Sinopsis Perfect and Casual Episode 12 - 1

Yun Shu baru bangun saat mereka hampir sampai. Suasana di antara mereka jadi canggung lagi sekarang. Shi Nian ingin mengatakan sesuatu, tapi Yun Shu mendadak menyela dan berkata bahwa dia punya hadiah untuk Shi Nian... lukisan gambar putri duyung yang sedang memeluk putranya.

Tapi Shi Nian diam saja... hingga akhirnya dia meminta Yun Shu untuk pindah kembali ke rumah. Yun Shu senang dan langsung menyetujuinya. Shi Nian pun senang, bahkan sesampainya di rumah, dia langsung membingkai lukisan pemberian Yun Shu itu.

Tapi saat menemui Zhi Yi, Yun Shu sekarang malah galau dan ragu, apakah dia benar-benar harus pindah kembali ke sana. Dia memang ingin memenuhi kontraknya, tapi dia takut akan sulit mengendalikan perasaannya pada Pak Zhang.

Dia takut akan mulai suka lagi pada Pak Zhang kalau dia pindah kembali ke sana. Bagaimana kalau pikirannya jadi kacau lagi saat bertemu Pak Zhang nanti? Dia harus bagaimana?

Gampang saja. Jika pikiran Yun Shu sedang kacau, Zhi Yi menyarankannya untuk mengalihkan pikirannya dengan cara mengingat hal-hal yang sulit dia ingat. Contohnya saja seperti yang dilakukan Zhi Yi, setiap kali pikirannya sedang kacau, dia akan menghapal bahasa Inggris. Hasilnya, bukan hanya berhasil membuat pikirannya normal kembali, tapi juga berhasil membuat nilai bahasa Inggrisnya naik.

"Hal yang tidak kuingat sama sekali? Cuma ada rumus dan konsep statistik."

"Ya pakai saja rumus itu."

Tiba-tiba Zhi Yi mendapat chat dari Gu Xiao yang mengundangnya datang ke acara ulang tahunya lusa. Zhi Yi sontak heboh bukan main, tapi dia langsung menormalkan suaranya saat dia membalas chatnya dan berkata bahwa dia akan datang tepat waktu.

Yun Shu akhirnya pulang juga ke rumah itu, rumah yang menyimpan banyak kenangan bahagianya bersama Shi Nian. Saat dia measuk kamarnya, dia mendapati Shi Nian sedang sibuk mengganti kordennya.

Bahkan bukan cuma itu, Shi Nian juga mengganti sprei dan lemarinya. Dia benar-benar mempersiapkan kembalinya Yun Shu agar dia bisa tinggal lebih nyaman di sini.

Yun Shu tersentuh dengan semua perhatiannya ini. "Terima kasih."

"Selamat datang kembali."

Usai mandi malam harinya, Yun Shu melihat Shi Nian sedang nonton drama idola di TV. Wah! Yun Shu sungguh tak menyangka kalau Shi Nian ternyata menonton drama semacam itu.

"Aku terpaksa."

"Siapa yang memaksamu?"

Dan Shi Nian langsung menjawabnya dengan menunjuk aktor di TV yang ternyata Lu Yu. Tuh anak selalu meneleponnya setiap hari dan menyuruhnya untuk mengomentari kemampuan aktingnya.

Dan dia terpaksa menurutinya. Karena jika tidak, maka Lu Yu akan semakin sering meneleponnya setiap hari dan memaksanya untuk berkomentar lebih banyak atas kemampuan aktingnya. Yun Shu jadi penasaran bagaimana penilaian Shi Nian terhadap aktingnya Lu Yu.

"Penampilannya... berhasil membentu citra pria paruh baya tanpa cita-cita dan tujuan hidup. Dan... bagaimana aku harus menggambarkannya ya...?"

"Licik?"

"Licik? Itu kata yang tepat untuk menggambarkannya. Sangat akurat."

Yun Shu heran sama dia. "Pak Zhang, kau tidak biasa buka internet, ya?"

"Aku bisa buka situs web jurnal matematika, periksa informasi. Atau melihat forum akademik terkini."

"Kau tidak melihat berita atau gosip?"

"Aku bisa lihat web penting. Gosip... kenapa harus dilihat?"

"Kehidupan tentu harus bahagia."

"Ada matematika. Hidup sangat bahagia." (Pfft!)

Tiba-tiba drama di TV menampilkan adegan romantis yang kontan membuat mereka jadi canggung. Yun Shu diam-diam melirik Shi Nian dengan malu-malu... saat tiba-tiba Shi Nian blak-blakan tanya.

"Kau menyukaiku, kan?"

Yun Shu sontak refleks menyangkal dengan penuh harga diri. Shi Nian penasaran, Lu Yu pernah bilang bahwa mudah bagi para aktor untuk jatuh cinta dalam adegan romantis semacam ini. Karena itulah, apakah mereka berdua juga akan ada ilusi seperti ini?

Canggung, Yun Shu langsung mematikan TV-nya dan menasehati Shi Nian untuk berhenti nonton drama bodoh semacam ini, tontonan semacam ini tidak cocok untuknya.

Lin Nuo terburu-buru menemui Zhi Yi di sebuah cafe. Dia lagi galau. Dia pikir pesta ultahnya Gu Xiao cuma mereka berdua, tapi ternyata ada banyak wanita lain yang datang. Mana pakaiannya terlalu casual lagi.

Lin Nuo geli melihatnya galau seperti ini. Padahal biasanya Zhi Yi selalu merasa dirinya cantik dan sekarang dia merasa rendah diri karena ada yang lebih cantik dari dia?

Zhi Yi sebal. Bisa tidak sih Lin Nuo berhenti mencandainya? Bantu dia pikirkan sesuatu. Dia terlalu malu untuk masuk sekarang.

Dan tak lama kemudian, Lin Nuo berbesar hati menggunakan gajinya 3 bulan untuk membelikan gaun malam yang mahal dan cantik untuk Zhi Yi. Zhi Yi senang, dia janji akan mengganti uangnya kalau dia sudah punya uang nanti.

Zhi Yi pun masuk ke pesta itu dan kontan membuat Gu Xiao terpesona. Gu Xiao bahkan memperkenalkan Zhi Yi pada teman-temannya sebagai pacarnya. Sementara mereka berpesta dan bersenang-senang, Lin Nuo hanya bisa menatap Zhi Yi dari kejauhan dengan sedih lalu pergi dengan membawa sepatu kets-nya Zhi Yi.

Hari ini Yun Zhu mulai bekerja di firma hukum. Pengacara Meng memperkenalkan Yun Shu sebagai asisten barunya yang kontan membuat para pegawai kasak-kusuk heboh, soalnya baru kali ini Pengacara Meng merekrut asisten, wanita muda nan cantik lagi.

Tapi Yun Shu tampaknya tegang banget, bahkan saat dia menemui Pengacara Meng untuk mengucap terima kasih, dia langsung nyerocos panjang lebar dengan penuh semangat bak pidato kenegaraan.

Dia memang bukan dari jurusan hukum, tapi dia janji akan serius belajar untuk membantu Pengacara Meng. Mendengar itu, Pengacara Meng pun memberinya beberapa buah buku hukum. Buku-bukunya tebal-tebal tapi tidak masalah, Yun Shu janji akan mempelajarinya sampai selesai.

Dan Yun Shu benar-benar serius belajar sampai-sampai dia tidak konsen dengan makanannya saat dia sedang makan malam dengan Shi Nian. Bahkan saking fokusnya, dia sampai tidak mendengarkan Shi Nian dan butuh beberapa kali teguran, baru dia sadar.

"Kau sedang baca apa?"

"Ini informasi pekerjaan yang diberikan oleh Pengacara Meng."

Shi Nian berusaha menyuruhnya makan dulu, baru baca. Tapi Yun Shu dengan santainya mengaku bahwa tadi dia sudah dibelikan ayam goreng sama Pengacara Meng. Dia bahkan memutuskan selesai makan saat itu juga dan masuk kamar biar lebih konsen baca.

Shi Nian tak senang dengan situasi ini. Dia berusaha menarik perhatian Yun Shu dengan tanya apakah Yun Shu mau pakai toilet, tapi Yun Shu menolak dengan cuek, dia bahkan meminta Shi Nian untuk keluar dan tutup pintu.

Shi Nian kesal. Tapi kemudian dia punya ide lain. Tak lama kemudian, dia kembali mendatangi Yun Shu untuk memberikannya segelas susu dengan memakai piyama pemberian Yun Shu.

Tapi Yun Shu cuma mengucap terima kasih tanpa memperhatikan piyamanya. Shi Nian jadi kecewa dan canggung gara-gara itu. Tapi saat dia hendak pergi, Yun Shu mendadak memanggilnya lagi dan akhirnya memperhatikan piyamanya.

"Pak Zhang, kau pakai piyama pemberianku? Bagus. Sangat pas."

"Oh yah, apa ada yang bisa kubantu?"

"Cuma ketentuan hukum. Sebenarnya terlalu berliku, aku harus konsentrasi penuh melihat kata per kata. Aku hampir tidak bisa mengerti. Jadi..."

Shi Nian langsung penuh harap mengira Yun Shu bakalan minta bantuannya, tapi Yun Shu malah cuma bilang. "Bisakah kecilkan suara TV di ruang tengah? Kalau tidak, aku tidak bisa tahan." (Pfft! Shi Nian kecewa banget)

Dia berusaha mengingatkan Yun Shu bahwa dia pernah belajar sedikit hukum dan menawarkan bantuan, tapi Yun Shu langsung menolak, dia bisa tanya sama Pengacara Meng saja besok. Shi Nian sontak cemburu tapi pada akhirnya tak ada yang bisa dilakukannya dan akhirnya pergi.

Saat Shi Nian kembali tak lama kemudian untuk membawakan kudapan, dia malah mendapati Yun Shu sudah ketiduran di meja. Shi Nian dengan lembut memindahkannya ke kasur.

Tapi saat dia hendak menarik tangannya, Yun Shu tiba-tiba bergerak dalam tidurnya dan memeluk tangannya. Saking seriusnya bekerja, dia sampai kebawa mimpi dan mengumamkan nama Pengacara Meng dan berjanji akan berusaha keras.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments