Yu Tu sekarang jadi tukang antar sarapan rutin setiap pagi untuk Jing Jing. Dia bahkan mulai paham untuk membelikan makanan-makanan rendah kalori untuk Jing Jing karena Jing Jing harus selalu menjaga bentuk tubuhnya tetap ideal.
Sebagai balasannya, Jing Jing membuatkan kopi untuknya. Dia juga menambahkan gambar kelinci di atas foam kopinya, tapi gambar kelincinya nggak jelas banget. Jing Jing keukeuh kalau itu gambar kelinci dan menuduh Yu Tu tidak punya selera seni, makanya Yu Tu tidak bisa melihat gambar kelincinya. Yu Tu iyain ajalah biar cepat.
Mereka lalu membahas tentang permainan Jing Jing, menentukan hero-hero mana saja yang paling cocok untuk Jing Jing dan strategi perang terbaik yang paling sesuai untuknya. Yu Tu juga tak ragu mengkritik dan mengejek segala kekurangan Jing Jing dalam permainannya.
Dia nyerocos panjang lebar menberi berbagai saran strategi perang, tapi Jing Jing agak susah nyambung. Terpaksa Yu Tu harus pakai kertas dan pena untuk menjelaskan maksudnya. Seharian mereka membahas tentang itu dan baru selesai saat petang.
Karena besoknya Jing Jing ada jadwal manggung, jadi mereka cuti nge-game sehari. Sambil menunggu gilirannya tampil di atas panggung, Jing Jing memutuskan untuk nonton siaran langsung pertandingan game-nya, menyatakan kalau dia hanya akan nonton tanpa ikutan nge-game.
Tapi ujung-ujungnya dia malah jadi terlalu antusias dan ingin main juga. Dia mengirim pesan, mengajak Yu Tu untuk ikut. Tapi sayangnya Yu Tu sedang tidak bisa karena sedang makan malam bersama seniornya yang sedang berusaha membujuk Yu Tu untuk bekerja bersamanya di bidang keuangan.
Si senior penasaran apakah Yu Tu sungguh masih lajang. Aneh saja pria setampan dia masih lajang. Tepat saat itu juga, Jing Jing mengirim pesan lagi, dengan imutnya berkata kalau dia akan menunggu Yu Tu sampai selesai, dan pesan itu kontan membuatnya tersenyum, tapi dia berkata pada seniornya bahwa dia memang masih lajang.
Yu Tu akhirnya bisa online setelah makan malamnya usai. Kali ini mereka bertanding dengan beberapa pemain asing. Tapi salah satu pria lawan mereka tiba-tiba sinis berkata pada Yu Tu... "Kenapa aku merasa keahlian pacarmu lebih buruk daripada pacarku?"
Jing Jing tidak terima dan refleks membalas. "Kemampuanmu juga tidak lebih hebat daripada pacarku!"
Yu Tu kaget mendengar dirinya disebut 'Pacar'. Tapi Jing Jing dengan cepat mengirim chat pribadi padanya, meyakinkannya untuk tidak menganggap serius ucapannya tadi, dia cuma tidak mau kalah dalam adu mulut. Bahkan saat pacarnya si lawan menyemangati pacarnya, Jing Jing juga tak mau kalah dan sengaja menyerukan penyemangat pada 'Pacarnya' juga.
Pemain lain mengeluh karena mengira hanya dirinya yang jomblo di antara mereka, mana hari ini hari jomblo lagi, dia bahkan hampir menyerah bermain. Jing Jing dengan cepat membujuknya, menyemangatinya dan mengingatkan bahwa hari jomblo tuh baru besok... Sampai akhirnya si pemain mau juga bermain lagi.
Berkat kehebatan Yu Tu, mereka pun menang dengan cepat. Yu Tu lalu mengirim pesan ke Jing Jing 'Kenapa kau begitu iseng?'.
Dia tidak bermaksud marah sih, tapi kalimatnya itu terkesan seperti marah. Yu Tu menyesalinya seketika dan buru-buru menghapusnya. Tapi Jing Jing sebenarnya sudah membaca pesan tersebut.
Saat tiba giliran Jing Jing tampil menyanyi di panggung, Yu Tu juga menonton siaran langsung itu dan tampak terpesona pada Jing Jing.
Keesokan harinya saat Yu Tu mengajari Jing Jing lagi, Jing Jing kurang bisa fokus gara-gara chat yang dihapus kemarin. Dia masih penasaran dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri kenapa Yu Tu kemarin menghapus chat itu.
Dia benar-benar tidak fokus. Yu Tu melihat itu dengan jelas dan langsung mengkritiknya. Tapi Yu Tu tidak bisa mengajar terlalu lama hari ini karena dia ada pertemuan makan malam bersama teman-temannya lagi. Tapi dia menyuruh Jing Jing untuk terus berlatih sendiri.
Terang saja Jing Jing langsung mengeluh iri karena Yu Tu bisa bebas keluar dan ngumpul bersama teman-temannya.
Yu Tu refleks menjawab. "Memangnya kalau aku membawamu, kau berani ikut?" (Ow, jadi sebenarnya dia berpikir untuk mengajak Jing Jing?)
Baru sadar sedetik kemudian, Yu Tu sontak terdiam canggung. Yah mau gimana, kali ini dia tidak bisa menghapus kalimat yang sudah terlanjur diucapkannya seperti bagaimana dia menghapus chat semalam. Jing Jing pun sama canggungnya. Maka dia cuma menanggapinya dengan mengucap sampai jumpa.
Semua temannya sudah berkumpul saat Yu Tu datang. Kali ini dia berkumpul dengan teman-teman peneliti antariksanya. Tapi topik bahasan mereka langsung mengarah ke Yu Tu yang berencana meninggalkan mereka dan terjun ke dunia keuangan dan investasi.
Guan Zai, atasan mereka, juga sepertinya akan bernasib sama. Kabarnya dia dan istrinya akan bercerai. Ini gara-gara sekarang Guan Zai jadi lebih sibuk semenjak Yu Tu cuti, lebih jarang pulang, istrinya jadi marah.
Pertemuan ini malah membuat Yu Tu jadi semakin frustasi dengan hidupnya, hingga dia memutuskan menolak ajakan karaokean teman-temannya, malah mengajak Jing Jing keluar nonton bioskop bersamanya.
Dalam perjalanan ke bioskop, Yu Tu mencoba memilih beberapa film, tapi Jing Jing tak menyetujui semua pilihannya karena berbagai alasan. Yang film pertama karena dibintangi oleh seorang aktris yang pernah berseteru dengan Jing Jing. Sedangkan film kedua karena dibintangi oleh aktor mantan pacar sahabatnya yang baru saja putus sama sahabatnya, Jing Jing tidak mau mengkhianati sahabatnya.
Maka Yu Tu pun menyerahkan HP-nya ke Jing Jing biar Jing Jing bisa pilih sendiri mau film yang mana. Jing Jing memilih sebuah film kartun. Saat Yu Tu harus memasukkan sidik jarinya ke HP-nya, tak sengaja jari-jari mereka bersentuhan, hanya sentuhan ringan, tapi tak pelak itu membuat hati mereka sama-sama berdebar.
Tapi setibanya di mall, Yu Tu menyadari orang di belakang mereka mengikuti mereka dan mengenali Jing Jing. Maka Yu Tu diam-diam menginstruksikan Jing Jing untuk pisah arah dan bertemu lagi di dalam bioskop.
Saat Jing Jing menunggu, Yu Tu mengirim chat, menginstruksikannya untuk mengambil kedua tiket mereka dan meninggalkan tiket bagiannya di dalam majalah. Jing Jing sampai heran dengan situasi ini, nonton bioskop saja, rasanya seperti sedang berakting dalam film mata-mata.
Awalnya dia sempat khawatir kalau tiket itu dipungut orang lain. Tapi sedetik kemudian, Yu Tu mendadak muncul dengan membawa tiketnya dan minta izin duduk di sebelahnya seolah mereka orang asing. Saat dia lewat, kakinya tak sengaja menggesek lututnya Jing Jing dan gesekan ringan itu kontan membuat hati Jing Jing semakin berdebar.
Yang tak disangkanya, cerita film kartun itu malah sama dengan kisah hidup Yu Tu yang impiannya harus kandas karena realita kehidupan. Tapi tentu saja di dalam film itu, si tokoh utama lebih beruntung karena pada akhirnya berhasil meraih impiannya dan happy ending. Jing Jing jadi merasa tak enak sama Yu Tu.
Usai nonton, Jing Jing mencoba menanyakan apa alasan Yu Tu mengundurkan diri dari dunia antariksa. Apa karena orang tuanya masih tak menyetujuinya. Tapi bukankah pamannya Yu Tu juga ada yang jadi insinyur antariksa.
Oops! Jing Jing baru sadar kalau dia keceplosan bahwa dia tahu banyak tentang Yu Tu. Canggung, dia langsung beralasan bahwa dia mengetahuinya dari Pei Pei, Pei Pei kan tukang gosip terbaik di kelas mereka.
Yu Tu menyangkal. Orang tuanya justru sudah mendukungnya sejak dia mengambil S2. Akan tetapi, beberapa waktu yang lalu, dia baru mengetahui bahwa ibunya sakit. Mereka datang ke Shanghai untuk memeriksakan penyakit Ibu tanpa memberitahunya.
Yu Tu baru mengetahuinya dari bibinya, dia bahkan mendapati mereka tinggal di sebuah hotel yang sangat murah dan kecil demi menghemat biaya, mereka bahkan hanya sanggup bertahan hidup dengan hanya biskuit dan mie instan. Mereka tak ingin membebaninya karena mereka menyadari kalau pekerjaan putra mereka ini tidak bisa memberinya banyak uang.
Untungnya kondisi ibunya sekarang memang sudah lebih baik. Tapi tetap saja Yu Tu menyadari bahwa dia tidak mampu memberikan yang terbaik untuk orang tuanya. Dia tidak mampu memberikan pengobatan yang terbaik untuk mereka. Pekerjaannya ini juga membuatnya jarang ada waktu untuk bertemu mereka, apalagi menjaga dan merawat mereka.
Karena itulah, malam itu, terduduk di lorong depan pintu kamar hotel murah yang ditinggali orang tuanya, Yu Tu dengan sangat terpaksa memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia antariksa yang sangat dicintainya dan beralih ke dunia perbankan dan investasi yang pernah ditinggalkannya demi memberi kehidupan yang lebih layak untuk kedua orang tuanya.
Dulu dia sangat arogan dan merasa diri sendiri paling pintar. Tapi sekarang saat dia berusia 30 tahun, dia menyadari kalau dia tidak memiliki pencapaian apa pun.
Prihatin memikirkan semua pengakuan Yu Tu itu, malam itu Jing Jing pun mengirimkan pesan penyemangat untuk Yu Tu.
"Aku tiba-tiba teringat sebuah perkataan yang sangat cocok untukmu. 'Namun kau adalah kelinci giok yang sudah pernah melihat bintang terbanyak (Yu Tu artinya kelinci giok)."
Maksudnya, biarpun sekarang Yu Tu hendak meninggalkan karir yang sebelumnya untuk mulai dari awal di bidang lain, tapi bukan berarti usahanya di bidang yang sebelumnya sia-sia. Setidaknya dia pernah memperjuangkan impiannya terlepas apa pun hasil akhirnya nanti, daripada menyerah duluan sebelum berusaha. Jadi tidak seharusnya Yu Tu berkata bahwa dia tidak memiliki pencapaian apa pun.
"Bersemangat lah, Tu Shen (Dewa Kelinci)?!"
"Terima kasih."
Keesokan harinya, seorang netizen memposting fotonya Jing Jing di bioskop kemarin. Untungnya mereka memotretnya waktu dia duduk sendirian, para netizen jadi kasihan sama dia, berpikir kalau dia nonton sendirian di hari jomblo.
Yang tak disangka, Manajer malah malu melihat Jing Jing nonton sendirian di hari jomblo dan menyarankannya untuk cari pacar saja. Wah! Tumben ada manajer artis mendorong artisnya untuk pacaran.
Yang tidak disadari para netizen itu, sebenarnya di latar belakang ada Yu Tu, fotonya memang terlalu kecil dan tidak terlihat penting, pantas saja tak ada yang memperhatikannya. Tapi Jing Jing melihatnya, maka dia memutuskan untuk men-download foto itu dan menyimpannya.
Usai tanding game di mana Jing Jing kalah lagi dari Yu Tu, mereka lanjut nonton pertandingan game profesional. Tapi tiba-tiba saja alatnya Jing Jing rusak. Maka Yu Tu pun membantu memperbaikinya.
Tapi tiba-tiba Manajer menelepon, mengabarkan bahwa bahwa mereka akan bertemu dengan Sutradara Li hari ini juga untuk membahas casting-nya Jing Jing dalam film terbarunya Sutradara Li dan sekarang Manajer sudah ada di bawah dengan membawa penata rias dan penata gaya.
Bersambung ke episode 8
1 Comments
Semangat yaa kak,kakak luar biasa buat sinopsisnya, terimakasih udh buat sinop ini,sukses selalu
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam