Sinopsis My Little Happiness Episode 1 - 2

Di papan nama pegawai, Cong Rong melihat si dokter ganteng ternyata punya banyak penggemar... dan dari situ pula akhirnya Cong Rong tahu kalau si dokter ganteng itu adalah Wen Shao Qing.

Jadilah Cong Rong mengejar Shao Qing sampai ke toilet dan mengonfrontasi kebohongannya tadi. Shao Qing santai menegaskan bahwa dia tidak berbohong, dia cuma bilang bahwa Dokter Wen Shao Qing sedang keluar dan dia memang benar-benar keluar ke toilet barusan.

Kesal, Cong Rong langsung menuntut Shao Qing untuk memberitahunya tentang kasus Kakek Lin. Shao Qing santai menyuruh Cong Rong untuk mengambil data Kakek Lin di bagian administrasi dan menyuruhnya untuk memeriksanya sendiri.

Tapi ternyata Cong Rong sudah mengecek catatan Kakek Lin, tapi yang tertulis di sana hanya data tentang rawat inap dan diagnosanya. Dia tetap butuh detil kasusnya, makanya dia meminta waktunya Shao Qing 10 menit saja untuk membicarakan detil kasus ini.

Tepat saat itu juga, seorang suster mendatangi Shao Qing untuk menyerahkan laporan pasien dan memberitahunya tentang kondisi beberapa pasien dan Shao Qing memberinya beberapa instruksi yang harus dia lakukan.

Setelah suster pergi, Shao Qing memberitahu Cong Rong bahwa dia sangat sibuk hari ini. Tapi Cong Rong pantang menyerah dan mencoba bernegosiasi lagi, kali ini hanya minta 5 menit. Tapi Shao Qing cuma mau memberinya waktu 1 menit. Deal!

Kakek Lin menggugat Shao Qing dengan tuduhan salah diagnosa. Kakek Lin bilang kalau telinganya hanya berdenging, tapi Shao Qing malah menyuruhnya untuk CT scan dan opname.

Shao Qing menegaskan bahwa Kakek Lin punya tumor di otaknya dan itu menekan saraf pendengarannya. Dan masalah tuduhan dia tidak menyetujui Kakek Lin keluar dari rumah sakit itu tidak benar.

Dia hanya tidak langsung menyetujuinya. Sebagai dokter, dia berkewajiban memberitahukan segala resiko pada pasien sebelum pasien keluar rumah sakit.

"Kakek Lin bilang kalau sikapmu tidak baik. Dari pertemuan singkat denganmu ini, hal ini sangat mungkin terjadi."

Shao Qing kesal mendengarnya. "Satu menit sudah selesai."

"Maaf jika sedikit lancang, aku ingin bertanya..."

"Jika lancang, maka tidak perlu ditanyakan."

"Tadi hanya basa-basi saja. Tentunya tetap harus ditanyakan. Kakek Lin memintamu meminta maaf."

"Tidak mau!"

"Dokter Wen, mohon kerja samanya, oke? Aku datang untuk memediasi bukan untuk cari masalah. Kakek tidak makan dengan baik. Kau juga tidak mau menjelaskan dengan baik, bagaimana aku bisa menyelesaikannya?"

Shao Qing tiba-tiba berhenti jalan dengan sengaja sehingga membuat Cong Rong menabraknya dan dengan sinis mengingatkan bahwa jika mediasi bisa dilakukan dengan mudah, maka Cong Rong tidak diperlukan di sini.

"Terima kasih sudah menyukai nilai pekerjaanku."

"Bukan itu maksudku."

"Aku masih perlu bantuanmu untuk menulis rangkuman. Boleh mencarimu setelah jam kerja."

"Tidak."

"Bagaimana caranya agar aku bisa mencarimu?"

"Kalau kau sakit." Santai Shao Qing lalu pergi.

Cong Rong kesal banget sama dia. Eh tapi... itu ide bagus. Jadilah Cong Rong pura-pura jadi pasien biar dapat antrian ke ruang kerjanya Shao Qing.

"Kau keras kepala juga, yah."

Betul sekali. Sejak TK, gurunya Cong Rong selalu menulis kata keras kepala di kolom komentar buku rapornya. Malah pernah ada anak lelaki yang merebut mie instan-nya, Cong Rong menghajar anak itu sampai terbang beberapa gang lalu mengigitnya. Wkwkwk!

"Apa kau mengancamku?"

Tidak. Cong Rong hanya ingin minta tolong agar Shao Qing membantunya menulis rangkuman. Shao Qing mengingatkan bahwa Cong Rong sekarang ini menghabiskan waktu dan tenaga medisnya. Kalau bukan karena Cong Rong, dia bisa memeriksa lebih banyak pasien sekarang.

"Jam praktekku bukan untuk membicarakan hal pribadi... kecuali otakmu bermasalah." Sindir Shao Qing.

Cong Rong jelas kesal mendengarnya. Tapi tak ada yang bisa dilakukannya selain mengalah. Dia lalu pergi ke atap tepat sambil membawa resep obat dari Shao Qing dan merutukinya.

Seorang suster muncul saat itu sambil geli menertawainya, soalnya resep obat dari Shao Qing itu sebenarnya adalah resep untuk cacat otak. Pfft!

Tapi asalCong Rong tahu saja. Dokter Wen itu adalah pacar idaman nomor satu di antara para suster rumah sakit ini. Bukan hanya karena dia ganteng, tapi juga karena dia adalah lulusan sekolah medis internasional ternama dan sifatnya pun baik.

Dia tidak sombong dan sangat bertanggung jawab terhadap pasien. Dia sering sekali lembur secara sukarela karena dia sangat mengkhawatirkan para pasien.

Dilihat dari resep obat ini, Suster yakin kalau Dokter Wen sedang sangat marah pada Cong Rong. Hari ini adalah jadwal praktik rawat jalan Dokter Wen dan biasanya ini adalah waktu tersibuk para dokter. Bahkan saking sibuknya, kadang dia tidak bisa minum segelas air pun agar bisa memeriksa lebih banyak pasien.

Dan Cong Rong malah mendaftar sebagai pasien padahal dia tidak sakit dan mengganggu waktu konsultasinya. Itu adalah hal yang sangat tabu untuk dilakukan.

Cong Rong jadi merasa bersalah mendengar semua itu. Haruskah dia minta maaf pada Shao Qing?  Suster memberitahu kalau Shao Qing sekarang sudah pulang. Tapi Cong Rong tetap bertekad ingin menemuinya. Apa Suster tahu di mana dia bisa menemukan Dokter Wen?

Shao Qing hendak membuka mobilnya, tapi tiba-tiba saja mobilnya terbuka dari dalam... lalu muncullah Wen Rang, pamannya yang masih muda dan beda usia tak jauh darinya.

Dia datang dengan membawa bir dan mencoba mengajak Shao Qing minum bersamanya. Shao Qing menolak, dia harus menyetir soalnya. Shao Qing bisa menebak kalau Wen Rang pasti habis bertengkar dengan Kakeknya Shao Qing (Ayahnya Wen Rang).

Dari percakapan mereka, Wen Rang dan Kakek sepertinya memang tidak sejalan. Wen Rang membuka bisnis toko buku yang sebenarnya tidak terlalu laku, makanya Kakek tidak setuju dengan kehidupan yang dijalani Wen Rang ini.

Tapi tadi Wen Rang sudah membuat kesepakatan dengan Kakek. Jika dalam setengah tahun dia tidak berhasil menjual 3.000 buku, maka dia akan menuruti Kakek.

Kalau begitu, Shao Qing menyarankannya untuk pulang saja dan pikiran bagaimana caranya menjual 3.000 buku dalam waktu setengah tahun. Dia mau langsung pergi dan Wen Rang langsung tahu ke mana tujuannya.

Sepertinya Shao Qing memiliki seseorang yang dicintainya, tapi mereka sudah lama terpisah. Tapi Shao Qing masih setia menunggu orang itu di tempat janjian mereka setiap tahun.

Tapi Wen Rang yakin bahwa tahun ini juga Shao Qing tidak akan bertemu dengan orang yang ditunggu-tunggunya itu lalu Shao Qing akan curhat sedih sama dia seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tapi Shao Qing mengabaikannya dan langsung pergi ke sebuah pohon besar sambil membawa payung. Sayangnya, sama sekali tidak ada siapa-siapa di sana.

Dalam flashback masa kecilnya, Shao Qing dulunya gendut dan memiliki seorang teman anak perempuan. Tapi suatu hari, mereka terpaksa harus terpisah karena anak perempuan itu diajak ibunya pergi.

Di pohon besar itulah mereka berpisah. Mereka berdua sedih sekali waktu itu, apalagi bagi Shao Qing, hanya anak perempuan itu satu-satunya teman terbaiknya.

Berusaha menenangkannya, anak perempuan itu memberitahu bahwa dia hanya akan tinggal di rumah neneknya selama beberapa hari. Dia akan kembali saat waktunya masuk sekolah lagi.

"Sungguh?" Isak Shao Qing kecil.

"Iya. Saat aku kembali, aku akan menikahimu." Janji anak perempuan itu.

"Mana ada wanita yang menikahi pria. Akulah yang akan menikahimu."

Tapi kemudian anak itu dipanggil ibunya... dan dia adalah Cong Rong. Mereka pun berpisah. Cong Rong kecil janji akan menunggu Shao Qing di sini saat dia kembali nanti.

Tapi nyatanya Cong Rong tak pernah kembali sampai bertahun-tahun kemudian, sementara Shao Qing selalu menunggunya setiap tahun dengan setia di pohon besar itu.

Dan satu hal yang paling disesalkan Shao Qing sampai sekarang adalah dia dulu belum pernah memperkenalkan namanya pada Cong Rong.

Tiba-tiba petir menggelegar. Shao Qing pun membuka payungnya... tepat saat Cong Rong baru datang dan berteduh di pohon itu. Shao Qing tercengang melihatnya.

Yakin kalau dia adalah teman kecilnya yang selama ini ditunggu-tunggunya, Shao Qing pun langsung berjalan mendekatinya. Tapi alangkah kecewanya dia saat melihat wanita itu ternyata wanita yang mengganggunya di rumah sakit tadi.

Dia mau pergi, tapi Cong Rong langsung menghadangnya dan mengaku bahwa dia mencari Shao Qing untuk minta maaf. Dia mengakui kalau dia salah karena sudah mengganggu jam prakteknya Shao Qing.

Dia juga tidak mempermasalahkan Shao Qing yang tidak menjemputnya di bandara lalu mengembalikan pulpennya Shao Qing yang terjatuh di bandara.

"Aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk memulai awal yang baru. Aku adalah anak magang dari Firma Hukum Daren. Mohon bantuannya, namaku Cong Rong." Ujar Cong Rong memperkenalkan dirinya... yang kontan membuat langkah Shao Qing membeku shock mengenali nama teman masa kecilnya.

"Kau bilang siapa namamu?"

"Cong Rong."

Cong Rong langsung mengulurkan tangannya pada Shao Qing. Tapi Shao Qing tiba-tiba mendekat untuk menyibak poninya Cong Rong dan mendapati ada bekas luka yang sama persis dengan luka teman masa kecilnya karena dulu temannya itu pernah terjatuh dan terluka di bagian dahinya.

Yakin kalau dialah teman masa kecil yang ditunggu-tunggunya selama ini, Shao Qing langsung menarik Cong Rong ke dalam pelukannya dan memeluknya erat.

"Kau akhirnya kembali. Aku sudah lama menunggumu."

Cong Rong kaget banget. "Saat itu aku mengira dia memeluk orang yang salah, tapi sebenarnya tidak. Dia hanya telah melewati Rute 50 Amerika seorang diri hingga sampai tujuan, selangkah lebih cepat dariku. Pertemuan kembali tak pernah terjadi secara kebetulan. Pertemuan kembali bisa terjadi karena ada seseorang yang terus menunggu tanpa kenal kata menyerah."

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments