Rencana pertama gagal, Xiao Bao pun menyuruh mereka untuk masuk ke rumah hantu. Lagi-lagi dengan harapan Yi Yue akan ketakutan dan berlindung pada Qiao Yan. Tapi begitu dia masuk dan si hantu muncul, bukannya dia yang takut sama si hantu, malah si hantu yang takut sama dia gara-gara dia kesal ditakut-takuti dan langsung menghajar para hantu dengan ganas. Pfft! Gagal maning, gagal maning!
Dari rumah hantu, mereka menuju ke tempat berikutnya. Sepanjang perjalanan, Yi Yue membuka jendela mobil, asyik sendiri menikmati pemandangan si luar, sementara Xiao Bao diam-diam menghubungi Wen Gu untuk datang ke taman hutan dan menjalankannya rencana ketiga mereka.
Setiba di lokasi, Yi Yue memberitahu Xiao Bao tentang jenis-jenis tanaman yang ada di sekitar mereka. Begitu ada kesempatan, Xiao Bao dengan sengaja menjatuhkan sesuatu biar Yi Yue membantunya pergi mengambilkannya.
Dia lalu pura-pura kedinginan biar papanya pergi mengambilkannya jaket. Begitu dia sendirian, Wen Gu pun bersiul dari tempat persembunyiannya dan Xiao Bao langsung melesat pergi. Topinya terjatuh entah di mana saking semangatnya dia. Wen Gu lalu mengajaknya berfoto buat dikirim ke papanya biar papanya tidak khawatir.
Jelas saja saat Yi Yue dan Qiao Yan kembali, mereka kebingungan dan khawatir saat tak melihat Xiao Bao. Di tengah kepanikan mencari Xiao Bao, tiba-tiba Yi Yue melihat topinya Xiao Bao terapung di danau. Tanpa pikir panjang, Yi Yue langsung saja melompat ke air tepat saat Qiao Yan baru mendapat pesan gambar selfie-nya Wen Gu dan Xiao Bao.
Panik, Qiao Yan buru-buru menarik Yi Yue dari air dan memberitahunya bahwa Xiao Bao sudah ditemukan dan dia dalam keadaan aman sentosa bersama Wen Gu. Kenapa Yi Yue selalu ceroboh dalam melakukan sesuatu?
Mereka lalu bergegas mengecek ke mobil, tapi malah mendapati mobilnya sudah menghilang dan hanya ada beberapa kotak berisi peralatan samping di tinggalkan di sana. Qiao Yan kesal, ini pasti ulah Wen Gu dan Xiao Bao.
Ponselnya rusak kemasukan air, ponselnya Yi Yue sendiri mati, terpaksalah mereka harus camping dan bermalam di sana. Usai keduanya ganti baju secara bergantian di dalam tenda, mereka membuat mie instan, satu-satunya makanan yang ditinggalkan untuk mereka.
Qiao Yan awalnya menolak makan makanan tidak sehat itu, tapi Yi Yue gigih mengiming-iminginya hingga akhirnya dia tidak tahan dan menyerah juga pada godaan. Dia mencoba sesuap dan harus dia akui, memang enak.
Jadilah dia keterusan makan semangkok berdua dengan Yi Yue sambil meliriknya malu-malu. Tapi ya ampun, please deh Qiao Yan, kalau nyeruput mie tuh, seruput aja semuanya, jangan malah dipotong setengah terus dilepehin kembali mangkok!
Qiao Yan malah balas mengomeli sikap ceroboh Yi Yue yang langsung melompat ke air tanpa pikir panjang lebih dulu. Bagaimana kalau air itu ternyata dalam?
"Aku lihat topinya Xiao Bao di permukaan danau, makanya tanpa pikir panjang, aku ingin menolongnya."
"Kalau tidak kuhalangi, kau berniat berenang di sana?"
"Aku ini seorang psikiater anak, perlu bertanggung jawab terhadap anak-anak. Lagipula, Xiao Bao begitu mempercayaiku, tapi aku malah kehilangan dia. Aku merasa bersalah. Apa kau tahu, perkataan dan ucapan anak itu berasal dari dasar hati. Dia begitu berharap aku menjadi mamanya. Walau dia tidak mengatakannya sendiri, aku juga tidak akan mengecewakan dia."
Sebenarnya pekerjaan jadi psikiater anak itu tidak segampang yang orang pikirkan. Orang-orang berpikir bahwa pekerjaan mereka enak karena tidak perlu melakukan operasi dan hanya perlu bicara dan bermain bersama anak-anak setiap hari. Padahal orang-orang itu tidak tahu berapa banyak tekanan yang harus mereka pikul setiap hari.
Akan tetapi, setiap kali dia merasa lelah dan menderita, anak-anak akan datang padanya dan menggenggam tangannya dan memanggilnya kakak. Saat itu, dia merasa semua kesedihan dan kesulitannya seolah menghilang begitu saja.
"Dan lagi, Xiao Bao menerimaku sejak pertemuan pertama, aku merasa sangat tersanjung."
"Kalau begitu, kau tidak berniat jadi mamanya Xiao Bao?"
"Itu kan cuma lelucon anak kecil. Lagipula, Xiao Bao kan memiliki Mama kandungnya sendiri."
Pembicaraan tentang nama kandungnya Xiao Bao itu kontan membuat Qiao Yan jadi sedih dan langsung buru-buru menyuruh Yi Yue untuk tidur sekarang juga.
Saat Yi Yue pulang keesokan harinya, dia langsung diinterogasi sama Rou Wei tentang hubungannya dengan CEO He soalnya Rou Wei sudah dengar bahwa CEO He keluar dari rumah mereka pada hari dia dinas dua hari yang lalu. Rumah sakit mereka sekarang sedang gempar oleh gosip itu.
Dan lagi, pada malam itu waktu CEO He berduaan dengan seorang wanita misterius di kamar hotel, bukankah Yi Yue juga ada di hotel itu waktu itu? Apa waktu itu Yi Yue mengatakan sesuatu pada CEO He sehingga CEO He batal memberikan penghargaannya pada si mantan?
Hah? Yi Yue kaget, dia malah baru tahu kalau si mantan tidak jadi mendapat penghargaan. Maka Rou Wei pun menunjukkan artikel berita itu pada Yi Yue. Yi Yue jadi teringat ucapan Qiao Yan waktu itu, bahwa dia mengingat semua yang Yi Yue katakan padanya. Jadi Qiao Yan benar-benar mengingat semua yang dia katakan.
Di rumah sakit, tak sengaja dia bertemu dengan si mantan yang juga bekerja di sana. Yi Yue ingin menghindarinya tapi si mantan malah sok akrab. Yi Yue sinis menegaskan bahwa baginya mantan tidak ada bedanya dengan orang asing. Dia malas bicara dengan orang asing.
"Maafkan aku."
"Kalau kau memang merasa bersalah, harap pacarmu tidak menggunakan jabatan dan pekerjaan untuk memaksaku pergi. Perlu kuingatkan sekali lagi, perasaan yah perasaan, pekerjaan yah pekerjaan."
Tepat saat itu juga, si selingkuhan muncul dengan gaya angkuhnya sambil memanggil si mantan 'Dokter kepala'. Dia mengundang Yi Yue ke acara pembukaan gedung baru yang akan diadakan besok malam, dan memberitahu Yi Yue bahwa dalam acara itu juga, papanya akan mengumumkan pengangkatan jabatan si mantan menjadi dokter kepala.
Si mantan tampak benar-benar canggung terjebak dalam perang dingin antar kedua wanita itu. Yi Yue mengucap selamat dengan sinis, dia pasti akan datang.
Tapi saat dia shopping bersama Rou Wei di mall tak lama kemudian, sebenarnya di menyesal juga karena harus menghabiskan banyak uang buat beli gaun mahal hanya demi melihat mantan pacarnya naik jabatan. Rasanya sungguh tidak adil.
Rou Wei tidak setuju. Justru uang ini sangat layak dikeluarkan, biar si mantan tuh sadar betapa bunganya dia, biar si mantan lihat betapa nyamannya hidup Yi Yue dan berpisah darinya itu sama seperti terlepas dari malapetaka.
Rou Wei kesal banget setiap kali membicarakan cowok itu. Dia bisa sesukses sekarang tuh berkat pengorbanan Yi Yue yang dulu terlalu dimabuk cinta dan merelakan kesempatannya belajar di luar negeri.
Dari Omelan Rou Wei ternyata dulu Yi Yue pernah menolong orang yang mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan tangannya jadi cidera sehingga dia tidak bisa menjadi dokter bedah.
(Hmm, jadi kemungkinan kecelakaan itu adalah kecelakaannya Qiao Yan dan Xiao Bao, makanya Xiao Bao mengenali bau saputangan sutra hijaunya? Tapi... Kalau kecelakaan itu terjadi 5 tahun yang lalu, bukannya Xiao Bao seharusnya masih bayi, kok dia bisa ingat sama saputangan itu? Dia sekarang kayaknya umur sekitar 5 atau 6 tahunan lah, masa dia sudah bisa mengingat di umur satu tahunan? Sejenius itukah dia?)
Yi Yue tidak merasa menjadi psikiater anak itu buruk kok. Dia puas dan bahagia bisa menolong banyak anak. Tidak masalah baginya menjadi dokter apa saja asalkan bisa mengobati penyakit.
Mereka pun fokus ke perburuan gaun malam untuk acara besok malam. Yi Yue mencoba berbagai gaun, tapi tak ada satu pun yang cocok.
Sebagai donatur, pastinya Qiao Yan juga akan menghadiri acara itu bersama putranya. Tapi hmm, sepertinya mereka sudah merencanakan sesuatu entah apa. Sebelum pergi, Qiao Yan memberikan sebuah kotak kecil pada putranya.
Para tamu langsung heboh menggosipkan saat Yi Yue muncul di pesta itu. Si selingkuhan langsung menghampirinya dan sinis menyindir bajunya karena label harganya masih belum dicopot lalu berbaik hati mencolokkan label harga itu. Tak gentar, Yi Yue dengan sinis menyuruh si selingkuhan untuk membuangnya sekalian, bukankah si selingkuhan memang suka mengambil sampah?
Si selingkuhan akhirnya pergi dengan kesal. Tapi kemudian dia diberitahu temannya tentang gosip hubungan Yi Yue dengan CEO He, menuduh Yi Yue tuh cewek mata duitan yang sedang menggaet cowok tajir.
Parahnya lagi, tepat setelah pengumuman pengangkatan jabatan si mantan, si selingkuhan melihat Qiao Yan datang, maka seketika itu pula si selingkuhan sengaja memanfaatkan situasi untuk semakin mempermalukan Yi Yue dengan terang-terangan mengumumkan gosip hubungannya dengan CEO He.
Si mantan berusaha menghentikannya, tapi pada akhirnya dia tak berdaya begitu si selingkuhan memelototinya. Semua orang sontak menggosipkan heboh, menuduh Yi Yue wanita licik yang cuma ingin mendapatkan pria kaya.
Si selingkuhan dengan sengaja menyerahkan mic pada Qiao Yan, yakin banget kalau Qiao Yan pasti akan membantah hubungannya dengan Yi Yue demi menjaga reputasinya.
Sesuai dugaan si selingkuhan, Qiao Yan memang mengumumkan bahwa gosip itu hanya gosip. Dan dia tidak ada niatan untuk pacaran sama Yi Yue. Si selingkuhan langsung tersenyum jumawa, merasa dirinya sudah menang. Tapi... Qiao Yan belum selesai bicara.
Dia menggenggam tangan Yi Yue lalu berkata. "Saat ini aku hanya berharap Dr. Qin tidak menolak lamaranku."
What?! Para tamu jadi makin heboh mendengarnya. Bahkan Yi Yue pun kaget. Apalagi kemudian Qiao Yan membuka kotak kecil yang tadi diserahkannya pada Xiao Bao yang ternyata isinya cincin berlian segede gaban lalu menyelipkannya ke jari Yi Yue lalu menarik wajah Yi Yue mendekat untuk menciumnya. Xiao Bao sontak sumringah lebar.
Bersambung ke episode 4
1 Comments
Semngaaat
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam