Sinopsis Perfect and Casual Episode 18 - 1

Malam harinya, Yun Shu sibuk menggambar sambil diam-diam melirik Shi Nian yang sedang baca komik di sampingnya. Dia bertanya-tanya sendiri apakah situasi sekarang ini sudah dianggap jatuh cinta? Atau keinginannya terlalu berlebihan? Atau Shi Nian yang terlalu dingin?


Tiba-tiba Shi Nian memergoki Yun Shu yang sedang meliriknya dan mendadak jadi galau teringat saran Lu Yu yang bilang bahwa dia tidak boleh menangani urusan cinta bak urusan bisnis. Dia tidak boleh terlalu dingin.

Tiba-tiba dia mengusulkan agar mereka menambahkan klausa pelengkap dalam kontrak mereka mengingat ada klausa dalam kontrak mereka yang melarang mereka jatuh cinta. Klausa itu sekarang sudah tidak sesuai dengan hubungan mereka yang sekarang.

Yun Shu menyetujuinya dengan tersipu malu. Kalau begitu, Shi Nian pun beranjak pergi untuk mengubahnya sekarang juga. Tapi sedetik kemudian dia berbalik kembali dan berkata bahwa karena mereka sekarang adalah pasangan dan saling menyukai satu sama lain, jadi dia usul agar sebaiknya mereka melewati segala prosedur yang membosankan.

"Bagaimana kalau kita tidur bersama malam ini?" Usul Shi Nian... yang kontan membuat Yun Shu menyemburkan air yang diminumnya saking kagetnya. Hehe. "Anu... Pak Zhang, maaf... kau tadi... bilang apa?"

"Aku bilang karena kita sudah jadi pasangan, jadi tidur seranjang, tidak masalah, kan?"

"Tidak masalah!" Refleks Yun Shu antusias.

Shi Nian senang. "Kau boleh bawa 5.000 tidur bersama kita. Kalau begitu, aku ganti sprei dulu."

Jadilah mereka berdua tidur seranjang... err, tapi nggak ngapa-ngapain, yah cuma tidur doang. Wkwkwk! Keduanya benar-benar canggung tak tahu harus bagaimana dan akhirnya berbaring saling membelakangi satu sama lain sambil rebutan selimut.

Shi Nian akhirnya usul agar mereka tidur berdekatan biar mereka bisa sama-sama kebagian selimut. Keduanya memang sama-sama mendekat, tapi tetap saja mereka saling membelakangi satu sama lain.

Shi Nian yang akhirnya sadar kalau situasi ini terlalu awkward dan akhirnya berinisiatif menggunakan lengannya untuk menopang lehernya Yun Shu, berpikir kalau itu bisa bikin Yun Shu tidur lebih nyaman.

Dan beberapa detik kemudian, Shi Nian langsung tidur nyenyak begitu saja. Malah Yun Shu yang tidak bisa tidur, dan jadilah dia cuma menatap langit-langit kamar semalam suntuk. Wkwkwk!

Saat Shi Nian bangun keesokan harinya, dia malah bingung mendapati mata pandanya Yun Shu. Apa Yun Shu kurang tidur? Yun Shu merasa perkembangan mereka ini terlalu cepat. Karena itulah, dia usul agar mereka memperlambatnya sedikit. Shi Nian setuju-setuju saja dan berjanji akan mempelajarinya.

Dia lalu bangun duluan, meninggalkan Yun Shu yang cuma bisa menggerutu dalam hati. Dia benar-benar kecewa, kenapa Shi Nian tidak memeluknya saja dari belakang. Dia pasti bisa tidur nyenyak kalau begitu.

Di kampus, Shi Nian galau memikirkan usulan Yun Shu tadi hingga akhirnya dia memutuskan untuk berkonsultasi dengan Prof Chen. Dia sungguh tidak mengerti dengan maksudnya Yun Shu. Apakah maksudnya mereka tidak cocok? Atau dia ingin berpisah?

"Mayoritas perasaan butuh proses bertahap. Kalau ada proses yang kurang, perasaan ini akan membuat orang merasa kurang aman."

"Aku kurang paham. Lalu apa yang harus kulakukan?"

"Contohnya: pergi makan, nonton film, ketemuan. Dua orang saling menyisihkan lebih banyak waktu untuk bersama. Bersamalah lebih lama, dengan sendirinya akan mengetahui kecocokan perasaan ini."

Shi Nian akhirnya mengerti. "Aku memang mengabaikan aspek ini."

Di jam istirahat, Yun Shu memutuskan tetap di kantor dan memanfaatkan waktu luangnya itu untuk menggambar kartun. Tepat saat itu juga, Gao Mei tiba-tiba datang dan langsung penasaran ingin melihat gambarnya.

Yun Shu dengan senang hati memperlihatkannya, dan Gao Mei langsung kagum dengan bakatnya Yun Shu. Keahliannya Yun Shu setara dengan pelukis profesional di perusahaannya. Apa Yun Shu berminat jadi penulis komik profesional?

Pengacara Meng muncul saat itu langsung protes tak setuju kalau 'Koi-nya' diambil sama Gao Mei, dan jadilah kedua orang itu bercanda rebutan Yun Shu.

"Kalian berdua, berhentilah mencandaiku." Protes Yun Shu.

Gao Mei pun masuk duluan ke ruangannya Pengacara Meng. Pengacara Meng penasaran dengan Shi Nian, apa kemarin dia memarahi Yun Shu di rumah? Dan Yun Shu langsung menjawabnya dengan senyum malu-malu. Pengacara Meng mengerti, sepertinya Shi Nian sudah mulai terbuka sekarang. Selamat!

Setelah beberapa lama mondar-mandir dengan galau, Shi Nian akhirnya memutuskan untuk menuruti sarannya Prof Chen dan menelepon Yun Shu untuk mengajaknya kencan nonton film pulang kerja nanti.

Yun Shu girang banget, tapi dia berusaha keras menahan diri dan mengiayakan ajakannya dengan gaya sok cool. Padahal begitu Shi Nian mengakhiri teleponnya, Yun Shu langsung kelojotan saking senangnya.

Tepat saat film dimulai, mereka malah melihat pasangan di depan mereka sedang bercanda mesra yang kontan membuat mereka berdua jadi canggung pada satu sama lain.

Tiba-tiba pria itu merangkul kekasihnya. Shi Nian jadi ingin melakukan hal yang sama pada Yun Shu tapi dia awkward dan malu banget. Padahal tuh tangan sudah hampir mau nyampai, tapi akhirnya dia malah menariknya kembali saking malu dan awkward-nya. Duh, Pak Dosen, padahal Yun Shu sudah menanti-nanti dengan penuh harap loh.

Mana filmnya nggak romantis lagi. Yun Shu jadi ngantuk dan akhirnya ketiduran sampai kepalanya oleng di bahu Shi Nian sepanjang film berlangsung.

Lengannya Shi Nian jadi kebas saat mereka akhirnya keluar bioskop. Dia bertanya-tanya apakah Yun Shu sudah puas sekarang. Tadi pagi kan dia bilang kalau proses cinta mereka terlalu cepat, makanya tadi Shi Nian berkonsultasi dulu dengan Prof Chen, lalu mengajak Yun Shu nonton.

"Kita menikah dulu, baru jatuh cinta. Makanya aku ingin memperbaiki ini. Aku ini sangat kuno dan tidak seru. Tapi satu hal yang kuyakini, aku sangat menyukaimu. Jadi aku ingin kita saling mengenal lebih jauh. Aku memang kurang paham tentang cinta, tapi aku bisa belajar. Lagipula kemampuan belajarku juga relatif kuat. Aku bersedia melakukan beberapa perubahan demi kau."

Yun Shu terharu mendengar semua pengakuan. Dia langsung mendekat lalu mengecup Shi Nian dan berkata. "Pak Zhang, kau lulus TK."

Malam itu, Yun Shu dengan gaya imutnya minta izin untuk tidur di kamarnya sendiri. Shi Nian setuju, dia mengerti proses cinta mereka harus pelan-pelan.

"Kalau begitu, selamat malam." Ujar Yun Shu lalu melembar berbagai simbol-simbol cinta pada Shi Nian. Dan Shi Nian dengan imutnya menangkap cinta-nya Yun Shu lalu menaruhnya di hatinya. Hehe.

Keesokan paginya usai sarapan, Shi Nian ingin mengantarkan Yun Shu ke kantor, tapi Yun Shu bilang tidak perlu karena dia bisa masuk kerja sore.

Shi Nian agak ragu awalnya, tapi tiba-tiba dia memanggil Yun Shu. Dan saat Yun Shu menoleh, dia langsung mencium mesra Yun Shu, benar-benar seperti suami yang mencium istrinya sebelum pergi kerja. Yun Shu bahagia banget.

Zhi Yi mengajak Lin Nuo nonton film di laptop, tapi Lin Nuo malah sibuk nge-game. Zhi Yi jadi ngambek dan langsung merebut HP-nya hingga Lin Nuo akhirnya mengalah.

Tapi saat dia mengira Zhi Yi tidak memperhatikan, dia diam-diam mengambil HP-nya lagi, padahal Zhi Yi melihatnya dan langsung membentaknya

Lin Nuo juga kesal hingga dia refleks membentak Zhi Yi. Baru sadar sedetik kemudian, Lin Nuo langsung menyesal dan meminta maaf. Zhi Yi kecewa, sebelumnya saat mereka cuma teman, Lin Nuo tidak pernah membentaknya.

"Waktu kita cuma teman, kau tidak pernah melarangku main game." Debat Lin Nuo.

"Kalau begitu kita berteman terus saja."

Lin Nuo mendadak panik dan akhirnya mengalah. Tapi Zhi Yi masih saja ngambek, maka Lin Nuo langsung menggodanya dan menggelitikinya hingga akhirnya Zhi Yi berhenti marah.

Mereka akhirnya fokus nonton film itu, tapi endingnya pasangan di film itu berakhir tragis hingga membuat Zhi Yi menangis. Lin Nuo dengan manisnya menyeka air matanya, lalu tiba-tiba saja dia mencium pipi Zhi Yi.

Dia jadi terbawa suasana dan langsung mendekat untuk mencium Zhi Yi, tapi Zhi Yi jadi sangat canggung dengan situasi ini dan tiba-tiba saja memalingkan muka lalu menjauh. Tepat saat itu juga, dia mendapat pesan dari Gu Xiao yang mengajaknya bertemu. Zhi Yi galau.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments