Recap You Are My Glory Episode 4 & 5

Karena hari sudah terlalu malam, jadi Yu Tu hanya memberi ajaran teori dasar tentang game itu dan setuju untuk datang ke rumah Jing Jing besok mengingat status selebritisnya Jing Jing yang membuatnya tidak bisa bebas keluar rumah.

Saat Yu Tu pulang, Zhai Liang - teman serumahnya langsung penasaran dengan Mianhua (nama samarannya Jing Jing) dan bertanya-tanya apakah dia cantik. Yu Tu asal saja menjawab bahwa dia bisa dilihat di mana-mana. Maksudnya, posternya ada di mana-mana, bisa di lihat di jalan-jalan. Tapi karena jawabannya terlalu ambigu, kesannya dia mengejek tampang Jing Jing terlibat biasa-biasa saja.

Dia benar-benar serius untuk menjadi gurunya Jing Jing, bahkan menonton pertandingan game profesional untuk dipelajari. Walaupun kemampuan game-nya memang hebat, tapi dia bukan pemain profesional, jadi dia perlu mempelajarinya dulu.

Zhai Liang juga penasaran apakah tadi Mianhua kaget melihat tampang Yu Tu yang sangat amat tampan rupawan. Tentu saja Yu Tu masih setampan dulu, tapi Jing Jing menolak mengakuinya, mengklaim kalau wajahnya Yu Tu cuma 'lumayan'. 

Wah! Zhai Liang tak percaya mendengar komentarnya, selera cowoknya Mianhua pasti tinggi banget sampai-sampai Yu Tu dibilang cuma lumayan. Baru kali ini ada cewek yang meremehkan tampangnya Yu Tu. Pfft!

Keesokan harinya, Jing Jing mengirim pesan ke Yu Tu, meminta Yu Tu untuk membawakannya sarapan. Dan Yu Tu benar-benar menurutinya. Tapi karena dia tidak tahu Jing Jing ingin makan apa, jadi dia membawakan makanan terlalu banyak. Dia juga sopan banget, hanya mau masuk saat Jing Jing mempersilahkannya dan dengan sabar menunggu instruksi Jing Jing tentang tata cara melepas sepatunya.

Yang tak disangkanya, Jing Jing ingin dia melatihnya sepanjang hari dan malam. Yu Tu iyain aja asalkan tangannya Jing Jing sendiri tidak pegal main game sepanjang hari dan malam.

Usai Jing Jing memakan sarapannya, Yu Tu memulai pelatihannya dengan terlebih dulu mengajak Jing Jing menonton dan mempelajari pertandingan game profesional. Dari situ, Jing Jing baru menyadari bahwa karakter support yang katanya Ah Guo lebih gampang itu, tidak sepenuhnya benar karena ada kalahnya pada saat tertentu, karakter support justru menjadi komandan tim.

Karena belakangan ini peringkat Jing Jing dalam game semakin bagus, Yu Tu menyuruh Jing Jing untuk mencoba bermain dengan menggunakan akunnya Yu Tu yang peringkatnya lebih tinggi dari Jing Jing. 

Jing Jing percaya diri awalnya, tapi pada akhirnya malah terus menerus kalah. Ini menunjukkan kalau level kemampuan Jing Jing masih jauh di bawah standar untuk menghadapi para pemain profesional yang tingkatannya lebih tinggi daripada Yu Tu.

Jika Jing Jing ingin menang dalam pertandingan itu maka dia harus bisa mencapai level tertinggi dengan kemampuannya sendiri. Jing Jing optimis kalau dia pasti bisa melakukan itu. Maka mereka pun mulai bertanding satu lawan satu, mencoba berbagai macam karakter dalam game itu dan mempelajarinya satu per satu.

Biarpun terus menerus kalah, tapi Jika Jing Jing tak patah semangat dan terus berusaha. Bahkan saking seriusnya, dia sampai tidak konsen dengan makan malamnya. Tapi bahkan setelah seharian bermain, Yu Tu belum bisa memutuskan karakter yang mana yang paling cocok buat Jing Jing.

Selama dua hari berikutnya, mereka terus bermain. Jing Jing kesal kalah terus dan mengeluh ke Yu Tu untuk membiarkannya menang, dan Yu Tu menurutinya dengan diam saja, membiarkan Jing Jing membunuh karakternya. Tapi Jing Jing malah jadi kesal, soalnya maksudnya Jing Jing bukan menang semacam itu.

Yu Tu tetap mengajarinya dengan sabar dan telaten. Jing Jing pun terus bermain dengan penuh semangat dan tekad. Sedikit demi sedikit, pengetahuan Jing Jing dalam game itu semakin meningkat.

Namun suatu hari saat mereka bermain, Jing Jing melihat Yu Tu ditelepon Xia Qing, mantannya. Kontan saja itu membuat Jing Jing hampir kehilangan fokus pada game-nya.

Yu Tu me-reject telepon itu. Tapi usai mengajari Jing Jing, dia langsung pergi menemui Xia Qing yang ternyata sudah mendengar tentang rencana pengunduran dirinya Yu Tu dari institusi penelitian antariksa.

Dari percakapan mereka, sepertinya mereka dulu putus karena Yu Tu lebih fokus mengejar impiannya di bidang antariksa dan fakta itu membuat Xia Qing merasa kalau Yu Tu tidak mencintainya.

Xia Qing sendiri lebih mapan dan lebih sukses daripada Yu Tu walaupun dia akui pekerjaannya sangat melelahkan. Dia juga sudah dengar tentang tawaran sebuah perusahaan besar pada Yu Tu dan antusias menawarkan bantuannya. Tapi sayangnya dia harus kecewa dengan cepat saat Yu Tu mengaku bahwa dia sudah menolak tawaran itu.

Melihat poster besar Jing Jing yang terpampang di gedung seberang, Xia Qing bertanya-tanya apakah jika Jing Jing melihat mereka sekarang, Jing Jing akan menertawakan mereka. 

Dulu, nilai-nilai mereka berdua selalu lebih bagus daripada Jing Jing, tapi sekarang Jing Jing-lah yang lebih sukses dari mereka. 

Yu Tu tersenyum mendengarnya, tapi pertemuannya dengan Jing Jing membuatnya tahu dan yakin bahwa Jing Jing tidak seperti yang Xia Qing pikirkan.

Setelah itu dia kembali ke rumahnya Jing Jing untuk melanjutkan latihan. Jing Jing asyik main sambil ngobrol dengan Zhai Liang yang memberitahunya bahwa Yu Tu belakangan ini sering pergi pagi dan pulang malam. Dia jadi curiga kalau Yu Tu sudah punya cewek.

Pfft! Jing Jing cuma geli saja mendengar semua itu tanpa memberitahu kalau Yu Tu selama beberapa hari ini, selalu bersamanya. 

Saking asyiknya ngobrol, Jing Jing sampai tidak sadar saat Yu Tu mendekat dan langsung membeku gugup saat tangan Yu Tu tiba-tiba meraih ponselnya untuk mematikan mic-nya dan tak sengaja tangan Yu Tu menyentuh rambutnya. Cuma tergesek saja, tapi tak pelak itu membuat hatinya berdebar.


Mereka hendak bermain lagi saat tiba-tiba bel pintu berbunyi. Awalnya mereka kira asistennya Jing Jing, tapi ternyata mantannya Jing Jing yang datang (Kenapa semua mantan pada muncul hari ini?). 

Jelas dia langsung salah paham begitu melihat Yu Tu, mungkin mengira Yu Tu adalah pacar barunya Jing Jing dan langsung pergi begitu saja. Jing Jing masa bodoh, malah Yu Tu yang merasa tak enak.

Jing Jing bercerita bahwa dia dan mantannya itu sudah putus dua tahun yang lalu gara-gara keluarga pria itu tidak menyukai pekerjaannya dan pernah menyuruhnya untuk berhenti dan industri hiburan tapi Jing Jing tidak mau. Malah dia balas menyuruh pria itu untuk berhenti dari pekerjaannya di dunia bisnis dan bisa diduga, pria itu tidak mau. 

Yu Tu pun bercerita alasannya putus dengan Xia Qing adalah karena dia lebih memilih mengejar karir di bidang antariksa.

Jing Jing mengaku bahwa dia agak terkejut saat mendengar Yu Tu belajar keuangan, mengingat betapa cintanya Yu Tu terhadap dunia antariksa dulu. Karena letak meja mereka dulu berdekatan, Jing Jing jadi sering mendengar Yu Tu membicarakan masalah antariksa.

Yu Tu mengaku bahwa itu karena awalnya orang tuanya tidak setuju dengan cita-citanya, makanya Yu Tu mengambil jurusan keuangan. 

Namun pada akhirnya dia tetap bertekad mengejar impiannya dan memutuskan melanjutkan S2 di jurusan antariksa. Dia akui waktu itu dia masih muda dan sembrono. Dan sekarang, dia berencana untuk menyerah akan impiannya tersebut.

Yu Tu reuni bersama teman-teman kuliahnya. Tapi ada satu teman rese yang kayaknya suka sama Xia Qing. Dialah yang mengadakan acara reuni ini, jelas dengan harapan bisa bertemu Xia Qing soalnya dia tidak berani mengajak Xia Qing makan berdua saja. Tapi pada akhirnya dia malah harus kecewa Xia Qing tidak datang.

Tuh orang jadi makin rese saat dia terang-terangan menyindir dan mengejek Yu Tu yang kabarnya mau banting setir ke dunia keuangan.

Pada saat yang bersamaan, kebetulan asistennya Jing Jing ada di restoran itu, berniat membelikan makanan untuk Jing Jing tapi malah menyaksikan Yu Tu diejek teman-temannya. Asisten langsung melaporkan hal itu ke Jing Jing.

Tak lama kemudian, pelayan datang membawakan wine bermerk super mahal, lebih mahal daripada merk yang dipesan si teman rese, untuk Yu Tu dari 'Nona Qiao', mengklaim bahwa itu adalah wine yang pernah diminum Yu Tu dan Nona Qiao di sini waktu itu.

Informasi itu sukses membuat si teman rese bungkam. Dan teman-teman Yu Tu yang lain jadi heboh mengira Yu Tu punya banyak uang hingga bisa mentraktir seorang wanita dengan wine semahal ini.

Yu Tu langsung memahami maksud bantuan Jing Jing ini. Maka dia langsung pamit dengan membawa pergi wine itu, ogah membiarkan si teman rese meminum wine mahal itu.

Yu Tu membawa wine itu kembali ke Jing Jing, namun yang tak disangkanya, Jing Jing mengaku bahwa wine itu sebenarnya bukan wine mahal. Dia mengenal bos restoran itu karena pernah syuting di sana, dan wine itu sebenarnya adalah properti syuting. Mereka memakai botol kosong wine mahal itu tapi isinya diganti wine murah.

Biarpun bukan wine mahal, tapi tetap saja kan sayang dibuang. Jadi mereka memutuskan untuk meminumnya saja. Jing Jing langsung sibuk mondar-mandir menata ruang tamu jadi tempat yang romantis untuk menikmati wine itu bersama-sama.

Yu Tu masih sedih teringat ucapan teman resenya tadi. Memperhatikan ekspresinya itu, Jing Jing pun langsung berceloteh dengan riang menceritakan tentang permainan game-nya seharian ini dan keceriaannya lama kelamaan mulai menular ke Yu Tu sehingga Yu Tu pun mulai bisa tersenyum kembali. Bahkan Yu Tu tampak mulai terpesona pada Jing Jing.

Saat Yu Tu hendak pulang, Zhai Liang mengirim chat berulang kali dengan heboh menuntut siapa Nona Qiao itu. Yu Tu cuma bilang kalau Nona Qiao itu teman lamanya dan mereka barusan bertemu.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments