Recap You Are My Glory Episode 8 & 9

Jing Jing jadi panik mendengar Manajer mau datang dadakan dengan membawa penata rias dan penata gaya sekarang juga, takut mereka melihat Yu Tu dan salah paham akan hubungan mereka. Yu tu memberi solusi, bilang saja kalau dia tukang reparasi mesin.

"Bukankah terlalu tampan?"

"Oh, benar juga." Ujar Yu Tu narsis. (Pfft!)

Kalau begitu, Yu Tu menyarankannya untuk menutup pintu kamar saja. Itu ide bagus! Jing Jing pun mengarahkan para penata rias dan penata gaya untuk bekerja di balkon alih-alih kamar. Manajer sebenarnya penasaran ingin melihat Yu Tu yang katanya sangat amat tampan itu. Tapi Jing Jing melarangnya melihat Yu Tu sekarang.

Tak lama kemudian saat Yu Tu masih sibuk berkutat dengan mesinnya, dia mendengar suara Jing Jing dan semua orang keluar rumah. Jadilah Yu Tu sendirian menjaga rumah Jing Jing.

Si artis pria dan manajernya sudah tiba duluan saat Jing Jing dan manajernya tiba. Suasananya tampak akrab dan bersahabat, tapi tampak jelas kedua manajer tak saling menyukainya dan diam-diam melirik sinis satu sama lain.

Tak lama kemudian, Yu Tu ditelepon Jing Jing yang mengabarkan bahwa dia sudah berhasil mendapatkan perannya, sutradara bahkan bilang kalau dia terlalu kurus, Jing Jing senang banget, dia kan jadi harus menaikkan berat badan dan bebas makan apa saja. Dia lalu menyuruh Yu Tu keluar untuk numpang makan di rumah orang lain.

Yang dia maksud rumah manajernya, soalnya hari ini ulang tahun Ah Guo. Padahal Manajer dan Ah Guo inginnya merayakan ultah berdua saja. Tapi pada akhirnya Manajer tak mampu menolak Jing Jing soalnya Jing Jing bawa hadiah mahal.

Dan sama seperti asistennya Jing Jing, dia juga langsung melongo saat akhirnya bertemu Yu Tu yang tampan rupawan dan tiba-tiba saja Manajer langsung mau merekrut Yu Tu untuk jadi artis juga. 

Yu Tu dengan sopan menolak, soalnya dia tidak punya bakat. Tapi Manajer keukeuh meminta Yu Tu untuk memikirkannya dulu. Masalah bakat, wajah tampannya itu saja sudah termasuk bakat. Dia kan juga pintar, cepat tanggap dan cepat paham. Tidak masalah dengan usia, dia belum terlalu terlambat untuk debut kok. Industri hiburan masih kekurangan orang-orang seumuran dia. Geli, Jing Jing buru-buru menghentikan cerocosan manajernya itu.

Mumpung banyak orang berkumpul, sekalian saja mereka memanggil semua orang di kantor biar tambah rame. Dan terang saja semua orang langsung penasaran sama Yu Tu.

Suasana sangat hangat dan akrab. Jing Jing dengan riang bercerita kalau dia dan Yu Tu bukan hanya satu SMA, tapi juga satu SMP. Hanya saja waktu SMP, mereka beda kelas cukup jauh. Nilainya Jing Jing sangat bagus waktu SMP. Tapi waktu masuk SMA, malah kalah sama Yu Tu.

Manajer bercerita bahwa dalam pertemuan tadi, manajer si artis cowok dengan sengaja menyinggung kemampuan game-nya Jing Jing, bahkan menantangnya main. Padahal si artis cowok sendiri tidak ada masalah sama Jing Jing, malah dia menghormati Jing Jing karena Jing Jing seniornya, kelakuan manajernya itu jelas bisa menjatuhkan image si artis cowok.

Untungnya kemampuan game-nya Jing Jing sudah banyak peningkatan sekarang, jadi dia santai saja menerima tantangan si manajer itu lalu mengalahkan peringkat si manajer dan menjadi MVP dengan mudah.

Yu Tu bangga mendengarnya dan langsung memberinya lauk sebagai hadiah. Ah Guo jadi cemburu. Bagaimana pun, dialah guru pertamanya Jing Jing sebelum Yu Tu. Tiba-tiba dia menantang Yu Tu untuk tanding dengannya sekarang juga.

Tantangan diterima dan Yu Tu dengan mudahnya membunuh Ah Guo berulang kali. Tak peduli berapa kali Ah Guo gonta-ganti hero, dia tetap kalah telak. Jelas itu bukan karena salah pilih hero, tapi memang kemampuan Ah Guo kalah jauh dari Yu Tu. Tapi Ah Guo dengan penuh harga diri menolak mengakui itu dan beralasan kalau dia tidak bisa konsen gara-gara tadi siang belum makan.

Dia baru mengakui dan memuji segala kehebatan Yu Tu saat mereka ngobrol berdua saja setelah makan. Ah Guo jadi penasaran apa sebenarnya pekerjaan Yu Tu. Yu Tu dengan canggung berkata bahwa mulai bulan depan, dia akan masuk ke bidang bank investasi.

Jing Jing prihatin mendengar itu dari kamar sebelah. Maka saat Yu Tu merenung sendirian di balkon, Jing Jing pun mendekatinya dan bertanya-tanya apakah Yu Tu sungguh-sungguh dengan keputusannya. Yu Tu mengiyakannya tapi juga terdengar sedikit keraguan dalam jawabannya.

Berusaha menghiburnya, Jing Jing mengaku bahwa dulu waktu SMA, dia sangat kagum pada Yu Tu. Nilai matematika dan fisika Yu Tu selalu terbaik, waktu itu Jing Jing selalu berpikir bahwa Yu Tu kelak pasti akan jadi ilmuwan yang hebat. Dan Jing Jing akan merasa bangga juga. Dia buru-buru menambahkan biar Yu Tu tidak salah paham, maksudnya bangga sebagai teman sekolahnya Yu Tu.

"Mungkin harus membuatmu kecewa."

"Tidak. Bank investasi juga bagus. Kurasa, apa pun yang kau lakukan, pasti akan sangat hebat."

"Seseorang pernah berkata kalau aku sangat egois. Jelas-jelas memiliki kemampuan untuk membuat kehidupan keluargaku menjadi lebih baik. Namun aku malah membuat keluargaku mengorbankan diri demi meraih impianku itu."

"Kalau begitu, seharusnya kau bilang pada orang itu, 'Maaf, aku hanya memiliki kemampuan ini'."

Yu Tu bisa melakukan banyak hal dengan baik. Menurut standar orang banyak, Yu Tu sudah termasuk hebat. Jadi jika ada orang yang mengatainya egois, jelas itu menunjukkan kalau orang itu sangat iri pada kehebatan Yu Tu. Yu Tu tersenyum mendengar logikanya.

Sungguh tak disangka akan ada hari mereka bisa ngobrol seperti ini. Jing Jing bertanya-tanya apakah itu artinya sekarang mereka berteman dan apakah Yu Tu bersedia mengajarinya sampai pertandingan? Yu Tu mengiyakannya semuanya. Jing Jing pun senang.

Demi film barunya, Jing Jing sekarang punya misi baru, yaitu menaikkan berat badan. Rencananya dia hanya akan menaikkan berat badannya 2,5 kg dalam waktu sebulan. Tapi ternyata rencana itu malah tercapai hanya dalam waktu seminggu dan sontak saja dia langsung diomeli sama manajernya.

Yu Tu mengomentari dan mengkritik perkembangan permainan game-nya Jing Jing, tapi Jing Jing tidak bisa fokus gara-gara memikirkan berat badannya terus. Dia jadi galau karena sudah berencana mau makan bersama Yu Tu di luar, tapi sekarang dia takut berat badannya akan bertambah lagi. Sudah lama dia tidak makan yang enak-enak di luar, tapi seorang selebritis wanita seperti dirinya tidak boleh gemuk. Jing Jing merana.


Akhirnya dia memutuskan. Jika dia berhasil mencapai level Ace sebelum jam 5:30 sore, maka mereka tetap lanjut makan di luar. Tapi mulai besok tidak boleh begini lagi. Dia pikir mencapai level Ace itu pasti sulit, dengan begitu dia akan punya alasan untuk membatalkan acara makan di luar.

Tapi yang tak disangkanya, dia malah berhasil mencapai level Ace dengan begitu cepat sampai dia melongo saking tak percayanya. Yu Tu geli melihat reaksinya. Jadilah mereka tetap pergi makan di restoran.

Restorannya cukup terkenal, jadi banyak orang yang harus antri. Tapi berhubung asistennya Jing Jing sudah booking private room, jadi mereka tidak perlu ikut antri. Jing Jing masuk duluan. 

Tapi saat Yu Tu hendak menyusul, dia malah melihat profesornya dan istrinya ada di antara antrian. Maka dia langsung membujuk Jing Jing untuk mengalah dan memberikan private room ini pada mereka saja, dia janji akan mentraktir Jing Jing makan enak di tempat lain.

Jing Jing setuju-setuju saja, tapi dia usul agar mereka makan bersama profesornya Yu Tu saja di sini. Mereka berempat akhirnya makan bersama. Tapi ternyata hari ini adalah ulang tahun pernikahan Profesor Zhang dan istrinya. Yu Tu dan Jing Jing jadi tak enak karena jadi pengganggu mereka.

Tapi percakapan dengan cepat beralih ke pekerjaannya Yu Tu. Profesor Zhang sangat berharap Yu Tu akan kembali ke pekerjaannya, apalagi Profesor Zhang juga sudah berusaha membantu proyeknya Yu Tu yang mengalami kendala.

Tapi keputusan Yu Tu sudah bulat, dia akan tetap mengundurkan diri dan dengan jujur mengaku bahwa alasannya adalah demi uang. Profesor Zhang begitu kecewa mendengarnya dan langsung mengomelinya panjang lebar. 

Yu Tu diam saja dengan penuh rasa bersalah, Jing Jing yang tidak terima dan langsung angkat bicara membela Yu Tu, memberitahu Profesor Zhang bahwa Yu Tu sudah pernah menolak pekerjaan bergaji tinggi. 

Yu Tu memang ilmuwan berbakat. Tapi menggunakan cita-cita dan keyakinannya untuk meminta Yu Tu mengorbankan segalanya itu sama saja seperti mengekangnya. Kaget, Yu Tu sontak membentak Jing Jing.

Mereka jadi bertengkar gara-gara itu, Yu Tu tidak setuju dengan sikap Jing Jing karena bagaimanapun, Jing Jing adalah salah satu orang yang menerima deviden besar dalam masyarakat, jadi tidak seharusnya Jing Jing berkata seperti itu. Seharusnya dia lebih menghormati profesornya. 

Jing Jing tersinggung mendengarnya. Jadi apakah itu maksudnya, dia tidak boleh berkata begitu hanya karena dia artis yang bayarannya besar? Terus jika dia bukan artis yang bayarannya besar, dia boleh berkata begitu? Dia mengatakan semua itu demi membela Yu Tu.

"Aku, lebih dari siapapun, berharap kau bisa terus menjadi insinyur antariksa!"

Yu Tu terkejut mendengarnya. "Kenapa?"

Baru sadar, Jing Jing cuma diam tak tahu bagaimana harus menjawabnya dan langsung melarikan diri meninggalkan Yu Tu. Dia tidak tahu ada orang yang diam-diam memotret mereka. Untungnya Yu Tu mengetahuinya dan dengan sopan meminta orang untuk menghapus fotonya.

Yu Tu menyesali ucapannya tadi dan mengirim permintaan maaf ke Jing Jing, tapi Jing Jing tak membalasnya. Istri Profesor Zhang mengiriminya pesan tak lama kemudian, meminta maaf atas kata-kata suaminya dan meminta Yu Tu untuk tidak menyalah Jing Jing, karena bagaimana pun, ucapan Jing Jing sebenarnya ada benarnya.

Yu Tu jadi semakin galau tak tahu harus bicara apa pada Jing Jing. Tapi dia juga tidak sempat memikirkannya lebih jauh karena malam itu juga, dia tiba-tiba mendapat panggilan tugas darurat yang mengharuskannya untuk mengakhiri cutinya dan pergi ke pusat kontrol satelit karena ada masalah dengan satelit luar angkasa mereka.

Yu Tu langsung terbang ke Xi'an malam itu juga. Dia dan Guan Zhai orang pertama dari institusi mereka yang tiba di pusat kontrol satelit dan langsung sibuk menganalisa masalah satelit itu selama dua jam.

Setelah itu mereka beristirahat di hotel. Guan Zai sepertinya sangat kelelahan sampai dia tidak sadar ada pintu kaca di depannya. Dia langsung ketiduran, sedangkan Yu Tu masih sibuk memikirkan masalah satelit itu dan menganalisanya.

Begitu dia menemukan sebuah kemungkinan bahwa masalah satelit itu berhubungan dengan angin surya, dia langsung membangunkan Guan Zai dan mereka pun kembali ke pusat kontrol satelit juga dan terus rapat selama 4 jam kemudian.

Sama sekali tak ada waktu istirahat untuk para ilmuwan itu. Dugaan Yu Tu terbukti dua jam kemudian. Dan selama beberapa jam berikutnya, mereka terus berusaha melakukan berbagai upaya penyelamatan satelit tersebut. Pun begitu, masalah tak kunjung usai. Para ilmuwan itu sepertinya harus terus begadang lagi.

Manajer Ling memperhatikan Jing Jing tampak aneh beberapa hari ini. Asisten Zhu memberitahu Manajer Ling bahwa Jing Jing dan Yu Tu sepertinya sedang bertengkar. Dia bahkan mengira kalau absennya Yu Tu selama beberapa hari ini adalah karena masalah itu.

Maka Manajer Ling pun berusaha menghibur Jing Jing dengan memberitahunya bahwa casting-nya Jing Jing dalam film barunya Sutradara Li sudah diumumkan. Dan berkat itu, bayarannya Jing Jing untuk drama barunya juga meningkat pesat.

Tapi Jing Jing tidak tampak senang, apalagi saat dia teringat ucapan Yu Tu waktu itu. "Apa aku begitu bernilai?"

Manajer yang tidak mengerti maksudnya, nyerocos meyakinkan Jing Jing bahwa dia sangat berharga. Semua stasiun TV berlomba-lomba untuk mendapatkan Jing Jing, berbagai perusahaan menginginkan Jing Jing untuk menjadi model iklan mereka. Jadi tentu saja Jing Jing sangat berharga.

Bukan itu maksud Jing Jing, tapi dia juga tidak menjelaskan lebih lanjut lalu bertanya apakah dia terlalu manja dengan menanyakan ini. Manajer Ling menyangkal, masalah ini bukan masalah manja atau tidak. Hanya saja pasarnya memang seperti ini. Kalau dia tidak mengambilnya, maka orang lain yang akan mengambilnya.

Bahkan sekalipun dia menolak bayaran film ini, pihak perusahaan produksi film akan tetap menjual film ini dengan harga segitu dan sisanya akan masuk ke kantong para investor. Jadi pertanyaan Jing Jing ini sama sekali penting.

Memangnya kalau ada perusahaan yang menawari Jing Jing bermain film dengan bayaran puluhan juta, apa Jing Jing akan menolak dan bilang dia cuma mau beberapa juta saja? Jelas tidak.

Kalau begitu, Jing Jing tidak perlu memikirkan masalah tidak penting semacam ini lagi. Lebih baik lakukan saja pekerjaannya dengan baik. Kenapa pula dia semurung ini, bahkan menanyakan pertanyaan itu. Ngomong-ngomong, di mana Yu Tu?

Jing Jing menolak menjawab dan langsung pura-pura sibuk main game. Tapi begitu Manajer Ling pergi, Jing Jing langsung membuka chat-nya. Membaca pesan terakhirnya Yu Tu yang pamit pergi dinas selama beberapa hari dan tidak pasti kapan akan kembali.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

2 Comments

  1. Sangat suka dengan rekap nya....Terima kasih! Ditunggu kelanjutannya....semangat!

    ReplyDelete
  2. setelah nonton..lanjut ke rekap...semangat y..sampe selesai rekapnya .slalu kutunggu

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam