Sinopsis Be With You Episode 2

Tercengang melihat Qi Nian bisa membuka kotak Tenon Mortise-nya, Yan Xin langsung membawa Qi Nian ke kantornya dan mendapati bukunya Qi Nian dipenuhi gambar-gambar kartun, termasuk gambar dirinya, dan bukannya catatan pelajaran. Canggung, Qi Nian meyakinkan kalau dia sama sekali tidak ada niat aneh-aneh kok.

Tapi kemudian dia menemukan kartu memori yang isinya adalah foto-foto candid-nya Yan Xin yang jelas saja membuat Yan Xin jadi tambah curiga padanya. Tapi Qi Nian meyakinkan kalau kartu memori itu benar-benar bukan miliknya, dia bahkan tidak tahu bagaimana ceritanya kartu memori itu bisa ada di dalam tasnya.

Lagipula, gambar itu jelas-jelas berfokus pada wajah, sedangkan dia kalau menggambar, fokusnya pada tubuh. Jelas gambar-gambar itu tidak sesuai gayanya.

Baiklah, Yan Xin memutuskan untuk tidak membahas masalah kartu memori ini lebih jauh dan beralih menanyakan bagaimana caranya Qi Nian membuka kotaknya.

Gampang saja, Qi Nian mengaku bahwa ayahnya adalah seorang pemulih bangunan kuno dan struktur kotak ini meniru konstruksi bangunan kuno. Benda semacam ini banyak di rumahnya, dia sudah mahir memainkan benda semacam ini sejak dia kecil.

Baiklah, karena Qi Nian sudah berhasil membuka kotaknya, Yan Xin pun memenuhi janjinya untuk memenuhi satu permintaannya Qi Nian, asalkan tidak melanggar norma dan hukum. Qi Nian langsung antusias mengutarakan permintaannya, tidak aneh-aneh kok, dia hanya ingin bisa melihat Yan Xin setiap hari.

Yan Xin jadi berpikir kalau Qi Nian ingin menjadi asistennya. Baiklah, dia langsung setuju dengan mudah. Mulai bekerja besok. Hah? Semudah ini?

Qi Nian lalu menggambar semua kejadian tadi untuk lanjutan adegan komiknya. Xin Xin merasa benar-benar kagum dengan kemajuan Qi Nian. Bahkan sekarang gambarnya Qi Nian menjadi lebih lembut, dan semua ini berkat kebersamaannya dengan pria idamannya. 

Gambar ini hanya perlu sedikit dipoles biar semakin sempurna. Xin Xin akan mencarikan asisten gambar untuk Qi Nian. Tepat saat itu juga, Xin Xin menemukan beberapa gambar kartun imut yang menarik perhatiannya.

Qi Nian berkata kalau itu gambar-gambar teman serumahnya. Wah! Gambarnya sebagus ini, sepertinya cocok buat jadi asistennya Qi Nian. Tapi Qi Nian tak yakin. Kenapa? Karena sudah satu bulan sejak gadis itu pindah kemari, tapi tidak pernah sekalipun Qi Nian melihat gadis itu. Hah? Tidak pernah ketemu, tapi bagaimana Qi Nian bisa tahu kalau teman serumahnya tuh cowok atau cewek?

Qi Nian yakin banget kalau teman serumah barunya itu cewek, karena segala macam barang-barang itu dipenuhi dengan berbagai macam barangnya cewek. Semua boneka yang sedang dijemur di halaman belakang tuh punyanya teman serumahnya. Orang itu juga suka sekali makan kue-kue manis. 

Pokoknya semua barang-barang imut di rumah ini tuh punyanya teman serumah barunya. Jelas banget kalau semua itu menunjukkan kalau orang itu cewek. Mana ada cowok punya boneka sebanyak itu.

Sebenarnya jadi asistennya yan Xin tidak semudah itu juga sih. Ada syaratnya, dia hanya akan memberi Qi Nian batas waktu 7 hari. Qi Nian hanya akan dianggap lulus dan menjadi asisten tetapnya jika dalam waktu 7 hari, dia bisa mengingat dan menyebut nama Qi Nian.

Yah, terlepas dari statusnya yang seorang profesor jenius, namun dia susah sekali mengingat nama orang, karena baginya, mengingat nama orang lebih susah daripada menghapal rumus. Dia bisa mengenali wajah orang, tapi susah mengingat nama orang. Siapa namanya dia?

"Qi Nian."

"Qi (Tujuh)? Bagiku kau seperti lima." Komentar Yan Xin 

 "Hah? Kenapa?"

Tapi Yan Xin menolak menjelaskan apa pun lebih jauh. Dia langsung memerintahkan Qi Nian untuk melakukan beberapa pekerjaan, lalu pergi.

Yan Xin sadar sedari tadi dirinya sedang dipotreti sama si gadis penguntit itu. Maka dia dan Shao Zui langsung bekerja sama untuk menangkap gadis bernama Ji Qiu itu. Gadis itu ternyata adik sepupunya Yan Xin dan dia sengaja mengambil foto-fotonya Yan Xin untuk dijual pada para penggemarnya Yan Xin. 

Yan Xin langsung sadar kalau Ji Qiu-lah yang menyelipkan kartu memori ke dalam tasnya Qi Nian. Maka dia langsung menyita kameranya Ji Qiu dan menuntutnya untuk minta maaf pada Qi Nian. Jika Ji Qiu tidak mau minta maaf, maka dia tidak akan mengembalikan kameranya Ji Qiu.


Tak lama setelah Ji Qiu pergi, Yan Xin menghapus beberapa fotonya bersama Qi Nian. Namun saat melihat foto wajahnya Qi Nian, Yan Xin tampak jelas tertarik. Bahkan saat seorang profesor lain ikut melihat dan penasaran menanyakan nama wanita dalam foto itu, Yan Xin tanpa sadar menjawab. "Qi Nian." (Ow, dia bisa langsung ingat nama Qi Nian ternyata)

Sayangnya Qi Nian tidak tahu itu. Bertekad membuat Yan Xin bisa mengingat namanya, Qi Nian sengaja ngumpet di bawah mejanya Qi Nian hanya untuk menunjukkan kertas bertuliskan namanya. Yan Xin pura-pura menjatuhkan pulpennya biar ada alasan untuk menunduk, lalu tiba-tiba saja dia menggoda Qi Nian dan menciumnya. Hah?

Err... nggak ding. Nyatanya itu cuma mimpi indahnya Qi Nian di siang bolong. Wkwkwk! Tapi saat kelas dimulai tak lama kemudian, Qi Nian benar-benar melakukan apa yang dia mimpikan barusan.

Sayangnya, hasil akhirnya tidak sesuai mimpi indahnya. Yan Xin sama sekali tidak menggodanya apalagi menciumnya, malah blak-blakan mempermalukan Qi Nian di hadapan seluruh kelas.

Pantang menyerah, Qi Nian pun melakukan berbagai macam upaya untuk membuat Yan Xin mengingat namanya. Keesokan harinya, dia memakai kaos bertuliskan namanya, membuatkan Yan Xin omurice dan menghiasnya dengan menulis namanya pakai saos, menulis namanya di atas notes di atas kopinya Yan Xin, dia bahkan mengganti wallpaper-nya Yan Xin dengan foto-fotonya dirinya dan namanya. Pfft! Tapi Yan Xin terus pura-pura cuek.

Masih belum menyerah juga, Qi Nian bahkan sengaja memutar rekaman namanya di hadapan Yan Xin berulang-ulang kali sampai membuat Liu Xia jadi sebal. Tapi Yan Xin selalu pura-pura cuek dan pura-pura tak ingat namanya. Malah dia sengaja memelesetkan nama Qi Nian lagi dengan menyebutnya 'Lima'. Kenapa lima sih? Karena dalam bahasa Inggris, lima adalah five. Yang pelafalan ala Cina-nya mirip Fei Wu (yang artinya sampah). Iiish! Nyebelin deh. 

Tapi Qi Nian pantang menyerah, waktunya masih sisa 6 hari, dia pasti akan bisa membuat Yan Xin mengingat namanya entah dengan cara apa pun.

Sayangnya keesokan harinya, Yan Xin malah tidak mengajar karena harus mengurus perusahaan arsitekturnya. Malah Liu Xia memberitahu bahwa mungkin Yan Xin akan absen selama 6 hari. Dan selama absennya, Yan Xin melimpahkan semua pekerjaannya pada Qi Nian. Hadeh! Tuh orang nyebelin banget sih.

Demi mendapatkan kembali kameranya, Ji Qiu akhirnya menyerah dan berusaha meminta maaf pada Qi Nian. Dari dialah Qi Nian mengetahui hubungan keluarga mereka dan langsung memanfaatkannya untuk mendapatkan informasi cara tentang menaklukkan Yan Xin. Jiu Qiu ogah ngasih tahu, padahal sebenarnya tanpa sadar dia sudah memberi informasi penting tentang Yan Xin, yaitu bahwa Yan Xin paling peduli dengan komentar orang.

Saat Yan Xin kembali pada hari keenam, dia mendapati para mahasiswa sudah mengenal nama Qi Nian dan memuji-mujinya setinggi langit di hadapannya. Bahkan Bibi cleaning service pun mengenalnya, dan terang-terangan menyatakan bahwa dia mendukung hubungan Yan Xin dan Qi Nian. Pfft! Qi Nian, entah bagaimana, berhasil membuat seluruh kampus mengenalnya dan mengaguminya. Beuh! Dia benar-benar gigih dalam mengejar apa pun yang dia inginkan. 

Tapi Yan Xin masih saja terlalu gengsi dan terus pura-pura tak ingat nama Qi Nian. Dia bahkan seenaknya menyatakan kalau Qi Nian gagal. Dia sungguh tidak bisa mengerti kenapa Qi Nian segigih ini hanya untuk membuatnya mengingat namanya.

"Jadi... apakah Pak Ji sudah mengingat namaku?" Pancing Qi Nian.

Yan Xin sontak terdiam penuh harga diri, menolak menjawab pertanyaan itu. Padahal dia perhatian banget loh. Saat mereka tak sengaja bertemu di lampu merah saat hujan lebat dan tiba-tiba ada mobil lewat, Yan Xin langsung sigap memayungi mereka berdua dari cipratan genangan air. Err... Sayangnya dia gagal melindungi mereka dari cipratan kedua dan akhirnya mereka pun basah kuyup. 

Yan Xin akhirnya membawa Qi Nian kembali ke kampus dan memberinya baju ganti. Tepat setelah mereka ganti baju, Yan Xin langsung menyudutkan dan menginterogasi Qi Nian tentang apa sebenarnya tujuan Qi Nian mendekatinya.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments