belakang dan tanya sejak kapan Qi Nian mulai benar-benar serius menyukainya.

"Barusan." Jawab Qi Nian.

"Belum limat menit. Menurutmu kenapa aku harus membalas perasaanmu yang tiba-tiba?"

"Jika kau merasa tidak pantas, aku bisa menyukaimu lebih lama lagi. Atau kau bisa memberitahuku setelah menurutmu aku sudah cukup layak."

"Aku bisa memberitahumu sekarang. Aku tidak tertarik dengan cinta. Paham?"

"Paham. Lagipula aku tidak berencana langsung mendapatkanmu. Bagaimana jika aku mulai dari awal, diam-diam mengejarmu? Aku janji tidak akan menganggu kehidupanmu. Sumpah!"


Tapi Yan Xin diam saja. Para penonton jadi bingung, jadi cowoknya nih setuju atau tidak sih? Tiba-tiba bis berguncang dan membuat ponselnya Qi Nian terjatuh, Yan Xin sigap memungutnya lalu memasukkannya ke saku celananya Qi Nian.

Tapi dia tetap belum memberi jawaban pada Qi Nian. Tepat saat itu juga, bis berhenti di halte dan Yan Xin pun turun di sana. Jelas saja Qi Nian langsung menuntut jawaban. Dan Yan Xin cuma menjawab. "Terserah." (Ow, terserah itu biasanya artinya setuju cuma gengsi)

Tak lama setelah itu, Xin Xin menelepon sambil marah-marah menyuruhnya untuk segera datang ke kantor. Qi Nian pun pergi ke sana dengan pasrah, mengira dirinya dalam masalah karena sekarang sudah lewat deadline.

Namun yang tak disangkanya, Xin Xin malah berkata kalau Qi Nian sudah mengumpukkan karyanya satu jam sebelum deadline tadi. Qi Nian langsung tahu kalau Key Jiang-lah yang membantu menyelesaikan bab tiganya dan mengirimnya tepat waktu. 

Tapi Xin Xin tidak tahu dan mengira Qi Nian sendiri yang mengumpulkannya. Dia marah-marah di telepon tadi cuma karena Qi Nian susah sekali dihubungi padahal dia mau ngasih tahu kalau karyanya Qi Nian berhasil terpilih.

Lagi-lagi, ada pertemuan para penggemar komik di cafe tempat kerjanya Key Jiang. Dia bukan cuma pintar menggambar kartun di kertas atau di komputer, tapi juga pintar menggambar kartun di atas kopi.

Komik kesukaannya adalah komik 'Di Ujung Awan' yang merupakan karya debut komikus Lu Qing Wu. Karena itulah, kali ini dia menggambar karakter komik itu di kopi yang dia sajikan untuk seorang pelanggan wanita.

Namun si pelanggan wanita yang pakai masker itu entah kenapa malah langsung sinis tak senang dengan gambar itu dan terang-terangan mencibir komik itu. Dia bahkan menyuruh Key Jiang untuk mengganti gambarnya dengan gambar kartun komik terbarunya Lu Qing Wu.

Terang saja Key Jiang tidak terima komik kesukaannya dihina-hina, dia justru benci sama komik terbarunya Lu Qing Wu. Dia benci segala hal tentang Lu Qing Wu dan komik terbarunya Lu Qing Wu itu. 

Walaupun dia menyukai karya debutnya Lu Qing Wu, tapi ada satu hal yang membuat Key Jiang sangat kecewa pada Lu Qing Wu. Yaitu karena Lu Qing Wu melupakan karya debutnya 'Di Ujung Awan' setelah dia terkenal, bahkan menghina karya debutnya itu. Key Jiang tidak suka dengan orang yang melupakan asalnya.

Yang tidak Key Jiang ketahui, si pelanggan wanita itu sebenarnya Lu Qing Wu. Ada satu penggemar yang mengenalinya dan langsung antusias menunjukkan komik buatannya sendiri. Dia bahkan mengklaim kalau komiknya itu sudah terjual ratusan copy. 

Tapi setelah membacanya, Qing Wu langsung blak-blakan menghinanya dengan kasar. Memang sih komiknya tidak bagus, gambarnya juga amatiran, tapi tetap saja cara kritiknya Qing Wu terlalu kasar.

Key Jiang tidak suka dengan sikapnya itu dan langsung menyuruhnya untuk minta maaf. Kesal, Qing Wu akhirnya membuka maskernya dan menunjukkan dirinya dengan angkuhnya, sebelum kemudian menghina mereka semua lalu pergi. Key Jiang kesal banget sama si wanita sombong itu.

 

Xin Xin bisa melihat kalau gambarnya Qi Nian kali ini lebih halus, makanya dia langsung bisa menduga kalau Qi Nian punya orang yang membantunya menggambar dan langsung memerintahkan Qi Nian untuk menjadikan orang itu sebagai asisten tegaknya. Tapi Qi Nian tak yakin kalau Key Jiang bakalan mau. 

Tak sengaja saat Xin Xin mau mengambil tisu yang ada di saku celananya Qi Nian, dia menemukan sebuah kartu nama Ji Yan Xin dari kantor arsitektur Yiyan. (Tuh kan, Yan Xin cuma gengsi, aslinya mau)

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments