Sinosis You Are My Glory Episode 28

Jing Jing benar-benar akan cuti dua bulan tak kurang satu hari pun sesuai janjinya pada Yu Tu. Dia bahkan menolak mengambil variety show dan iklan. Tapi bukan berarti dia akan mengorbankan karirnya hanya demi cinta.

Dia tidak akan menolak jika ada naskah drama yang bagus karena mulai sekarang dia hanya ingin fokus pada aktingnya. Variety show dan iklan hanya bisa mendatangkan popularitas jangka pendek. Peran dan karya yang bagus akan lebih lama diingat orang.

Dari dulu juga dia menyadari prinsip ini, hanya saja dulu dia masih muda, jadi punya banyak waktu untuk sibuk sana-sini. Tapi sekarang semakin bertambahnya umur, Jing Jing tidak mau mengambil pekerjaan asal-asalan yang pada akhirnya hanya akan memengaruhi reputasi dan popularitasnya.

"Pak Yu punya cita-cita, aku juga punya. Pak Yu akan menjadi semakin berharga, aku juga tidak mau semakin menurun. Jadi ke depannya, aku harus mempertahankan kondisiku dan menaruh lebih banyak semangat dalam karyaku. Tentu saja, dengan begini bisa populer lebih lama."

Sore harinya saat menelepon Shen Jing untuk minta resep, Yu Tu pulang dalam keadaan murung entah kenapa. Jing Jing dengan riang mengaku kalau dia barusan minta resep sama Shen Jing dan berkata kalau Shen Jing mengundang mereka makan malam kapan-kapan, dan seketika itu pula Yu Tu langsung mengajak Jing Jing ke rumah mereka sekarang juga.

Bahkan saat mereka makan bersama Guan Zai sekeluarga, Yu Tu tidak seceria biasanya padahal suasananya begitu ceria diwarnai perdebatan Jing Jing dan Guan Zai.

Saat Yu Tu dan Jing Jing pulang, Shen Jing langsung memprotes sikap kekanak-kanakan suaminya yang suka cari ribut sama Jing Jing. Tapi baru saat itulah Guan Zai mengaku bahwa awalnya dia memang sengaja cari ribut sama Jing Jing untuk mengalihkan Shen Jing dari kesedihannya saat dia masih dirawat di rumah sakit dulu. Jing Jing itu cerdas, dia langsung tahu maksudnya hanya dengan sekali melihat. Hanya saja sekarang malah jadi kebiasaan.

Jing Jing memperhatikan Yu Tu diam terus sepanjang jalan. Baru saat mereka sampai parkiran rumah, dia menanyakan ada apa sebenarnya dengan Yu Tu hari ini. Dia bisa menebak kalau ini pasti ada hubungannya dengan Guan Zai.

Dalam flashback, ternyata Guan Zai memutuskan untuk mundur dari proyek Dewa Pencarian mereka dengan pertimbangan bahwa proyek itu berkembang dengan sangat baik dibawah kepemimpinan Yu Tu dan juga karena dia tidak ingin menghambat semua orang karena kondisinya ini. Dia tidak mau pulang paling awal sementara timnya malah harus lembur.

Yu Tu tak senang dengan itu dan masih sulit untuk menerimanya. Berusaha menyemangatinya, Jing Jing mengingatkan bahwa apa pun yang dikerjakan Guan Zai nantinya, toh tujuan mereka sebenarnya masih sama. Sama-sama ingin mencari asal-asal bumi dan kehidupan manusia, mencari kehidupan lain, mencari energi baru, mencari rumah baru untuk keberlanjutan peradaban umat manusia. Meski mereka tidak mengerjakan proyek yang sama, namun mereka tetap berjalan beriringan.

"Sama seperti kau dan aku. Meski kita tidak berada di bidang yang sama, namun kita tetap berjalan bersama, iya kan?"

Jing Jing meyakinkannya untuk tidak perlu menyesalinya, dia tahu betul Guan Zai tidak akan berubah pikiran begitu memutuskan sesuatu. Sering berdebat dengan Guan Zai membuatnya semakin memahami sifat Guan Zai.

Yu Tu akhirnya mulai bisa ceria lagi berkat itu. Jing Jing memang benar. Awalnya dia pikir kalau Guan Zai kembali, dia akan bisa lebih santai. Tapi sekarang dia harus berusaha lebih keras lagi.

"Kebetulan sekali. Pagi tadi aku bilang ke Kak Ling kalau aku juga harus menjad aktris yang lebih baik."

"Bukankah tahun lalu sudah mendapatkan penghargaan aktris terbaik?"

Jing Jing tidak puas dengan hanya mendapatkan satu penghargaan. Apalagi setelah melihat banyaknya piala-pialanya Yu Tu. Dia harus bisa mengimbanginya dong. Dia tidak mau jika nanti ada orang yang penasaran tentang keluarganya Insinyur Yu, mereka malah mendapati dia ternyata cuma cantik doang. Itu kan memalukan.

"Jing Jing, kau semakin hebat dalam memuji diri sendiri." Geli Yu Tu (Lah kamu juga narsis, bang)

Malam itu, Manajer Ling mengirim pesan dan berkata bahwa dia menyetujui permintaan Jing Jing untuk fokus pada karir akting saja lalu mengomentari hubungan Jing Jing dan Yu Tu yang walaupun sudah pacaran lama, tapi jarang bersama. Makanya awalnya Manajer Ling cemas kalau-kalau mereka tidak akan cocok, tapi ternyata Jing Jing sudah semakin dewasa sekarang.

Tapi ucapan Manajer Ling itu malah membuat Jing Jing mendadak jadi khawatir. Menyadari kali ini adalah masa kebersamaan mereka yang paling lama dari biasanya, Jing Jing jadi khawatir kalau-kalau mereka akan menyadari bahwa ternyata sifat mereka tidak cocok.

Yu Tu santai mengingatkan bahwa mereka pernah bersama lebih lama, dulu waktu dia mengajari Jing Jing main game. Mereka selalu bersama setiap hari mulai dari pagi sampai malam hari.

Sedangkan sekarang mereka lebih banyak bersama hanya di malam hari karena siangnya Yu Tu sibuk kerja. Tapi di malam hari... mereka kan tidak pernah tidak akur. Pfft! Jing Jing sontak menaboknya tersipu malu lalu membenamkan wajahnya dalam pelukan Yu Tu

Keesokan harinya saat Yu Tu baru tiba di kantor, dia malah mendapati Da Meng lagi kesal memprotes Xiao Hu karena Xiao Hu ternyata sudah punya pacar. Sungguh tak disangka, di dalam tim mereka ini, Xiao Hu-lah orang pertama yang terlepas dari status jomblo.

Wah! Yu Tu tidak terima. Siapa bilang Xiao Hu yang pertama? Maka kemudian dia mengumumkan bahwa dia mengundang mereka ke acara makan malam pada akhir pekan nanti untuk menyambut kembalinya Guan Zai... sekalian dia akan memperkenalkan pacarnya pada mereka.

Jelas saja semua orang melongo mendengar Yu Tu sudah punya pacar. Da Meng mendadak berpaling ke Yin Yin, penasaran apakah dia juga sudah punya pacar. Yin Yin mengaku belum, tapi kemarin ada pria yang nembak dia, hanya saja dia belum memberi jawaban. Hadeh! Da Meng stres, berarti dia doang yang masih jomblo tulen.

Di akhir pekan, Jing Jing berdandan lamaaaaaa sekali sampai Yu Tu tidak sabaran. Dia berusaha meyakinkan bahwa Jing Jing sudah sangat cantik biarpun tidak pakai make-up, tapi Jing Jing tak percaya, dia sekarang semakin menua gara-gara melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hari.

"Bukankah aku yang menyapu, mengepel dan cuci piring setiap hari?"

"Tapi aku yang harus cuci sayur, masak, cuci baju dan membersihkan debu."

"Kita masak bersama."

"Kenapa kau bisa masuk ke Universitas Tsinghua, bisa membuat eksperimen, bisa mendapatkan Penta Kill, tapi tidak bisa masak dengan benar?"

"Itu artinya, memasak adalah masalah seni. Seharusnya itu tugasmu."

"Aku bisa bertahan hidup hanya dengan makan sayuran, apa kau bisa?"

Jelas tidak bisa. Yu Tu langsung terdiam kalah. Saat Jing Jing akhirnya keluar tak lama kemudian, dia langsung meminta pendapatnya Yu Tu tentang riasannya yang tampak natural dan casual ini. Ini namanya riasan licik, susah sekali membuatnya.

"Dulu waktu membohongiku untuk pergi ke rumahmu untuk memperbaiki mesin pembersih udara, kau juga memakai riasan licik ini, kan?"

"Tidak, aku hanya pakai bedak 2,5 kg."

"Berarti kalau ditambahkan, beratmu 50kg waktu itu. Kak Ling tidak memarahimu?"

"Waktu itu beratku belum 47,5 kg!"

Yu Tu tiba-tiba saja membungkam protesnya dengan ciuman, beralasan kalau lipstiknya Jing Jing terlalu merah, tidak tampak 'licik'. 

Dalam perjalanan, Yu Tu ditelepon Da Meng yang sudah sampai duluan di restoran. Dia menyarankan Yu Tu untuk pindah ke meja luar saja soalnya ruang privat kan mahal. Tapi Yu Tu bersikeras menyuruhnya ke ruang privat saja, soalnya... "Pacarku agak manja." (Pfft!)

Tak lama kemudian, semua orang kecuali Yu Tu dan pacarnya sudah berkumpul di ruang privat. Semuanya, kecuali Da Meng, bawa pasangan masing-masing. Da Meng cuma bisa menatap mereka dengan iri dan merana. Eh tapi dia penasaran, sejak kapan Yu Tu mulai penasaran.

Guan Zai memberitahu sejak saat yu Tu berbohong padanya tentang program mini Wechat dulu. Ngomong-ngomong tentang pacarnya Yu Tu, Yin Yin penasaran, sebenarnya dia pernah membaca sebuah postingan gosip di Weibo. Hanya saja dia tidak berani tanya.

Tapi bahkan sebelum mereka menggosip lebih jauh, Yu Tu akhirnya datang dengan menggandeng pacarnya. Dan begitu Jing Jing membuka maskernya, Da Meng langsung melotot lebar dan Guan Zai usil memotretinya lalu mengunggah foto itu ke grup chat.

Saat mereka pulang tak lama kemudian, Da Meng langsung memprotes Yu Tu di grup chat mereka karena menyembunyikan hubungannya begitu lama dari mereka. Tapi dia penasaran apakah Yu Tu dan Jing Jing sudah pacaran selama belasan tahun mengingat mereka teman SMA.

Jing Jing jadi bertanya-tanya seandainya mereka sudah bersama sejak SMA, sekarang jadi seperti apa yah? Tapi ah sudahlah, tidak usah dibayangkan saja. Lebih baik mereka tidak bersama dulu.

Kalau dulu mereka bersama, mungkin sekarang Jing Jing tidak akan jadi seperti ini, tidak akan secantik dan semenarik ini. Tapi biarpun terlambat sepuluh tahun, Yu Tu akhirnya memiliki seorang pacar yang imut dan cantik, Yu Tu puas kan?

"Apakah bisa diekspresikan dengan tindakan?" Goda Yu Tu dan langsung membopong Jing Jing ke ranjang mereka.

Selama beberapa hari berikutnya, mereka menjalani kebersamaan mereka dengan penuh kebahagiaan. Bercanda tawa, menghias rumah bersama, memasak bersama walaupun hasilnya tidak enak, dan lain sebagainya.

Bersambung ke episode 29

Post a Comment

0 Comments