Sinopsis Mysterious Love Episode 12

Sebelum Xing Xing lahir, Li Teng dan Jiang Hao mengunjungi Xia Fei dan He Li Hua dan melihat He Li Hua membuat sulaman bentuk bintang di sebuah sapu tangan.

Saat Li Teng menanyakan nama calon bayi mereka, Xia Fei berkata bahwa mereka akan menamakannya Xia Xing Xing yang artinya bintang-bintang, karena He Li Hua suka melihat bintang-bintang musim panas.

Makanya He Li Hua menyulam bintang di sapu tangan itu untuk calon anak mereka. Dan juga, jika Xia Fei tengah pergi menjalankan misi dan merindukan anak mereka, dia hanya perlu melihat bintang-bintang di langit. Maka rasanya akan seperti melihat putri mereka.

Flashback end.

Kondisi Xing Xing akhirnya mulai stabil setelah dibawa ke rumah sakit. Yu Fei benar-benar merasa bersalah sampai air matanya berlinang. Apalagi kemudian dokter memarahinya karena dokter mengira dia ibunya Xing Xing tapi malah tidak tahu kalau anaknya punya alergi mangga.

Tapi Xing Xing langsung membela Yu Fei dan memberitahu semua orang bahwa dia sendiri yang meminta Tante Yu Fei untuk membelikannya es mangga. Dokter jadi tak enak menyadari Yu Fei ternyata bukan ibunya Xing Xing, maaf.

"Tidak apa-apa, sebentar lagi juga akan jadi ibunya beneran." Ujar Yu Fei (Pfft!)

Luka Li Teng sudah semakin parah, dan diperparah dengan hujan yang tiba-tiba mengguyur deras. Cemas, Nian Chu langsung berusaha menghubungi Jiang Hao, dan untungnya kali ini ada sinyal dan bisa terhubung ke Jiang Hao. Tapi sayangnya, sebelum Nian Chu sempat memberitahu lokasi mereka, teleponnya Xing Xing tiba-tiba mati.

Jiang Hao jadi galau, dia mencemaskan mereka tapi harus menjaga Xing Xing. Menyadari itu, Xing Xing dengan penuh pengertian meyakinkan papanya untuk pergi saja menyelamatkan Li Teng, dia punya Tante Yu Fei di sini yang menjaganya. Yu Fei setuju, dia janji akan menjaga Xing Xing dengan baik. Jiang Hao akhirnya pergi dengan seorang rekannya.

Di tengah keputusasaan mereka, Nian Chu dan Li Teng akhirnya menemukan sebuah bangunan kosong. Mereka pun berlindung di sana.

Dalam keadaan lemahnya, Li Teng menyesal karena menyeret Nian Chu dalam kasus ini. Gengnya Da An bukan orang-orang yang mampu Nian Chu lawan, mereka bisa saja menyerangnya setiap saat, apalagi Nian Chu adalah target yang mudah.

5 tahun yang lalu, dia pikir kalau dia tidak akan pernah lagi bertemu Nian Chu. Tapi siapa yang menyangka, Langit ternyata mempertemukan mereka kembali. Karena itulah, dia hanya ingin Nian Chu hidup dengan baik dan damai.

"Aku tidak ingin kau terluka lagi karena aku."

"Apa kau masih marah?"

Nian Chu menyangkal, Li Teng menjelaskan segalanya padanya dengan jelas di padang bunga tadi. Hanya saja, dia berharap ke depannya, mereka bisa menghadapi segala masalah bersama-sama.

"Di masa depan, aku - Li Teng, berjanji tidak akan lagi menyembunyikan apa pun darimu. Ruan Nian Chu, 5 tahun yang lalu, aku bisa melindungimu dengan baik. Sekarang pun aku pasti bisa." Ujar Li Teng lemah sebelum kemudian dia tertidur.

Jiang Hao pernah melihat Li Teng membaca panduan daerah ini untuk mencari padang bunga Forget Me Not, makanya sekarang Jiang Hao punya ancang-ancang tentang ke mana mereka harus mencari kedua orang itu.

Benar saja, mereka akhirnya menemukan mobil sewaannya Li Teng yang ditinggalkan. Dari situ, mereka berpencar untuk mencari kedua orang itu.

Li Teng tiba-tiba terbangun dalam keadaan menggigil kedinginan tapi badannya demam. Nian Chu bingung karena mereka tak punya apapun di sana untuk menghangatkan Li Teng. Akhirnya dia berinisiatif menggunakan dirinya sendiri dan langsung memeluk Li Teng.

Saat Nian Chu terbangun keesokan harinya, dia mendapati Li Teng sudah bangun duluan dan langsung ngegombal, mengklaim lukanya menjadi membaik berkat Nian Chu yang memeluknya sepanjang malam.

Nian Chu ingin pergi mencari dokter terdekat. Tapi Li Teng sontak menariknya kembali. Alih-alih mencemaskan lukanya sendiri, Li Teng justru lebih mementingkan pertunjukkan Nian Chu hari ini. Bukankah dia sudah pernah bilang, dia akan mendukung Nian Chu dan karirnya. Nian Chu terharu mendengarnya. Mereka pun pergi ke teater.

Tak lama setelah mereka pergi, Jiang Hao baru menemukan tempat itu. Tapi hanya menemukan syalnya Nian Chu yang bersimbah darah. Di tengah kekhawatirannya, tiba-tiba dia mendapat telepon dari Li Teng yang saat itu sudah mendapat tumpangan dari seorang warga desa terdekat. Dia memberitahu kalau dia dan Nian Chu sedang dalam perjalanan kembali ke teater sekarang.

Nian Chu berusaha menyuruhnya untuk pergi ke dokter begitu mereka sampai kota nanti. Tapi Li Teng keras kepala menolak, dia hanya akan memperban lukanya biar bisa menonton pertunjukkannya Nian Chu.

Padahal mukanya Li Teng sudah pucat pasi di teater, bahkan Bos teater dan Xing Xing pun cemas melihatnya. Tapi Li Teng bersikeras meyakinkan semua orang kalau dia baik-baik saja.

Pertunjukkan berjalan dengan lancar, bahkan para penonton memberi standing ovation untuk mereka. Li Teng pun bangga.

Tapi saat semua orang mendatangi ruang ganti para aktor, Li Teng sudah tidak kuat lagi dan akhirnya pingsan dalam pelukan Nian Chu. Li Teng pun segera dilarikan ke rumah sakit.

Untungnya kondisinya tidak kritis. Tapi tetap saja Nian Chu menangis saking cemasnya. Dia benar-benar merasa bersalah karena membiarkan Li Teng menahan lukanya begitu lama hanya demi pertunjukkannya.

"Ini cuma 3 jam. Kak Li menunggumu selama 5 tahun." Ujar Jiang Hao.

Jiang Hao bercerita bahwa pasca ledakan kapal itu, Li Teng koma selama 3 tahun. Dan hal pertama yang dia tanyakan begitu dia sadar dari komanya adalah 'Di mana Ruan Nian Chu'.

Jiang Hao waktu itu masih belum tahu siapa Nian Chu. Tapi kemudian dia sering melihat Li Teng membuka Weibo-nya Nian Chu dan melihat foto-fotonya Nian Chu.

"Di dalam hatinya, kau sangat penting. Kakak ipar, sebenarnya Kak Li berkorban lebih banyak daripada yang kau kira demi bisa bersamamu."

Setelah bangun dari komanya dulu, Li Teng berjuang begitu keras, jatuh-bangun, demi memulihkan kondisi tubuhnya seperti sedia kala agar dia bisa menemui Nian Chu kembali.

Nian Chu menangis haru mendengar semua itu. Tepat saat itu juga, Li Teng akhirnya sadar. Nian Chu sontak memeluknya saking leganya.

Beberapa hari kemudian, Nian Chu mendatangi Li Teng di rumahnya dengan membawakan sup untuknya. Karena Li Teng khawatir, jadi dia menyuruh anak buahnya untuk menjemput Nian Chu.

Li Teng langsung manja, mengklaim lukanya belum sembuh karena Nian Chu tidak menemaninya di sini. Tapi sekarang lukanya sudah baikan berkat kedatangan Nian Chu.

Nian Chu langsung membuka jaketnya, mau mengecek lukanya. Tapi Li Teng malah menggodanya. Nian Chu jadi sebal hingga dia tak sengaja memukul lukanya Li Teng. Maaf.

Tapi dia benar-benar khawatir. Li Teng benar-benar terharu... dan langsung mendekat ke Nian Chu, tapi tiba-tiba saja seseorang membuka pintu seenaknya. Mereka jadi kaget hingga tak sengaja membuat Nian Chu menumpahkan supnya.

Jiang Hao yang datang, tapi sekarang dia malah jadi canggung sendiri menyadari dirinya sudah mengganggu kedua sejoli itu. Li Teng jadi kesal dan menyuruhnya untuk to the point saja.

"Alat pelacak yang ada pada Chen Guo Zhi menghilang begitu dia kembali ke kota Yun. Mungkin alat itu sudah ditemukan. Si pembunuh itu bernama Duan Kun. Da An yang mengirimnya, selesai!" Cerocos Jiang Hao secepat kilat.

"Mereka tidak mungkin menyerah semudah ini. Kita harus segera memecahkan chip itu secepatnya."

"Baik!" Jiang Hao langsung pamit secepat kilat.

Nian Chu mau ikut sebenarnya, tapi Li Teng dengan cepat mencegahnya dan Jiang Hao pun menolak dan langsung bergegas pergi.

"Kau mau ke mana? Kita punya urusan yang belum selesai." Goda Li Teng.

Nian Chu tegang. "Kita punya banyak waktu. Aku harus pulang untuk ganti baju."

"Ganti saja di sini."

Tak bisa menolaknya lagi, Nian Chu akhirnya menurut saja saat Li Teng menuntunnya ke kamar mandi. Tapi Nian Chu tegas meminta Li Teng untuk keluar dan memberinya privacy. Li Teng menurutinya dan keluar, saat itulah Nian Chu melihat Li Teng memakai shampo yang sama dengannya.

Hari sudah petang saat Nian Chu akhirnya selesai mandi dan langsung meminta hairdryer-nya Li Teng. Tapi alih-alih cuma sekedar menunjukkan tempatnya, Li Teng langsung masuk kamar mandi untuk membantu Nian Chu mengeringkan rambutnya.

"Aku pernah bilang kalau aku suka bau rambutmu, itu membuatku merasa kau selalu ada di sisiku."

Li Teng langsung memeluknya sebelum kemudian menciumnya mesra... dan selanjutnya yah begitulah. Hehe...

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam