Nian Chu terbangun keesokan harinya dan mendapati dirinya dalam pelukan Li Teng. Dia penasaran, kenapa sebenarnya Li Teng menyukainya?
"Lalu kenapa kau menyukaiku?" Li Teng tanya balik.
"Err... kau punya tubuh yang bagus, tampan, dada bidang, kaki panjang yang bisa kuajak bermain selama puluhan tahun. Lalu bagaimana denganmu? Kenapa kau menyukaiku?"
"Tidak tahu."
"Jawaban macam apa itu?"
"Kalau begitu... aku hanya bisa menunjukkannya."
Li Teng hampir saja mau menciumnya lagi, tapi Nian Chu dengan cepat mencegahnya dan menuntutnya untuk berjanji 3 hal padanya. Oke, Li Teng setuju. Janji apa? Nian Chu belum memikirkannya sekarang, kapan-kapan saja dia beri tahu kalau dia sudah memutuskan.
Tak lama kemudian, Li Teng mengantarkannya pulang. Nian Chu mengucap terima kasih karena sudah mengantarkannya pulang. Tapi Li Teng tak suka kata itu dan mengancam tidak akan membiarkan Nian Chu pulang kalau lain kali Nian Chu mengucap kata-kata seperti itu lagi.
Sayangnya pertemuan mereka harus diakhiri dengan cepat karena Li Teng mendapat pesan penting bahwa mereka sudah berhasil memecahkan chip itu.
Nian Chu cemas, Li Teng mau menyelesaikan misi 5 tahun yang lalu itu? Tidak bisakah dia menyerahkan chip itu ke polisi dan biarkan polisi yang menyelesaikannya? Dengan begitu, Li Teng tidak perlu lagi kembali ke Taicheng.
"Jika aku kembali ke Taicheng, apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan menunggumu. Tak peduli berapa lama, aku akan menunggumu. Jadi kau harus kembali."
Terharu, Li Teng langsung memeluknya erat... hingga akhirnya dia membuat keputusan saat itu juga bahwa dia tidak akan pergi, dia akan mendengarkan Nian Chu saja untuk menyerahkan chip itu ke polisi.
Saat Li Teng pertama kali bertemu Nian Chu 5 tahun yang lalu, Nian Chu seperti sebuah cahaya dalam kegelapan hidupnya. Karena itulah dia hanya ingin melindungi Nian Chu dan berharap Nian Chu akan selalu hidup dalam kehangatan cahaya.
Tapi sekarang berbeda. Nian Chu membuatnya menyadari bahwa cahaya itu adalah miliknya. Sekarang dia hanya berharap bisa bergandengan tangan dengan Nian Chu di bawah cahaya matahari. Nian Chu begitu terharu mendengarnya hingga dia langsung menangis.
"Jika aku panjang umur, aku pasti akan memastikan kau akan mencintaiku sampai akhir hayatmu. Tapi jika umurku pendek, biarkan aku menebus kesalahanku." Ujar Li Teng. Terharu, Nian Chu pun langsung menciumnya mesra.
Dan Li Teng benar-benar melaksanakan janjinya. Begitu dia kembali ke kantor, dia memerintahkan Jiang Hao untuk menyerahkan chip ini ke polisi.
Semua orang akhirnya bisa lega setelah mereka menyerahkan chip itu ke polisi. Li Teng bahkan mentraktir semua orang makan malam ke tempat yang mahal pakai black card-nya. Tapi dia menyuruh mereka pergi sendiri, soalnya dia sendiri ada urusan yang harus dia selesaikan.
Nian Chu makan siang bersama Yu Fei dan Xing Xing dengan dikawal ketat sama anak buahnya Li Teng. Tapi bukannya makan, Yu Fei malah sibuk membenahi makeup-nya terus.
Soalnya sebentar lagi Jiang Hao akan datang untuk menjemput Xing Xing, jadi dia harus kelihatan cantik paripurna dong. Yang dibicarakan datang saat itu juga dan langsung berterima kasih pada Yu Fei karena sudah membantunya menjaga Xing Xing.
Yu Fei tidak keberatan kok. Tapi... kalau Jiang Hao ingin berterima kasih padanya, bagaimana kalau Jiang Hao mentraktirnya makan malam? Jiang Hao sebenarnya mau menolak karena dia mau makan malam bersama rekan-rekan kerjanya. Tapi Xing Xing membujuknya untuk mengajak Yu Fei juga, Jiang Hao akhirnya setuju juga.
"Tapi malam ini cuma ada para pria, kau mungkin akan bosan."
"Tidak mungkin. Kau kan ada di sana juga, jadi tidak mungkin membosankan."
Saat Nian Chu pulang tak lama kemudian, dia mendapati ayah dan ibunya mendapat banyak sekali hadiah. Dari siapa semua itu? Anehnya lagi, Ibu tiba-tiba mengomelinya dan menuduhnya menyembunyikan kabar baik dari mereka. Hah? Kabar baik apa? Tapi Ibu malah menuduhnya berakting. Nian Chu jadi tambah bingung.
Tiba-tiba Li Teng keluar dari dapur. Ibu memberitahu bahwa semua ini pemberian Li Teng. Tapi Nian Chu masih belum nyambung juga dengan maksud semua ini. Ayah memberitahu Nian Chu bahwa mereka bukan orang tua kolot, ayah dan ibu setuju-setuju saja kalau mereka mau tinggal bersama sebelum menikah. Hah?
Bingung, Nian Chu langsung menyeret Li Teng ke kamarnya untuk bicara empat mata dengannya dan menuntut penjelasannya. Li Teng langsung mendudukkan Nian Chu ke pangkuannya memberitahu bahwa alasannya melakukan ini adalah supaya dia bisa melindungi Nian Chu.
Da An tidak akan menyerah semudah itu. Lebih mudah melindungi Nian Chu jika mereka tinggal bersama. Selain itu... dia memang punya motif pribadi. Mereka sudah tidur bersama. Jadi bukankah seharusnya Nian Chu bertanggung jawab menikahinya? (Pfft!)
Nian Chu tidak terima. Yang rugi banyak kan dia, kok malah dia yang disuruh tanggung jawab. Lagipula, pernikahan itu masalah penting yang harus dipikirkan dengan hati-hati.
"Aku tidak akan memaksamu untuk menikahiku besok. Nian Chu, kau tahu sendiri bagaimana aku memperlakukanmu. Kau juga tahu bagaimana perasaanku padamu."
Jika Nian Chu butuh waktu untuk memikirkannya, dia bersedia memberi Nian Chu waktu. Tapi... dia hanya akan mencintai satu orang. Dia tidak akan menyentuh orang yang bukan miliknya. Tapi jika orang itu miliknya, maka Li Teng tidak akan pernah menyerah kecuali dia mati.
"Aduh, kenapa kau marah sih?"
"Aku takut kau akan mencampakkanku."
"Terima kasih, Presdir Li. Tapi bisakah kau lebih percaya diri? Kau itu tampan, baik dan seorang kontributor yang penting bagi masyarakat. Wanita mana yang akan mencampakkanmu, kecuali mereka bodoh."
Li Teng langsung menciumnya... tepat saat Ibu mendadak masuk dan jelas canggung melihat pemandangan itu. Pfft! Nian Chu pun sontak melepaskan diri saking malunya dan Ibu bergegas keluar kamar.
Di klub, Jiang Hao terpana menatap Yu Fei yang sedang joget. Tiba-tiba ada seorang wanita yang langsung duduk di sebelahnya Jiang Hao dan menyapanya akrab.
Yu Fei jadi cemburu dan langsung duduk di samping Jiang Hao, memisahkan wanita itu dari Jiang Hao. Wanita itu penasaran dia siapa. Jiang Hao belum sempat menjawab, Xing Xing tiba-tiba memeluk Yu Fei dan menyatakan bahwa Yu Fei adalah pacarnya papanya.
Wanita itu sontak kesal dan tidak terima, maka dia langsung menantang Yu Fei untuk tanding joget sama dia. Awalnya keduanya sama-sama hebat, saling unjuk kebolehan mereka.
Tapi lama-lama Yu Fei mulai sadar dengan kegilaan ini dan jadi malu hingga dia memutuskan menyudahinya lalu melampiaskan frustasinya dengan minum-minum.
Rekan-rekannya Jiang Hao langsung mendorongnya untuk menyusul Yu Fei. Wanita itu merasa menang dan berusaha menghentikan Jiang Hao, tapi Jiang Hao langsung menyingkirkannya untuk pergi ke Yu Fei.
Dia berusaha menghentikan Yu Fei minum, tapi gagal. Yu Fei benar-benar frustasi. Setelah membaca begitu banyak novel romance dan pernah beberapa kali berkencan juga, Yu Fei pikir kalau dia sudah tahu cukup banyak teknik berkencan. Tapi entah kenapa dia lupa segalanya saat bersama Jiang Hao. Kenapa?
"Aku adalah Qiao Yu Fei yang bisa mendapatkan semua pria. Tapi kenapa aku sangat menyukaimu? Aku harus bagaimana agar kau menyukaiku?"
Jiang Hao benar-benar tersentuh mendengarnya... hingga akhirnya dia menyerah pada perasaannya dan langsung mencium Yu Fei. Yu Fei begitu shock sampai-sampai dia cuma duduk membeku di tempat.
"Kau barusan... menciumku?"
"Kau tidak perlu melakukan apa pun. Aku menyukaimu. Maaf, aku membuatmu menunggu begitu lama."
Jiang Hao mau memeluknya. Tapi Yu Fei tiba-tiba muntah lagi ke bajunya. Wkwkwk! Tapi tidak masalah, Jiang Hao sudah terbiasa.
Wasa mendatangi Duan Kun dengan kesal dan langsung menamparnya, bahkan mengarahkan senjatanya ke Duan Kun, tidak terima dengan apa yang Duan Kun lakukan pada Lee.
Duan Kun sinis, Wasa sangat mencintai Lee padahal Lee rela mengorbankan nyawanya demi Nian Chu. Kalau dia jadi Wasa, dia akan menggunakan senjatanya itu untuk menghabisi Lee. Dan asal Wasa tahu saja, yang menginginkan kematian Lee bukan dirinya, melainkan Da An.
Wasa tetap tidak terima. Dia bisa membantu Da An mendapatkan koin itu dan menghabisi Nian Chu asalkan mereka tidak menyentuh Lee.
"Terlambat. Lee-mu itu sudah menyerahkan chip itu ke polisi. Da An jadi sangat marah. Dia berencana datang ke kota Yun."
"Aku mau bicara sendiri dengan Da An."
Tapi Duan Kun menasehatinya untuk tidak melawan Da An. Wasa tahu sendiri bahwa hanya dalam waktu 5 tahun ini Da An sudah berhasil menyingkirkan semua pesaingnya dan membangun kembali kerajaan bisnisnya. Wasa tak peduli dan ngotot mau bicara empat mata dengan Da An.
"Kau tidak akan bisa menemukannya. Dia hanya akan muncul jika dia sendiri ingin menemuimu."
Dalam flashback, Duan Kun selalu menyukai Wasa sejak 5 tahun yang lalu. Pernah suatu malam, Duan Kun hampir kalah dalam permainan kartu gara-gara lawannya yang main curang. Tapi Wasa mendadak muncul dan mengancam mereka dengan senjata.
Duan langsung tertarik pada Wasa dan menantangnya untuk main kartu bersamanya. Taruhannya, jika dia menang, maka dia menginginkan hatinya Wasa.
"Jika kau kalah maka potong hatimu!" Sinis Wasa menerima tantangannya.
Wasa berhasil mengalahkannya dengan mudah. Tapi saat Duan Kun hendak melaksanakan permintaan Wasa, Wasa dengan cepat mencegahnya, Duan Kun jadi semakin suka sama dia dan terang-terangan menyatakan perasaannya, tapi langsung ditolak mentah-mentah sama Wasa.
Ayah dan Ibu masih belum terbiasa dengan fakta bahwa putri mereka sudah pergi untuk tinggal bersama Li Teng. Ibu sampai ingin menelepon Nian Chu, tapi Ayah dengan cepat menghentikannya. Ini hari pertama mereka tinggal bersama, jangan menakut-nakuti mereka. Putri mereka sekarang sudah punya orang lain yang menjaganya, jadi biarkan saja mereka.
Li Teng mencoba membangunkan Nian Chu, tapi Nian Chu malah tambah merapatkan selimutnya. Li Teng langsung mengancamnya untuk bangun atau dia akan masuk ke dalam selimut juga. Pfft!
Ancamannya sukses membuat Nian Chu langsung bangun sambil menggerutu. Dia bahkan mau menyerang Li Teng dengan bantal, tapi Li Teng dengan sigap menariknya kembali ke kasur.
Nian Chu penasaran bagaimana perasaan Li Teng waktu dia datang ke rumah dan meminta izin pada orang tuanya untuk tinggal bersama.
"Senang."
"Kau tidak gugup?"
"Tidak."
"Bagaimana kalau orang tuaku tidak menyukaimu?"
"Lalu apa kau menyukaiku?"
"Suka."
"Baguslah kalau begitu."
Li Teng hampir mau menciumnya, tapi ponselnya tiba-tiba berbunyi. Panggilan darurat dari Jiang Hao yang mengabarkan bahwa He Li Hua kambuh.
Mereka langsung bergegas pergi ke rumah sakit, tapi malah menemukan He Li Hua berada di atap gedung dan terus berjalan ke tepi. Bahkan dokter dan yang lainnya tidak ada yang bisa menghentikannya.
Li Teng dan Nian Chu akhirnya datang saat itu. Li Teng berusaha meyakinkan He Li Hua bahwa Xia Fei sudah kembali, tapi He Li Hua tahu betul kalau dia berbohong dan jadi semakin histeris karenanya hingga dia terus berjalan ke tepi gedung.
Dan tepat saat itu juga, tiba-tiba muncul seorang pria muda yang menyaksikan segalanya dari atap. Hmm... siapakah dia?
Bersambung ke episode 14
1 Comments
Lanjutt mba imma
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam