Recap You Are My Glory Episode 2 & 3

Kecuali Jing Jing, rekan-rekan setimnya Yu Tu ternyata teman-temannya sendiri, dan salah satunya tinggal serumah dengannya. Dilihat dari semua informasi mereka, teman-temannya Yu Tu ini semuanya bekerja di bidang keuangan dan perbankan dan rata-rata memegang jabatan sebagai manajer.

Karena mereka mengaktifkan fitur komunikasi suara, mereka jadi tahu kalau Jing Jing ternyata cewek. Sontak saja semua orang penasaran siapa sebenarnya Jing Jing. Yu Tu santai mengaku kalau dia tidak kenal, tapi jawabannya jelas semakin membingungkan semua orang mengingat Yu Tu sendiri yang mengundang Jing Jing, dia ada di daftar QQ Messenger-nya Yu Tu, jadi seharusnya Yu Tu kenal dong.

Tak ingin Yu Tu mengenalinya, Jing Jing buru-buru mengalihkan topik kembali ke game. Tapi lagi-lagi dia kalah dan dihantam musuh dengan mudah. Temannya Yu Tu jadi kesal dan langsung menuntut pertanggungjawaban Yu Tu untuk menangani Jing Jing.

Yu Tu santai saja menyetujuinya dan langsung beraksi menghabisi musuh-musuhnya dengan cepat dan secara tak langsung membimbing Jing Jing, dan berkat mengikuti Yu Tu-lah, Jing Jing akhirnya berhasil mengalahkan dua musuh dan mereka pun menang lagi.

Jing Jing bangga banget dengan pencapaiannya ini dan langsung mengirim SS-nya ke Manajer Ling. Tapi bukannya dapat pujian, Manajer Ling malah mengomelinya gara-gara dia belum tidur larut malam begini.

Sejak itu, semangat mainnya Jing Jing jadi semakin meningkat. Keesokan harinya, dia menyuruh asistennya untuk membelikan banyak kostum yang bagus-bagus dalam game itu, lalu mengirimkan kostum-kostum itu sebagai hadiah untuk teman-temannya Yu Tu, tapi dia sengaja tidak memberikannya untuk Yu Yue.

Jelas niatannya agar mereka bisa menjadi pembimbingnya. Tapi sayangnya, usahanya sia-sia saja, tidak ada yang mau membimbingnya mengingat buruknya kemampuan Jing Jing, dia juga belum punya peringkat di game.

Yang tak disangkanya, malah Yu Tu yang kemudian mengundangnya bermain. Hanya mereka berdua saja, dan Yu Tu lagi-lagi dengan ahlinya menumbangkan musuh-musuhnya dengan cepat. 

Yu Tu melakukan itu hanya karena menerima tantangan temannya saja, tapi tak pelak itu membuat Jing Jing gelisah akan perasaannya pada Yu Tu. Di satu sisi, dia kagum dengan kehebatan nge-game-nya Yu Tu. Tapi di sisi lain, tidak seharusnya dia masih memikirkan Yu Tu.

Jing Jing terus giat berlatih. Biarpun dia masih kalah terus menerus, tapi semangat dan energinya selalu pulih dengan cepat. Dan semangatnya semakin bertambah setiap kali melihat Yu Tu online, dan langsung nge-drop setiap kali Yu Tu offline.

Akan tetapi dibalik kehebatan permainan game online-nya, kehidupan nyata Yu Tu tidak semulus teman-temannya. Karir dan impian yang dikejarnya dalam dunia penelitian antariksa banyak mengalami hambatan sehingga dia berpikir untuk mengundurkan diri dan banting setir ke dunia keuangan dan perbankan seperti teman-temannya yang lain. 

Aslinya Yu Tu memang lulusan jurusan keuangan, namun pada akhirnya, dia menolak semua tawaran pekerjaan bergaji besar dan lebih memilih berkarir di penelitian antariksa karena kecintaannya pada dunia itu sejak lama. Namun sekarang, sepertinya dia harus melepaskan dunia antariksa yang tidak bisa memberinya kepastian hidup itu.

Jing Jing diberitahu temannya, Pei Pei, bahwa gosip tentang Jing Jing yang ditolak dengan kejam oleh Yu Tu, di posting di grup SMA mereka. Yu Tu juga mendengar gosip itu, maka dia langsung muncul di grup untuk mengklarifikasi gosip itu sendiri, menegaskan bahwa dia tidak pernah menolak Jing Jing dengan kejam. Dan itu sukses membungkam semua orang.

Dia bahkan menitip pesan pada siapa pun yang masih kontak dengan Jing Jing bahwa dia meminta maaf dan bahwa dia bersedia menjelaskannya sendiri pada Jing Jing kalau perlu.

Jing Jing tertegun mendengarnya, teringat kembali bagaimana dulu dia mencoba menembak Yu Tu tapi ditolak dengan sopan karena Yu Tu dengan jujur mengaku bahwa dia belum ingin punya pacar, melainkan seseorang yang bisa berjuang bersamanya.

Berkat itu, Jing Jing akhirnya berubah pikiran dan memutuskan untuk memberikan hadiah kostum untuk Yu Tu di game. Tapi yang tak disangkanya, Yu Tu malah tak senang dan memintanya untuk tidak lagi memberinya hadiah.

Saat manajernya memberitahu bahwa besok dia dan suaminya tidak bisa menemani Jing Jing latihan karena ada acara pertemuan orang tua di sekolah anak mereka, Jing Jing mendadak punya ide, meminta Yu Tu untuk menjadi pelatih game-nya.

Tapi tentu saja dia tidak mengatakan siapa dirinya dan alasannya yang sebenarnya. Dengan bantuan asistennya, dia membuat poster palsu yang menyatakan bahwa departemen di kantornya mengadakan pertandingan game Honor of Kings. 

Memenangkan pertandingan ini sangat penting bagi pekerjaannya, dia tidak boleh membiarkan rekan-rekan kerjanya tahun kalau dia tidak pandai nge-game, makanya dia butuh bantuan Yu Tu.

Yu Tu menolak, dia sekarang sedang cuti, makanya dia bisa main game setiap saat. Tapi sebentar lagi cutinya akan segera berakhir. Jadi dia tidak bisa bebas main setiap saat. Tapi Jing Jing pantang menyerah dan terus membujuknya untuk mengajarinya selama dia masih punya banyak waktu untuk main. Jing Jing janji akan mencari orang lain jika Yu Tu mulai sibuk lagi nanti.

Dia bahkan mengirim emoji melas hingga akhirnya Yu Tu luluh juga dan bersedia mengajarinya. Mereka pun main lagi dengan Yu Tu membimbing Jing Jing tentang apa-apa saja yang perlu dia lakukan. Dan berkat bimbingan Yu Tu, Jing Jing berhasil mengalahkan lebih banyak musuh dan kemampuannya semakin meningkat.

Tapi kemudian dia menyadari bahwa dia berhasil berkat bantuan Yu Tu yang berbaik hati memberikan triple-kill padanya untuk mengalahkan musuh-musuhnya. Semangat nge-game-nya Jing Jing jadi semakin meningkat karenanya.

Setiap hari dia latihan hingga dia akhirnya dia sekarang memiliki peringkat di game. Manajernya pun bangga dengan pencapaiannya. Sayangnya pelatihnya Jing Jing itu cuma melatihnya secara online, seandainya saja ada orang sehebat ini di dunia nyata yang bisa mengajari Jing Jing.

Ucapan Manajer itu kontan memberi Jing Jing ide agar Yu Tu mengajarinya secara langsung di dunia nyata. Maka dia mulai mencari cara untuk bertemu langsung dengan Yu Tu tapi tanpa mengungkap identitasnya yang sebenarnya.

Dari Pei Pei-lah, Jing Jing mengetahui Yu Tu bekerja di institut penelitian antariksa sekaligus menjual produk mesin pembersih udara keluaran institutnya tersebut. Pernah ada teman mereka yang membeli produknya Yu Tu dan mesinnya bermasalah, Yu Tu sendiri yang membantu memperbaiki mesin itu.

Jing Jing langsung punya ide untuk memancing Yu Tu bertemu dengannya. Saat mereka main, dia berakting terbatuk-batuk, mengklaim bahwa ini karena polusi udara di kota Shanghai sangat buruk. 

Dia sudah membeli pembersih udara yang merk-nya Yu Tu, tapi mesinnya baru dipakai sebentar, sudah rusak. Kasihan orang tuanya di rumah juga jadi batuk-batuk sekarang. 

Aktingnya berhasil meyakinkan teman-temannya Yu Tu untuk mendesak Yu Tu membantu memperbaiki mesinnya Jing Jing. Yu Tu awalnya menolak, tapi teman-temannya terus mendesak... hingga akhirnya Yu Tu setuju juga. Itu pun karena dia pikir Jing Jing tinggal bersama orang tuanya, jadi mereka tidak akan berduaan.

Jing Jing langsung semangat 45 berdandan cantik tapi tidak terlalu menor untuk menyambut kedatangan Yu Tu lalu berniat merusak mesin pembersih udaranya dengan sengaja. Dia menyuruh asistennya untuk turun menjemput Yu Tu dan terang saja si asisten langsung kesengsem menatap ketampanan Yu Tu.

Jing Jing sendiri sudah menunggu di lobi. Waktu terasa berjalan lambat saat Jing Jing berbalik, mereka saling bersitatap selama beberapa saat lamanya sebelum kemudian  berbasa-basi selayaknya teman lama yang baru bertemu kembali, tapi Yu Tu dengan cepat fokus ke tujuan utama kedatangannya, memeriksa mesin pembersih udaranya.

Tapi Jing Jing malah mengajaknya jalan-jalan di luar dan jujur mengaku bahwa dia bohong tentang mesin rusak itu, dia tidak jadi merusaknya. Yu Tu setuju-setuju saja, tapi dia khawatir kalau Jing Jing bakalan kedinginan, soalnya Jing Jing pakai rok mini.

Maka Jing Jing pun cepat-cepat ganti celana panjang dan mereka pun jalan-jalan dengan Jing Jing menutupi wajahnya dengan masker. Niatnya biar orang-orang tidak memperhatikannya. Tapi tetap saja orang-orang memperhatikan mereka, err... atau lebih tepatnya melirik Yu Tu, kesengsem menatap ketampanan Yu Tu.

Jing Jing jadi takut dirinya ketahuan dan dipotret paparazzi. Maka dia pun memberikan masker untuk menutupi wajah tampan Yu Tu. (Atau karena cemburu dan tidak ingin cewek-cewek lain menatap wajah tampan Yu Tu? Hehe)

Yu Tu penasaran kenapa Jing Jing bisa ada dalam daftar QQ Messenger-nya sehingga dia salah pencet mengundang Jing Jing ke dalam game. Jing Jing yang tidak mau mengakui bahwa dia sendiri yang dulu minta add friend Yu Tu, buru-buru mengalihkan topik ke pembersih udara itu dan menyuruh Yu Tu untuk mengecek akun Weibo-nya.

Ternyata Jing Jing memposting pembersih udara itu, dan postingan itu bisa dibilang iklan gratisan. Seketika itu pula banyak orang berbondong-bondong membeli pembersih udara itu. 

Dan sekarang produk yang awalnya hampir tak dilirik orang itu, mendadak sold out hanya dalam waktu semalam berkat postingan Jing Jing itu. Bahkan banyak yang tidak kebagian karena persediaan barangnya yang tidak sebanding dengan jumlah permintaan.

Yu Tu senang tapi hanya mengucap terima kasih singkat pada Jing Jing, soalnya dia mengira Jing Jing berbohong tentang pertandingan tim di departemennya itu.

Jing Jing jujur mengakui bahwa dia tidak sepenuhnya bohong. Dia benar-benar akan bertanding lalu menjelaskan segalanya dan meminta Yu Tu untuk melatihnya secara langsung, bukan secara daring seperti biasanya. Hanya Yu Tu satu-satunya orang yang dia percayai, soalnya mereka kan teman sekolah dulu.

Yu Tu setuju. Senang, Jing Jing langsung memutuskan menyudahi acara jalan-jalan ini dan mengajak Yu Tu balik ke rumahnya untuk mulai latihan malam ini juga.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments