Sinopsis My Dear Guardian Episode 2

Akhirnya aku memutuskan untuk lanjut nonton aja karena masih penasaran ceritanya kayak gimana. Hmm, kayaknya ceritanya bakalan cukup berat.

Xia Chu cuci baju sambil menggerutui sikap Mu Ze padanya tadi. Dia harus pindah ke mana lagi coba? Repot banget kalau harus pindah rumah lagi. Dia harus bekerja, masih harus cari rumah lalu membereskannya dan merapikannya. Dia bisa mati kesal kalau begini caranya.

Tapi dengan cepat dia meyakinkan dirinya sendiri untuk tenang, dia wanita modern yang tidak boleh kalah oleh masalah kecil kayak begini.

Saat dia tengah menjemur cuciannya, Mu Ze mendadak pulang dan mengajaknya untuk keluar bersamanya sekarang. Ada masalah penting, seorang anak terluka tapi menolak pergi ke rumah sakit, makanya dia perlu dokter. Bukankah tugas dokter adalah menyelamatkan orang yang terluka?

Xia Chu langsung setuju. Tapi dilihat dari reaksi Mu Ze, sepertinya anak itu sangat penting baginya, yah? Mu Ze membenarkan.

Begitu mereka tiba, anak laki-laki bernama Xiao Jun itu langsung melompat ke dalam pelukan Mu Ze. Dahinya tampak terluka. Ibu anak itu masih muda dan bicaranya lemah lembut.

Dari foto di atas meja, ayah anak itu jelas sudah tiada. Dulunya juga seorang tentara dan dia sangat akrab dengan Mu Ze. Pantaslah Mu Ze sangat menyayangi Xiao Jun.

Xia Chu menyapanya dengan ramah dan dengan riang menyuruh Xiao Jun untuk menyebutnya sebagai 'Kakak', tapi Xiao Jun menatapnya dengan tatapan laser.

Tapi Xiao Chu tetap ramah padanya dan mengobatinya. Saat Mu Ze menyemangati Xiao Jun untuk tidak takut sama bekas luka karena mereka adalah pria, Ibunya Xiao Jun tampak jelas tak senang dengan itu dan langsung keluar entah mau ke mana.

Mu Ze yang cemas, langsung bergegas keluar menyusulnya. Xiao Jun yang tampak jelas tak senang dengan Xia Chu, langsung menginterogasi hubungan Xia Chu dengan Mu Ze.

Xia Chu mengklaim kalau dia dan Mu Ze baru bertemu hari ini lalu balik tanya hubungan Xiao Jun dengan Mu Ze, dan Xiao Jun langsung saja berbohong mengklaim Mu Ze adalah ayahnya.

Ibunya Xiao Jun akhirnya mengaku ke Mu Ze bahwa Xiao Jun dibuli teman-teman sekelasnya. Putranya itu anak yang baik. Walaupun ayahnya sudah tiada, tapi Xiao Jun selalu menurut apa kata ibunya. Makanya dia tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu, jadi dia mau pergi mencari anak-anak itu.

Tapi Mu Ze dengan cepat menghentikannya dan mengingatkannya bahwa dia tidak akan bisa selamanya membantu Xiao Jun. Lagian dia mau melakukan apa dengan hanya membawa senter? Tak berdaya, Ibunya Xiao Jun sontak menangis.

Xia Chu baru memperhatikan bibirnya Xio Jun tampak agak ungu. Jelas itu gejala penyakit. Xia Chu mencoba menanyakan apakah Xiao Jun pernah merasa pusing, sesak napas, dsb. Tapi Xiao Jun menyangkal.

Mu Ze dan Ibunya Xiao Jun kembali saat itu. Xia Chu melihat Mu Ze langsung mengelus saya kepala Xiao Jun, benar-benar seperti ayah yang menyayangi anaknya.

Saat Mu Ze hendak menasehatinya, Xiao Jun dengan cepat memotong untuk mengakui kesalahannya, dia janji akan menghindar jika lain kali ada orang yang mau membulinya.

Namun yang tak disangkanya, Mu Ze justru menasehatinya tidak menghindar, dia justru harus berani melawan kalau diganggu orang. Dia tidak boleh menindas orang lain, tapi dia juga tidak boleh membiarkan orang lain menindasnya.

Kalau dia berani melawan, maka musuhnya-lah yang akan ketakutan dan tidak akan lagi berani mengganggunya. Mu Ze bahkan langsung mengajari Xiao Jun beberapa trik saat itu juga.

Mereka baru balik keesokan paginya. Xia Chu penasaran apakah Xiao Jun benar-benar putranya Mu Ze dan Mu Ze tanpa ragu mengiyakannya. Tapi Xia Chu melihat mereka punya kepribadian yang sangat berbeda.

Xiao Jun sangat percaya dan patuh pada Mu Ze. Tapi apa Mu Ze pikir gerakan-gerakan yang dia ajarkan pada Xiao Jun, bisa membuatnya melawan seluruh dunia.

Mu Ze menegaskan bahwa tujuannya mengajari Xiao Jun hanya supaya dia bisa melawan saat dia diintimidasi. Memang bela diri tidak menjamin menang, tapi setidaknya kemampuan semacam itu bisa membuatnya tidak lagi menjadi obyek intimidasi. Xiao Jun harus menghadapi dunia ini sendiri, jadi kadang dia harus keras.

Mu Ze mengantarkan Xia Chu sampai ke rumah sakit. Xia Chu tak lupa berterima kasih atas tumpangannya dan menyarankan Mu Ze untuk pulang dan tidur nyenyak.

Saat Mu Ze berkata kalau dia tidak butuh tidur, Xia Chu meyakini bahwa di tubuh setiap penderita insomnia, hidup sebuah jiwa kecil penuh lubang. Ucapannya itu jelas tepat sasaran dan kontan membuat Mu Ze termenung. Tapi dengan cepat dia berubah sikap seperti sedia kala dan menuduh Xia Chu sok pintar.

Gara-gara dia tidak pulang semalaman, Xia Chu jadi lupa kalau seragam dokter militernya masih ada di jemuran rumah. Terpaksa dia hanya bisa pakai celana jeans ketat yang dia pakai sejak kemarin itu dan dengan sengaja mengambil tempat paling belakang saat mereka sedang memeriksa pasien, berusaha menyembunyikan dirinya dari pandangan Dokter Zhang.

Untungnya Mu Ze mendadak muncul saat itu dan langsung menariknya ke tempat sepi. Waktu pulang tadi dia melihat seragamnya Xia Chu di jemuran, makanya dia datang mengantarkan barang itu. Anggap saja ini bayaran atas bantuan Xia Chu terhadap Xiao Jun kemarin. Xia Chu senang banget dan langsung bergegas memakainya.

Gara-gara ada pasien yang bersin karena terganggu bau parfum salah satu dokter wanita, Dokter Zhang langsung mengomeli si doker wanita itu untuk melepaskan segala macam hal yang bisa mengganggu kesembuhan pasien.

Tidak terima, si dokter wanita yang langsung mengadukan tentang Xia Chu yang tidak pakai seragam, tapi malah jadi malu sendiri saat Xia Chu muncul pakai seragam lengkap sambil tersenyum manis tanpa dosa.

Mereka lalu memeriksa kondisi Tian Yong, tentara yang menyelamatkan Xia Chu di Isaiah waktu itu dan ternyata Mu Ze juga ada di sana. Nian Chu agak canggung saat dia harus maju untuk mempresentasikan tentang riwayat dan perkembangan kondisi pasien pada Dokter Zhang. Intinya perkembangan pemulihannya cukup baik.

Mengira mereka tidak saling mengenal, Dokter Zhang memperkenalkan Mu Ze pada Xia Chu sebagai tentara penyelamat mereka waktu itu. Xia Chu pura-pura tak kenal dan menyapanya seolah mereka baru pertama kali bertemu.

