Sinopsis Perfect and Casual Episode 11 - 2

Shi Nian dan Yun Shu mengantarkan Kakek pulang ke rumah pantainya. Kakek benar-benar bahagia hari ini, bukan hanya karena akhirnya dia bisa pulang tapi juga karena ditemani mereka berdua.

Yun Shu mendadak canggung terhadap Shi Nian dan cepat-cepat menghindar dengan alasan mau masak untuk Kakek. Shi Nian menyusul tak lama kemudian untuk membantunya.

Saat dia melihat Yun Shu tampak kesulitan gara-gara rambutnya, Shi Nian langsung mendekat dan membantu mengikatkannya. Dan dia memanfaatkan kesempatan itu untuk menjelaskan alasannya menjauhi Yun Shu sesuai saran Prof Shen.

"Aku dengar dari Prof Shen bahwa pernikahan kilat dan perceraian, dampaknya akan sangat buruk untuk wanita. Aku tidak ingin kau terluka oleh dunia luar."

"Aku tahu. Sebelumnya aku berpikir berlebihan."

"Tidak. Sebelumnya, akulah yang tidak memikirkannya dengan baik."

Kakek tiba-tiba menyela dan meminta mereka untuk menginap dan menemaninya malam ini. Tapi Yun Shu dan Shi Nian malah menjawab tidak kompak, Shi Nian setuju tapi Yun Shu tidak. Semua orang jadi canggung gara-gara itu, maka Yun Shu buru-buru mengubah jawabannya dan setuju untuk menginap. Kakek pun senang.

Tapi usai makan tak lama kemudian, Kakek malah mendapati Yun Shu sedang melamun. Apa yang Yun Shu khawatirkan? Yun Shu penasaran akan sesuatu. Apa Pak Zhang tidak menyukai cerita dongeng Andersen?

Soalnya waktu dia membersihkan kamar di lantai dua, dia menemukan buku dongeng The Little Mermaid yang beberapa halamannya robek dan sepertinya itu sengaja dirobek.

Kakek memberitahu Yun Shu bahwa sebenarnya itu adalah dongeng kesukaan Shi Nian, tapi juga rasa sakit terbesar yang pernah dia rasakan. Dulu saat Shi Nian berumur 4 tahun, kedua orang tuanya pergi untuk melakukan penelitian.

Rencananya mereka akan kembali pada musim panas. Setiap hari Shi Nian selalu mengharapkan ibunya pulang. Namun yang pulang ternyata hanya abu mereka. Kakek sungguh tidak tega dan tidak berani untuk mengatakan yang sebenarnya pada Shi Nian.

Karena itulah, Kakek selalu menggunakan dongeng kesukaannya untuk membohongi Shi Nian. Kakek bilang padanya bahwa ibunya tidak meninggalkannya, melainkan menjadi putri duyung dan sekarang dia kembali ke laut. Saat dia besar nanti, ibunya akan kembali menemuinya. Tapi pada akhirnya, kebohongan itu tidak bisa bertahan selamanya.

Yun Shu berkaca-kaca mendengar kisah sedih itu. Tapi dia meyakinkan Kakek  kalau Shi Nian bukannya tidak mempercayai dongeng, dia hanya belum punya waktu untuk mengucap selamat tinggal pada masa lalunya.

"Yun Shu, apa kau tahu kenapa aku ingin kau menikah dengan Shi Nian? Karena Kakek tahu kau adalah gadis yang hangat. Aku yakin kau bisa memengaruhi Shi Nian dan membuatnya menjadi hangat juga."

"Kakek, aku berjanji padamu."

Karena dadakan, Yun Shu jadi terpaksa harus ganti memakai bajunya Shi Nian dan harus tidur sekamar dengannya. Sama-sama canggung, Shi Nian-lah yang akhirnya buka suara duluan dan mengucap terima kasih karena Yun Shu sudah mau menginap malam ini. Kakek juga senang.

Berhubung sekarang sudah larut, jadi dia menyarankan sebaiknya mereka tidur sekarang dan pulang besok pagi. Dan jadilah mereka berbaring saling membelakangi, tapi tak ada satupun yang bisa tidur.

Yun Shu penasaran apakah Shi Nian marah padanya karena dia mengacak barang-barangnya kemarin. Shi Nian menyangkal, dia justru menyesali reaksinya yang agak berlebihan kemarin.

"Kakek sudah memberitahuku semuanya."

"Apa yang Kakek katakan padamu?"

"Mengenai kisah putri duyung."

"Semuanya sudah berlalu. Itu hanya sebuah dongeng untuk membujuk anak-anak. Dalam dunia nyata, itu tidak ada."

"Pak Zhang, kau bisa mengatakan apapun tentang pikiranmu sendiri, tapi kau harus jujur tentang emosimu. Jadi jangan menyangkalnya."

Mendengar itu, Shi Nian akhirnya mengutarakan pedapatnya bahwa mereka sebenarnya tidak perlu saling menjaga jarak. Karena Yun Shu tidak keberatan, maka dia juga tidak akan keberatan untuk mengungkapkan hubungan mereka. Yun Shu senang mendengarnya.

Yun Lan sedang nonton dramanya Lu Yu saat Lu Yu mendadak datang lagi. Yun Lan menolak buka pintu, tapi Lu Yu dengan gigih berkata kalau dia kedinginan. Yun Lan akhirnya kasihan juga dan akhirnya buka pintu, dan Lu Yu langsung masuk seolah itu rumahnya sendiri.

Tapi Yun Lan perhatikan pipinya Lu Yu memerah, dia kenapa? Lu Yu mengaku kalau dia alergi seafood, tadi dia diajak makan bubur seafood sama temannya.

Maka Yun Lan langsung mengambilkan sekantong es untuk mengompres pipinya. Tapi Lu Yu dengan sengaja memegangi tangannya. Yun Lan sontak menarik tangannya dengan sebal, tapi sentuhan barusan membuatnya tahu kalau Lu Yu ternyata sedang demam.

Lu Yu menyangkal. Tapi kemudian dengan sengaja dia bersin-bersin. Yun Lan akhirnya membuatkannya wedang jahe untuknya. Tapi selama dia di dapur, Lu Yu menyalakan TV dan mendapati Yun Lan ternyata sedang menonton dramanya.

Lu Yu senang, katanya Yun Lan tidak suka nonton drama? Malu, Yun Lan langsung mematikan TV-nya dan memberikan wedang jahenya. Dan Lu Yu lagi-lagi sengaja menggodanya dengan menggenggam erat tangan Yun Lan, bahkan minta izin untuk tidur di sini malam ini.

Dia sedang sakit, dia tidak mau sendirian. Angin di luar masih sangat kencang, dan dia juga masih demam. Dia janji kalau dia hanya akan tidur di sofa. Yun Lan kasihan juga dan akhirnya setuju. Tapi awas saja kalau Lu Yu berani masuk ke kamarnya, dia akan langsung mengusir Lu Yu. Lu Yu senang.

Karena Kakek masih tidur, mereka akhirnya pergi diam-diam dan hanya meninggalkan pesan untuk Kakek. Tapi Yun Shu penasaran apakah Shi Nian ada waktu sebentar, dia ingin Shi Nian menemaninya ke suatu tempat. Tidak jauh dari sini kok.

Shi Nian setuju. Maka Yun Shu mengajak Shi Nian ke toko dekat pantai kemarin. Tapi dia sengaja menyuruh Shi Nian untuk menunggu di mobil dan menyusulnya setelah 15 menit. Harus 15 menit, tidak boleh lebih awal.

Tapi setelah Yun Shu keluar dari mobil, Shi Nian tak sengaja menemukan tiket bioskop yang nyempil dari buku hariannya Yun Shu. Dan dari tiket itulah, Shi Nian akhirnya sadar bahwa wanita yang ditemuinya di bioskop tengah malam waktu itu adalah Yun Shu.

Yun Shu membeli sesuatu di toko itu lalu pergi pantai. Dan sesuai kesepakatan, Shi Nian menyusul tak lama kemudian. Awalnya dia kesulitan mencari Yun Shu di antara bebatuan, tapi kemudian dia menemukan Yun Shu, duduk di bebatuan dengan menggunakan kostum putri duyung untuknya.

"Pak Zhang, putri duyung tidak melupakan janjinya padamu. Ini, dia kembali untuk melihatmu."

Shi Nian terharu. "Konyol sekali."

Dalam perjalanan pulang, Yun Shu bertanya-tanya apakah sakit hatinya Shi Nian sekarang sudah terlepaskan. Shi Nian mengingatkan bahwa putri duyung endingnya adalah mati jadi buih.

Tidak! Yun Shu tidak terima ending itu. Putri duyung akhirnya berubah menjadi manusia dan hidup bahagia selama-lamanya bersama pangerannya. Itu adalah ending yang hangat dan membahagiakan, seperti yang dikatakan oleh ayahnya dulu.

Epilog:

Shi Nian memberitahu Yun Shu bahwa saat suasana hatinya sedang buruk, biasanya dia akan pergi ke bioskop sendirian untuk menonton film komedi.

Dia lalu membahas filmnya Charlie Chaplin 'Modern Times', tapi Yun Shu malah tidak ingat kalau dia pernah menontonnya. Dia bahkan tidak yakin tanggal pasti dia ke bioskop waktu itu.

Maka Shi Nian mengingatkannya saat Yun Shu berada di bioskop waktu itu. Dia sudah buat janji dengan temannya, tapi dia salah beli tiket dan akhirnya tidur di kursi sepanjang malam. Ah! Yun Shu baru ingat. Tapi... bagaimana Shi Nian bisa tahu?

"Orang yang duduk di kejauhan itu adalah aku."

"Jadi orang itu kau? Jadi orang yang membangunkanku waktu itu adalah kau."

"Aku membangunkanmu?"

"Iya, suara tangisanmu membangunkanku."

"Suara filmnya yang membangunkanmu."

"Pak Zhang, itu film bisu." Ujar Yun Shu mengingatkan. Pfft! Shi Nian sontak terdiam canggung.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam