Qi Nian punya dua jawaban. Pertama, dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Yan Xin, makanya dia ingin selalu berada di sisi Yan Xin dan mengawasi Yan Xin. Jawaban kedua, dia membutuhkan Yan Xin untuk sesuatu.
Tapi jawaban-jawaban yang terdengar konyol itu malah membuat Yan Xin jadi tambah curiga kalau Qi Nian punya niatan buruk, mengira segala hal yang terjadi sejak pertemuan pertama mereka waktu itu disengaja oleh Qi Nian. Dia bahkan memutuskan kalau Qi Nian gagal dan akan dipecat.
Qi Nian tidak terima dan langsung memojokkan Yan Xin sambil menegaskan bahwa segala hal yang terjadi di antara mereka sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. Dia mencuci otak semua orang di kampus karena Yan Xin yang memaksanya, Yan Xin tersiram itu bukan salahnya, dan kejadian di taman terjadi karena anjingnya Yan Xin.
Tiba-tiba dia tersandung sehingga dia oleng ke dada Yan Xin... tepat saat Kakeknya Yan Xin mendadak muncul dan langsung salah paham melihat pemandangan itu, mengira cucunya pacaran sama murid.
Qi Nian buru-buru menyangkal, err... maksudnya menyangkal bagian dirinya adalah murid. Dia sudah cukup umur untuk terjun ke masyarakat kok. Kakek langsung antusias mencocokkan segala hal tentang mereka.
Yan Xin gregetan banget, untuk apa sebenarnya kakek datang kemari? Kakek mengaku bahwa ia datang untuk menyuruh Yan Xin kencan buta lagi, Yan Xin sontak menolak dengan cara memanfaatkan Qi Nian dan berbohong menyatakan dirinya sudah punya pacar, dan langsung saja menunjuk Qi Nian sebagai pacarnya. Pfft!
Kakek tak percaya, kalau mereka benar pacaran, maka seharusnya Qi Nian tahu nama gadis ini. Coba sebutkan siapa namanya? Qi Nian langsung sumringah memancing Qi Nian untuk menyebut namanya, dia pasti tahu nama pacarnya sendiri kan?
Terdesak, Yan Xin akhirnya, mau tak mau, terpaksa menyebutkan nama Qi Nian, dia bahkan tahu makna nama Qi Nian. Wah! Qi Nian senang banget dan langsung melompat-lompat kegirangan mau memeluknya, tapi Yan Xin sigap menghadangnya.
Pokoknya dia menegaskan kalau Qi Nian adalah pacarnya. Qi Nian langsung mengiyakannya, dan meyakinkan Kakek untuk tidak khawatir, dia pasti akan bertanggung jawab penuh terhadap Yan Xin. Pfft!
Kakek akhirnya percaya dan memutuskan untuk tidak membahas kencan buta lagi. Tapi jika mereka putus, maka Kakek pasti akan bikin perkara lagi.
Tapi berhubung dia tidak punya pengalaman pacaran, Qi Nian jadi tidak punya inspirasi untuk kelanjutan kisah komiknya. Dia mencoba meminta saran teman-temannya tentang pacaran, tapi tetap saja dia tidak mengerti dan akhirnya memutuskan untuk membuat ceritanya asal-asalan yang cuma menceritakan FL-nya menguntit ML-nya, tidak ada romantis-romantisnya sama sekali yang jelas saja langsung diprotes sama Xin Xin.
Memutuskan kalau Qi Nian perlu belajar tentang hati remaja biar dia bisa membuat komik shoujo yang baik dan benar, Xin Xin pun menyuruh Qi Nian untuk pergi ke acara pertemuan para penggemar komik shoujo.
Di sana, dia bertemu dengan beberapa wanita penggemar komik shoujo sejati dan seorang pecinta komik pria muda bernama Key Jiang (bukan nama sebenarnya). Usianya masih tampak sangat muda dan polos. Yah, biarpun pria, namun Key Jiang juga penggemar komik shoujo, bahkan bisa dibilang, Key Jiang tuh master (yang levelnya di atas ahli) komik shoujo.
Malah saat Qi Nian mengaku bahwa dia sama sekali tidak mengerti apa yang sebenarnya yang menarik dari komik shoujo, Key Jiang langsung marah-marah tidak terima karena Qi Nian bahkan tidak menyukai komik shoujo tapi memaksakan diri menggambarnya, dan dia sangat yakin kalau itu pasti hanya demi uang. Ada banyak pekerjaan lain, kenapa harus melakukan sesuatu yang tidak sukai?
Key Jiang mengaku bahwa dia sudah menyukai komik shoujo sejak dia masih SD, dia bahkan berani menentang keluarganya dan keluar dari rumah demi menggapai impiannya sebagai komikus. Dan bahkan sekalipun dia sudah berusaha begitu keras, dia belum bisa menyentuh ujung pekerjaan ini.
Jika Qi Nian bahkan tidak menyukai komik remaja, Key Jiang menyarankan Qi Nian untuk menyerah saja dan lepaskan pekerjaan yang tidak disukainya ini. Komikus yang tidak memiliki hati remaja adalah malapetaka bagi pembaca. Jika Qi Nian tidak punya bakat, maka sebaiknya dia menyerah.
Qi Nian sedih mendengarnya dan langsung pergi. Dan baru saat itulah Key Jiang menyadari kata-katanya terlalu kasar dan jadi merasa bersalah karenanya.
Setelah mendengarkan kata-kata kejam Key Jiang, sekarang Qi Nian juga harus menyaksikan betapa kejamnya Yan Xin terhadap para mahasiswanya dengan menghancurkan miniatur bangunan mereka karena beberapa kesalahan yang mereka lakukan dalam desain bangunan mereka, dia bahkan terang-terangan mengejek dan mengatai mereka tidak punya bakat.
Kata-kata terakhirnya itu kontan mengingatkan Qi Nian pada kata-katanya Key Jiang tadi. Qi Nian sungguh tidak mengerti, apakah bakat itu begitu penting? Apakah usaha tanpa bakat itu sungguh tidak ada artinya? Apakah dunia ini hanya akan memberikan hadiah untuk orang-orang jenius?
"Kalau tidak punya bakat, maka harus berusaha." Ujar Yan Xin.
Apa yang dia lakukan pada para mahasiswanya itu ada alasannya. Mereka melewati langkah dasar dan ingin langsung naik ke tempat yang tinggi. Orang-orang yang berbakat itu memang ada. Namun orang-orang yang bisa tersenyum sampai akhir pastilah orang-orang yang berusaha keras. Jika tidak punya bakat, maka harus berusaha. Qi Nian termenung memikirkan kata-kata Yan Xin itu.
Pulang kerja, Qi Nian mampir ke supermarket untuk membeli mie kesukaannya, mie rasa tahu busuk. Mie-nya cuma tinggal satu, di rak paling atas. Tapi saat dia hendak mengambilnya, mendadak ada orang lain yang juga mau mengambilnya, dan orang itu ternyata Key Jiang.
Sontak saja kedua orang itu rebutan heboh, tak ada yang mau mengalah karena keduanya sama-sama menyukai mie rasa aneh. Tapi saat Qi Nian menyinggung kata-kata kejam Key Jiang tadi siang, Key Jiang seketika merasa bersalah dan akhirnya mengalah.
Dalam perjalanan pulang, Key Jiang akhirnya meminta maaf setulus hati pada Qi Nian. Tapi Qi Nian masih kesal dan menanggapi maafnya dengan sinis. Key Jiang jadi kesal juga mendapat tanggapan seperti itu.
Mereka pun berpisah gang... tapi malah ketemu lagi di ujung gang, karena ternyata, Key Jiang tinggal di rumah kontrakan yang sama dengan Qi Nian. What? Jadi dia teman serumah barunya Qi Nian? Dia pemilik semua boneka di rumah ini dan dia cowok?
Wah! Key Jiang tersinggung, memangnya cowok tidak boleh punya banyak boneka? Lagian Qi Nian juga aneh, masa cewek pakai kaos kaki cowok?
"Kupikir teman serumahku adalah seorang gadis cantik yang baik." Sinis Qi Nian.
"Kupikir teman serumahku adalah seorang pria IT yang cerdas." Balas Key Jiang.
Tapi yah berhubung mereka sudah jadi teman serumah dan keduanya sama-sama tak punya cukup uang untuk pindah kontrakan, akhirnya tak ada yang bisa mereka lakukan selain saling menerima.
Qi Nian mulai memasak mie-nya dan dia melihat Key Jiang tampaknya kepingin banget sama mie itu. Akhirnya dia berbaik hati membagi mie-nya. Dia bahkan meminta bantuan Key Jiang untuk memberi kritik dan saran tentang cerita komik terbarunya.
Key Jiang awalnya ogah, tapi akhirnya dia mau juga membacanya dan komentarnya sama seperti Xin Xin. Dari cerita komik itu, Key Jiang bisa melihat dengan jelas kalau Qi Nian tidak punya pengalaman dalam pacaran.
Karena itulah, dia menyarankan agar Qi Nian mendalami ceritanya. Tempatkan dirinya sebagai FL-nya, kejar dan cintai ML-nya secara nyata, maka dia akan bisa menulis cerita yang bagus. Cintai ML-nya dengan sepenuh hati, maka pembaca pun akan bisa mendalami ceritanya.
Maka keesokan harinya, Qi Nian pun mulai mengikuti sarannya Key Jiang dengan berdandan cantik dan feminin untuk menggoda Yan Xin, bahkan dengan cara lebay menjatuhkan dirinya sendiri, berharap Yan Xin akan membantunya berdiri. Tapi yah, seperti biasanya, Yan Xin cuek bebek mengabaikannya. Yan Xin bahkan melangkahinya alih-alih membantunya berdiri.
Pantang menyerah, Qi Nian langsung blak-blakan menyatakan cinta, tapi Yan Xin malah menoyor kepalanya dan menyuruhnya menjauh dari hadapannya. Yan Xin bahkan mengetesnya dengan menyuruhnya untuk tutup mata dan memikirkan sesuatu yang paling disukainya.
Dan begitu Qi Nian menurutinya, dia malah menjawab ayam goreng. Bahkan saat Yan Xin tanya Qi Nian mau ikut dia ke perpus atau membeli ayam goreng, Qi Nian malah bimbang. Jelas reaksinya itu menunjukkan kalau Qi Nian sebenarnya tidak begitu menyukainya.
"Karena rasa sukamu (padaku) bukan nomor satu, jadi jangan sembarangan diucapkan." Tegas Yan Xin lalu pergi.
Bukan Qi Nian namanya kalau menyerah semudah itu. Key Jiang punya trik lain untuknya, membuat pangerannya meng-kabedon-nya. Maka Qi Nian pun mencoba menempatkan dirinya di antara Yan Xin dan rak buku, tapi bukannya meng-kabedon-nya, Yan Xin malah menghindarinya.
Gregetan, akhirnya Qi Nian sendiri yang meng-kabedon Yan Xin. Tapi bukan pakai tangan, melainkan pakai kaki. Wkwkwk! Tapi bukannya jadi romantis, kakinya malah jadi kram. Parahnya lagi, saat Yan Xin menunduk dan berniat mau menolongnya, Qi Nian mendadak mengangkat kepalanya dan DUG! kepalanya menghantam dagu Yan Xin. Wkwkwk!
Mencoba trik lain, kali ini Qi Nian bergaya sok lemah lembut meminta Yan Xin untuk mengambilkan buku di rak atas. Tapi Yan Xin malah menanggapinya dengan hanya memberikan bangku buat pijakan. Pfft!
Sebenarnya masih ada satu trik lagi, yaitu membuat Yan Xin menggendongnya. Tapi sudahlah, Qi Nian tidak mau repot-repot mencobanya kali ini. Si cowok dingin dan kaku itu sudah pasti tidak akan melakukannya.
Apalagi kemudian Yan Xin langsung menyodorkan setumpuk buku padanya dan memerintahkannya untuk menyerahkan semua buku itu pada profesor lain. Tapi sebenarnya Yan Xin cukup perhatian juga dengan memberikan kartu kantinnya pada Qi Nian (yang dia selipkan di bibir Qi Nian) dan menyuruh Qi Nian untuk membeli ayam goreng kesukaannya sebelum pulang nanti.
Sayangnya Qi Nian tidak menganggap itu sebagai perhatian, yakin banget kalau Yan Xin melakukan ini cuma karena Yan Xin menganggapnya sebagai peliharaan.
Dalam perjalanan keluar sambil ngemil ayam pok pok, Qi Nian mendadak dikepung sekumpulan wanita mantan asistennya Yan Xin yang membentuk perkumpulan fan club-nya Yan Xin.
Mereka tidak terima karena Qi Nian menjadi asisten tetapnya Yan Xin padahal mereka saja tidak pernah lebih dari seminggu. Karena itulah, mereka menuntut Qi Nian untuk meninggalkan Yan Xin atau mereka tidak akan sungkan sama dia.
Bukannya takut, Qi Nian malah ambil tongkat, bersiap mau tawuran sama mereka. Wkwkwk! Eh malah mereka sendiri yang jadi takut sama Qi Nian. Eh ujung-ujungnya mereka malah berubah haluan dan mulai menggosip tentang berbagai pengalaman buruk mereka selama menjadi asistennya Yan Xin sambil ngemil ayam pok pok yang dibagikan Qi Nian.
Tapi biarpun begitu, mereka tetap nge-fans sama dia karena ketampanan dan pesonanya. Mereka bahkan langsung heboh saat Qi Nian menunjukkan gambar kartunnya Yan Xin.
Tapi ada satu informasi yang paling menarik perhatian Qi Nian, yaitu kabarnya, Yan Xin punya mantan yang sangat cantik. Mereka yakin banget kalau Yan Xin sering menolak kencan buta dan menikah adalah karena masih sangat menyukai si mantan cantik itu. Informasi itu kontan membuat Qi Nian agak sedih.
Yan Xin tak sengaja mendengar beberapa mahasiswa bergosip tentang asistennya yang dikepung para wanita. Dia jadi khawatir dan langsung pergi ke sana. Tapi sesampainya di sana, dia malah melihat para wanita itu bergaul akrab sambil heboh menggosipkannya, mereka bahkan berencana untuk bikin aksesoris dari gambar kartunnya yang digambar Qi Nian.
Yan Xin antara lega tapi gregetan juga dan langsung mengonfrontasi Qi Nian. Tapi sebenarnya dia tidak marah kok, malah perhatian menanyakan apakah Qi Nian sudah memakan ayam gorengnya.
Qi Nian mengiyakannya dengan lesu, dia juga sudah membagi-bagikannya, soalnya sekarang dia sudah tidak suka ayam goreng. Sebenarnya sih alasan yang sebenarnya karena dia tidak terlalu nafsu makan gara-gara informasi tentang mantannya Yan Xin tadi.
Yan Xin tersenyum tipis mendengar Qi Nian tidak suka ayam goreng lagi sekarang. "Disukai anak kecil memang tidak bisa diandalkan."
"Aku bukan anak kecil!"
Tepat saat itu juga, Ji Qiu mendadak muncul dan langsung membongkar kebohongan Qi Nian. "Kakak Sepupu, apa kau tahu? Asisten profesor di sampingmu ini palsu. Dia bukan mahasiswa Chunming. Dia pembohong."
Bersambung ke episode 4
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam