Beberapa tentara terbaik dari seluruh dunia tengah melakukan pelatihan di sebuah akademi militer internasional di kota Isaiah. Mereka adalah para tentara pilihan terbaik dari seluruh dunia.
Hari ini adalah hari kelulusan mereka. Pimpinan akademi tersebut memakaikan medali bintang gerilya pada mereka semua, termasuk Liang Mu Ze, tentara terbaik dari Cina.
Di kota yang sama, Xia Chu - dokter militer dari Cina, bekerja di rumah sakit kota tersebut. Dia akrab dengan orang-orang di sana dan cukup terkenal juga, terutama karena kecantikannya.
Xia Chu tidak terima dan jadilah mereka ribut. (Masalah kecil gitu doang aja, diributin jadi masalah besar) Tapi pertengkaran mereka tiba-tiba tersela saat Mu Ze dan teman-temannya mendapat panggilan tugas dadakan. Ada ledakan di jembatan.
Tapi Xia Chu melihat para dokter yang melewatinya itu bertato dan tampak jelas mencurigakan. Xia Chu sontak menghentikan mereka, dan saat itu juga dua orang sekuriti muncul.
Sontak saja para dokter gadungan itu menembakkan senjata-senjata mereka dan melukai beberapa nakes dan seorang sekuriti. Dengan cepat para penjahat itu menguasai situasi dan menyandera semua orang yang berada di dalam rumah sakit.
Ada salah satu penjahat yang kena tembak. Pimpinan penjahat itu menyuruh salah satu dokter tapi si dokter menolak mengobatinya. Xia Chu yang akhirnya maju untuk mengobati penjahat itu. (Err... sebentar! Memangnya boleh yah mengobati pasien tanpa sarung tangan? Dia juga nggak cuci tangan dulu)
Timnya Mu Ze segera dikerahkan ke rumah sakit untuk menyelamatkan para sandera. Satu per satu mereka melumpuhkan para penjahat yang mereka temui di setiap lorong.
Mereka lalu masuk ke ruangan kosong yang berada tepat di atas lobi tempat para penjahat itu menyandera semua orang. Mereka bergerak cepat merangkai bom lalu meledakkannya sehingga langit-langit lobi runtuh.
Mereka pun bisa meluncur masuk dan langsung menembaki para penjahat itu. Mu Ze berhasil melukai si pimpinan. Salah satu penjahat mau menembak, tapi berhasil dicegah oleh Xia Chu.
Tapi kemudian dia malah jadi target penjahat lain. Salah satu tentara langsung maju melindungi Xia Chu sehingga peluru itu mengenai dirinya. Mu Ze dengan cepat menghabisi para penjahat itu lalu berteriak-teriak memanggil dokter untuk mengobati rekannya itu.
Tapi tidak ada satupun dokter yang maju, bahkan Xia Chu cuma mematung di sana selama beberapa saat saking shocknya. Dia baru sadar beberapa detik kemudian dan buru-buru menyelamatkan penyelamatnya tersebut.
Sementara para dokter bekerja keras mengoperasi si tentara, Mu Ze cuma bisa duduk gelisah dan cemas di depan ruang operasi. Dokter Kepala akhirnya berhasil mengeluarkan pelurunya, Xia Chu lega.
Xia Chu berusaha meminta maaf dan menjelaskan alasan dan tujuannya melakukan itu, tapi Mu Ze tidak mau terima alasan apapun dan terus menyalahkan Xia Chu. Dia juga tidak terima dengan fakta Xia Chu menyelamatkan salah satu penjahat tadi.
Xia Chu berusaha menjelaskan bahwa dia adalah dokter, dia tidak boleh pandang bulu dalam menyelamatkan siapapun. Tapi Mu Ze tidak mau tahu, pokoknya menurutnya, Xia Chu salah karena mengobati musuh dan menuduh Xia Chu tidak pantas jadi dokter.
Saat akhirnya dia selesai menjalani hukumannya, Mu Ze ditelepon ibunya yang mengabarkan bahwa dia sudah menemukan seorang penyewa yang akan tinggal serumah sama Mu Ze. Dia anak dan temannya Ibu.
Tak sengaja pula keduanya memesan menu yang sama. Tapi bakpao pesanan mereka cuma tinggal satu porsi. Dan berhubung Mu Ze yang datang duluan, jadi bakpao terakhir itu diberikan ke Mu Ze. Xia Chu jadi tambah kesal sama dia. Apalagi Mu Ze malah sengaja mengiming-iminginya.
Tapi tenaganya kurang kuat, jadi dia menyuruh Mu Ze untuk meninju perut pria itu... dan tinjunya Mu Ze sukses membuat daging itu meluncur keluar tepat mengenai matanya. Pfft! Xia Chu geli sekaligus puas banget.
Tapi aneh. Perasaan tadi dia mengunci pitunya, kenapa sekarang tidak terkunci? Xia Chu curiga ada penyusup dan semakin yakin saat mendengar suara orang mandi di dalam.
Keduanya sama-sama kaget melihat satu sama lain di rumah ini. Tapi Mu Ze mengklaim kalau ini rumahnya. Hah? Jadi dia anaknya temannya ibunya? Sontak saja Xia Chu langsung menelepon ibunya untuk protes. Tapi Ibu dengan santainya menyuruhnya pindah saja kalau dia tidak suka serumah sama Mu Ze atau pulang kampung sekalian. Silahkan Xia Chu pilih sendiri.
Mu Ze juga langsung menghubungi ibunya untuk protes hal serupa karena ibunya tidak bilang-bilang kalau anaknya temannya itu ternyata perempuan. Tapi Ibunya Mu Ze bersikeras menyuruh Mu Ze untuk menerima Xia Chu. Dia perempuan, masa Mu Ze tega membiarkan anak gadis tinggal di jalanan. Mereka bisa saling menjaga satu sama lain.
Hmm... tapi kayaknya kedua ibu mereka berniat menjodohkan mereka deh, bahkan mereka dengan antusias menanyakan pendapat anak-anak mereka tentang kesan mereka terhadap satu sama lain.
Mu Ze melahap mie itu secepat kilat. Sedangkan Xia Chu menikmati setiap suapan sedikit demi sedikit, jadi makannya lama banget.
Mu Ze langsung to the point menerapkan aturan-aturannya. Xia Chu boleh memelihara kucingnya di sini, tapi tidak boleh ada kotoran, bulu atau pun bau yang berserakan di rumah.
Xia Chu jelas kesal. Kalau ujung-ujungnya dia diusir, ngapain juga Mu Ze repot-repot mengucapkan berbagai macam aturan tadi. Seharusnya langsung aja ke intinya.
Xia Chu berusaha membujuknya dengan menawarkan uang sewa, tapi Mu Ze ngotot menolak, dia tidak kekurangan uang kok. Kalau Xia Chu kesulitan mendapatkan perusahaan jasa pindahan, dia akan membantu Xia Chu pindahan dengan senang hati.
******
Hmmm...
karena kedua drama yang temanya hampir sama, I can't help to compare.
Dari segi karakter... Mi Ka dan Xing Ke Lei tetap yang terbaik.
Mi
Ka dan Xing Ke Lei adalah penggambaran hampir sempurna sosok seorang
dokter dan polisi idaman. Tapi di sisi lain, errr... di dunia nyata
pasti ada aja yah dokter atau tentara yang nyebelin dan kekanak-kanakan
kayak Liang Mu Ze dan Xia Chu.
Dari segi akting juga, Sandra Ma
dan Bai Jing Ting lebih bagus dan natural aktingnya. Bai Jing Ting
membawakan karakternya dengan sangat baik, menjadikan Xing Ke Lei sosok
yang sangat charming.
Kalau dari segi plot ceritanya aku belum
bisa menilai, episode satu cuma perkenalan dua tokoh utama aja, belum
jelas mau dibawa ke mana ceritanya. Adegan actionnya sih oke. Tapi aksi
penyelamatannya kesannya kayak cuma mau menonjolkan actionnya doang,
asal main serbu, asal ngebom aja, nggak dipikir dulu, gimana kalau
mereka malah melukai orang yang tidak bersalah? Intinya, episode satu
drama ini nggak semengesankan You Are My Hero. Entah apakah aku akan melanjutkannya atau nggak.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam