Tang Xue datang terlambat ke kantin. Melihat ada cowok duduk sendirian yang sosoknya mirip Zhen Yu, dia santai saja mendorong cowok itu sampai cowok itu tersedak dan ternyata dia bukan Zhen Yu.
Tang Xue jadi tak enak hati sama dia dan langsung berusaha mengelap bibirnya yang belepotan sup sambil meminta maaf berulang kali padanya sebelum kemudian dia bergegas duduk di meja kedua temannya lalu memerintahkan Zhen Yu untuk membelikannya susu kedelai dua kotak, yang satu gelas buat cowok tadi sebagai permintaan maaf.
Tang Xue melempar senyum ramah pada cowok itu, dan itu kontan membuat si cowok jadi gugup dan malu. Meng Huan lucu juga melihat pria lugu itu, dia kelihatan kayak anak domba.
Mengalihkan topik, Zhen Yu langsung membahas tentang Dewa Es yang katanya membuli Tang Xue. Wah! Dia sungguh tak pernah menyangka akan ada orang yang berani membuli Tang Xue.
Tang Xue masih ingat, dulu dialah bosnya Yu Bing. Sekarang setelah sekian lama bertemu lagi, tak disangka kalau Yu Bing membuat prestasi yang sungguh luar biasa, sementara dia sendiri belum memiliki preastasi apapun.
Tapi tetap saja Meng Huan heran. Mereka kan dulu teman sekelas, kenapa sekarang Yu Bing malah begitu kejam pada Tang Xue. Tang Xue tahu kenapa, Yu Bing sekarang jadi sombong.
Dia begitu terobsesi dengan julukan Dewa Es-nya sehingga dia jadi begitu sombong sampai-sampai dia lupa dulunya dia seperti apa. Yu Bing pasti sangat menikmati perasaan superior mengontrol orang lain sesuka hatinya.
Zhen Yu dan Meng Hua kompak meyakinkan Tang Xue untuk tidak khawatir, mereka kan mahasiswa kedokteran. Seteah mereka mempelajari obat-obatan nanti, mereka bisa meracuni Yu Bing. Lalu setelah mereka mempelajari anatomi, mereka bisa membedahnya. Pfft! Serem amat. Zhen Yu heran, kenapa Tang Xue tidak berhenti saja sih?
"Tertulis dalam kontrak bahwa denda pelanggaran kontrak sebesar 100.000 Yuan."
"Hah?! 100.000 Yuan? Kenapa tidak sekalian saja 1 juta Yuan? Li Yu Bing sialan! Aku harus memberinya pelajaran! Percayalah, aku pasti akan merontokkan giginya!" Rutuk Zhen Yu. Tapi nggak kedengaran meyakinkan banget rutukannya.
Bahkan saat Tang Xue menantangnya untuk pergi sekarang juga, Zhen Yu mendadak cuit dan membuat-buat alasan kalau dia belum selesai makan. Pfft! Bilang aja nggak berani. Tapi kalau pakai cara ini atau itu tidak berhasil, bagaimana kalau dia robek saja kontrak itu?... Ah! Ide bagus!
Maka keesokan harinya saat semua orang sibuk dengan pertandingan es hoki, Tang Xue dan kedua temannya memanfaatkan situasi untuk menyelinap masuk ke kantornya Manajer Ma.
Meng Huan dan Zhen Yu berjaga di luar, jadi Tang Xue masuk sendirian. Tapi bukannya menjaga pintu, kedua temannya Tang Xue itu malah terpengaruh mendengar suara sorakan para penonton yang kayaknya seru banget. Mereka akhirnya pergi meninggalkan Tang Xue untuk nonton pertandingan dan jadi keasyikan sampai lupa sama teman mereka sendiri.
Saat Tang Xue akhirnya menemukan kontraknya, tiba-tiba terdengar pintu mau dibuka. Gawat! Untungnya Tang Xue berhasil menyembunyikan dirinya tepat waktu.
Dan lucunya, entah bagaimana Manajer Ma sama sekali tidak melihatnya padahal Tang Xue bersembunyi tepat di belakangnya. Dekat banget loh padahal. Dia bahkan tidak melihat Tang Xue saat Tang Xue bersembunyi di balik pot tanamannya.
Tang Xue akhirnya sukses keluar tanpa ketahuan dan bersembunyi sebentar di ruang ganti pria sampai dia memastikan Manajer Ma sudah keluar. Tapi saat akhirnya dia yakin sudah aman, dia malah melihat tim es hoki datang.
Tang Xue jadi panik hingga dia langsung balik ke ruang ganti pria dan menyembunyikan diri di salah satu lemari. Parahnya lagi, dia tidak tahu kalau ternyata dia bersembunyi di dalam lemarinya Yu Bing dan Yu Bing membuka pintunya saat itu juga. Hadeh!
Untungnya Yu Bing ternyata gentleman juga dengan tidak mengumumkan keberadaan Tang Xue di sana dan menutup lemarinya sebelum ada orang yang melihat Tang Xue.
Dia baru membuka lemarinya lagi setelah semua pria itu sudah pergi dan mendapati Tang Xue sedang memegang kontrak kerjanya. Yu Bing langsung mengancamnya untuk menyerahkan kontrak itu sekarang juga atau dia akan melaporkannya ke polisi.
Tang Xue tak gentar dan balas menantang Yu Bing dengan memasukkan kontrak itu ke dalam bajunya. Dipikirnya Yu Bing tidak bakalan berani menyentuhnya. Padahal Yu Bing dengan cepat dan cekatan mengambil kontrak itu kembali.
"Bekerja keraslah. Jangan berpikir untuk melakukan hal-hal semacam ini." Sinis Yu Bing lalu mengusir Tang Xue.
Yah, gagal deh rencana Tang Xue. Terpaksa dia pergi dengan kesal. Dia juga ngambek sama Meng Huan yang sudah pergi meninggalkannya tadi dan menolak bicara dengan Meng Huan.
Parahnya lagi, Yu Bing tiba-tiba mengiriminya pesan, memerintahkannya untuk datang ke perpus sekarang juga. Baiklah! Dia cuma perlu kerja satu bulan kan? Selama ini dia tidak pernah tunduk pada siapapun. Lihat saja siapa yang akan paling kuat bertahan.
Tang Xue pun pergi ke perpus dan langsung membanting tasnya di hadapan Yu Bing sambil ngomel-ngomel melabrak Yu Bing. Pokoknya Tang Xue mau mengundurkan diri, dia akan berhenti setelah satu bulan.
"Oke." Santai Yu Bing sambil melanjutkan baca bukunya dan menyuruh Tang Xue untuk mengeluarkan buku-bukunya.
Tang Xue sampai agak tercengang mendengar jawabannya. Yang tak disangkanya lagi, saat dia mulai fokus mengerjakan tugasnya, Yu Bing tiba-tiba menawarkan bantuan dan langsung pindah duduk di sebelahnya lalu mulai mengajarinya. Mereka duduk sangat dekat tanpa menyadari ada seorang mahasiswi yang memotreti mereka.
Tapi tiba-tiba Yu Bing mengomentari bau shampo-nya. Hmm, wanginya familier. Pfft! Tang Xue sontak jadi canggung dan salting. Geli, Yu Bing memutuskan untuk tidak membahasnya lebih jauh dan fokus kembali untuk mengajarinya matematika, lalu memberinya soal tentang jarak gedung terjatuh dari perpus ini. Kalau Tang Xua bisa menyelesaikan soal ini, dia akan kasih hadiah.
Soal itu terlalu mudah bagi Tang Xue, dan dia berhasil mengerjakannya dengan cepat. Jawabannya: 2190 meter. Benar sekali. Yu Bing memberitahu bahwa di gedung yang jaraknya 2190 meter dari perpus ini di kamar 208, ada sebuah hadiah untuk Tang Xue.
Yu Bing akui bahwa belakangan ini dia sudah banyak menyusahkan Tang Xue. Dia akui kalau dia salah. Karena itulah, dia memberi Tang Xue hadiah sebagai permintaan maaf.
"Kuharap mulai sekarang, kita berdua melupakan masa lalu dan bekerja sama dengan baik." Ujar Yu Bing.
Hmm, kedengarannya tulus. Tapi kenapa pula dia meletakkan hadiahnya di tempat yang jauh dan bukannya langsung memberikannya pada Tang Xue di sini saja?
Yu Bing memberitahu bahwa angka 2190 adalah jumlah hari sejak mereka berpisah 6 tahun yang lalu. Mungkin ini takdir atau mungkin cuma kebetulan, tapi ini adalah hal berharga yang harus dihargai.
Tang Xue tercengang mendengarnya hingga dia bertanya-tanya. "Apa kau... naksir aku?"
Tapi Yu Bing cuma menatapnya dalam diam... sebelum kemudian dia berpaling dengan senyum geli dan memutuskan untuk menyudahi tugasnya Tang Xue dan menyuruhnya pergi saja untuk mencari hadiahnya.
Tang Xue pun pergi ke gedung yang letaknya cukup jauh itu dan mendapati ruangan 208 itu ternyata sebuah laboratorium dan mendapati ada sebuah kotak kado di atas bangku.
Tang Xue membukanya dengan antusias... tapi malah mendapati isinya adalah dalemannya, kartu ID-nya dan shampo-nya yang waktu itu ketinggalan di kamar mandi cowok. Pfft!
Tang Xue langsung kesal menyadari Yu Bing sudah tahu tentangnya yang malam itu mandi di kamar mandi cowok. Tang Xue langsung balik ke perpus untuk melabrak Yu Bing dan mendorong Yu Bing ke meja.
Dengan posisi tangannya tetap nempel ke dada Yu Bing dan tanpa memedulikan orang-orang yang menatap mereka, Tang Xue berbisik memperingatkan Yu Bing untuk merahasiakan masalah kamar mandi itu di antara mereka berdua saja.
"Kalau sampai ada orang lain yang mengetahuinya..."
"Apa yang akan terjadi?" Tantang Yu Bing. Mereka sama sekali tidak sadar kalau mereka sedang difoto sama mahasiswi di meja sebelah.
Flashback cerita masa SD mereka...
Suatu hari, Tang Xue kecil disuruh membuat karya tulis tentang teman sebangkunya. Tang Xue bercerita dalam tulisannya bahwa teman sebangkunya, Li Yu Bing, itu sangat menyebalkan.
Dia benci sama Yu Bing karena kakeknya berjanji bahwa jika menjadi juara satu di kelas, maka Kakek akan membawanya ke Disneyland. Tapi ternyata dia gagal juara satu gara-gara Yu Bing yang menjadi juara satu.
Semua guru memuji-muji Yu Bing pada pertemuan guru dan wali murid. Orang tuanya Tang Xue jadi membanding-bandingkannya dengan Yu Bing. Makanya Tang Xue sangat berharap para guru akan berhenti memuji-muji Yu Bing karena dia itu menyebalkan.
Terang saja bu guru tak senang dengan tulisannya itu dan langsung mengomelinya dan membanding-bandingkannya dengan karya tulis-nya Yu Bing. Soalnya di dalam tulisannya, Yu Bing justru memuji-muji Tang Xue.
Bu guru mengerti kalau Tang Xue ingin menjadi juara satu, tapi bukan dengan cara menjelek-jelekkan Yu Bing. Kalau dia ingin jadi juara satu, maka dia harus berusaha sendiri dan bukannya dengan cara mengharapkan kejatuhan orang lain.
Jika Tang Xue ada perkembangan, maka para guru juga pasti akan memujinya. Contohnya, semua huruf di tulisannya Tang Xue kali ini benar semua, itu layak dipuji.
Tapi Tang Xue malah dengan jujur mengaku bahwa dia menyuruh Yu Bing untuk memperbaiki huruf-huruf dalam tulisannya. Kalau begitu lain kali dia akan menyuruh Yu Bing untuk memperbaiki tulisannya lagi. Pfft! Frustasi, bu guru langsung menyuruh Tang Xue untuk memanggil orang tuanya datang ke sekolah besok.
Bersambung ke episode 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam