Sinopsis Perfect and Casual Episode 10 - 2

Untungnya Shi Nian mendadak muncul dan langsung menyelamatkan Yun Shu dengan menceramahi si supervisor tentang hukum ketenagakerjaan. Si supervisor kesal, dia siapa berani ikut campur?

"Dia guru saya." Ujar Yun Shu.

"Aku suaminya." (Haha! Mau ngaku di depan orang lain juga akhirnya!)

Yun Shu mencoba memohon-mohon pada si supervisor untuk memberinya satu kesempatan lagi... dan akhirnya si supervisor mau juga menyerah. Tapi dia memperingatkan bahwa ini adalah kesempatan terakhir.

Shi Nian bahkan setia menunggu Yun Shu sampai dia pulang kerja. Tapi Yun Shu tidak melihatnya dan berjalan ke arah lain. Maka Shi Nian pun memutuskan untuk membuntutinya dan menjaganya secara diam-diam. Dan selama itu, Yun Shu sama sekali tidak menyadarinya.

Keesokan harinya, Shi Nian mendatangi Lu Yu. Kaget melihat Shi Nian mendadak mendatanginya, Lu Yu langsung bisa menduga tepat sasaran kalau Shi Nian pasti lagi ada masalah sama Yun Shu.

"Yun Shu... dia sudah pindah."

"Yun Shu kabur dari rumah?"

"Perhatikan kata-katamu. Yun Shu tidak kabur dari rumah. Dia pindah."

"Kenapa?"

Karena Shi Nian berpikir bahwa dua orang harus bisa menjaga jarak agar menjadi baik buat semuanya. Lu Yu yakin kalau Shi Nian pasti melakukan sesuatu yang aneh lagi. Katakan, apa yang dia lakukan?

"Aku hanya mengusulkan padanya untuk menjaga jarak di depan orang luar agar baik untuk semuanya. Tapi dia justru menyarankan untuk pindah rumah padahal aku belum menyetujuinya."

Jadi, sekarang setelah Shi Nian mendapatkan keinginannya untuk menjaga jarak di depan orang lain, apa Shi Nian senang? Bagaimana perasaan Shi Nian sekarang?

"Aku tidak bisa bilang senang. Tapi kupikir sedikit..."

"Sedikit merasa kehilangan? Nian Nian, kau sedang jatuh cinta."

"Omong kosong!" Sangkal Shi Nian keras kepala.

Lin Nuo tidak mengerti kenapa solusi yang Yun Shu lakukan setiap kali bermasalah dengan Shi Nian adalah dengan cara pergi dari rumah?

"Karena menurutku, masalah perasaan itu tidak bisa diubah. Pak Zhang tidak menyukaiku, jadi aku tidak bisa tinggal di rumahnya dan menganggunya."

Berusaha menyemangatinya, Lin Nuo mengajak kedua gadis itu untuk makan bersama sekarang. Kebetulan dia baru saja mendapat bonus. Tapi Shi Nian tidak bisa karena harus kerja. Zhi Yi juga menolak ikut, dia mau menunggu Gu Xiao.

Lin Nuo sontak cemburu berat. Zhi Yi dan Gu Xiao kan baru saling mengenal, mereka bahkan cuma bertemu satu menitan. Apa Zhi Yi sudah tahu aslinya orang itu? Mungkin saja pria itu pembohong, mungkin saja dia kriminal.

Zhi Yi menyangkal. Dia sudah menyelidikinya. Gu Xiao itu pria baik dan sempurna. Setelah lulus, dia melanjutkan studi ke luar negeri dan baru kembali ke Cina tahun lalu.

Dan sekarang dia mendirikan perusahaan teknologi sendiri. Dia pria yang punya impian dan berjuang untuk mengejar impiannya itu. Lin Nuo tak percaya. Itu kan cuma gosip. Seharusnya Zhi Yi melihatnya sendiri dan bukannya mendengarkan omongan orang begitu saja.

Tepat saat itu juga, Gu Xiao datang menjemput Zhi Yi dan tampak begitu tampan dan necis. Zhi Yi langsung yakin kalau Gu Xiao itu aslinya jauh lebih baik daripada apa yang dia dengar.

Yun Shu mendapat pesan dari Shi Nian yang memintanya untuk merangkai kata bersama untuk diucapkan di hadapan Kakek nantinya biar Kakek tidak curiga.

"Baik, Pak Zhang. Apa yang kubicarakan dengan Kakek nanti, akan kulaporkan semuanya padamu di Wechat." Ujar Yun Shu dalam chat-nya.

"Selain itu, kau juga bisa Wechat aku kapan saja kau butuh."

Yun Shu senang. "Baik."

Keesokan harinya, Yun Shu mencoba mempromosikan birnya pada seorang pria yang tampak jelas sedang mabuk. Tapi pria itu malah kurang ajar menggodai Yun Shu.

Dia bahkan terus mendekat yang jelas saja membuat Yun Shu tak nyaman. Untungnya seorang pria lain datang menyelamatkannya dan langsung menceramahi pria mabuk itu tentang hukum perlindungan wanita. Cerocosannya tentang hukum lancar banget, kayaknya dia pengacara.

Setelah pria mabuk itu pergi, pengacara itu menasehati Yun Shu untuk memanggil polisi atau minta bantuan orang lain jika dia menghadapi situasi seperti tadi.

"Saya tahu. Terima kasih."

"Terima kasih apanya? Seharusnya pikirkan bagaimana cara mencegahnya lain kali."

Yun Shu santai. Dia sudah sering melihat orang semacam itu. Mereka cuma ingin bikin ribut. Mereka akan pergi dengan sendirinya kalau diabaikan. Jika dia bersikeras bicara pada orang semacam itu, maka orang itu hanya akan memengaruhi pekerjaannya.

"Kau bicara begitu hanya untuk beberapa kaleng bir ini?"

Tak ingin memperpanjang perdebatan ini, Yun Shu langsung memintanya pergi dengan sopan. Tak lama setelah itu, Yun Shu dipanggil oleh supervisornya yang menugaskannya untuk mengirim pesanan 20 kotak bir.

Harus dia yang mengirimnya karena si pelanggan menginginkan Yun Shu-lah yang mengirimnya. Tapi jangan khawatir, supervisor juga akan menugaskan pegawai lain untuk menemani Yun Shu ke sana. Tak lupa supervisor juga memuji kinerja Yun Shu yang sangat baik belakangan ini. Tapi jangan cepat bangga dan teruslah bekerja keras.

Yun Shu senang, tapi dia merasa aneh saat membaca alamatnya. Sepertinya dia pernah pergi ke tempat itu. Dan begitu tiba di sana, ternyata itu adalah firma hukum yang direkomendasikan Shi Nian dulu.

Dan orang yang memesan 20 kotak bir itu adalah pria penyelamatnya tadi, Pengacara Meng. Dan dia sengaja memanggil Yun Shu ke kantornya bukan hanya untuk mengantarkan bir, melainkan untuk menawarinya bekerja di firma hukumnya ini.

Tak lama kemudian, Yun Shu menelepon Shi Nian dan memberitahunya bahwa dia sudah menemukan sebuah pekerjaan baru sebagai asisten di firma hukum, baru saja dia lulus wawancara. Tapi Shi Nian dingin saja menanggapinya dengan mengucap selamat. Yun Shu kecewa.

Padahal sebenarnya Shi Nian memang sudah tahu. Malah sebenarnya, Shi Nian-lah yang merekomendasikan Yun Shu pada Pengacara Meng. Dia sengaja melakukannya dengan sembunyi-sembunyi karena dia sangat ingin membantu Yun Shu tapi dia tidak ingin memperlihatkannya. Dia juga sudah memberitahu Pengacara Meng tentang kontrak pernikahannya.
 
Menurut Pengacara Meng, Yun Shu itu biasa-biasa saja. Tidak cantik-cantik amat dan juga tidak terlihat sangat pintar. Seleranya Shi Nian sangat aneh.

"Jadi di masa depan, kuharap kau bisa membantunya di pekerjaannya." Pinta Shi Nian mengabaikan komentarnya.

"Saat kita masih sekolah, kita selalu berjuang untuk menjadi juara satu. Tapi aku selalu berpikir bahwa kita adalah tipe orang yang bisa saling memahami. Tapi setelah aku bertemu Yun Shu, aku menyadari kalau aku mungkin tidak pernah mengerti dirimu."

"Tidak masalah jika kau tidak memahamiku. Belum makan, kan? Kutraktir, sebagai ungkapan terima kasih."

"Baiklah. Aku ingin makan ayam goreng."

Epilog:

Waktu Yun Shu sedang berusaha menjual birnya, Shi Nian malah membuat calon pelanggannya Yun Shu kabur dengan melempar tatapan setajam golok pada si pelanggan.

Tapi kemudian dia berinisiatif membantu Yun Shu dengan cara meletakkan bir bersebelahan dengan popok bayi. Soalnya menurut Walmart, perusahaan retail terbesar di dunia, dulu ada kasus yang sangat menarik tentang popok dan bir yang dijual secara bersamaan.

Dari hasil statistik penjualan, yang paling banyak terjual bersamaan dengan popok bayi adalah bir. Karena ternyata lebih banyak papa muda yang berbelanja dibandingkan istri mereka.

Setelah mereka membeli kebutuhan harian dan juga popok bayi, mereka akan membeli bir. Dan benar saja, beberapa saat kemudian, beberapa pria datang mengambil bir bersamaan dengan mengambil popok bayi.

Jadi intinya, untuk meningkatkan penjualan secara efektif, dia harus menyesuaikan tata letak penempatan barang dengan benar. Dan begitulah bagaimana kemudian Yun Shu berhasil menjual banyak bir dan mendapat pujian dari supervisor-nya.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam