Sinopsis Mae Krua Kon Mai Episode 4 - 2

Param bingung melihat Pon yang masak alih-alih Faidam. Nyonya Morn mengaku kalau dia memang mengusir Faidam, gara-gara ulah Faidam sendiri. Yah dia tahu kalau Faidam memang orangnya ceplas-ceplos. Tapi tetap saja Nyonya Morn kesal.

Param mendukung ibunya, Faidam memang harus diomeli. Apalagi Faidam malah memanfaatkan kesempatan ini untuk bolos kerja. Jangan khawatir, Param mengurus anak itu kalau dia kembali nanti.

Tapi Nyonya Morn malah berubah jadi khawatir. Dengan hati-hati dia meminta Param untuk tidak menghukum Faidam, lagipula dia sudah memarahi Faidam kok. Tapi Param tak peduli, Faidam tuh harus ditegasi, mereka tidak boleh memanjakannya.

Sudah saatnya pulang, Dao pun berdandan kembali jadi Faidam dan langsung tak suka melihat wajah samarannya yang jelek itu. Ini gara-gara param. Lihat saja nanti, Faidam bersumpah akan balas dendam nanti.

Tapi setibanya di depan rumah tak lama kemudian, dia malah kaget mendapati Param sudah menunggunya di depan pagar dan langsung menginterogasinya sambil menuduhnya bolos kerja.

Faidam langsung protes tak terima, Nyonya sendiri yang mengusirnya. Dia berusaha merayap masuk ke rumah, tapi Param sigap menguncinya di tembok dan penasaran dengan tas yang dibawa Faidam itu.

Cepat-cepat putar otak, Faidam langsung nyerocos memprotes sikap Param yang terlalu perhatian padanya. Lebih baik Param perhatikan saja Khun Eka, pacarnya itu. Bukankah sebentar lagi Khun Eka itu mau pindah ke rumah ini?

Hah? Param jelas bingung mendengarnya. Kata siapa Rika mau pindah ke rumah ini? Faidam tahu dari mana? Faidam dengan canggung mengaku tahu dari melihat medsosnya Khun Eka. Khun Eka dalam wawancaranya berkata kalau dia mau pindah ke rumah Param.

"Aku tidak tahu tentang itu. Yang ingin kutahu sekarang ini adalah... apa isi tas itu?"

Param dengan sengaja mendekat yang jelas saja membuat Faidam jadi gugup dan langsung mendorongnya... dan baru sedetik kemudian dia sadar kalau Param sudah berhasil menggondol tasnya dan menemukan isinya adalah baju mahalnya.

Param jadi makin penasaran itu bajunya siapa. Dari mana Faidam mendapatkan baju semahal ini. Gaji Faidam tidak mungkin cukup untuk membeli baju mahal ini.

Di tengah kebingungannya, Faidam tiba-tiba melihat Buap yang sedang buang sampah. Faidam langsung saja asal mengklaim kalau baju itu dibelikan sama Buap. Tadi dia pergi nonton sama Buap, terus mereka jalan ke mall dan Buap membelikan baju itu buat dia.

Dia tidak sadar kalau saat itu Taew tak sengaja lewat dan mendengarnya, dan jelas saja dia jadi patah hati hingga dia langsung membuang makanan yang tadinya mau dia berikan ke Buap.

Param tak mempercayai klaimnya. Faidam meyakinkan kalau Buap tuh duitnya banyak, juragannya memberinya gaji dan tip yang gede... tidak seperti 'seseorang' yang membuat pembantu bekerja kayak kerbau.

"Dia digaji banyak, mungkin karena dia orang baik. Tidak seperti pembantu di rumah 'seseorang' yang selalu bolos kerja." Balas Param. Dia memperingatkan Faidam untuk tidak bolos lagi atau dia akan kena masalah.

Faidam tidak terima, mereka selalu saja menyuruh-nyuruh dia. Pembantu juga perasaan, tahu! Param sinis mendengarnya, dia tahu Faidam punya perasaan, tapi dia juga harus bekerja, dan pekerjaannya harus sesuai dengan besaran gajinya.

"Baik! Kalau begitu mulai sekarang, disesuaikan dengan hukum perburuhan saja. Saya akan bekerja mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Lebih dari jam tersebut, akan kuanggap sebagai lembur."

"Itu keterlaluan Faidam."

"Dokter duluan yang jahat padaku."

"Baiklah. Kalau begitu, kemas barang-barangmu dan carilah pekerjaan baru karena aku tidak akan mempekerjakanmu lagi!"

OMG! Faidam mendadak panik dan langsung mengubah sikapnya dengan mengklaim bahwa dia hanya membicarakan hukum perburuhan secara umum, bukan tentang dirinya sendiri, dia bisa bekerja 24 jam kok.

Kalau dia dibutuhkan sejak jam 5 subuh, dia akan mulai kerja sejak jam 5 subuh. Mulai dari jam 2 dini hari juga boleh. Dia juga mau kok kalau disuruh jadi bantalnya Param dan tidur di sisinya. Pfft! Bercanda kok. Eh tapi serius deh, dia bisa kok kerja 24 jam. Param boleh memanggilnya kapan saja.

"Benarkah?" Param masih dingin padanya. "Kau mengatakan semua itu hanya karena kau takut tidak punya pekerjaan."

"Tidak, saya tidak takut. Karena saya tahu kalau anda cuma bercanda."

Param masih gregetan sama dia, tapi akhirnya dia menyerah juga. Tapi dia peringatkan bahwa ini adalah kesempatan terakhir Faidam. Jika Faidam melakukannya lagi, dia akan benar-benar memecat Faidam.

"Terima kasih banyak, Dokter! Terima kasih banyak, Dokter! Dokter baik deh!"

Tapi saat dia kembali ke kamarnya tak lama kemudian, dia malah menemukan Taew lagi nangis lalu tiba-tiba marah padanya, menuduhnya sebagai pengkhianat lalu pergi begitu saja. Faidam jelas bingung apa salahnya.

Taew pergi menangis di tempat biasa dia ketemuan dengan Buap... dan sontak menangis makin keras saat Buap muncul sambil menggodanya seperti biasanya. Buap bingung, dia kenapa.

Kesedihan Taew sontak berubah jadi kemarahan. Dia langsung blak-blakan mengonfrontasi Buap yang katanya pergi kencan sama Faidam tadi. Hah? Buap kaget, dia langsung membela diri karena itu jelas tidak benar.

Tapi Taew tak percaya dan terus menangis mengeluhkan keromantisan Buap pada Faidam. Buap bahkan membelikan Faidam baju baru. Faidam sendiri yang bilang kalau tadi mereka pergi kencan.

Faidam yang baru datang saat itu, akhirnya mengerti alasan kemarahan dan kesediha Taew. Maka dia langsung jujur menjelaskan pada mereka tentang alasannya yang sebenarnya untuk ngomong begitu tadi cuma karena ngarang gara-gara dia ditanyai sama dokter.

Buap mendadak ngomel-ngomel kepedean menolak cinta Faidam. Dia tahu kalau Faidam menyukai ketampanannya, tapi cintanya hanya untuk Taew seorang. Pfft!

Faidam iyain ajalah biar cepat. Dia memang tidak cantik, jadi dia tidak berani mengharapkan Buap. Pokoknya dia minta maaf sudah membuat mereka bertengkar.

Untungnya kemarahan Taew cepat sirna, tapi klain kali kalau Faidam mau berbuat seperti ini lagi, diskusikan dulu dengannya. Kedua sejoli itu berbaikan saat itu juga dan langsung saling menggoda seperti biasanya, membuat Faidam risih banget jadi obat nyamuk di antara mereka. Faidam tidak sadar kalau Param tak sengaja lewat saat itu dan mendengarkan segalanya.

Maka saat Faidam hendak balik ke rumah, dia langsung menghadang Faidam dan terang-terangan mengonfrontasi tentang apa yang didengarnya tadi.

"Sekarang apa kau mau jujur mengaku kau tadi dari mana dan bagaimana kau mendapatkan baju itu?"

Mendadak punya ide, Faidam mengklaim kalau tadi sebenarnya dia pergi kencan sama pacarnya yang seorang anak motor. Dia sebenarnya tidak ada maksud untuk bohong sih, dia hanya tidak berani mengaku jujur, takut dimarahi Nyonya. Dia kan baru bekerja di sini, tapi sudah punya pacar, Nyonya pasti tidak senang.

"Apa kau tahu, aku tidak percaya sedikitpun dengan apa yang kau ucapkan barusan. Jangan sampai aku tahu kalau kau adalah mata-mata penjahat, akan kupenjarakan kau." Ancam Param lalu pergi.

Faidam kesal. "Kau bersikap seolah aku mau tinggal di sini! Begitu aku mengungkap topengmu, aku tidak akan sudi tinggal di sini!"

Ibunya Dao sedang sibuk dengan pembukuan bisnis mereka, sementara Ayah sibuk teriak sana-sini mengkritiki para pekerjanya yang lambat.

Nenek muncul saat itu dan langsung balas mengkritiki putranya yang bisanya cuma teriak-teriak main perintah doang itu. Mood Nenek memang sedang tidak bagus gara-gara semua orang sibuk sendiri-sendiri tapi tidak ada yang memikirkan Dao.

Dia sudah pergi terlalu lama, tapi kedua orang tuanya bahkan tidak mau repot-repot pergi mencarinya. Bagaimana kalau Dao mati di suatu tempat antah berantah?

Ibu santai, dia yakin putrinya bisa menangani hidupnya sendiri. Tapi tetap saja Nenek tidak bisa tenang memikirkan cucunya yang satu itu. Dao itu tidak biasa, siapa tahu dia sedang merencanakan sesuatu.

Menurut Ibu, jika jurnal yang ditemukan Oab di rumahnya Param benar-benar punyanya Dao, maka tidak akan sulit untuk menebak di mana kira-kira Dao berada sekarang ini. Yang jadi pertanyaan adalah apa yang sedang Dao lakukan sekarang.

Yang sedang dilakukan Dao saat ini adalah sedang menyirami tanamannya Nyonya Morn sambil joget-joget gaje. Tiba-tiba Nyonya Morn muncul dari belakangnya. Faidam kaget sampai dia tak sengaja menyemprotkan airnya ke Nyonya Morn.

Padahal Nyonya Morn cuma mau bilang agar nanti Faidam tidak usah masak banyak-banyak soalnya Param sedang tidak ada di rumah. Ngapain Faidam malah menyiramnya?

Param sedang menemui Rika dan to the point memberitahu Rika untuk tidak lagi memberitakan hal yang tidak benar terutama tentang dirinya, seperti misalnya berita tentang Rika yang katanya mau pindah ke rumahnya.

Hah? Rika bingung, dia tidak pernah membuat berita begitu kok. Dia cuma mengucapkannya sebagai candaan pada temannya. Mungkin temannya yang mengatakannya pada reporter.

Pokoknya Param menegaskan bahwa mereka tidak ada hubungan spesial apa pun. Dia sebenarnya tidak enak mengatakan ini, dia tidak ingin menyakiti perasaan Rika. Tapi jika muncul berita tidak benar, maka itu justru bisa menghancurkan Rika.

Rika kecewa. Tapi baiklah, dia mengerti kok. Lega, Param pun pamit duluan lalu pergi. Rika benar-benar bingung, berita apa sih yang dimaksud Param? Kenapa dia tidak pernah melihat berita yang Param sebut itu? Temannya sudah pergi ke luar negeri setelah pertemuan mereka waktu itu, kapan dia ada waktu untuk menemui reporter?

Nenek tidak bisa tenang dan memutuskan untuk pergi ke Bangkok, Nenek yakin Dao ada di sana. Ibu berusaha menghentikannya karena Ibu yakin kalau Dao di sana pasti karena Dao ingin membuktikan sesuatu tentang Param.

Mungkin Dao sedang menyelidiki apakah Param sudah punya pacar. Param tidak terlihat antusias untuk menikah. Nenek ngotot tak percaya, buktinya ibunya Param meneleponnya setiap hari dan berkata kalau dia sangat ingin bertemu Dao. Nenek kan malu, mau ditaruh di mana nih muka.

"Kita kan tidak pernah bertanya langsung pada Dr. Param apakah dia ingin menikah atau tidak. Jika dia tidak mencintai Dao, Dao pasti tidak akan bahagia setelah mereka menikah."

Benar juga sih. Tapi tetap saja Nenek ngotot menginginkan mereka menikah. Yang penting nikah dulu, kalau tidak bahagia yah cerai.

Duh, Ibu benar-benar frustasi sama mertuanya itu. "Bu, biarkan saja Dao. Jangan menekannya sekarang. Kurasa, semakin Ibu menekannya, dia akan lari semakin jauh. Tunggulah sebentar, Bu." Bujuk Ibu. Tapi Nenek tak peduli dan tetap mengemas semua barang-barangnya.

Saat Param baru tiba di depan rumah, dia mendapati Rika sudah menunggunya. Dia sengaja tidak masuk dengan alasan takut mengganggu ibunya Param.

Dia langsung menggenggam tangan Param dan meyakinkan untuk agar tidak salah paham padanya bahwa dialah yang menyebarkan berita itu. Temannya juga bukan karena dia sudah pergi ke luar negeri sejak malam itu. Dia juga sudah mengecek semua media, tapi tidak ada kok berita semacam itu.

Tapi... sebenarnya pada malam itu, ada orang lain yang datang selain dia dan temannya, seorang wanita bernama Lormdao, seorang interior desaigner bermulut kotor. Lormdao pasti mengenal Param, makanya omongannya itu bisa sampai ke Param.

Faidam yang tak sengaja lewat mencuri dengar omongan Rika, sontak emosi... hingga dia tanpa pikir panjang keluar untuk menyemprot Rika. "Siapa yang mulutnya kotor?!"

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam