Sinopsis Unforgettable Love episode 5 - 2

Saat dia naik, Rou Wei masih menunggu di depan pintu. Menurut Rou Wei, lebih baik membiarkan kedua orang tuanya bertemu dengan Qiao Yan. Jika tidak, takutnya kedua orang tua Yi Yue nekat untuk pergi sendiri menemui Qiao Yan. Atau malah Qiao Yan yang nekat menerobos masuk ke rumah mereka lagi.

 

Rou Wei sangat yakin kalau kedua oang tua Yi Yue sangat bertekad untuk bertemu Yi Yue. Percuma saja mengusir mereka, mereka tidak akan mau pulang kalau tidak bertemu Qiao Yan. Duh, terus harus bagaimana?


Xiao Bao mau tidur sama papanya dengan membawa bantal besar bergambar kartun mamanya lalu nge-chat papanya, menuntut kapan mamanya akan pindah ke rumah mereka ini. 

Qiao Yan berusaha menjelaskan bahwa rencana mereka harus ditunda selama setidaknya dua minggu. Nanti kalau Dokter Qin datang, Xiao Bao harus menyingkirkan bantal ini.

"Bukan Dokter Qin, tapi mama!" Protes Xiao Bao via chat

"Baiklah, papa mengerti. Matikan ponselmu dan tidur."

Xiao Bao pun tidur sambil memeluk bantal bergambar mamanya itu. Keesokan harinya, Xiao Bao nge-chat mamanya, kangen. Yi Yue jadi bingung dan canggung bagaimana harus menjawabnya.

 

Tiba-tiba Ibu muncul. Mengira dia sedang chatting sama Qiao Yan, Ibu langsung mendesaknya untuk segera menyuruh Qiao Yan datang. Yi Yue langsung berakting seolah dia bingung bagaimana harus mengatakannya pada Qiao Yan, lalu pura-pura sakit perut dan masuk kamar mandi dengan meninggalkan HP-nya di meja.

Kesempatan! Ibu sendiri yang langsung mengutak-atik HP-nya Yi Yue, tidak sadar kalau Yi Yue dan Rou Wei sudah merencanakan untuk membodohi Ayah dan Ibu dengan Rou Wei pura-pura jadi Qiao Yan dan mengirim chat ke Yi Yue.

Ibu langsung percaya kalau dia Qiao Yan dan langsung meminta ketemuan dengannya. Qiao Yan langsung setuju, berkata bahwa dia akan datang menemui mereka di rumah mereka. Wah! Ayah dan Ibu langsung semangat mau pulang sekarang juga, bersiap mau menyambut kedatangan Qiao Yan.

Yi Yue pura-pura sedih, padahal diam-diam dia bersorak kegirangan dan langsung nge-chat Rou Wei lagi, memberitahu bahwa rencana mereka berhasil.

 

Tak lama kemudian, Yi Yue akhirnya mengantarkan kedua orang tuanya pulang. Mereka benar-benar antusias nyerocos sepanjang jalan tentang segala macam persiapan untuk menyambut Qiao Yan. Yi Yue benar-benar senang lalu nge-chat Rou Wei lagi, memberitahu bahwa 'bom sudah dijinakkan'.

Tapi kemudian Rou Wei malah berkata bahwa ponselnya tadi rusak dan baru selesai diperbaiki, makanya dia bingung dengan maksud Yi Yue. Hah? Loh? Jadi yang chating sama orang tuanya tadi... OMG! Yi Yue langsung mengecek riwayat chat-nya dan shock mendapati ibunya tadi benar-benar chating dengan Qiao Yan.

Parahnya lagi, Qiao Yan mendadak datang saat itu dengan membawa dua mobil. Mobil kedua berisi banyaaaaaaaaak sekali hadiah untuk calon mertuanya. Soalnya tadi Wen Gu memang menyarankannya untuk menunjukkan dirinya mapan secara finansial pada kedua calon mertuanya.

Yi Yue panik berusaha mengusirnya. Tapi tepat saat itu juga, Ayah dan Ibu keluar lagi, berniat mau shopping buat persiapan menyambut Qiao Yan. Menuruti saran Wen Gu untuk berusaha mengambil hati calon mertuanya, Qiao Yan langsung saja menyapa mereka sebagai 'Ayah dan Ibu', lalu merangkul Yi Yue dan memperkenalkan dirinya sebagai 'Tunangannya Yi Yue'.

Panggilan yang terlalu akrab itu jelas membuat Ayah dan Ibu kurang nyaman. Ayah berusaha memintanya untuk memanggilnya sebagai 'Paman' saja, tapi Qiao Yan keukeuh memanggilnya 'Ayah'.

Mereka pun mengundangnya masuk tapi malah melongo melihat para pembantunya Qiao Yan membawa semua hadiah yang Qiao Yan bawa untuk mereka. Wen Gu juga menyarankan agar Qiao Yan memuji calon mertuanya tampak muda. 

Maka Qiao Yan pun mulai memuji perawatan wajah Ibu sangat bagus. "Saya sudah mencari tahu. Biarpun anda sekarang berusia 50 tahun, tapi kelihatan seperti... 49 tahun." (Wkwkwk! Masa cuma beda setahun?)

Berhubung sekarang semua hadiah sudah diserahkan, Yi Yue berusaha mengusir Qiao Yan. Tapi Ibu sontak mengomeli putrinya itu lalu mengajak Qiao Yan duduk. Yi Yue terpaksa ikut duduk juga, tapi dia duduk di samping Ibu yang kontan saja membuat Ibu mendorongnya untuk duduk di samping Qiao Yan.

Ibu berbasa-basi, mengklaim bahwa mereka sudah banyak mendengar tentang Qiao Yan dari putri mereka. Yi Yue bilang kalau Qiao Yan sangat berbakat dan sangat bisa diandalkan.

"Kapan aku bilang begitu?"

Mengabaikan protes Yi Yue, Ibu pun mulai tanya-tanya tentang pertimbangan Qiao Yan terhadap pernikahannya dengan Yi Yue. Qiao Yan menjawabnya dengan menyerahkan sebuah proposal yang didalamnya berisi perencanaan lengkap dan detil tentang proyek pernikahan ini.

Yi Yue langsung nyerocos meyakinkan kedua orang tuanya lagi kalau pernikahan ini cuma bohongan. Tapi apa yang mereka baca di proposal itu, justru membuat Ayah dan Ibu mulai berubah pikiran pada Qiao Yan dan mulai serius memandang Qiao Yan sebagai calon suami paling ideal bagi putri mereka.

Tapi mereka penasaran dengan anaknya Qiao Yan dan keberadaan ibu kandung anaknya itu. Mereka tidak ada maksud buruk menanyakan masalah ini, hanya saja mereka perlu memperjelas segalanya agar putri mereka tidak akan menderita di kemudian hari.

Qiao Yan langsung berubah sedih teringat ibu kandungnya Xiao Bao. Dia agak ragu awalnya, tapi akhirnya dia mengaku bahwa ibu kandungnya Xiao Bao sudah meninggal dunia, dan Xiao Bao sebenarnya bukan anak kandungnya, melainkan anak mendiang kakaknya. Ibu kandungnya Xiao Bao adalah kakak iparnya Qiao Yan.

Semua orang tercengang mendengar pengakuannya. Bahkan Yi Yue pun kaget karena selama ini dia mengira kalau Xiao Bao itu benar-benar anaknya Qiao Yan.

"Kecuali orang-orang yang dekat denganku, tidak ada seorang pun yang tahu siapa orang tua kandungnya Xiao Bao. Aku tidak ingin banyak orang yang tahu."

Ibu jadi kasihan padanya, masih semuda ini harus menjadi papa sekaligus Mama untuk keponakannya. Tapi kakak dan kakak iparnya Qiao Yan di surga, pasti akan membalas kebaikan Qiao Yan.

Ibu keceplosan mengaku kalau dia sudah pernah bertemu anak itu, dia pintar dan patuh, Ibu dengan senang hati mau menjaganya kalau lain kali Qiao Yan sibuk. Qiao Yan jelas penasaran dengan pengakuannya itu, Ibu sudah pernah bertemu Xiao Bao?

Baru sadar, Ibu dengan canggung berbohong bahwa maksudnya adalah dia pernah melihat fotonya Xiao Bao, Yi Yue yang memperlihatkannya, itu kan sama saja sudah pernah bertemu.

 Ibu cepat-cepat beralih topik mengajak Qiao Yan makan malam di sini, bahkan memberikan berbagai macam lauk untuk Qiao Yan. Yi Yue tak enak pada Qiao Yan, takut dia tidak terbiasa makan di tempat dan makanan sederhana ini.

Tapi Qiao Yan tampak jelas senang, bahkan mengaku bahwa dia sudah lama tidak berkumpul dan makan malam bersama sekeluarga seperti ini. Ayah senang banget bisa punya teman untuk minum. Ibu sontak mengomelinya suaminya itu dan jadilah mereka bertengkar mesra, mereka benar-benar keluarga kecil yang bahagia dan itu adalah pemandangan indah yang membuat Qiao Yan menatap mereka dengan iri.

Ibu baru ingat masih ada satu ikan yang belum dia hidangkan. Qiao Yan pun membantunya meletakkannya di meja, tapi itu masih sangat panss dan pada akhirnya membuat tangannya memerah terbakar.


Ibu menyarankannya untuk ke kamar mandi saja dan mengoles tangannya dengan pasta gigi. Tapi sesampainya ke kamar mandi, perhatiannya teralih ke sebuah rak kecil di samping wastafel yang menarik perhatiannya.

Rumah itu kecil, raknya pun kecil. Tapi rak kecil itu muat menampung semua barang-barang Ayah, Ibu dan Yi Yue. Rumah kecil yang penuh barang itu, membuat Qiao Yan bisa merasakan kehangatan keluarga mereka dan perasaan itu, membuatnya merasa hangat.


Ayah dan Qiao Yan terus minum-minum padahal miras itu terlalu keras bagi Qiao Yan, wajahnya bahkan mulai memerah sekarang. Tapi yang tak disangka semua orang, Qiao Yan minta izin menginap di sini. Dia bahkan minta tidur sekamar sama Yi Yue. Hehe.

Iya, dia memang sudah merencanakan semua ini, dia bahkan membawa piyamaa mahalnya. Sekarang mereka sama-sama canggung berduaan di dalam kamar. Yi Yue tak senang dengan bau alkoholnya dan mengusirnya untuk tidur di sofa.

Qiao Yan tidak terima. Kalau begitu, Yi Yue saja yang tidur di sofa. Tapi saat dia mau pergi, Qiao Yan tiba-tiba menariknya, membuat jarak mereka jadi sangat dekat dan terpana pada satu sama lain.

Canggung, Yi Yue langsung mendorongnya tapi malah membuat dirinya sendiri ikut terdorong juga. Dia mau cepat-cepat menghindar, tapi Qiao Yan mencengkeram kuat tangannya dan memintanya untuk tetap di sini dan menemaninya bicara.

"Kau mungkin tidak tahu, aku sangat iri padamu. Punya sebuah rumah dan keluarga. Handuk digantung bersamaan, sikatgigi ditaruh bersama, makan bersama, tidur bersama. Dan aku tidak memiliki semua itu."

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam