Nian Qin sebenarnya tak suka berada di tempat seramai KFC, tapi apa boleh buat, dia terpaksa melakukannya demi menuruti keinginan Wu Yan.
Tapi Nian Qin penasaran ada masalah apa dengan Wu Yan sehingga dia berakting seperti itu di hadapan temannya tadi.
Wu Yan awalnya ragu untuk mengakuinya, tapi karena Nian Qin terus mendesak, akhirnya dia jujur menceritakan masalah antara dirinya dan kedua teman baiknya. Dia memulainya dengan menceritakan latar belakang awal hubungan mereka.
Bahwa dia dan Wei Hao adalah teman sejak kecil, sedangkan dia dan Xu Qian mulai berteman sejak SMA, saat Xu Qian pindah ke sekolahnya. Dia selalu kagum pada Xu Qian sejak mereka pertama kali bertemu.
Awalnya mereka memang tidak akrab. Namun suatu hari saat Wu Yan terlalu gugup dalam pelajaran menyanyi, Xu Qian menyelamatkannya dengan berbohong pada Bu guru bahwa tenggorokannya sedang sakit.
Mereka jadi teman baik sejak saat itu. Xu Qian suka mendengarkan radio, dari situlah Wu Yan juga pada akhirnya suka mendengarkan radio. Dan dari pertemanan mereka inilah, Xu Qian dan Wei Hao saling mengenal juga.
Sejak itu, mereka bertiga selalu bersama-sama walaupun kemudian mereka menempuh jurusan yang berbeda-beda saat masuk kuliah. Wu Yan semakin kagum pada Xu Qian yang berani mengejar impiannya dengan mengambil jurusan jurnalistik. Pada tahun pertama kuliah, Xu Qian dan Wei Hao membentuk sebuah band dengan Xu Qian sebagai penyanyinya karena suaranya bagus.
Hubungan mereka tak pernah berubah bahkan setelah mereka kuliah. Err... Atau lebih tepatnya, Wu Yan-lah yang merasa tidak ada yang berubah dari mereka. Namun suatu malam, dia malah melihat Xu Qian dan Wei Hao berciuman.
Sejak saat itulah Wu Yan merasa tidak bisa lagi berada di antara mereka berdua, dia merasa seperti jadi penghalang di antara mereka. Karena itulah dia melakukan akting seperti tadi. Dia pikir jika mereka melihatnya sudah punya kekasih, mereka akan bisa bersama tanpa perlu merasa tak enak padanya
Wu Yan agak terisak saat menceritakan kisah ini. Nian Qin mendengar isakannya, maka dia langsung memberinya saputangan, tapi dia mengklaim kalau dia ngasih saputangan itu cuma untuk menyeka mulut belepotannya Wu Yan.
Xiao Lu datang tak lama kemudian untuk menjemputnya, tapi malah keheranan melihatnya keluar dari restoran KFC yang ramai bersama seorang gadis. Pertama kalinya dia melihat Nian Qin begini, tapi setiap kali dia tanya, Nian Qin langsung diam seperti biasanya.
Wu Yan masih sangat yakin kalau Nian Qin itu Yi Jin. Jika dia bukan Yi Jin, maka dia pasti langsung menyangkalnya. Tapi nyatanya dia cuma diam. Dan mungkin wanita yang sering menjemputnya itu kekasihnya Nian Qin. Dia sangat cantik, cara bicaranya halus dan lembut, sikapnya juga baik, hubungan mereka juga jelas sangat dekat.
Dari data murid-murid, Wu Yan mengetahui bahwa sebentar lagi adalah ulang tahunnya Xiao Wei. Guru Li memberitahu bahwa biasanya anak-anak yang berulang tahun akan diberi hadiah.
Wu Yan jadi ingin merayakan ultahnya Xiao Wei, lalu tiba-tiba saja berinisiatif mengajak Nian Qin untuk ikut merayakan ultahnya Xiao Wei bersamanya bak ngajak kencan. Tapi Nian Qin mengaku tak bisa karena harus menghadiri konser.
Saat Wu Yan mencari Xiao Wei, dia malah mendapati hanya anak itu yang sendirian, diabaikan oleh teman-temannya. Guru Li menyuruhnya untuk menemaninya mengajar, tapi karena Guru Li lupa membawa air minumnya, Wu yan pun membantu mengambilkannya di ruang guru.
Tapi tepat saat dia baru mengambil air panas itu, dia malah tak sengaja menabrak Nian Qin yang mendadak muncul. Air panas itu jadi tumpah ke tangan Nian Qin. Wu Yan sontak bergegas mengambil lidah buaya untuk dioleskan ke luka bakarnya sambil meminta maaf padanya dengan penuh rasa bersalah.
Tapi Nian Qin malah tersenyum. Karena baru kali ini dia mengetahui seperti apa aroma lidah buaya. Bahkan saat Xiao Lu menjemputnya tak lama kemudian, tiba-tiba dia meminta Xiao Lu untuk membelikannya lidah buaya.
Wu Yan masih bersalah padanya dan mencoba memberinya dua bungkus permen, tapi Nian Qin menolak karena dia suka manis. Tapi kemudian Nian Qin mendengar Wu Yan mencari Xiao Wei untuk memberinya beberapa snack. Nian Qin sontak menghentikannya. Dia memberitahu Wu yan bahwa yang diinginkan oleh anak-anak itu bukan snack atau permen, bukan pula belas kasihan. Wu Yan tidak akan mengerti.
"Aku tidak akan mengerti? Memangnya kau siapa bisa bicara begitu padaku?!" Protes Wu Yan.
"Karena aku... juga dibesarkan di panti asuhan." Aku Nian Qin. Mendengar itu, Wu Yan jadi ingin meraihnya dan menyentuhnya, tapi Nian Qian langsung berbalik pergi.
Malam itu, Nian Qian bermimpi buruk, memimpikan masa kecilnya yang sudah diasingkan oleh ayahnya ke panti asuhan. Ibunya sebenarnya tak tega meninggalkannya, tapi dia berdaya melawan suaminya.
Barang terakhir yang Ibu berikan padanya adalah sebungkus permen. Ibu benar-benar sulit berpisah dengannya sehingga saat dia hendak pulang, dia jadi tidak melihat jalan dan akhirnya tertabrak mobil dan meninggal dunia. Kenangan buruk itulah yang membuat Nian Qin sekarang tidak menyukai permen. Mimpi itu membuatnya jadi sangat frustasi.
Keesokan harinya, Guru Li membeli banyak sekali jeruk yang nantinya akan dia gunakan sebagai alat bantu mengajar. Wu Yan mendadak punya ide jahil. Diam-diam dia menggambar emoji yang sama persis dengan ekspresinya Nian Qin lalu memberikan jeruk itu ke tangan Nian Qin.
Tapi saat Wu Yan kembali ke ruang guru tak lama kemudian, dia malah mendapati Nian Qin sudah pergi tanpa membawa jeruknya. Tiba-tiba hujan mengguyur. Wu Yan jadi khawatir dan bergegas keluar dengan membawa payung, dan mendapati Nian Qin berteduh di bawah pohon seorang diri, menunggu Xiao Lu datang menjemputnya.
Maka Wu Yan langsung memayunginya dan menyatakan kalau dia akan menemani Nian Qin menunggu jemputannya. Melihat tangannya basah, Wu Yan akhirnya mengembalikan saputangannya Nian Qin. Dan saat Nian Qin mengambilnya, tak sengaja tangan-tangan mereka bersentuhan.
Sebenarnya Wu Yan tidak ingin mengembalikan saputangan itu, karena itu artinya mereka jadi tidak punya kesempatan untuk bicara lagi. Mereka tidak bicara apa pun lagi setelah itu. Tapi kemudian Wu Yan melihat Nian Qin memejamkan matanya. Maka Wu Yan pun ikutan memejamkan mata, mendengarkan suara rintik hujan.
Dan saat matanya terpejam itulah, hidungnya tiba-tiba menangkap bau pohon bunga tempat mereka berteduh itu. Itu pohon Ligustrum.
"Bukan pohon Holly?" Tanya Nian Qin.
"Tentu saja bukan, pohon Holly dan Ligustrum tidak sama."
Wu Yan lalu mengambil satu daun lalu membantu Nian Qin untuk meraba bentuk daun itu. Dia memberitahu bahwa daun pohon Holly itu bentuknya zigzag. Nian Qin langsung ingat kalau lidah buaya yang Wu Yan gunakan untuk mengobati tangannya waktu itu juga berbentuk zigzag.
Xiao Lu datang saat itu. Nian Qin pun pergi dengan membawa daun itu. Baru saat Xiao Lu tanya kenapa dia terus memegangi daun itu, Nian Qin membuang daun itu. Mungkin karena mimpinya semalam, Nian Qin hari ini memutuskan pulang lebih cepat untuk mengunjungi makam ibunya.
Sementara itu, Xiao Lu melaporkan ini pada seseorang, entah siapa. Orang di seberang menyuruh Xiao Lu untuk mencoba membujuk Nian Qin pulang. Xiao Lu berkata kalau dia akan berusaha melakukannya walaupun dia tak yakin bakalan berhasil karena Nian Qin biasanya sangat keras kepala.
Cheng Yin heran sama Wu Yan. Biasanya dia tidak menyukai psikologi karena malas berhadapan dengan orang yang rumit semacam Nian Qin. Tapi kenapa dia bisa begitu sabar menghadapi Nian Qian?
"Aku juga tidak tahu kenapa. Saat melihat punggungnya, entah kenapa rasanya ingin sekali memeluknya."
Cheng Yin mengerti. "Gadisku, selamat. Tamatlah riwayatmu. Kau sedang jatuh cinta."
Keesokan harinya saat Nian Qin baru datang, seorang guru lain melihat jeruk yang ditinggalkannya di meja dan langsung mengomentari gambar di jeruk yang sangat mirip Nian Qin itu.
Kaget, Nian Qin langsung sadar kalau itu perbuatannya Wu Yan dan itu kontan membuatnya tersenyum. Nian Qin akhirnya membawa jeruk itu pulang. Tapi malam harinya, dia malah mendapati jeruk itu sudah menghilang dimakan seenaknya sama Xiao Lu.
Bahkan kulitnya juga sudah terbuang. Nian Qin jadi kesal sama Xiao Lu hingga dia langsung beranjak bangkit dan jalan terlalu cepat dan akhirnya malah menabrak kursi.
Bersambung ke episode 5
1 Comments
Lanjut ya..semangat Kaka..💪.jadi lbh paham jln ceritanya setelah bc sinopsisnya...😋
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam