Sinopsis 99 Points Girlfriend Episode 2 - 3

Baiklah, Shen Yi bisa mengerti. Tapi tetap saja dia bersikeras menuntut Meng Hui untuk bertanggung jawab menangani kekacauan itu.

Berarti Shen Yi tidak sepenuhnya mengerti. Baiklah, Ah Tao pun berusaha menjelaskannya lebih jauh. Orang yang menyebabkan skrup meja copot sehingga mejanya patah dan botol-botol itu hancur, bukan Meng Hui.

Tapi orang yang mengakui kesalahan dan bersedia bertanggung jawab adalah Meng Hui. Orang yang harus meminta maaf dan mengklarifikasi segalanya juga Meng Hui, tapi orang yang memposting foto dan merekam video itu bukan Meng Hui. Sudah jelas?

"Terlalu rumit."

Tapi Jiang Jiang mengerti dan langsung membantu Ah Tao menjelaskan. "Maksudnya adalah A berhutang pada anda tapi anda menyuruh B untuk membayarnya."

"Tapi jika aku tidak meminta B untuk membayarnya, lalu bagaimana aku bisa mendapatkan uangku kembali? Kau ingin aku memaafkannya dan memahami kondisi psikologinya, begitu?"

"Duh, Bos, kenapa anda belum mengerti juga? Saya saja mengerti."

"Apa dia yang menggajimu?" Kesal Shen Yi.

Jiang Jiang sontak ketakutan dan buru-buru pindah berdiri di belakangnya Shen Yi. Tapi Shen Yi menolak membicarakan ini lebih jauh dan langsung mengusir Ah Tao dengan alasan sibuk lalu pergi.

"Apa bosmu itu begitu sulit diyakinkan?" Heran Ah Tao.

"Gonggongan bos lebih buruk daripada gigitannya."

Tapi tak pelak informasi tadi membuat Shen Yi jadi gelisah seharian sampai dia tidak fokus dengan pekerjaannya. Dia bahkan mulai merasa bersalah akan kekasarannya pada Meng Hui.

Tiba-tiba saja dia mengakhiri rapat padahal belum selesai lalu pergi ke stasiun TV untuk mencari Meng Hui dan menemukannya sedang mencuci baju di ruang ganti.

Tapi baju yang harus dicucinya sangat banyak dan semuanya harus dicuci dengan tangan, tidak boleh pakai mesin cuci dan harus selesai malam ini juga karena harus dipakai besok.

Shen Yi jadi prihatin dan kesal, jelas-jelas Meng Hui sedang dibuli. Dia bahkan langsung menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu Meng Hui.

Para kru jelas melakukan ini sebagai upaya mereka untuk membuat Meng Hui mengundurkan diri walaupun sebenarnya mereka tidak tega juga. Tapi alangkah kagetnya mereka saat mereka mengintip tapi malah melihat Shen Yi sedang membantu Meng Hui.

Mereka sontak berubah sikap jadi baik banget sama Meng Hui dan buru-buru menggantikan mereka mencuci lalu mendorong mereka keluar.

Mereka berdua akhirnya keluar dan duduk bersama di taman sambil memandang bintang-bintang yang indah di langit.

"Kadang aku merasa hidup itu sungguh ajaib. 10 menit yang lalu aku ada di dalam mencuci baju, cemas akan kehilangan pekerjaan yang kusukai besok. Tapi 10 menit kemudian, kita duduk di sini sambil menikmati bintang-bintang, dan segalanya sepertinya sudah beres."

"Hari itu aku terlalu keras padamu di hadapan semua orang." Shen Yi mengaku menyesal. "Tidak seharusnya aku menyalahkan B atas kesalahan yang dilakukan A. Ini tidak adil untuk B."

Meng Hui langsung mengerti, Shen Yi sudah tahu tentang kondisinya. Tapi tetap saja Meng Hui harus meminta maaf padanya. Karena bagaimanapun, A dan B adalah orang yang sama. Dia harus bertanggung jawab atas kesalahannya. Jika tidak, tidak adil untuk yang lain.

"Apa itu menyusahkan?" Tanya Shen Yi.

"Maksudmu mencampur imajinasi dan kenyataan karena PTSD ini?"

Meng Hui akui iya. Dia sendiri yang bikin kekacauan, dia sendiri juga yang harus membereskannya. Kadang itu membuatnya cemas. Tapi tidak ada kebaikan yang mutlak di dunia ini, dan tidak ada keburukan yang mutlak juga.

Dipikir dari sisi positif, ini adalah berkah spesial yang diberikan Tuhan untukku. Setiap orang pasti pernah ingin melakukan sesuatu tapi tidak berani melakukannya. Kadang mereka terkekang oleh aturan dan ketentuan sehingga mereka hanya bisa menahan diri.

Tapi PTSD-nya ini justru memberinya keberanian untuk melakukan sesuatu yang tidak berani dia lakukan. Sama seperti saat sedang mabuk dan berpikir diri sendirilah yang paling hebat di dunia.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku sudah terbiasa dengan ini. Dan juga, aku sekarang sedang berusaha untuk mengatasinya. Ah Tao bilang bahwa asalkan aku sedikit lebih berani dan lebih percaya diri, dan melupakan tentang..."

Tapi Meng Hui ragu untuk mengungkap entah apa yang terjadi di masa lalunya dan hanya berkata. "Melupakan masa laluku, maka segalanya akan baik-baik saja."

"Kau pasti bisa melakukannya. Aku akan menyimpan rahasia ini untukmu." Janji Shen Yi, tanpa sadar terus menatapnya, tampak jelas terpesona padanya. Tapi dia penasaran kenapa Meng Hui ingin menjadi seorang MUA?

"Karena aku ingin membuat semua orang menjadi cantik. Bagaimana denganmu? Kenapa kau ingin memproduksi kosmetik?"

Shen Yi agak ragu untuk menjawabnya dan hanya berkata. "Aku hanya ingin membuat seseorang menjadi cantik."

Tak lama kemudian, Meng Hui kembali ke ruang ganti yang sekarang sudah kosong untuk mengambil barang-barangnya, tapi malah melihat sesuatu di pipinya yang kontan membuatnya panik.

Pada saat yang bersamaan, Shen Yi kembali ke kantornya dengan lesu. Ucapan Meng Hui tentang mengakui kesalahan tadi jelas mengganggu pikirannya, membuatnya teringat kembali dengan masa lalunya.

Flashback,

Karena ulahnya yang menyerang temannya secara membabi buta dan menyebabkan wajah seorang gadis kecil terluka, kedua guru Shen Yi  mendatangi ibunya untuk melaporkan masalah ini padanya. (Tapi dulu namanya Shen Yi bukan Shen Yi, melainkan Zeng Jue. Entah kenapa dan bagaimana dia kemudian berganti nama)

Ibu sedang sakit waktu itu, tapi informasi itu jelas membuatnya sangat kesal dan mengomelinya habis-habisan. Tapi emosinya membuat kondisi kesehatan Ibu jadi semakin memburuk.

Kedua guru jadi galau. Wajah gadis kecil itu terluka cukup parah, operasi plastik biayanya sangat tinggi. Tapi kedua orang tua Zeng Jue sudah bercerai dan ibunya sakit-sakitan, dan jelas mereka tidak sanggup membayar kompensasi.

Mereka benar-benar heran karena biasanya Zeng Jue ini anak yang pendiam dan tidak pernah berkelahi dengan teman sekelasnya. Jadi kedua guru memutuskan untuk menyelidiki masalah ini lebih jauh.

Maka mereka pun menuntut Zeng Jue untuk menceritakan kembali kronologi kejadiannya. Mereka meyakinkan bahwa masalah ini bisa dinegosiasikan jika bukan Zeng Jue yang memulai perkelahian itu.

Tapi Zeng Jue malah diam saja dengan ketakutan teringat bagaimana dia menyerang teman-temannya dengan batang besi tapi malah tak sengaja mencelakai gadis kecil itu dan menggores pipinya.

Tapi akhirnya dengan mantap dia mengklaim bahwa bukan dia yang menyerang mereka. Dia bahkan mengklaim bahwa gadis kecil itu adalah komplotan para penyerang.

Flashback end.

Hmm, tapi kayaknya yang dia katakan dulu bohong. Nyatanya masa lalu itu masih mengganggunya dan membuatnya sangat gelisah. Dia langsung menelepon Dokter Sui dan curhat.

"Aku memikirkannya lagi. Aku yang membuat wajahnya jadi seperti itu. Apa dia akan menyalahkanku?"

Dari pengakuannya, jelas tujuannya menciptakan foundation yang bisa menutupi bekas luka adalah untuk gadis itu. Tapi sudah lama mereka tidak pernah bertemu dan Shen Yi sudah tidak tahu seperti apa wajah gadis kecil itu sekarang.

Dia benar-benar khawatir. "Apakah orang-orang akan mengejeknya? Apakah orang-orang akan merundungnya?"

"Shen Yi, tenanglah. Segalanya pasti akan baik-baik saja."

Tapi Shen Yi tak percaya. "Tidak akan."

Di ruang ganti, Meng Hui mulai menghapus makeup bagian pipinya... sehingga terlihatlah sebuah bekas luka yang cukup panjang, sama persis seperti luka si gadis kecilnya Shen Yi. (Ah! Jadi dia gadis kecil itu? Itu juga kah yang bikin dia mengalami PTSD?)

Tapi tepat saat itu juga, Wei Lei mendadak kembali dan melihat bekas lukanya. Kaget, Wei Lei akhirnya mengerti kenapa Meng Hui bisa begitu ahli dalam menutupi bekas luka. Karena ternyata dia sendiri punya bekas luka di wajahnya.

"Meng Hui, kenapa selalu aku yang menemukan rahasia-rahasiamu?" Sinis Wei Lei.

Meng Hui jelas ketakutan dan berusaha meminta Wei Lei untuk merahasiakan masalah ini dari semua orang, jangan beritahu Shen Yi juga.

Tapi Wei Lei malah tambah sinis. "Itu tidak adil. Aku cuma melakukan oplas hidung tapi semua orang mengkritikku habis-habisan. Aku harus hidup dengan ekstra hati-hati. Sedangkan kau punya luka panjang di wajahmu tapi kau bisa hidup enak seolah tak punya masalah apapun. Dunia ini memihak orang berparas cantik. Katakan, jika Shen Yi sampai tahu kau memiliki bekas luka yang panjang, bagaimana reaksinya? Apa dia masih akan menyukaimu?!"

@Daydreamer:
Terkadang, cacat adalah bintik-bintik, jerawat, bekas luka, dan kadang kebenaran yang tersembunyi. Mereka yang tanpa cacat, tak punya ketakutan. Mereka yang punya cacat, penuh kasih sayang.

***

Menurutku drama ini agak lebay, lukanya kan cuma segaris gitu doang, tapi dia bisa sampai PTSD dan DID, padahal di dunia ini ada orang-orang yang wajahnya rusak lebih parah dari itu.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments