Sinopsis Be With You Episode 1

Qi Nian adalah seorang komikus yang karena kurang pengalaman dalam percintaan, cerita romansa komiknya pun jadi ngawur. Waktu ML dalam komiknya menyatakan cinta pada FL, si FL malah menjawabnya dengan membanting si ML. Wkwkwk! 

Bahkan di bab berikutnya, dia malah menceritakan kedua kekasih dalam komiknya saling bergulat dan bukannya kencan romantis atau semacamnya. Dia juga hobi banget membuat ML-nya punya badan berotot.

Terang saja begitu di-publish, para netizen langsung heboh mengolok-olok cerita anehnya itu. Gara-gara itu, perusahaan komiknya mengancamnya untuk membuat cerita lain yang lebih bagus dan benar, atau dia akan dipecat. Yang jadi masalah, dia benar-benar tidak tahu cerita yang romantis itu harus bagaimana. Dia bahkan tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta.

Editor-nya, Zhou Xin Xin, penasaran apakah Qi Nian belum pernah merasakan jantung berdebar. Tapi Qi Nian dengan polosnya menjawab kalau dia cuma tahu tentang serangan jantung tapi tidak tahu tentang jantung berdebar. 

Frustasi, Xin Xin menyuruhnya untuk mencari tahu sendiri saja tentang bagaimana rasanya jatuh cinta. Terserah dengan cara apa pun juga. Pokoknya besok sore, Qi Nian sudah harus bisa memberinya karya baru yang lebih benar. Jika tidak, maka dia akan dipecat, ini kesempatan terakhirnya Qi Nian.

Qi Nian akhirnya cuma bisa menggambar jantung di taman. Dia benar-benar bingung, jantung berdebar kencang kan bisa karena apa saja, bisa karena kebanyakan minum kopi atau karena berolahraga. Apa hubungannya sama dia? Lagipula, Qi Nian merasa kalau dia benar-benar bertemu dengan orang yang dia sukai, pasti akan sangat merepotkan.

Tepat saat dia sedang makan dendeng, tiba-tiba muncul seekor anjing yang menginginkan dendengnya. Jelas dia bukan anjing liar karena dia punya kalung anjing, dari kalung itulah, Qi Nian mengetahui nama anjing itu adalah Qi Bao. 

Mereka punya nama marga yang sama, Qi Nian dengan antusias memutuskan kalau mereka satu keluarga. Tapi sepertinya dia terpisah dari orang tuanya, Qi Nian pun memutuskan untuk mencari orang tuanya dan mengantarkan Qi Bao pulang.

Tiba-tiba alat komunikasi di kalungnya Qi Bao berbunyi, dan seketika itu pula Qi Bao langsung lari penuh semangat yang otomatis membuat Qi Nian ikut terseret bersamanya... Hingga mereka tiba di depan seorang pria tampan yang merupakan papanya Qi Bao, dan Qi Nian langsung kesengsem. Pria itu tiba-tiba mengulurkan tangan pada Qi Nian sambil mengucap terima kasih.

Maksudnya sih cuma menginginkan tali anjingnya, tapi Qi Nian tidak paham, malah menjabat tangannya. Qi Nian dengan antusias menanyakan segala hal tentang Qi Bao, tapi jelas dia menanyakan semua itu hanya karena ketertarikannya pada papanya Qi Bao. 

Tiba-tiba ada kupu-kupu terbang di depan mata Qi Bao yang kontan saja membuat Qi Bao lari mengejar si kupu-kupu yang otomatis membuat papanya terdorong tepat ke arah Qi Nian sehingga dia terjatuh menimpa Qi Nian. 

Lalu tiba-tiba saja Qi Bao melompati mereka yang kontan membuat muka papanya tak sengaja terdorong ke wajah Qi Nian sehingga mereka tak sengaja berciuman. Pfft!

Canggung, papanya Qi Bao langsung beranjak bangkit, tapi Qi Nian masih shock terbaring di lantai. Karena berkat insiden barusan, akhirnya dia bisa merasakan jantungnya berdebar kencang. Tapi Qi Nian masih belum mengerti kenapa jantungnya berdebar. Apa mungkin dia punya penyakit jantung bawaan yang baru ketahuan sekarang berkat ciuman barusan?

Tapi tak pelak kejadian ini membuat Qi Nian semakin tertarik pada papanya Qi Bao sehingga dia langsung blak-blakan meminta nomor kontaknya. Tiba-tiba dia ditelepon Xin Xin yang mendesaknya untuk segera balik ke kantor karena batas waktu mengumpulkan karya baru ternyata hari ini sebelum jam 5 sore. Jadi Qi Nian cuma punya waktu satu jam saja.

Gawat! Tapi sebelum pergi, Qi Nian meminta tuannya Qi Bao untuk menunggunya di sini. Dia tahu kalau permintaannya ini aneh, tapi ini sangat penting... tapi kalau dia tidak mau juga tidak apa-apa sih. (Pfft! Jadinya maunya gimana?)

Menyadari ucapannya membingungkan, Qi Nian minta maaf lalu buru-buru pergi. Kejadian tadi membuat Qi Nian punya inspirasi untuk karya barunya. Dia menggambar pertemuannya dengan papanya Qi Bao tadi, percaya diri kalau karyanya kali ini pasti akan lolos dan laris manis. 

Dan benar saja, Xin Xin langsung terkagum-kagum begitu melihat sketsanya. Saking herannya, Xin Xin sampai penasaran apa yang membuat Qi Nian mendapat dorongan besar untuk membuat perubahan sebesar ini? 

Qi Nian sontak teringat akan pertemuan manis tadi, dia memang mendapat dorongan besar dari serangan jantung, err... maksudnya debaran jantung. Semua yang dia gambarkan di komik ini, baik prianya, maupun ciumannya, benar-benar terjadi barusan. Malah prianya jauh lebih tampan aslinya daripada gambar ini. Mendengar itu, Xin Xin langsung semangat menyuruh Qi Nian pergi menemui pria itu. Baru ingat, Xin Xin pun bergegas pergi. 

Tapi sayangnya, tidak ada siapa-siapa di sana. Qi Nian mengira kalau pria itu memang tidak mungkin menunggunya. 


Yang tidak dia ketahui, Qi Bao dan papanya sebenarnya benar-benar menunggu tadi. Tapi kemudian pria itu mendapat telepon yang menyuruhnya untuk balik ke kantor. Akhirnya dia cuma meninggalkan pesan berisi nomor teleponnya dan namanya, Ji Yan Xin, lalu menempelkan pesannya di bangku lalu pergi. Sayangnya, tak lama setelah mereka pergi, angin berhembus kencang dan pesan itu pun terbang tertiup angin.

Yah, begitulah, akhirnya mereka tidak bisa bertemu lagi. Tapi Qi Nian sungguh-sungguh berharap akan bisa bertemu lagi dengan pria itu. Apalagi Xin Xin juga mendesaknya untuk menemukan pria itu dengan cara apapun. Semoga saja pria itu ada di kota ini.

Pria itu, Ji Yan Xin, adalah seorang direktur perusahaan arsitektur dan kejadian tadi sore sebenarnya juga meninggalkan kesan yang cukup dalam baginya. Dari obrolannya dengan temannya, Yan Xin sepertinya didesak oleh kakeknya untuk menikah, tapi Yan Xin cuek bebek. 

Tapi tanpa menyebutkan detil spesifiknya, dia memberitahu temannya itu bahwa tadi sore dia bertemu dengan seorang wanita dan mereka cukup dekat sampai bersentuhan dan berciuman.

Malam itu, Qi Nian menceritakan kejadian tadi pada kedua temannya, Liu Xia dan Li Yue. Awalnya mereka tak percaya, mengira Qi Nian cuma mengkhayal soalnya selama ini mereka tak pernah melihat Qi Nian jatuh cinta, apalagi pacaran. Tapi Qi Nian meyakinkan kalau kejadian tadi nyata adanya, dia sendiri juga masih tak percaya kalau dia bisa punya perasaan terhadap pria asing.

"Kurasa aku sudah gila. Jadi, cepat suruh orang siram aku biar aku sadar!" Canda Qi Nian... dan BYUR! Seseorang benar-benar menyiramnya dari atas. Wkwkwk!

Jelas saja Qi Nian jadi kesal. Tapi itu sebenarnya tak disengaja, wanita yang menyiramnya itu lagi mabuk dan temannya buru-buru turun untuk meminta maaf pada Qi Nian dan menjelaskan kalau wanita ini mabuk karena sedang patah hati, cintanya ditolak sama pria idamannya. Liu Xia melihat kedua wanita itu memakai kaos seragam Universitas Chunming, jurusan arsitektur. 

Liu Xia langsung bisa menduga siapa orang yang menyebabkan wanita itu patah hati. Yaitu, Profesor Ji. Dosen tamu muda nan tampan di universitasnya. Dia sering diundang menjadi dosen tamu setiap kali penerimaan mahasiswa baru, dan setiap kali, selalu membuat para mahasiswi menggila. Sayangnya, sikapnya sangat dingin dan tak bisa bersosialisasi. Tidak pernah mengingat nama murid-muridnya, yang dia ingat cuma nomor mahasiswa mereka. Dia juga tidak pernah mau bicara sama mahasiswa. 

Liu Xia tahu banyak tentang orang itu karena sekarang ini dia sedang membantu orang itu untuk mencari asisten profesor baru. Yang jadi masalah, susah sekali mencari asisten baru untuk orang itu karena orang itu tidak menyukai siapa pun. Hadeh!

Li Yue langsung ikut nimbrung menceritakan bosnya yang perangainya juga sama persis dengan profesor itu, sangat dingin dan nyebelin banget kalau ngomong. Tapi, dia seorang arsitek yang sangat berprestasi di usianya yang masih tergolong muda, dan wajahnya juga sangat tampan.

Qi Nian tiba-tiba punya ide bagus untuk mencari pria tadi. Yaitu membuat pengumuman anjing hilang dan mempostingnya di internet. Pfft! Dia pura-pura mengklaim kalau Qi Bao adalah anjingnya yang hilang sore tadi. Tak butuh waktu lama, dia mendapat petunjuk dari salah satu netizen yang mengaku pernah melihat anjing itu di Universitas Chunming.

Maka keesokan harinya, Qi Nian pun pergi ke Universitas Chunming, tapi tentu saja tak mudah mencari orang di universitas seluas itu. Dia mencoba tanya-tanya pada seorang gadis tanpa tahu kalau gadis itu seorang penguntit yang sedang memotreti seseorang secara diam-diam. 

Gadis itu langsung tahu siapa orang yang dicari Qi Nian, mengira kalau Qi Nian pastilah salah satu penggemar orang yang dicarinya itu dan ingin membeli foto darinya. Tiba-tiba terdengar suara beberapa satpam yang sedang mengejar si gadis penguntit. 

Panik, gadis itu diam-diam menyelipkan kartu memori kameranya ke dalam tasnya Qi Nian sambil memberi Qi Nian informasi tentang keberadaan orang yang dicarinya itu dan menyuruh Qi Nian untuk duduk di bangku paling depan.

Menuruti arahan gadis itu, Qi Nian pun duduk di sebuah kelas bersama Liu Xia, dan tak lama kemudian, akhirnya muncullah pria yang dicari-carinya itu, Profesor Ji Yan Xin. Yups, dialah profesor dingin yang dibicarakan Liu Xia, dia pula bos dingin yang dibicarakan Li Yue semalam. Yan Xin langsung mengenali Qi Nian, namun dia sengaja mengabaikannya. 

Setelah melihat kelasnya penuh, Yan Xin memutuskan kalau semua mahasiswanya sudah hadir tanpa mengabsen mereka satu per satu. Dia jadi tidak tahu kalau Qi Nian sebenarnya bukan muridnya. Tapi tidak masalah juga sih, yang hadir di kelas itu memang ada yang bukan mahasiswa kok.

Seperti yang pernah Liu Xia bilang, kelasnya Yan Xin memang selalu penuh sesak, bahkan sampai ada tang tidak kebagian bangku, tapi kebanyakan yang hadir adalah para mahasiswi penggemarnya Yan Xin. Bahkan kebanyakan dari mereka sengaja mengulang kelas hanya biar bisa melihat wajah tampan Yan Xin. Sampai bibi cleaning service pun ikut kelas gara-gara naksir Yan Xin.

Para mahasiswi itu jadi makin heboh saat Yan Xin mengeluarkan sebuah kotak. Sekilas itu cuma seperti kotak biasa, tapi sebenarnya kotak itu disusun dengan struktur Tenon Mortise (teknik menyambung kayu yang biasanya digunakan dalam produk mebel atau konstruksi bangunan), dan selama ini tidak ada seorang pun selain Yan Xin yang mampu membuka kotak itu.

Bukannya mendengarkan ajarannya Yan Xin, Qi Nian malah menggambar sketsa dan akhirnya ketahuan sama Yan Xin. Tepat saat itu juga, bel berbunyi, kelas usai. Yan Xin mengizinkan para muridnya untuk mencoba membuka kotak Tenon Mortise-nya. Siapapun yang bisa membukanya, Yan Xin berjanji akan memenuhi satu permintaan orang tersebut. 

Khusus Qi Nian, Yan Xin menyuruhnya untuk tetap di kelas dan menunggunya, sementara dia sendiri pergi sebentar untuk menemui rektor. Saat Yan Xin kembali tak lama kemudian, dia malah terkejut melihat Qi Nian dengan mudahnya berhasil membuka kotak itu.

Bersambung ke episode 2     

Post a Comment

0 Comments