Saatnya mereka berpisah lagi, mereka pun berpelukan lama tanpa menyadari seorang staf yang melihat mereka dan langsung menggosip di grup chat-nya. Dia bercerita panjang lebar tentang persaingan dua selebritis di lokasi syutingnya tapi tanpa menyebutkan nama-nama mereka, dan juga kedatangan pacar-pacar kedua selebritis itu dan apa-apa saja yang mereka lakukan.
Jelas mereka semua lebih menghargai yang dilakukan pacarnya si aktris pertama (Jing Jing). Karena daripada makanan-makanan mewah, mereka lebih butuh sinyal saat berada di tempat terpencil semacam ini.
Dia berniat mau memotret mereka, tapi sayang, tiba-tiba saja dia malah terhalang sutradara dan asistennya yang terburu-buru menyusul Yu Tu untuk menyerahkan cemilan yang mereka siapkan untuk Yu Tu sebagai ungkapan terima kasih.
Sekarang karena sinyal internet sudah bagus, mereka pun bisa video call dengan lancar. Yu Tu sedang dalam perjalanan naik bis dari bandara. Rekan-rekannya sudah tidur. Tapi Ada Meng mendadak bangun dan langsung penasaran ngintip.
Untungnya Jing Jing sangat cerdik dan langsung berakting seolah dia sedang melakukan siaran langsung tentang make-up drama kolosal. Dan Da Meng lagi-lagi dengan polosnya errr... atau lebih tepatnya, dengan bodohnya mempercayainya begitu saja dan keheranan sama Yu Tu yang dia kira aneh karena nonton live streaming artis tentang make-up.
Yu Tu dengan santainya beralasan kalau dia hanya mempelajarinya. "Belajar itu tanpa batas."
Guan Zai akhirnya sudah sehat dan bisa kembali bekerja. Hanya saja dia tidak boleh kerja lembur sekarang dan Yu Tu membantu Shen Jing untuk memastikan Guan Zai pulang tepat waktu. Setelah melihat data-data proyek mereka yang selama ini diambil alih sama Yu Tu, Guan Zai mendapati perkembangan proyek mereka ternyata sangat baik, bahkan jauh lebih baik dari harapannya
Dari percakapan mereka, ternyata Yu Tu sudah memperkenalkan Jing Jing pada Guan Zai sekeluarga. Bahkan hubungan Jing Jing dan Guan Zai sangat akrab bak kakak-adik yang suka ribut. Saat Yu Tu memberitahu bahwa Jing Jing akan pulang hari ini, Guan Zai mengundang mengundang mereka berdua untuk makan di rumahnya kapan-kapan, istrinya juga sudah kangen sama si 'Tuan Putri'.
Yu Tu langsung protes dan meminta Guan Zai untuk berhenti memanggil Jing Jing dengan sebutan 'Tuan Putri', soalnya Jing Jing bakalan marah kalau dipanggil seperti itu.
"Aku tidak takut padanya." Santai Guan Zai.
"Aku yang akan dimarahi sama dia. Dan kakak ipar juga akan mengomelimu. Berapa sih umur kalian?"
Karena Yu Tu sibuk dengan pekerjaannya hari ini, jadi dia tidak bisa menjemput Jing Jing di bandara. Jing Jing sok ngambek, tapi ujung-ujungnya dia minta dianterin pulang ke rumahnya Yu Tu yang lokasinya lebih dekat saja dengan alasan sudah kecapekan.
Saat Yu Tu tiba di rumah tak lama kemudian, dia langsung tersenyum melihat kopernya Jing Jing sudah berada di ruang tamu dan mendapati si cantik sudah terlelap di ranjangnya.
Yu Tu langsung mengecup keningnya dan membuatnya terbangun. Jing Jing langsung manja minta lebih sambil mengeluh kalau dia kurang tidur semalam dan ingin tidur lebih lama sekarang.
Yu Tu mau ganti baju dulu dan selama itu Jing Jing terus memandanginya dengan antusias. Selesai ganti piyama, Yu Tu langsung masuk ke dalam selimut dan menarik ke dalam pelukannya.
Tapi Jing Jing yang katanya mau tidur lebih lama, tangannya malah mendadak nakal mengembara ke mana-mana sambil bertanya-tanya kenapa ototnya Yu Tu masih terjaga padahal dia sangat sibuk.
Yu Tu langsung menangkap tangan nakalnya sambil berkata bahwa dia masih punya otot karena sering memindahkan banyak barang berat di laboratorium, lalu tiba-tiba saja dia mulai menciumi seluruh wajah Jing Jing.
Tapi kemudian saat Yu Tu tanya berapa lama waktu istirahatnya kali ini, Jing Jing malah bilang bahwa besok dia harus pergi lagi. Jelas saja Yu Tu kecewa, bukankah waktu itu Jing Jing bilang mau cuti dua bulan seusai syuting?
Jing Jing beralasan bahwa tiba-tiba ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditinggalkan. Err... Tapi diam-diam dia tersenyum geli. Bohong yah?
Tak lama kemudian saat Jing Jing masih tidur, Yu Tu melihat HP-nya Jing Jing berbunyi dari Manajer Ling. Tak ingin membangunkan Jing Jing, Yu Tu pun mengangkat telepon itu. Entah apa yang didengarnya dari Manajer Ling.
Tapi saat Jing Jing terbangun tak lama, tiba-tiba saja dia melihat sikap Yu Yu agak aneh. Dia masih penuh perhatian seperti biasanya, tapi dia seperti sedang menahan marah. Dia bahkan menolak makan bareng Jing Jing dan lebih memilih melanjutkan pekerjaannya.
Jing Jing jadi bingung dan sedih dengan sikapnya ini. Yu Tu bahkan tak memeluknya lagi saat mereka hendak tidur. Tapi tiba-tiba Yu Tu mengaku bahwa tadi dia menjawab teleponnya Manajer Ling.
Jing Jing sontak panik menyadari Yu Tu sudah mengetahui perbuatannya dan buru-buru menjelaskan bahwa dia tidak bohong sepenuhnya. Dia memang harus pergi besok pagi, tapi malamnya akan balik. Awalnya dia cuma mau ambil beberapa barang di rumahnya untuk menghias rumah Yu Tu biar jadi kejutan untuknya
Tapi Yu Tu masih kesal dan langsung menghukum Jing Jing dengan ciuman ganas sampai Jing Jing menyerah dan mengakui kesalahannya, meyakinkan kalau dia benar-benar akan cuti dua bulan.
Jing Jing sudah ngantuk berat saat Yu Tu berkata bahwa dia sudah merenovasi gudang, besok dia akan mengajak Jing Jing melihatnya. Tapi Jing Jing jadi sangat penasaran dan langsung pergi melihatnya sekarang juga. Ternyata Yu Tu merombak ruangan itu jadi walk-in closet khusus untuknya.
Karena Jing Jing bilang mau cuti dua bulan dan juga karena dia tahu kalau Jing Jing suka tampil cantik, makanya Yu Tu menyiapkan semua ini agar Jing jing punya cukup tempat untuk menaruh baju-bajunya dan segala macam aksesorisnya.
Jing Jing terharu sekaligus merasa bersalah padanya. Yu Tu menyiapkan hadiah ini untuknya tapi dia malah mengisengi Yu Tu.
Tapi Yu Tu tidak menganggap ini sebagai hadiah, melainkan lebih seperti... "Membangun sarang (cinta) kita."
Saat dia pamitan mau kerja keesokan harinya, Yu Tu langsung manja menyodorkan pipinya dan Jing Jing dengan senang hati memberinya kecupan manis.
Yu Tu menyarankannya untuk tidak tidur pagi untuk memperbaiki jam biologisnya. Tapi Jing Jing langsung komplain balik karena Yu Tu juga tidak membiarkannya tidur di malam hari, Yu Tu mengorbankan jam biologisnya demi kesenangan Yu Tu sendiri. Pfft!
"Kau yakin cuma aku seorang (yang bersenang-senang)?" Goda Yu Tu.
"Pergi sana!"
Begitu Yu Tu pergi, Jing Jing langsung mengirim pesan ke Manajer Ling, Xiao Zhu dan Chen Xue. Pamer ke mereka kalau Yu Tu merenovasi rumah demi dia dan mengundang mereka untuk melihatnya.
Manajer Ling dan Xiao Zhu membalas kalau mereka akan datang, sekalian mengantarkan barang-barangnya Jing Jing. Tapi Chen Xue langsung kesal menyuruhnya enyah, dia sibuk syuting sekarang.
Baru juga Yu Tu buang sampah di depan kompleks, Jing Jing mendadak meneleponnya, sudah kangen soalnya. Tapi bukan itu saja sih alasannya menelepon lalu tanya Yu Tu suka warna apa.
Yu Tu langsung protes soalnya dia pikir Jing Jing mau membelikannya baju lagi, bajunya sudah kebanyakan sekarang. Jing Jing menyangkal, dia mau membeli beberapa barang untuk merenovasi rumahnya Yu Tu yang terlalu maskulin ini.
Tapi Yu Tu dengan manisnya meralat bahwa rumah itu juga rumahnya Jing Jing. Jing Jing langsung sumringah menyetujuinya. Yu Yu Tu mengizinkannya untuk melakukan apapun yang dia suka dan memberitahu bahwa dia menyimpan beberapa bantal di rumah. Jing Jing cari saja sendiri.
Tapi bahkan saat dia baru sampai di depan kantor, Jing Jing mendadak meneleponnya lagi. Tapi kali bukan karena kangen, dia baru saja membuka gudang dan mendapati Yu Tu menyimpan banyak sekali piala dan berbagai piagam di dalam kardus yang dia dapat semasa sekolah.
Yu Tu mengaku kalau ibunya mengirim semua itu. Tapi Yu Tu tidak mau memajangnya di rak. Soalnya kalau ada tamu datang, takutnya mereka akan mengira kalau itu piala anak mereka. Dia juga tidak mau memajang piala-piala itu kalau mereka sudah punya anak nantinya, takutnya anak mereka akan merasa tertekan karena kehebatan ayahnya.
"Kau sendiri yang merasa begitu. Eh, siapa tahu anak kita malah lebih cerdas darimu."
"Kalau begitu, kita harus berusaha keras (bikin anak)." Goda Yu Tu.
Tapi tepat setelah itu, dia bertemu dengan Profesor Zhang yang menyuruhnya untuk datang ke kantornya untuk membicarakan sesuatu. Sepertinya ada masalah serius.
Manajer Ling dan Xiao Zhu datang tak lama kemudian dengan membawakan baju-bajunya Jing Jing, dan langsung kagum melihat wardrobe barunya Jing Jing yang dilengkapi dengan teknologi canggih itu. Tapi yang paling mengagumkan adalah teknologi canggih itu dirancang sendiri sama Yu Tu.
Awalnya Yu Tu mau beli jadi saja, tapi setelah melihat-lihat di mall, lemari semacam ini harganya sangat mahal. Makanya dia memutuskan untuk membuatnya sendiri.
"Bisa membuat ini dengan tangan sendiri memang hebat. Tapi dia berani memberitahumu bahwa dia merancang ini sendiri karena harganya mahal. Keberaniannya untuk jujur padamu, benar-benar membuatku kagum." Komentar Manajer Ling.
"Bukankah seharusnya kau mengagumiku juga? Dia berani jujur padaku karena aku adalah gadis yang baik."
"Iya deh!"
Yu Tu memang memberitahu segala hal tentang hidupnya pada Jing Jing, termasuk tentang rumahnya ini. Bahwa dia membelinya dengan sistem kredit dan baru akan lunas 20 tahun yang akan datang.
Dan Jing Jing tampak sangat bangga saat dia menceritakan semua itu pada Manajer Ling sampai Manajer Ling heran sama dia. Dulu Jing Jing adalah seorang artis yang suka seenaknya menghambur-hamburkan uang untuk membeli berbagai barang mewah yang dia suka.
Tapi sekarang, dia di tempat sederhana ini, membicarakan tentang angsuran rumah sambil berbenah pekerjaan rumah tangga. Manajer Ling sungguh terharu dengan perubahan Jing Jing sekarang.
Bersambung ke episode 28
1 Comments
Terima kasih!!! Rekapnya sangat menarik utk dibaca.....lanjut...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam