Sinopsis You Are My Glory Episode 31

Lima tahun kemudian, Jing Jing sedang syuting drama tentang perselingkuhan. Untungnya cuma dalam drama, pernikahannya dalam dunia nyata tetap aman jaya sentosa. Yah walaupun mereka masih sama seperti waktu masih pacaran, jarang bisa bersama karena kesibukan satu sama lain.

Kali ini dinasnya Yu Tu yang paling lama, sudah berbulan-bulan mereka tidak bertemu. Jing Jing pun sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Manajer Ling usul agar Jing Jing mengambil satu drama lagi saja kalau dinasnya Yu Tu masih lama.

Tapi drama yang diusulkannya nggak banget, Jing Jing kan sudah berumur 38 tahun sekarang, tapi malah dikasih drama tentang anak kuliahan. Jing Jing jelas tidak setuju, lagian karakternya juga kurang menantang. Dia ingin sekali mendapatkan peran yang lebih menantang, semisal, peneliti ilmiah kayak suaminya.

Manajer Ling dan Xiao Zhu hampir tersedak mendengarnya. Wajah seperti Jing Jing jelas tidak cocok untuk jadi peneliti ilmiah biarpun suaminya sendiri seorang peneliti ilmiah.

"Sudah menikah begitu lama, kenapa aku sama sekali tidak ketularan aura peneliti ilmiahnya Pak Yu?"

Jing Jing menduga kalau ini pasti karena mereka jarang bersama, dia mendadak jadi ingin cuti setengah tahun biar bisa bersama suaminya lebih lama. Lagipula dia dan Yu Tu memang sudah berencana mau punya anak, Yu Tu bilang kalau dia mau punya anak perempuan.

Baru juga dibicarakan sang suami tercinta tiba-tiba menelepon dan menceritakan kejadian lucu di kantin tadi. Dia mendengar ada dua gadis muda yang diam-diam menggosipkannya. Mereka bilang bahwa dia kelihatan sangat akademis tapi ternyata waktu mereka mengintip HP-nya, mereka melihat wallpaper-nya pakai foto artis. Pfft!

Sepertinya kedua gadis itu tidak pernah mengikuti gosip artis, makanya mereka tidak tahu. Awalnya Yu Tu mau membiarkannya saja. Tapi dipikir-pikir, dia tidak boleh membiarkan citra dirinya sendiri rusak. Jadi waktu bertemu kedua gadis itu, dia bilang sama mereka bahwa wanita di wallpaper-nya itu adalah istrinya.

Tapi sepertinya mereka tidak percaya padanya. Jadi, bagaimana kalau Jing Jing membantunya membuktikannya dengan cara datang mengunjunginya ke pangkalan... Sekaligus menyaksikan peluncuran roket (Dewa Pencarian). Hah? Jing Jing langsung antusias mendengarnya, dia beneran boleh datang ke sana?

Yu Tu mengaku bahwa beberapa bulan ini, pangkalan selalu mengadakan acara untuk mengundang keluarga para insinyur untuk datang berkunjung. Yu Tu sudah beberapa kali mendaftar, dan akhirnya kali ini dia terpilih.

"Aku beneran boleh datang berkunjung ke pusat peluncuran?!"

"Nyonya Yu, selamat datang di Pusat Peluncuran Cape. Datang dan lihatlah aku yang berusia 38 tahun ini."

Wah! Jing Jing langsung melompat-lompat heboh saking girangnya. Maka begitu syutingnya selesai, dia langsung pergi ke Hainan dengan diantarkan oleh Xiao Zhu. Dia juga sudah akrab dengan para anggota keluarga insinyur lain dan sering berkomunikasi dengan mereka di chat grup.

Begitu tiba di bandara Hainan, dia langsung memberitahukan kedatangannya pada suaminya dan chat grup anggota keluarga insinyur. Tapi Yu Tu sama sekali tidak membalas chat-nya. Jing Jing jadi berpikir kalau Yu Tu lagi sibuk dan tidak mungkin punya waktu untuk menjemputnya.

Namun setibanya di depan pangkalan, mereka malah melihat Yu Tu ternyata sudah ada di depan menunggunya. Jing Jing sontak melompat ke dalam pelukannya tanpa memedulikan para petugas keamanan yang menatap mereka.

Yu Tu bahkan membawa club car untuk membawa Jing Jing keliling. Tapi di tengah jalan, tiba-tiba Jing Jing tanya apakah di sini ada CCTV. Dan seketika itu pula Yu Tu tiba-tiba menghentikan mobilnya lalu mencium Jing Jing, bukankah ini maksudnya Jing Jing dengan menanyakan masalah CCTV?

Memang sih, jadi... apakah ada CCTV? Tentu saja ada, tapi kan ini tempat pekerjaan konfidensial. Jadi bahkan sekalipun mereka kepergok kamera CCTV, rekaman itu akan dirahasiakan. Hmm, benar juga. Jing Jing pun langsung antusias menarik Yu Tu mendekat dan menciumnya. 


Tak lama kemudian, Yu Tu membawanya ke kamar mereka yang pakai double bed. Kamar single bed jumlahnya sedikit, dan Yu Tu terpaksa harus mengalah pada rekan-rekannya yang lain. Tapi jangan khawatir, nanti malam Yu Tu akan menyatukan kedua kasur itu.

Setelah itu, Yu Tu mengantarkan Jing Jing ke kantin tempat para keluarga insinyur lain sedang berkumpul, sementara dia sendiri balik kerja dan rapat membahas rencana peluncuran roket mereka.


Dia baru kembali malam harinya. Dia benar-benar merasa bersalah pada Jing Jing karena pekerjaannya sekarang ini sangat banyak dan membuatnya tidak punya banyak waktu untuk menemani Jing Jing.

Seperti biasanya, Jing Jing tak pernah mempermasalahkannya. Dia memahami pekerjaan Yu Tu dan sangat menghargainya, lagipula dia sendiri sibuk kok. Makanya dia mau memanfaatkan waktu libur ini untuk bersenang-senang. Besok juga dia berencana mengajak anggota keluarga insinyur yang lain jalan-jalan.

"Sepertinya begitu Nyonya Yu datang, langsung menjadi ketua tim tur."

"Tentu saja, suamiku kepala desainer, jadi aku juga harus melakukan bagianku."

Keesokan harinya, Jing Jing dan yang lain saling curhat tentang suami atau istri mereka yang terlalu sibuk sampai tidak punya waktu mengurus pasangan masing-masing. Tapi jelas mereka hanya mengeluh biasa dan tidak benar-benar marah pada pasangan masing-masing. Maka biar tidak bosan terkurung di tempat ini terus, mereka pun sepakat jalan-jalan keliling kota. Jing Jing bahkan sudah mengurus segalanya, jadi mereka tinggal berangkat saja.

Tapi istrinya Xiao Hu yang sedari kemarin diam saja dengan muka cemberut, menolak ikut, sepertinya hanya dia seorang yang benar-benar marah pada suaminya. Jing Jing dan yang lain harus berusaha keras membujuknya, baru dia akhirnya mau ikut, itu pun dengan setengah hati dan tampak tidak menikmati kesenangan ini.


Saking sibuknya, Yu Tu sampai memakan mie-nya secepat mungkin biar bisa segera balik kerja. Tapi para insinyur lain mendadak mengeluh padanya. Soalnya sejak istrinya Yu Tu datang, para istri mereka jadi sering bermain di luar dan mengambil banyak sekali foto. Lalu pulangnya mereka selalu minta pendapat suami masing-masing tentang foto mana yang paling bagus padahal semua foto-foto itu kelihatannya sama saja.

Para istri mereka juga jadi minder dengan badan mereka dan tiba-tiba ingin kurus kayak Jing Jing, dan akhirnya sekarang mereka tidak pernah lagi menyediakan snack malam untuk suami-suami mereka.

Berusaha menghibur mereka, Yu Tu memberitahu bahwa dia dan istrinya bahkan tidak pernah lagi makan snack malam. Para insinyur lainnya jadi kasihan sama dia, mengira hidupnya Yu Tu ternyata tidak lebih baik dari mereka.


Yu Tu menyangkal. Sambil memainkan cincin kawinnya dan tersenyum begitu lebar, dia memberitahu mereka bahwa istrinya punya banyak kelebihan dan sangat manis. Dan jangan khawatir, dia janji pasti akan menyampaikan semua keluhan mereka tadi pada istrinya.


Dan dia melakukannya saat itu juga dengan menelepon Jing Jing, dan dengan nada suara serius dia menyampaikan keluhan para rekannya tadi. Jing Jing tidak terima dan langsung menuntut Yu Tu untuk menyalakan speaker, menuntut siapapun yang mengeluh tadi untuk ngomong sendiri biar didengar oleh para istri mereka. 

Dan lucunya, para insinyur itu mendadak melempem, tak ada satu pun yang berani bersuara melawan para istri mereka. Malah mereka yang akhirnya harus mendengarkan keluhan para istri mereka yang sangat bosan berada di dalam pangkalan terus dan merasa lebih bahagia sejak kedatangan Jing Jing yang setiap hari membawa mereka main di luar.


Malam harinya, Yu Tu dengan manisnya memijat kaki istrinya yang pegal sebelum kemudian mereka berbaring dalam pelukan satu sama lain. Jing Jing memberitahu bahwa mereka tidak akan pergi main besok. Karena hari peluncuran sudah semakin dekat, jadi mereka semua akan tetap di sini untuk memberikan semangat, cinta dan perhatian mereka untuk pasangan masing-masing.

Yu Tu jujur mengaku bahwa dia sangat gugup. Proyek ini adalah investasi miliaran dari negara, impian dan harapan puluhan ribu orang. Tapi bahkan setelah peluncuran usai nanti, pekerjaannya Yu Tu masih sangat banyak. Bahkan sehari setelah peluncuran nanti, dia harus terbang ke pusat kontrol di Beijing dan harus dinas di sana selama beberapa bulan.

Jing Jing tahu itu, dia juga sudah mempersiapkan mentalnya sejak awal. Makanya sebenarnya, dia berencana untuk pergi ke Beijing untuk menemani Yu Tu. Lagipula dia memang punya banyak pekerjaan di Beijing. Yu Tu jelas langsung setuju.


Tapi ada satu hal yang masih mengganggu pikiran Jing Jing. Selama beberapa hari ini, dia memperhatikan istrinya Xiao Hu selalu murung entah kenapa. Jing Jing juga tidak tahu bagaimana harus menghiburnya.

Yu Tu memberitahu bahwa bulan lalu, istrinya Xiao Hu sakit dan harus dirawat inap. Tapi waktu itu mereka sedang sangat sibuk sehingga Xiao Hu sama sekali tidak ada waktu untuk datang menjenguknya.

Dan sebaiknya Jing Jing tidak usah ikut campur urusan mereka. Menjadi anggota keluarga insinyur antariksa memang sangat sulit. Jika istrinya Xiao Hu merasa kalau dia berkorban terlalu banyak dan tidak senang, maka mereka juga tidak punya hak untuk memaksa orang lain untuk berkorban.

"Untungnya aku juga sangat sibuk. Kalau tidak, aku mungkin juga akan menyalahkanmu."

Yu Tu sepertinya sangat kelelahan dan tidur dengan cepat. Jing Jing sepekan mungkin melepaskan diri sejenak hanya untuk mematikan lampu dan menatap suaminya itu dengan penuh cinta sebelum kemudian tertidur dalam pelukannya.

Tapi saat tengah malam dia terbangun, dia mendapati Yu Tu berdiri di balkon, menatap tempat peluncuran roket dengan gelisah tapi juga penuh harap.

Bersambung ke episode 32

Post a Comment

0 Comments