Tapi Mu Ze dengan santainya mengungkap kebohongannya dengan jujur mengakui kalau dia dan Xia Chu sudah saling mengenal. Malah mereka sudah beberapa kali bertemu setelah kembali dari Isaiah. Dokter Zhang jadi penasaran mereka ada hubungan apa. Tapi Xia Chu refleks menjawab tidak ada apa-apa.

Di jam makan siang, Xia Chu menemui Mu Ze di kantin dan mengonfrontasinya tentang sikapnya tadi. Semua yang Mu Ze katakan tadi, bisa saja membuatnya kena masalah.

"Aku cuma mengatakan yang sebenarnya." Santai Mu Ze. "Kalau kau tidak tahu bagaimana cara menghadapi rumor tersebut, yah itu masalahmu."

Jika Xia Chu beranggapan bahwa dia akan menjadi baik hanya saat sedang butuh dan pura-pura tak kenal saat sedang tidak butuh, yah silahkan dia teruskan prinsip hidupnya itu.

Tapi Mu Ze menegaskan kalau dia sendiri bukan orang semacam itu. Dia suka kesederhanaan dan keterbukaan. Dia tidak merasa perlu berbohong tentang masalah mereka saling mengenal.

Jika Xia Chu ingin pura-pura tidak kenal, yah terserah Xia Chu saja. Tapi Mu Ze sama sekali tidak merasa perlu bekerja sama untuk mendukung kebohongannya Xia Chu itu.

Xia Chu kesal mendengarnya. Eh tapi sebentar. Xia Chu heran, biasanya tentara pasukan khusus tuh tidak pintar bicara, tapi kenapa Mu Ze cerewet banget? Kalau misalnya dia mendapat tugas sebagai penembak jitu yang harus diam sepanjang hari dan malam, dia pasti bakalan mati lemas.

Malas meladeninya, Mu Ze akhirnya cuma mengingatkan Xia Chu untuk membawa semua barangnya saat dia pindah rumah nanti.

Mu Ze lalu kembali ke Tian Yong untuk menyuapinya makan sambil cerewet banget mengeluhkan segala hal tentang Xia Chu. Bahkan Tian Yong pun merasa kalau Mu Ze tuh terlalu cerewet dan mengusulkan agar mereka mulai mencari lain untuk berkomunikasi misalnya pakai kode morse, siapa tahu terjadi hal tak terduga, misalnya dia tertangkap musuh atau semacamnya.

Di sebuah markas besar mafia T4 di Asia Tenggara, si bos mafia memberitahu kliennya yang tampaknya sakit parah bahwa misi mereka gagal, tapi asalkan dia mau bayar mahal, maka mereka bisa mencari gantinya.

Si klien rela bayar mahal asalkan dia bisa mendapatkan barangnya. Dan barang yang dimaksudnya adalah organ manusia. Masih ingat pasien yang hendak dibawa lari dari rumah sakit Isaiah? Orang itu hampir jadi korban perdagangan organ ilegal.

Insiden di Isaiah waktu itu membuat Interpol ikut memantau kasus ini. Karena itulah, si mafia menuntut si klien untuk bayar lebih sekarang. Saat si klien kesal dan menolak, si bos mafia dengan sinisnya memberitahu bahwa adiknya si klien justru membayarnya lebih untuk menghabisi si klien.

Dan seketika itu pula, anak buah si bos mafia menembak si klien dan kedua bodyguard-nya. Si penembak itu adalah anak buah kesayangan si bos, Zhou Ran.

Si Bos lalu memerintahkan Zhou Ran untuk kembali ke Cina. Zhou Ran tanya apakah dia boleh membawa ibunya juga, tapi si bos melarang dengan alasan ibunya Zhou Ran masih dalam proses pemulihan diri. (Hmm, kayaknya si bos sengaja menahan ibunya Zhou Ran untuk mengancam Zhou Ran)

Si bos memberitahu bahwa tugas Zhou Ran ke sana adalah untuk mencarikannya  formula obat penenang jenis baru yang sedang dikembangkan oleh Universitas Dong'an. Dia juga menginginkan penanggung jawabnya, namanya Xia Guang Yuan... orang tuanya Xia Chu. Bukankah Zhou Ran mengenal Xia Chu?

Zhou Ran tampak jelas gelisah mendengar misi barunya yang berhubungan dengan Xia Chu itu, tapi dia berusaha tetap tenang saat dia menerima tugas itu.

Sementara itu di Cina, para polisi rapat membahas kasus narkoba yang belakangan marak di kota mereka, semuanya bermula dari sebuah situs gelap dan sepertinya ada hubungan dengan organisasi T4.

Nama akun hacker situs tersebut adalah 'Bajak Laut Horor', tugas mereka adalah menemukan orang yang berada di balik akun tersebut.

Menurut informasi yang mereka dapatkan, sepertinya si Bajak Laut Horor itu tengah bersembunyi di perbatasan. Jadi polisi pun segera menghubungi pihak tentara militer untuk meminta bantuan mereka untuk menangkap si Bajak Laut Horor itu.

Xia Chu mendengar teman-temannya sedang bisik-bisik di belakangnya, jelas sedang menggosipkannya. Saat Xia Chu mengonfrontasi mereka, salah satu dari mereka langsung blak-blakan menduga bahwa segaram dan sepatunya pasti dianterkan oleh Mu Ze tadi.

Xia Chu berusaha menyangkal, tapi tak ada yang percaya, malah mereka jadi tambah antusias menduga kalau Mu Ze sedang mengejar Xia Chu.

Kesal dengan mereka semua, Xia Chu memutuskan pindah ke rooftop dan mendapati ada Dokter Zhang di sana, sedang latihan menjahit dengan menggunakan anggur.

Dokter Zhang bisa menduga kalau Xia Chu datang kemari dari terganggu gosip itu. Tapi dia meyakinkan Xia Chu untuk mengabaikan semua itu dan fokus saja pada pekerjaannya. Teruslah bekerja keras, maka para penggosip itu pasti akan bungkam dengan sendirinya.

Mengalihkan topik, Xia Chu penasaran kenapa Dokter Zhang menyalakan lilin di siang bolong begini. Dokter Zhang berkata bahwa lilin itu untuk menghormati para pasien yang meninggal dunia, untuk mengingatkan dirinya sendiri untuk terus bekerja keras dan tidak boleh santai walau sejenak.

"Ingatlah, Xia Chu. Tidak ada yang lebih besar dari hidup dan mati."

Xia Chu ditelepon temannya yang bernama Mi Gu. Xia Chu pun langsung curhat tentang tuan rumahnya yang mengusirnya. Sendirian di rumah, Xia Chu langsung membrowsing rumah kontrakan sembari menatap rumah yang hendak ditinggalkannya itu dengan sedih.

Namun tiba-tiba dia mendapat telepon dari Ibunya Xiao Jun yang mengabarkan kondisi anaknya yang semakin memburuk. Katanya dadanya sesak. Malah tadi dia pingsan di sekolah.

Tadi sebenarnya sudah dibawa ke rumah sakit. Tapi tidak bisa diperiksa karena peralatan rumah sakit sedang rusak. Sekarang Xiao Jun cuma dia rawat di rumah. Mendengar itu, Xia Chu menyarankannya untuk membawa Xiao Jun ke rumah sakitnya besok pagi.

Mu Ze dan timnya diberangkatkan ke perbatasan untuk menangkap si Bajak Laut Horor. Mereka menyerbu sebuah rumah mewah. Tapi tiba-tiba mereka diserang oleh rentetan peluru dari dalam rumah sehingga mereka harus melempar granat.

Begitu masuk, mereka melihat tampak ada orang duduk membeku di meja. Tapi aneh, dia tampak err... transparan? Mu Ze mendekat dan mendapati kalau itu memang bukan manusia sungguhan melainkan proyeksi holografik. Mereka sudah tertipu. Tapi mereka menemukan mayat beneran di sana, dan di dekatnya ada tongkat, tongkat si klien yang dibunuh.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments