Trio paparazzi jadi makin heboh saat melihat Yu Tu mengambil kopernya Jing Jing. Itu bukti jelas kalau mereka memang kekasih dan Jing Jing akan menginap di rumah kekasihnya malam ini.
Sementara itu, Jing Jing memberitahu Chen Xue bahwa yang main tadi adalah pacarnya. Kapan-kapan akan dia kenalkan sama Chen Xue. Orangnya sangat tampan, bukan berasal dari industri hiburan, pintar main game, banyak akal dan pintar berpura-pura sedih. Hah? Chen Xue malah bingung mendengarnya, kenapa penggambaran cowoknya Jing Jing itu kayaknya dia cowok bajingan? Pfft!
Saat Jing Jing selesai mandi tak lama kemudian, Yu Tu masuk kamar hanya untuk memberikan boneka roketnya dan mengambil bantal. Dia akan tidur di luar lalu mengecup manis pipi Jing Jing sebelum keluar kamar.
Jing Jing dengan antusias nge-chat Chen Xue, memberitahunya kalau dia lagi nginap di rumah pacarnya sekarang. Takutnya dia jadi tidak bisa tidur, bagaimana kalau besok dia tidak ada stamina untuk melakukan jadwalnya. Pfft! Kalimatnya menjurus banget.
Chen Xue langsung melotot membaca chat itu. "Apa dia begitu energik sampai bisa memengaruhi staminamu besok? Apakah sepanjang malam?"
Jing Jing jadi tersipu malu membaca chat-nya, nyebelin banget sih Chen Xue. Dia buru-buru menjelaskan kalau dia dan pacarnya baru jadian, jadi mereka tinggal di kamar yang berbeda.
Tapi ucapan Chen Xue itu membuatnya jadi tidak bisa tidur. Mendengar suara-suara di luar, Jing Jing akhirnya keluar kamar dan mendapati Yu Tu lagi sibuk menerjemah makalah. Katanya tadi dia kurang istirahat selama beberapa hari? Terus kenapa sekarang dia malah masih sibuk menerjemah makalah?
Yu Tu terang-terangan mengaku bahwa dia harus menyibukkan dirinya untuk 'menenangkan diri'. Pfft! Jing Jing langsung paham apa maksudnya dan berniat mau menghindar. Tapi Yu Tu dengan cepat menariknya ke pangkuannya sambil memperingatkan Jing Jing untuk tidak keluar kamar lagi. Jika tidak...
Jing Jing jadi tegang dan tersipu malu. Tapi Yu Tu akhirnya memutuskan untuk melepaskannya dan menyuruh Jing Jing tidur saja sekarang.
Jing Jing sontak melesat kabur ke kamar. Tapi dia juga jadi tidak bisa tidur dan akhirnya nge-chat Manajer Ling, meminta Manajer Ling untuk mengirimkan garis besar wawancara untuk besok, dia butuh menyibukkan diri untuk 'menenangkan diri' juga.
Keesokan harinya saat Jing Jing bangun, Yu Tu sudah membelikannya sarapan. Jing Jing langsung bermanja ria padanya sambil mengeluhkan bantalnya yang kurang nyaman.
Dia lalu nge-chat Manajer Ling, memberitahu kalau dia sekarang berada di rumahnya Yu Tu, jadi mereka tidak perlu menjemputnya, dia akan berangkat bersama Yu Tu saja nanti.
Tapi begitu membacanya, Manajer Ling sontak meneleponnya dan Jing Jing santai saja menyalakan speaker sehingga Yu Tu ikutan dengar saat Manajer Ling membeberkan tentang Jing Jing yang semalam minta garis besar wawancara untuk 'menenangkan diri'. Pfft! Jing Jing jadi malu dan buru-buru beralih topik menegaskan kalau dia akan pergi ke hotel bersama Yu Tu nanti.
Tapi Manajer Ling justru tidak bisa tenang kalau mereka hanya pergi berdua saja, takutnya akan ada orang yang memotret mereka. Jadi Manajer Ling menuntut Yu Tu untuk memberikan alamat lengkapnya biar dia dan Xiao Zhu ke sana nanti.
Setelah mengirimkan alamat rumahnya ke Manajer Ling, Yu Tu secara implisit mengaku bahwa menerjemah makalahnya semalam sebenarnya tidak efektif (untuk menenangkan dirinya).
Tak lama kemudian, trio paparazzi melihat timnya Jing Jing datang menjemputnya dan pacarnya Jing Jing juga ikut pergi ke tempat acara.
Usai menyebutkan berbagai jadwalnya Jing Jing seharian ini, Manajer Ling penasaran apakah malam ini Jing Jing juga akan menginap di rumahnya Yu Tu. Canggung, Jing Jing mengklaim kalau itu tergantung lalu lintas.
Lalu lintas di kota ini sangat parah. Kemarin dia terjebak macet parah, makanya dia ke rumahnya Yu Tu untuk main sebentar, terus dia malas pindah saja, makanya dia menginap di sana. Pfft! Manajer Ling langsung mendengus sinis mendengar alasannya itu.
Menyadari para staf acara pasti akan penasaran dengan keberadaan si tampan Yu Tu, Jing Jing mendadak punya ide untuk mendadani Yu Tu, jadi Yu Tu nanti bisa diperkenalkan sebagai konsultan gayanya.
Tak lama kemudian, mereka pun tiba di parkiran hotel. Jing Jing dan Yu Tu keluar dari mobil dengan penuh gaya, keren banget deh pokoknya. Yu Tu juga kelihatan makin tampan dengan samarannya pakai kacamata.
Sudah bisa diduga, penata riasnya Jing Jing langsung penasaran melihat Yu Tu dan bertanya-tanya apakah dia artis barunya Manajer Ling. Manajer Ling mengaku kalau dia staf baru di kantornya.
Hah? Wajah setampan itu, cuma jadi staf? Manajer Ling sungguh menyia-nyiakannya. Sayang sekali dia tidak masuk industri hiburan. Dia pasti akan sangat terkenal. Para pembuat film dan drama pasti akan gila-gilaan memperebutkannya.
Manajer Ling juga maunya begitu. "Bagaimana Xiao Yu? Aku akan menjadikanmu selebritis. Biarkan Jing Jing membimbingmu. Kau pasti akan segera populer."
Tidak bisa gitu dong. Jing Jing tidak mau sembarangan membimbing orang. Jika Yu Tu ingin dia membimbingnya, maka Yu Tu wajib menandatangani kontrak minimal 10 tahun dengannya.
"Nona Qiao, aku bisa menandatangani kontrak yang lebih panjang." Ujar Yu Tu penuh arti.
"Oh, lalu bagaimana dengan pembagian uang yang diperoleh?"
"Cukup sisakan sedikit biaya hidupku untukku." (Pfft! Calon suami idaman)
Oke. Jing Jing setuju. Tapi si penata rias yang nggak nyambung, tercengang berpikir kalau aturan kontrak kerja di perusahaannya Manajer Ling ternyata sangat sadis. Wkwkwk!
Xiao Zhu datang tak lama kemudian, membawakan 3 gaun untuk Jing Jing pilih. Manajer Ling langsung mengusir semua staf agar Jing Jing bisa berduaan dengan Yu Tu. Jing Jing langsung minta Yu Tu untuk membantunya memilih gaun.
Tapi alih-alih memilih model yang paling bagus atau paling modis, Yu Tu malah menimbang gaun-gaun itu lalu memilihkan yang paling ringan biar Jing Jing tidak kecapekan memakai gaunnya. Wkwkwk! Manajer Ling sampai hampir tersedak mendengar pilihan Yu Tu.
Bahkan Jing Jing pun merasa geli dengan caranya memilih sesuatu. Tapi, gaun-gaun ini agak terbuka, Yu Tu tidak keberatan, kan?
"Apa aku orang yang berpikiran sempit?"
"Baguslah kalau begitu. Tapi aku orang yang berpikiran sempit." Jing Jing langsung melepaskan kacamatanya Yu Tu karena kacamata itu membuat Yu Tu jadi terlalu menarik dan memikat orang. Jing Jing tak suka. Yu Tu kan miliknya seorang.
"Benar. Aku milikmu." Bisik Yu Tu mesra.
Duh, Manajer Ling benar-benar tak tahan lagi mendengarkan kemesraan mereka dan buru-buru berdehem untuk memperingatkan mereka.
Karena Jing Jing sebentar lagi harus melakukan wawancara dulu, jadi Yu Tu pun keluar ke cafe terdekat. Dia santai saja duduk menunggu di sana sambil melanjutkan pekerjaannya tanpa menyadari trio paparazzi yang membuntutinya sambil menggosipkannya.
Mereka yakin kalau kekasihnya Jing Jing itu pasti tidak mungkin mampu membelikan berlian mahal yang Jing Jing promosikan itu. Kalau nanti mereka mengeksposnya dan Jing Jing tidak mau mengakui hubungan mereka, maka mereka mungkin akan putus.
Seperti biasanya, ada beberapa wanita yang langsung naksir dia. Salah satunya bahkan nekat mencoba meminta kontak WeChat-nya, tapi Yu Tu menolaknya dengan sopan. Begitu acaranya Jing Jing hampir dimulai, Yu Tu pun pergi dan trio paparazzi terus membuntutinya dengan ketat dan memotretinya sepanjang acara berlangsung.
Jing Jing benar-benar tampak sangat memesona begitu muncul di panggung, para penggemarnya, baik laki-laki maupun perempuan, jejeritan heboh memanggilnya sebagai 'istriku'. Yu Tu tak suka tapi pada akhirnya dia mengerti cinta mereka padanya.
Begitu acara selesai, Jing Jing langsung balik ke kamar hotelnya dan mendapati Yu Tu sudah menunggunya di sana. Jing Jing langsung menuntut pujian darinya, tapi Yu Tu cuma bilang cantik doang. Gitu doang? Jing Jing kecewa, seingatnya dulu nilai bahasanya Yu Tu cukup bagus, kenapa sekarang kosa katanya jadi sangat sedikit.
Maka Yu Tu pun membacakan sebuah puisi untuk menggambarkan betapa memesonanya Jing Jing dan sukses membuat Jing Jing tersipu malu. Tapi Yu Yu penasaran, kenapa para penggemarnya Jing Jing, baik yang lelaki maupun yang perempuan, memanggilnya 'Istriku'?
"Mereka memanggil begitu kan cuma untuk bersenang-senang. Kenapa? Kau cemburu?"
"Bukan begitu. Lagipula, kau akan pulang bersamaku."
"Pulang bersamamu?... Terus apa? Melihatmu menerjemahkan makalah lagi?"
Oh, Yu Tu mengerti. Maka begitu mereka kembali ke rumah Yu Tu tak lama kemudian, Yu Tu langsung menciumnya mesra dan dalam... sampai ke tempat tidur. Membaringkan Jing Jing di ranjangnya, Yu Tu bertanya dengan suara parau. "Selain bantal, apa lagi yang tidak terbiasa?"
"Kau."
"Ini tidak bisa dihindari, kau akan terbiasa." Yu Tu langsung membuang semua bantalnya dan menciumnya makin dalam.
Bersambung ke episode 26
1 Comments
Terima kasih!!! semangat.... lanjut....
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam