2 tahun yang lalu...
Li Teng yang saat itu masih belum pulih sepenuhnya pasca ledakan, dengan terpincang-pincang berniat ingin mendatangi Nian Chu ke teaternya dengan membawa sebuket bunga Forget Me Not.
Namun bahkan sebelum dia sempat melakukan itu, tiba-tiba Jiang Hao menghubunginya untuk memberitahu bahwa sindikat penjahat itu ternyata tahu bahwa Li Teng masih hidup.
Mereka belum siap saat itu, makanya dia khawatir Nian Chu akan berada dalam bahaya jika dia mendekati Nian Chu. Akhirnya Li Teng mengurungkan niatnya dan memutuskan menyembunyikan diri dari Nian Chu.
Flashback end.
Nian Chu kaget melihat Li Teng sudah ada di ruang tamunya. Duh, mana dia cuma pakai baju mandi dan bando telinga kelinci lagi, malu banget. Nian Chu langsung balik ke kamarnya untuk dandan.
Saat mereka keluar tak lama kemudian, Li Teng dengan manisnya membukakan pintu mobil untuknya. Tapi kenapa Nian Chu merasa dirinya kayak penumpang alih-alih pacar, yah?
"Kalau begitu, ingatlah untuk bayar biayanya akhir bulan nanti." Canda Li Teng.
Nian Chu tidur sepanjang perjalanan dan baru bangun sesampainya di teater, dan langsung kaget menyadari Li Teng parkir di depan teater yang pastinya bakalan dilihat banyak orang. Dia mencoba meminta Li Teng untuk pindah, tapi Li Teng menolak.
Benar saja, para rekan kerjanya Nian Chu langsung heboh melihat mobil itu. Mereka tahu itu mobilnya presdir perusahaan keamanan karena mereka pernah melihat Xiao Yan keluar dari mobil itu dulu.
Tapi sekarang yang mereka lihat keluar dari mobil itu adalah Nian Chu. Mereka jadi heboh mengira Nian Chu, Xiao Yan dan si presdir terlibat cinta segitiga. Nian Chu dan Xiao Yan kan harus latihan sebuah scene, mereka jadi tak sabar ingin melihat momen itu. Bahkan saking antusiasnya, saat Li Teng masuk, mereka sengaja melewatinya untuk melihatnya lebih dekat
Sementara Nian Chu mencari keyboard-nya, Li Teng yang mengira tempat itu kosong, langsung keliling untuk mencari koin itu tanpa menyadari ketiga orang yang sedang mengintipnya itu. Tapi tiba-tiba bos tempat itu muncul dan langsung berteriak mengagetkan ketiga pengintip itu.
Saat Nian Chu akhirnya menemukan keyboard-nya, dia malah mendengar rekan-rekannya lagi ngobrol sama Li Teng. Si bos bahkan memohon-mohon pada Li Teng untuk membantu mereka karena dia takut Xiao Yan tidak akan datang latihan.
Li Teng meyakinkan si bos untuk tidak khawatir. Dia punya cara untuk membuat Xiao Yan datang. Habis memohon-mohon pada Li Teng, sekarang si bos dengan seenaknya menyuruh Nian Chu untuk pesan makanan.
Mereka semua memperlakukan Li Teng dengan baik dan ramah. Rekannya Nian Chu penasaran dengan kisah mereka, bagaimana mereka awalnya bertemu?
"Kami... bertemu karena suatu kecelakaan." Jawab Li Teng.
Wah! Mereka iri. Kisah romansa memang sering kali lahir dari sebuah kecelakaan. Mereka masih ingin mendengar lanjutannya, tapi Bos dengan cepat menghentikan lalu menasehati Nian Chu untuk serius kalau pacaran, pengalaman itu bisa membantu aktingnya Nian Chu dalam mendalami karakternya.
Sekarang Bos mengerti. Pantas saja bunga Forget Me Not-nya Nian Chu sekarang mekar lagi. Ternyata itu karena pemiliknya sedang jatuh cinta. Si Bos juga turut berperan loh, kan dia yang selama ini merawat bunganya Nian Chu itu.
Li Teng kaget mendengarnya dan langsung minta diperlihatkan bunga itu. Li Teng langsung tahu kalau itu adalah bunga yang dia berikan ke Nian Chu 5 tahun yang lalu. Tak disangka kalau Nian Chu masih merawat bunga ini, Nian Chu pasti sangat merindukannya, yah?
5 tahun yang lalu,
Nian Chu menemukan bunga itu sudah ada di depan jendela kamar mereka. Nian Chu bertanya-tanya apakah bunga ini dari Li Teng untuknya?
Li Teng mengklaim bahwa itu pemberian Nenek Ah Xing buat Nian Chu, nenek yang tinggal di sebelah dan sering datang kemari membersihkan rumah itu loh. Oh, benarkah?
Tapi Nian Chu melihat sepatunya Li Teng tampak kotor berlumpur. Pfft! Jelas-jelas dia berbohong, dan Nian Chu menyadari itu. Maka dengan sengaja dia mendekat untuk mengucap terima kasih dengan senyum geli, membuat Li Teng jadi canggung dan langsung bergegas pergi.
Flashback end.
Canggung dan malu mendengar pertanyaan Li Teng, Nian Chu mengingatkan kalau bunga ini pemberian Nenek Ah Xing, jadi berhentilah narsis.
"Kenapa aku ingat 'seseorang' bilang terima kasihnya ke aku?" Goda Li Teng.
Tiba-tiba dia meminta Nian Chu untuk memberikan bunga itu padanya dengan alasan dia suka bunga itu. Mendengar itu, si Bos teater sontak menggodai mereka habis-habisan. Ah! si Bos mengerti sekarang, karakter 'Li' dalam naskah cerita yang Nian Chu tulis itu, ternyata mengacu ke Li Teng.
Li Teng jadi penasaran ingin melihat naskahnya. Malu, Nian Chu langsung saja menyerahkan bunga itu ke Li Teng lalu bergegas pergi.
Yang tidak dia ketahui, tujuan Li Teng meminta bunga itu sebenarnya dia curiga koin itu ada di dalam pot bunga itu. Dia yakin soalnya bunga pemberiannya ini dibawa Nian Chu dari Tai Cheng 5 tahun yang lalu. Jiang Hao penasaran, apa yang akan Li Teng lakukan jika dia mendapatkan koinnya nanti?
"Kembali ke posisi semula."
Hah? Jadi maksudnya, dia mau putus sama Nian Chu? Tapi dia dan Nian Chu kan baru bersatu kembali setelah sekian lama, masa dia mau putus secepat itu? Sebaiknya dia pertimbangkan kembali.
Tapi keputusan Li Teng sudah bulat. Dia tidak mau Nian Chu berakhir seperti He Li Hua. Menjauhkan Nian Chu adalah cara terbaik untuk melindunginya.
Tapi tentu saja, mereka tidak menemukan apa-apa di pot itu. Agak kecewa, tapi Jiang Hao lega juga sih. Dengan begini, Li Teng dan Nian Chu bisa berpacaran sedikit lebih lama.
Li Teng tiba-tiba ingat bahwa Bos teater yang selama ini mengurus bunga itu. Dia langsung curiga sama si Bos teater. Tiba-tiba Nian Chu mengirim pesan, mengundangnya datang ke pesta
ultahnya Yu Fei besok. Dia agak ragu awalnya, tapi akhirnya dia setuju
untuk datang.
Nian Chu senang banget. Yu Fei penasaran apakah Li Teng sudah mengakui dirinya adalah Lee. Nian Chu mengiyakannya, tapi Yu Fei malah rada kecewa. Soalnya dia pikir kisah cinta mereka bakalan yang wah banget ala-ala film fantasi, menggugah bumi dan langit. Semisal: Dia reinkarnasinya Lee atau berasal dari dunia paralel. Tapi ternyata gitu doang? Membosankan.
"Menurutku malah bagus seperti ini. Kuharap kami bisa pacaran dengan cara normal. Sesuatu yang menggugah langit dan bumi itu cuma kisah fiksi, bukan cinta."
Yu Fei sudah tidak sabar dengan pesta ultahnya besok dan mengingatkan Nian Chu untuk datang berdua bersama Lee. Yu Fei hanya punya satu penyesalan. Alangkah bagusnya seandainya saja Pangeran Parkirnya juga datang untuk merayakan ultahnya. Ngomong-ngomong tentang itu, Yu Fei baru ingat tentang tiaranya yang rusak, besok dia harus beli yang baru.
Tepat setelah mereka kembalikan bunga itu ke pot, Xing Xing baru bangun dan langsung memeluk Li Teng dengan manja sambil minta dibelikan tiara yang baru. Jiang Hao penasaran siapa yang sudah merusak tiaranya Xing Xing.
"Si tante jahat di taman hiburan! Dia putri palsu, dia mencuri baju Putri Elsa dan merusak tiaraku!"
Jiang Hao geli mendengar rengekannya. Tapi jangan khawatir. "Papa janji akan menghukumnya. Ayo pulang, besok papa belikan tiara baru untukmu. Di masa depan, papa akan belikan apapun yang Xing Xing suka."
Tapi saat Jiang Hao mendatangi toko, dia malah diberitahu bahwa bahwa tiaranya Putri Elsa itu tinggal satu dan baru saja dibeli oleh wanita yang barusan pergi naik eskalator.
Jiang Hao sontak bergegas mengejar wanita itu yang ternyata Yu Fei. Mereka langsung saling mengenali satu sama lain. Yu Fei jelas senang bisa bertemu lagi dengan pangeran parkirnya.
"Kau datang untuk shopping sendirian atau... mau menemuiku?" Goda Yu Fei.
Jiang Hao sampai gugup ditatap seintens itu sampai-sampai mereka hampir saja tersandung. Fokus dengan tujuan utamanya, Jiang Hao berusaha membujuk Yu Fei untuk menjual tiaranya itu padanya.
Boleh-boleh saja sih, tapi ada syaratnya. Dia tidak ngomong secara langsung dan hanya menunjuk HP-nya. Maksudnya mau minta nomornya Jiang Hao. Tapi Jiang Hao salah paham mengira Yu Fei mau minta transfer uang.
Yu Fei jadi canggung karenanya. Jiang Hao bilang kalau tiara ini sangat penting. Kenapa tiara ini sangat penting? Katakan alasannya, biar dia bisa memutuskan apakah dia akan bersedia memberikan tiara ini padanya atau tidak.
"Begini, aku sudah janji pada gadisku..."
"Kau sudah punya pacar?!" Yu Fei sontal ngambek hingga dia menolak memberikan tiara ini.
"Bukan begitu! Aku tidak punya pacar."
Yu Fei sontak berubah sumringah mendengarnya. Tapi pramuniaga toko bilang bahwa ini barang terakhir. Dia tidak menginginkan imbalan uang sih, tapi ada syarat yang harus Jiang Hao penuhi untuk mendapatkan tiara ini. Sayaratnya...
"Malam ini jam 11, datanglah menemuiku di ruangan nomor 109 di lantai B1 di KTV."
"Itu..."
"Itu... untuk kencan." Goda Yu Fei. "Bagaimana? Berani, tidak?"
Jiang Hao setuju. Tapi dia bakalan agak terlambat nanti. Tidak masalah, yang penting Jiang Hao kasih saja Wechat-nya, biar mereka bisa kontak. Tapi bahkan sebelum Jiang Hao sempat melakukan itu, tiba-tiba dia mendapat telepon yang sepertinya darurat hingga dia langsung pergi saat itu juga tanpa ngasih kontaknya ke Yu Fei.
Semua orang sudah berkumpul di KTV, tapi hanya Li Teng yang tampak tak nyaman dengan keramaian semacam ini. Yu Fei dengan antusias memberitahu Nian Chu bahwa pangeran parkirnya akan datang nanti.
Tiba-tiba teman-teman mereka mengajak main game 'Truth or Dare'. Aturannya, yang kalah punya dua pilihan, minum 3 gelas bir atau mencium lawan jenis.
Nian Chu juga diajak main, dan langsung kalah. Tapi dia masih terlalu canggung untuk mencium Li Teng, jadi dia pilih minum. Tapi Yu Fei ngotot melarangnya karena Nian Chu tidak kuat minum dan terus berusaha membujuknya untuk mencium Li Teng saja, mereka kan pacar.
Yu Fei bahkan berusaha menyuruh Li Teng mencium Nian Chu, tapi Li Teng diam saja. Nian Chu jadi makin tak enak, mending dia minum saja.
Tapi Li Teng mendadak muncul mencegahnya lalu bergerak mendekat untuk menciumnya. Tapi tiba-tiba semua orang menyoraki mereka yang malah membuat Li Teng jadi tak nyaman hingga dia mengurungkan niatnya, dan akhirnya dia hanya menggantikan Nian Chu meminum birnya.
Tanpa mereka semua sadari, ada seorang wanita di ruangan sebelah yang diam-diam memperhatikan mereka dengan penuh amarah. Err, entah siapa dia, tapi sepertinya dia marah karena cemburu dengan Li Teng yang hampir mencium Nian Chu tadi.
Bahkan sampai teman-teman mereka pulang, pangeran parkirnya Yu Fei masih juga belum datang. Yu Fei sudah mabuk, tapi dia masih bersikeras mau menunggu pangeran parkirnya. Yang tidak ketahui, Jiang Hao sebenarnya tidak bisa datang karena dia harus menjaga Xing Xing yang sedang demam.
Setelah beberapa lama, Nian Chu harus bersusah payah memapah Yu Fei yang masih ngedumel kecewa karena pangeran parkirnya tidak datang. Padahal dia membeli tiara itu biar matching sama kostum princess-nya, eh pangerannya malah nggak datang, tiaranya jadi tidak terpakai.
"Aku sudah berkorban banyak untuk pria itu! Kukasih tahu yah, jangan terlalu serius dalam cinta. Jika tidak, kau akan terperangkap dan jadi sedih kayak aku. Kau boleh pacaran sama siapa saja, jangan terlalu serius." Cerocos Yu Fei.
"Ayo kuanterin pulang."
"Aku nggak mabuk!"
"Oh yah? Kalau begitu, besok hari apa?"
"Besok adalah hari di mana aku akan bikin perhitungan sama bajingan itu!"
"Besok adalah penampilan perdana Immediate First Love (drama teaternya Nian Chu)."
Ah! Yu Fei baru ingat. "Aku pasti tidak akan telat."
Usai mengantarkan Yu Fei pulang, Li Teng mengantarkan Nian Chu pulang jalan kaki tanpa menyadari si wanita penguntit yang terus membuntuti dan mengawasi mereka.
Li Teng bertanya-tanya apakah Nian Chu juga berpikir sama seperti Yu Fei. Bahwa siapa yang serius duluan dalam cinta, akan kecewa duluan.
"Tidak. Jika seseorang tidak ingin serius, lalu kenapa juga pacaran? Bagaimana denganmu? Kenapa kau masih belum menikah?"
"Belum menemukan orang yang cocok?"
"Lalu wanita seperti apa yang cocok denganmu?"
"Seseorang yang kusukai."
"Seperti apa wanita yang kau sukai?"
"Seseorang yang suka tersenyum." Jawab Li Teng sembari mengingat betapa indahnya senyuman Nian Chu saat mereka bersama 5 tahun yang lalu.
"Se-simple itu? Banyak wanita yang suka tersenyum, standarmu rendah sekali." Komentar Nian Chu.
"Lalu bagaimana denganmu? Pria seperti apa yang kau sukai?"
Nian Chu dengan jujur mengaku kalau dia menyukai pria yang seperti Li Teng yang jelas saja langsung membuat Li Teng senang... sekaligus narsis. Ternyata Nian Chu suka banget yah sama dia.
Suasana di antara mereka tiba-tiba jadi semakin intens saat Li Teng tiba-tiba saja mendekat untuk mencium Nian Chu.
Bersambung ke episode 5
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam