Curiga rumahnya di susupi, Mu Ze pun memanggil polisi untuk menggeledah rumahnya. Tapi sayangnya, mereka tak menemukan apa pun.
Dan berhubung tak ada benda apa pun yang hilang, Rao Zhi (yang ternyata pamannya Mu Ze) jadi berpikir mungkin Mu Ze atau orang rumahnya cuma lupa menutup jendela. Tapi akan dia coba untuk mengecek jalanan di sekitar rumah ini.
Untuk jaga-jaga, Mu Ze memasang kamera mini di ruang tamu sebelum kembali ke markas militernya. Dia menunjukkan video si kucing pada Xia Chu yang sontak heboh merindukan Er Miao-nya.
Tanpa memberitahukan apa yang terjadi di rumah, Mu Ze bertanya-tanya apakah Xia Chu membuka jendela kamarnya sebelum dia pergi. Xia Chu yang terlalu fokus menonton video kucingnya, mengaku tak ingat, mungkin iya mungkin tidak.
"Apa yang terjadi?" Tanya Xia Chu.
"Tidak ada."
"Er Miao-ku... Aku sangat merindukannya."
"Kau panggil dia Er..."
"Miao!" Ujar Xia Chu sambil berbalik dengan antusias tepat saat Mu Ze juga mendekat padanya.
Mu Ze mendadak tersenyum manis yang jelas saja membuat Xia Chu jadi kebingungan. Canggung, Xia Chu langsung beranjak bangkit, mau keramas. Tapi Mu Ze langsung menariknya duduk kembali dan melarang banyak bergerak biar dia cepat sembuh.
Tapi Xia Chu bersikeras mau keramas, kepalanya sudah bau. Ah! Bagaimana kalau Mu Ze membantunya keramas? Mu Ze kan prajurit rakyat, jadi bantulah dia keramas.
Mu Ze awalnya sok-sokan menolak. Tapi ujung-ujungnya dia mau juga membantu Xia Chu keramas. Tapi Xia Chu-nya berisik banget mengeluh ini dan itu sampai Mu Ze jadi kesal sendiri dan menyuruh Xia Chu keramas sendiri saja.
Xia Chu minta maaf. Tapi tiba-tiba dia balas dendam dengan bangkit secara tiba-tiba sambil mengayunkan rambut basahnya sehingga airnya menciprati Mu Ze.
Dia mau mengambil handuk. Saat Mu Ze berniat mau membantu mengambilkannya sendiri, Xia Chu malah mendadak bersin tepat ke mukanya. Pfft! Yah walaupun rada gregetan, tapi Mu Ze tidak marah.
Tapi ada sesuatu di muka Xia Chu. Dia mau mengambilnya, tapi Xia Chu jadi defensif sehingga dia langsung mundur tapi malah tak sengaja membuat kepalanya terjedot tembok. Pfft!
Xia Chu jadi kesal sama dia dan jadi semakin ribut memprotesnya. Mu Ze santai saja mendengarkan kecerewetannya lalu menempelkan kompres es ke kepalanya, untuk meredakan bengkak.
Tiba-tiba Mu Ze ditelepon ibunya. Xia Chu sih masa bodo, tapi Mu Ze mengingatkan bahwa Xia Chu sudah sepakat untuk jadi pacarnya. Jadi telepon ibunya ini ada hubungannya sama Xia Chu.
Saat Ibu protes karena Mu Ze tidak membalas pesannya, Mu Ze beralasan kalau dia sedang sibuk merawat Xia Chu yang terluka. Xia Chu tidak jadi pindah kok, dia membawa Xia Chu ke markas biar dia bisa merawat Xia Chu.
Bahkan untuk membuktikannya, dia langsung saja menempelkan teleponnya ke telinga Xia Chu sehingga Xia Chu tidak bisa menghindar. Terpaksa Xia Chu harus menyapanya dan meyakinkan kalau dia sudah baikan kok sekarang.
Ibu penasaran. "Bagaimana Liang Mu Ze memperlakukanmu?"
"Dia memperlakukanku... dengan sangat baik." Ujar Xia Chu sambil melempar tatapan geram ke Mu Ze.
Sekarang setelah yakin ibunya sudah mempercayai hubungan mereka, Mu Ze pun meminta Ibu untuk berhenti mengirim foto-foto sembarang gadis lagi ke markasnya.
Mu Ze puas. Aktingnya Xia Chu bagus. Dia harus pergi sekarang. Tapi sebelum itu, dia memberitahu Xia Chu tentang prakiraan cuaca yang mungkin akan hujan setiap hari selama beberapa hari ke depan.
Jadi dia menyarankan Xia Chu untuk tidak usah keluar-keluar. Kalau Xia Chu bosan dan ingin melihat mereka berlatih, Xia Chu pakai saja teropong. Mu Ze pun pergi setelah memberikan teropongnya.
Mi Gu menemui Dokter Zhang untuk membicarakan tentang program acara dokumenter medis tersebut. Tapi saat Dokter Zhang fokus membahas masalah itu, Mi Gu malah melamun. Dan ujung-ujungnya dia malah membahas tentang sakitnya Zhou Ran. Dia benar-benar khawatir, takut sakitnya Zhou Ran parah.
"Bagaimana mengatakannya yah. Jika tidak kambuh, maka sama seperti orang normal. Jika kambuh, cukup berbahaya."
"Lalu apakah ada cara untuk menyembuhkannya?"
"Kurangis stres. Contohnya, siapa yang meneleponnya waktu itu dan apa yang mereka bicarakan? Kelak cobalah menghindari hal-hal semacam ini lagi. Jika ingin menyembuhkan, sepertinya itu mustahil."
Mendengar itu, Mi Gu mendadak bangkit, beralasan kalau dia baru ingat ada urusan penting lalu bergegas pergi saat itu. Tiba-tiba pelayan datang membawakan boneka Teddy Bear besar lalu mendudukkannya di kursi yang ditinggalkan Mi Gu barusan, buat menemani Dokter Zhang. Pfft!
Bisa diduga, Mi Gu pergi untuk menemui Zhou Ran. Dia khawatir karena Zhou Ran tiba-tiba keluar dari rumah sakit dan tidak bisa dihubungi sama sekali. Zhou Ran harus jaga diri dengan baik dan banyak istirahat.
Hanya itu saja yang mau dia katakan. Mi Gu pun pamit dengan canggung. Zhou Ran tiba-tiba memanggilnya kembali untuk berterima kasih atas kunjungan Mi Gu dan itu kontan membuat Mi Gu senang.
Long Yi yang tidak senang gara-gara Zhou Ran yang hampir ketahuan waktu menyelinap masuk ke rumah Mu Ze kemarin. Setiap hari dia berusaha mendekati Xia Chu, tapi apa hasilnya? Dia bahkan belum bisa bertemu dengan ayahnya Xia Chu.
Zhou Ran tetap tenang saat dia mengklaim kalau dia punya rencananya sendiri. Tapi Long Yi tak percaya. Dia bahkan mengancam akan mengadukan segalanya pada bos mereka, Zhou Ran sendiri yang akan menanggung konsekuensinya.
Polisi sudah mendapatkan informasi tentang batu safir di tongkat tersebut. Itu adalah sebuah permata yang sangat langka dan mahal. Batu safir itu terakhir kali muncul di hadapan publik pada sebuah lelang di Hong Kong dua tahun yang lalu, dibeli oleh seorang pengusaha bernama Liu Zheng Min.
Liu Zheng Min ini ternyata Kak Xiong yang memelihara korban bernama Zhou Lan yang ditemukan mati di bak mandi itu. Menurut informasi, Kak Xiong ini berbisnis obat-obatan tradisional Cina dan memonopoli sebagian besar pasar. Bisnisnya bahkan sudah sampai ke luar negeri.
Selain batu safir itu, mereka tidak menemukan informasi koleksi permata lain miliknya. Jadi kemungkinan Kak Xiong ini bukan kolektor permata yang berpengalaman. Selain itu, mereka juga belum tahu bagaimana ceritanya batu safir milik Kak Xiong itu bisa sampai ke tangan korban yang ditemukan di vila di perbatasan.
"Seorang pedagang obat Cina terlibat dalam dua pembunuhan pada saat bersamaan. Jelas ini bukan kebetulan. Sepertinya jika ingin menguak misteri korban di vila, jalannya harus melalui Kak Xiong ini."
Gips-nya Xia Chu akhirnya dilepas juga. Sesuai prakiraan cuaca sebelumnya, hari ini hujan turun deras. Tapi Mu Ze dan timnya tetap harus latihan mendaki gunung.
Usai latihan, Mu Ze ke dapur untuk mengambil sup untuk makan malamnya Xia Chu. Sebenarnya koki belum ngasih garam, tapi Mu Ze tak mempermasalahkannya karena Xia Chu biasanya memang makan makanan hambar.
Saat dia masuk ke kamarnya Xia Chu, dia mendapati Xia Chu sedang naik ke atas kursi untuk mengambil koper di atas lemari. Tapi karena letaknya ketinggian, Xia Chu jadi kesulitan sehingga kakinya tak sengaja salah berpijak dan hampir saja terjatuh.
Untungnya Mu Ze muncul tepat waktu dan jadilah Xia Chu terjatuh dalam gendongannya... tepat saat Tian Yong muncul dan langsung geli melihat mereka yang tampak mesra itu. Xia Chu kagum juga sama dia dan terang-terangan memujinya.
Sementara Mu Ze cuci tangan, Tian Yong menyiapkan makan malam mereka sambil memberitahu Xia Chu tentang berbagai kehebatan Mu Ze... yang termasuk bisa membaca gerak bibir. Wah! Xia Chu langsung penasaran dengan kemampuannya yang satu itu.
Mu Ze merendah dengan mengklaim kalau dia cuma bisa sedikit. Tapi sebenarnya, waktu dia melihat Xia Chu bicara dengan Zhou Ran di IGD, dia benar-benar membaca gerak bibir Xia Chu saat Xia Chu berkata bahwa dia tidak mungkin jatuh cinta sama tentara karena masih trauma perpisahan mereka. Dia diam saja, tapi tampak jelas dia agak kecewa dengan itu.
Xia Chu antusias minta diajari, tapi Mu Ze dengan dinginnya menolak. Tian Yong yang tak enak sama Xia Chu, berusaha meyakinkannya bahwa dia punya banyak waktu untuk itu.
Fokus kembali ke makanan mereka, Tian Yong dan Xia Chu mulai meminum sup mereka secara bersamaan dan secara bersamaan pula mereka bereaksi secara berbeda. Xia Chu mengklaim kalau sup itu enak, tapi Tian Yong mengklaim tidak enak.
Sontak saja Mu Ze langsung melempar tatapan tajam ke Tian Yong. Ketakutan, Tian Yong pun buru-buru menghabiskan supnya lalu berbohong mengklaim kalau sup itu sangat amat lezat.
Beralih topik, Mu Ze penasaran kenapa Xia Chu mengambil koper. Xia Chu mengaku kalau dia mau pulang besok. Dia sudah sembuh, jadi dia akan pergi besok. Mu Ze kecewa, jelas dia tidak ingin mereka berpisah secepat ini.
Menyadari dirinya jadi obat nyamuk, Tian Yong bergegas menyelesaikan makannya lalu beranjak bangkit sambil berseru heboh, mengklaim kalau dia harus pergi karena ada urusan di kelas, ini urusan mendesak.
Sebagai ungkapan terima kasih, Xia Chu mencoba mengajak Mu Ze untuk bersulang dengan sup. Tapi Mu Ze mendadak membahas masalah bunga mawarnya Xiao Jun lagi dan menutut permintaan maafnya Xia Chu.
Xia Chu mengaku salah karena sudah ikut campur. Tapi tetap saja dia tidak mengerti, kenapa Mu Ze marah? Apa karena Ibunya Xiao Jun tidak suka bunga?
"Dia suka bunga. Tapi tidak ada hubungannya denganku."
"Tapi bukannya kau mengurus mereka selama bertahun-tahun?"
"Memangnya kenapa dengan mengurus mereka? Apakah mengurus mereka, harus memiliki hubungan spesial, harus pacaran, menikah? Apa tidak boleh jika aku mengurus mereka dan melindungi mereka hanya sebagai rekan seperjuangan Ayahnya Xiao Jun, sampai Xiao Jun tumbuh dewasa, bisa mengurus dan melindungi ibunya sendiri dan tidak lagi membutuhkan perlindunganku? Ini tidak seperti yang kau katakan bahwa aku melarikan diri, aku justru sedang menghadapinya."
Xia Chu jadi semakin merasa bersalah mendengarnya. Dia sungguh tidak ada maksud untuk mempermalukan Mu Ze. Dia setuju membelikan bunga mawar itu murni hanya karena dia tidak ingin suasana hati Xiao Jun memengaruhi pemulihan fisiknya.
Dan juga, dia pikir kalau mereka saling mencintai. Makanya Xia Chu berniat membantu karena dia tidak ingin mereka saling melewatkan. Dia sendiri pernah mengalaminya dan tahu bagaimana rasanya. Sungguh dia tidak menyangka kalau perbuatannya malah menyebabkan banyak masalah bagi Mu Ze.
"Maaf, aku terlalu percaya diri dan salah paham dengan hubungan kalian."
Tapi Mu Ze sekarang lebih penasaran menanyakan tentang hubungan masa lalu Xia Chu, dia benar-benar pernah mengalami melewatkan orang yang dia cintai. Xia Chu jadi canggung teringat penderitaannya saat pertama kali ditinggal Zhou Ran dulu.
"Anggap saja iya. Bagaimana denganmu, Liang Mu Ze. Apa kau pernah melewatkan? Apa kau akan menyesalinya?"
"Tidak akan. Aku tidak akan membiarkan diriku melewatkan. Jadi aku tidak akan menyesal."
Para tentara lain penasaran banget dengan hubungan Mu Ze dan Xia Chu yang sebenarnya. Waktu mereka menyapa Xia Chu sebagai kakak ipar waktu itu, Xia Chu sepertinya tidak senang. Tapi jika bukan kekasih, lalu kenapa Mu Ze membawa Xia Chu kemari? Tian Yong berkata ambigu bahwa mereka berdua tuh masih dalam proses menuju tahap selanjutnya.
Saat Xia Chu sedang mengepak barang-barangnya, Mu Ze tiba-tiba mendapat pesan dari ibunya yang menginginkan foto mereka bersama. Mu Ze asal saja selfie sama Xia Chu, berniat mengirim foto itu ke ibunya.
Tapi Xia Chu mendadak heboh melarangnya. Err... bukannya dia tidak setuju mereka foto bersama sih. Dia hanya protes tak senang dengan hasil fotonya Mu Ze yang nggak niat banget tuh. Jelek banget, mukanya juga terlihat gendut.
Belum lagi ekspresi mereka yang tidak ada senyum-senyumnya sama sekali. Mana mungkin Ibunya Mu Ze bakalan percaya kalau mereka sepasang kekasih kalau dia mengirim foto ini?
Maka kemudian Xia Chu mengatur tempat dan pencahayaan yang benar sebelum kemudian mereka mulai foto-foto bersama selayaknya sepasang kekasih dengan berbagai gaya dan ekspresi... hingga mereka kecapekan dan Xia Chu santai saja menyandarkan kepalanya ke bahu Mu Ze sambil mengedit foto-foto mereka.
Seteleh selesai mengedit, dia mengembalikan ponselnya Mu Ze sambil menolehkan wajahnya sehingga wajah mereka sekarang jadi sangaaaaat dekat dan keduanya kontan sama-sama terpana menatap satu sama lain.
Xia Chu baru sadar saat Mu Ze mengambil ponselnya, dan seketika itu pula dia langsung geser menjauh. Mu Ze penasaran, bagaimana jika hubungan palsu yang tampak nyata ini... benar-benar menjadi nyata?
Tapi Xia Chu mendadak defensif dan langsung menjauh sambil menegaskan bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa. Mu Ze benar-benar khawatir. Maka dia berusaha membujuk Xia Chu untuk tinggal lebih lama dengan alasan dia tidak ada waktu untuk mengantarkan Xia Chu sekarang ini.
Tapi Xia Chu keukeuh mau pulang, dia bisa pulang sendiri. Biarpun kakinya terluka, tapi dia dokter militer, dia juga tentara, jadi dia akan tetap semangat biarpun terluka. Tidak masalah biarpun sekarang hujan deras, dia bisa menyetir, dia punya SIM.
"Kau mau menyetir mobil apa?" Mu Ze gemas banget mencubit pipinya. "Demi keamananmu sendiri, patuhlah, kucing besar." Mu Ze dengan gemas mengelus kepalanya sebelum kemudian pergi.
Dan jelas saja perbuatannya itu membuat Xia Chu jadi tercengang selama beberapa saat. Saat akhirnya dia sadar, dia langsung heboh merutuki Mu Ze lagi.
Mu Ze galau. Tapi tiba-tiba dia punya ide untuk membuat Xia Chu tetap di sini dan langsung menelepon Brigadir untuk meminta bantuannya tentang sesuatu.
Keesokan harinya saat Xia Chu masih tidur, Mu Ze mendadak menggedor pintunya lalu menyuruhnya keluar ke tempat latihan pakai seragam. Hah?
Jadi idenya Mu Ze untuk membuat Xia Chu tetap di sini adalah dengan beralasan bahwa Brigadir menyuruhnya untuk melatih Xia Chu, Dia beralasan bahwa menurut Brigadir, Xia Chu gampang terkilir tuh karena Xia Chu kurang olahraga, makanya dia harus menjalani pelatihan militer sebelum pulang.
Xia Chu mau memberontak, tapi Mu Ze langsung menyeretnya untuk lari bersamanya. Sebenarnya bukan cuma itu saja sih alasan Mu Ze melatih Xia Chu, dia memang khawatir gara-gara kejadian di rumahnya kemarin.
Makanya dia selain melatih Xia Chu lari, dia juga melatih Xia Chu menembak. Tapi karena Xia Chu belum pernah menembak sebelumnya, jadi Mu Ze langsung mengggenggam tangan Xia Chu dan menembakkan pistol itu bersama-sama... dan saat mereka selesai, Xia Chu langsung heboh menyadari lubang-lubang peluru itu membentuk tanda cinta. (Pfft! Apakah itu artinya Mu Ze menyatakan cinta?)
Malam itu, hujan badai bergemuruh di luar saat Xia Chu tiba-tiba terbangun mendengar suara alarm. Dia langsung melihat keluar jendela dan mendapati para tentara sudah bersiap untuk pergi.
Ternyata hujan yang terjadi setiap hari belakangan ini, menyebabkan bencana banjir di daerah tenggara. Karena itulah, para tentara ditugaskan pergi ke lokasi bencana.
Mengabaikan ketakutannya terhadap petir yang terus bergemuruh, Xia Chu yang khawatir, bergegas keluar dan berusaha lari menyusul mereka. Tapi pada akhirnya dia menyerah di tengah jalan dan hanya meneriakkan penyemangat untuk mereka.
"Berhati-hatilah, Liang Mu Ze." Gumam Xia Chu sembari memberikan hormatnya pada para tentara yang pergi bertugas itu.
Xia Chu akhirnya kembali ke rumah sakit. Tapi Xiao Xiao langsung memberinya setumpuk ekerjaan sembari menagih janjinya Xia Chu yang katanya mau menggantikan pekerjaannya selama dua minggu.
Dokter Zhang hari ini memakai seragam militernya dan sangat memperhatikan penampilannya soalnya hari ini rekaman acaranya dimulai, temannya Xia Chu yang bernama Mi Gu tuh mau membuat acara dokumenter medis, dan menjadikan dia sebagai pemeran utamanya. Eh tapi ngomong-ngomong, apa temannya Xia Chu tuh masih lajang? (Pfft!)
Acara pun dimulai dengan sesi konferensi pers membahas kerja sama antara rumah sakit dengan perusahaan percetakaan 3D-nya Zhou Ran. Dan selama Zhou Ran mengucap pidatonya, Mi Gu tampak sangat terkagum-kagum padanya.
Sebenarnya dia galau saat Xia Chu meneleponnya, tapi pada akhirnya dia lebih memilih mengabaikan teleponnya Xia Chu. Usai acara, Zhou Ran tiba-tiba mengajaknya makan malam bersama. Mi Gu hampir saja senang, tapi Zhou Ran tiba-tiba berkata kalau dia juga akan mengajak Dokter Zhang dan Xia Chu.
Kecewa, Mi Gu pun memutuskan menolak. Dia bahkan memberi kode pada Dokter Zhang untuk menolak ajakan Zhou Ran juga dengan alasan bahwa mereka sudah sepakat untuk membicarakan bisnis mereka.
Bersambung ke episode 10
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam