Sinopsis Once We Get Married Episode 13

Terlepas dari ketidakpercayaannya pada Xi Xi, untungnya Si Chen tetap bisa berpikir rasional dan memerintahkan para anak buahnya untuk menyelidiki siapa yang membocorkan rahasia ini.

 

Tapi gara-gara berita itu, Alex jadi sangat kecewa dan marah pada mereka, mengira kalau mereka sengaja mempermalukannya dengan menolaknya secara terang-terangan di depan publik, dia bahkan memutuskan membatalkan kedatangannya hari Rabu. 

Tapi tentu saja Si Chen takkan menyerah semudah itu, maka dia memerintahkan Fei Ang untuk mencari informasi keberadaan Alex, berniat untuk meminta maaf pada Alex secara langsung dengan membawa Xi Xi juga.


Di rumah, Xi Xi juga sedang menyelidiki masalah ini. Dia langsung menelepon Xiao Ya karena hanya Xiao Ya yang pernah dia kasih tahu tentang masalah ini, tapi Xiao Ya meyakinkan kalau dia sama sekali tidak pernah membocorkan informasi itu. Tapi... Xiao Ya tak yakin sih, tapi mungkin saja dia ada orang yang mendengarnya gara-gara dia pernah kelepasan bicara waktu di restoran.

Aduh! Gimana sih Xiao Ya! Kalau sampai berita itu benar-benar bocor karena kesalahan mereka, Xi Xi kan jadi merasa bersalah sama Si Chen. Dipikir-pikir, sebenarnya masalah ini bisa diselesaikan dengan cara dibicarakan baik-baik. Tapi sekarang masalahnya jadi sebesar ini, pasti akan sulit diatasi.


Dalam kegalauannya, Xi Xi memutar ulang rekaman baca bukunya sambil menatap tempat tidurnya Si Chen yang kosong dengan sedih. Tiba-tiba terdengar rekaman suaranya Si Chen, ternyata dia sudah mendengarkan rekamannya, dan sebagai penghargaan untuk Xi Xi, Si Chen berjanji akan mengabulkan satu permintaan Xi Xi. Namun untuk cerita selanjutnya, dia meminta Xi Xi untuk merekam cerita Pride & Prejudice.


Tersentuh karena rekaman itu, Xi Xi pun membuka pintu ruang kerjanya Si Chen, tapi malah tak sengaja mendengarkan percakapan teleponnya Si Chen yang justru membuatnya jadi salah paham lagi pada Si Chen, karena Si Chen malah berkata pada Fei Ang...

"Cara membujuk Gu Xi Xi sebenarnya sangat mudah. Aku hanya perlu seperti dulu lagi. Mentraktir dia makan, lalu membelikannya hadiah mahal. Hadiah mahal yang bahkan takkan bisa dia bayangkan. Lalu biarkan dia merusak hadiahnya secara tak sengaja agar dia menghadapi kompensasi yang tinggi. Dengan begitu, mau tak mau dia akan mendengarkan kita."

 

Begitu kecewanya Xi Xi hingga dia langsung pergi, dan sayangnya, dia jadi tidak mendengarkan ucapan Si Chen yang selanjutnya bahwa itu memang cara yang akan dia gunakan dulu, namun sekarang tidak akan lagi.

Dia merasa Xi Xi memang benar, dia adalah orang bodoh yang tidak punya empati.  Demi mencapai tujuannya sendiri, dia telah melukai banyak orang. Kali ini Si Chen bertekad untuk membuat Xi Xi terkesan padanya dengan ketulusannya. Dia akan membujuk Xi Xi untuk pergi bersamanya menemui Alex.

Mengalihkan topik, Fei Ang melaporkan hasil penyelidikannya. Orang yang memposting berita itu adalah kenalannya Ran Xi Wei. Jadi sudah bisa ditebak siapa pelaku yang membocorkan masalah ini.


Saat Si Chen kembali ke kamar tak lama kemudian, Xi Xi sudah menutup ruang wardrobe-nya, sepertinya sudah tidur. Si Chen pun hanya mengirimkan chat, mengajak Xi Xi makan siang besok. 

Dia lalu mendengarkan recordernya, di mana Xi Xi merekam pesan balasannya, memberitahukan satu keinginannya, yaitu naik bianglala bersama Si Chen. Dia juga berkata bahwa kebocoran informasi itu, kemungkinan karena ada orang yang menguping Xiao Ya. 

Xi Xi benar-benar merasa bersalah dan meminta maaf pada Si Chen. Kalau perlu, dia akan mencari Alex dan meminta maaf padanya.


Xi Xi dan Xiao Ya akhirnya melakukan opening toko mereka, hari pertama sukses besar. Tapi Xi Xi tidak bisa bahagia sepenuhnya karena memikirkan masalah pribadinya dan masa depannya kelak. Apalagi kemudian dia dijemput sama Fei Ang untuk menemui Si Chen di restoran.

Begitu tiba, dia langsung menyuruh Si Chen untuk memberikan hadiahnya. Si Chen pun memberikan sebuah kotak cincin lalu berpose sok keren, mengharap Xi Xi akan bereaksi heboh sambil mengaguminya.

Tapi Xi Xi salah paham, mengira Si Chen sedang melaksanakan rencana yang dia sebutkan pada Fei Ang semalam. Xi Xi sungguh kecewa padanya. Xi Xi mengira kalau Si Chen sudah berubah. Tapi nyatanya tidak sama sekali, dia sudah salah menilai Si Chen. Karena itulah, Xi Xi menolak membuka kotak cincin.

Si Chen berusaha menjelaskan kalau Xi Xi salah paham, tapi Xi Xi terus menyela dan tidak mau dengar penjelasan apa pun. Dia janji akan membantu Si Chen dengan menutup tokonya untuk sementara waktu dan menerima permintaan Alex. 


Tapi, hanya sampai masa kontrak mereka berakhir. Lalu setelah itu, mereka akan bisa kembali ke kehidupan mereka masing-masing, dan tidak perlu saling berhubungan lagi. Frustasi, Si Chen berusaha meminta Xi Xi untuk setidaknya membuka kotak cincin itu, tapi Xi Xi keukeuh menolak, mengira itu barang mahal yang tidak akan sanggup dia ganti.

Xi Xi langsung pergi, dan Si Chen tidak bisa mengejarnya karena tepat saat itu juga, dia diberitahu kalau Alex sudah tiba di bandara.


Si Chen pun pergi menjemput Alex dan membawanya melihat CICI, toko barunya Xi Xi. Dia memberitahu Alex bahwa alasan Xi Xi menolak Alex adalah karena toko ini, toko ini adalah impian Xi Xi, dan Si Chen... dia akan mendukung impian dan pilihan istrinya itu.

Biarpun sekarang ini masih toko kecil, namun Si Chen percaya bahwa suatu hari nanti, toko ini akan menyamai Marry Me, menjadi merek yang banyak disukai orang. Bukankah Alex juga kagum akan bakat Xi Xi?

Bukan berarti dia menolak dan menyerah akan Enjoy, dia hanya ingin Alex mengubah syaratnya. Dia juga sudah menyiapkan proposal pengganti. Namun sayangnya, Alex menolak.

Walau kecewa, Si Chen menerima penolakannya dengan besar hati. Lagipula, dia memang sudah bersiap diri untuk ditolak sama Si Chen, dan dia akan tetap memilih untuk mendukung impian istrinya.

Si Chen kembali ke kantor tak lama kemudian untuk mengumumkan kabar ini pada para pegawainya. Dia sama sekali tidak marah pada siapa pun, dia bahkan akan menerima dengan besar hati jika mereka lebih memilih keluar dari Whymall.

Tapi yang tak disangkanya, para pegawainya lebih memilih untuk tetap bertahan di Whymall. Mereka tetap percaya dan yakin kalau Si Chen pasti akan bisa membuat keajaiban. Si Chen senang. Dia memang punya plan B, yaitu dengan mengakuisisi beberapa merek lain. Memang merek-merek itu tidak sebesar mereknya Alex, tapi ini baru rencana awal, dia akan terus berusaha mencari merek-merek lain demi menebus kerugian yang mereka alami.

Di rumah, Xi Xi melihat kotak cincin itu di meja. Dan akhirnya dia mau juga membukanya. Namun yang tak disangkanya, isi kotak itu bukan cincin mahal, melainkan koin yang tak sengaja dia lempar ke air mancur di Italia waktu itu dan disertai dengan secarik pesan manis. 

Aww, ternyata waktu itu Si Chen flu gara-gara dia mencari koin itu sepanjang malam di air mancur. Dia bahkan hampir dikira pencuri koin. Dalam pesannya, Si Chen mengaku bahwa dia awalnya berniat membeir kejutan untuk Xi Xi setelah mereka kembali ke Cina. Tapi dia sengaja menundanya sampai Xi Xi membuka tokonya dan memberikan koin ini sebagai hadiah.

"Bolehkah aku naik bianglala bersamamu?" Tanya Si Chen dalam pesannya.

Xi Xi begitu terharu hingga dia langsung pergi menemui Alex untuk meminta maaf padanya dan memohon padanya untuk tidak salah paham pada Si Chen. Suaminya itu, telah banyak berjuang dan berkorban demi kerja samanya dengan Alex. Bagi Si Chen, Alex benar-benar sangat penting.

Jika Alex menolak Si Chen hanya karena dirinya, maka Xi Xi rela menerima permintaan Alex. Dia tiba-tiba berubah pikiran seperti ini, karena dia baru menyadari bahwa suaminya itu telah banyak berkorban secara diam-diam. Jadi Xi Xi juga tidak mau egois.

Karena itulah, dia memohon pada Alex untuk menerima maafnya dan mempertimbangkan kembali proposalnya Si Chen. Tapi Alex menolak, karena jika dia menyetujui permintaan Xi Xi, maka Si Chen justru akan menyalahkannya.

Alex mengaku bahwa Si Chen sudah membawanya melihat tokonya Xi Xi. Jelas tujuannya agar dia bisa memahami Xi Xi dan menghormati impian Xi Xi. Si Chen bahkan berkata padanya bahwa dia akan menghormati apa pun keinginan Xi Xi tak peduli apa pun keputusannya.

Melihat Xi Xi sekarang ini, mengingatkan Alex akan dirinya di masa muda dulu, seorang anak muda yang memiliki harapan tak terbatas untuk masa depan.

"Aku memang tidak salah menilai kalian. Kalian rela saling berkorban demi satu sama lain."

Xi Xi senang, jadi, apakah itu artinya Alex menerima proposalnya? Alex meralat, dia akan menerima proposalnya Si Chen, bukan proposalnya Xi Xi karena dia memutuskan untuk menghormati impian Xi Xi.

Keesokan harinya, Xi Xi akhirnya mengetahui dari Fei Ang bahwa Si Chen sama sekali tidak tahu menahu tentang masalah toko lamanya Xi Xi itu. Senang, Xi Xi secara ambigu memberitahu fei Ang bahwa mungkin sebentar lagi akan ada 'Perputaran'.

Tak lama setelah itu, Si Chen ditelepon Alex yang mengabarkan kabar baik ini. Ah! Jadi inikah yang dimaksud Xi Xi dengan 'Perputaran'? Si Chen langsung tahu kalau ini pasti berkat Xi Xi.

Maka dia langsung lari mencari Xi Xi, tapi Xi Xi sedang sibuk melukis di taman dan menyuruhnya diam. Terpaksalah Si Chen duduk diam di hadapannya dan menunggunya dengan sabar.

Tapi melihat suaminya di hadapannya, membuat Xi Xi jadi tidak bisa fokus saking terpesonanya melihat wajah tampan sang suami. Akhirnya dia diam-diam ganti melukis Si Chen.

Si Chen pun terpesona menatap istrinya yang cantik sehingga dia berpikir. "Menikahinya... aku bisa dibilang beruntung, kan?"

 

Tapi tak lama kelamaan, dia sudah tidak sabaran lagi dan langsung ingin melihat lukisannya Xi Xi. Tapi Xi Xi kontan panik menyembunyikannya, bahkan langsung membawa lari lukisannya yang jelas saja membuat Si Chen jadi penasaran dan langsung mengejarnya.

Tapi Xi Xi tiba-tiba terpeleset dan hampir saja terjatuh kalau saja Si Chen tidak sigap menangkapnya dalam posisi romantis, sehingga hanya lukisannya yang terjatuh ke tanah. Si Chen pun memanfaatkan momen romantis itu untuk berterima kasih atas bantuan Xi Xi membujuk Alex. 

"Aku juga ingin berterima kasih padamu, karena tidak membunuh impian seorang desainer."

"Aku sangat penasaran bagaimana caramu melakukannya?"

"Rahasia."

"Kalau begitu, perlihatkan gambarmu padaku."

"Tidak boleh!"

Si Chen malah jadi tambah penasaran dan langsung berusaha ngintip, tapi Xi Xi sigap menutupi matanya. Begitu malu dan paniknya dia sampai-sampai dia malah tak sengaja mencium bibir Si Chen. 

Kaget, Xi Xi jadi malu dan langsung kabur sampai lupa sama gambarnya. Si Chen akhirnya memungut gambar itu dan mendapati itu ternyata gambar dirinya. (Errr, tapi nggak mirip)

Bahkan Xiao Ya bisa melihat dengan jelas kalau Xi Xi sedang jatuh cinta biarpun Xi Xi ngotot menyangkal. Tapi ada hal lebih penting untuk dipikirkan sekarang. 

Mereka harus melakukan promosi merek. Xiao Ya sudah mendapatkan studio foto. Tapi sayangnya, saat mereka menghubungi agensi model, mereka tidak sadar kalau Xi Wei sedang memperhatikan mereka dari kejauhan dan diam-diam menyuruh asistennya untuk merebut semua modelnya yang disewa Xi Xi.

Xi Xi jadi tidak punya model sekarang, padahal mereka sudah mengeluarkan cukup banyak uang untuk studio foto dan lain-lain. Tepat saat itu juga, Zi Xin mendadak muncul. Dan seketika itu pula, Xiao Ya mendadak punya ide untuk menggunakan Zi Xin sebagai model cowok mereka.


Zi Xin setuju dengan senang hati, dan yang paling tak disangka kedua wanita itu, Zi Xin ternyata sangat berbakat jadi model. Seandainya tidak jadi bos, dia bisa jadi model loh/ Xiao Ya dan Xi Xi benar-benar kagum padanya.


Usai pemotretan, Xi Xi langsung memuji-muji Zi Xin. Tiba-tiba salah satu staf tak sengaja menyenggol Xi Xi sehingga dia oleng ke dalam pelukan Zi Xin yang kontan membuat Zi Xin jadi tersipu dan canggung, padahal Xi Xi biasa saja.

Tak lama kemudian, Si Chen juga tiba-tiba datang mengunjungi sang istri tercinta sambil membawa makanan, tapi malah mendapati Zi Xin ada di sana. Si Chen jadi cemburu, apalagi begitu dia mendengar kalau Zi Xin menjadi model dadakan. 

Seketika itu pula Si Chen langsung merangkul mesra istrinya di hadapan Zi Xin dan menawarkan dirinya sendiri untuk menjadi modelnya Xi Xi. Tapi berbeda dengan Zi Xin yang luwes dan natural, Si Chen kaku banget. 


Xi Xi sampai gregetan sama dia, maka dengan sengaja Xi Xi memaksa Si Chen untuk berpose imut ala meong. Pfft! Si Chen jelas tak senang, tapi terpaksa dia menurut. Parahnya lagi, saat Xi Xi menyuruhnya untuk berpose dengan menggunakan sekaleng cola, Si chen asal saja membuka kaleng soda itu sehingga menciprati bajunya, dan kontan saja pasutri itu langsung ribut heboh berdua. 

Xi Xi tidak terima baju buatannya ternoda dan menuntut Si Chen untuk bayar kompensasi, tapi Si Chen malah menuduhnya mau menipu. Mereka terus saja ribut seolah dunia milik mereka berdua saja.

Xi Xi kecapekan saat akhirnya mereka pulang malam harinya, tapi matanya langsung melek penuh semangat saat Si Chen mengiming-iminginya dengan seamplop uang yang cuku tebal sebagai biaya kompensasi.

Tapi dasar Si Chen, dia tidak mau menyerahkan uang ini dengan mudah dan menuntut Xi Xi untuk menjawab pertanyaannya dulu: Siapa yang penampilannya lebih bagus tadi, dia atau Zi Xin?

Xi Xi pun menjawab dengan jujur sejujur-jujurnya, Zi Xin nilai seratus karena dia memang sempurna dalam segala hal. Sedangkan Si Chen, sebenarnya dia juga memiliki banyak kelebihan, tapi sayang, Si Chen susah diajak bekerja sama dan suka menghancurkan suasana, jadi nilainya cuma 99.

Wah! Si Chen jelas tidak terima dong. Sepertinya uang ini terlalu tebal, musti dikurangi. Bisa-bisanya Xi Xi menjadikannya juara dua, biar dia atur kembali uangnya.

 

Xi Xi sontak panik menariknya kembali dan berusaha menjilatnya, menjelaskan bahwa kekurangan satu poin itu artinya, Si Chen punya ruang untuk meningkatkan dirinya. Selain itu, Si Chen memberi hadiah untuknya yang lelah, itu membuktikan bahwa Si Chen perhatian padanya, jadi poinnya Si Chen bertambah 1, pas 100.

Xi Xi langsung menggondol uang itu secepat kilat. Tapi saat dia mau melarikan diri, Si Chen sigap menariknya lalu meng-kabedon-nya ke sofa dan tanya sekali lagi.

"Aku dan dia, siapa yang nomor satu?"

Tepat saat itu juga, Bibi Song datang membawakan segelas susu hangat, Si Chen memang berpesan padanya untuk memberikan segelas susu hangat untuk Xi Xi. Tapi Si Chen sama sekali tidak malu dan terus berada dalam posisi itu, menunggu jawaban yang diinginkannya.

Xi Xi yang jadi gugup dan malu. Berkat susu hangat itu, Xi Xi dengan gugup memutuskan menambah satu poin lagi untuk Si Chen, jadi sekarang dialah yang nomor satu. Tapi Si Chen tetap tak beranjak, malah menggodanya.

"Gu Xi Xi, kau adalah istriku. Perlukah aku mengajarimu cara menjadi Nyonya Yin yang baik?"

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

0 Comments