Seorang wanita muda berpenampilan modis bin nyentrik sedang melakukan wawancara kerja menjadi MUA di sebuah acara reality show. Sikapnya tampak sangat percaya diri dan elegan.
Berdasarkan CV-nya, kualifikasi wanita itu sangat amat tinggi karena pernah mendapat pelatihan di akademi-akademi ternama di berbagai negara. Mulai dari Paris, Hollywood hingga Jepang.
Para pewawancara jadi agak ragu untuk mempekerjakan seseorang dengan kualitas setinggi ini mengingat mereka hanya butuh MUA kontrak. Dan kenapa pula seseorang berlatar belakang sehebat dia, mau bekerja di acara mereka ini.
"Semua MUA profesional mulai dari dasar sebelum menjadi terkenal." Ujar wanita bernama Meng Hui itu. "Glam and Shine adalah acara kontes makeup pertama yang kulihat setelah aku pulang kampung."
Para pewawancara suka mendengar jawabannya. Tapi dia benar-benar ingin bekerja pada mereka, kan? Dia tidak mempermainkan mereka, kan?
"Percaya dirilah. Aku benar-benar suka acara kalian."
Puas mendengar jawabannya, para pewawancara langsung setuju untuk merekrutnya dengan gaji besar. Meng Hui pun menjabat tangan mereka lalu pamit.
Tapi tak sengaja dia menyenggol salah satu paku meja sampai copot. Meng Hui pun tak ambil pusing dan cuma meletakkan paku itu di atas meja dengan gaya elegannya lalu pergi.
Tapi kemudian kita melihat Meng Hui terbangun di sebuah bilik toilet dengan kertas-kertasnya yang bertebaran di sana-sini. Anehnya, dia tampak kebingungan dengan dirinya sendiri. Dia ingat dengan wawancaranya tadi, tapi dia tampak kaget saat menyadari penampilan dirinya sendiri yang nyentrik.
Meng Hui langsung menelepon temannya yang seorang psikiatris untuk melaporkan tentang dirinya yang ternyata menderita DID (gangguan kepribadian ganda), dan hari ini DID-nya muncul lagi.
Temannya yang bernama Ah Tao langsung menjemput Meng Hui ke kliniknya, di mana Meng Hui menggerutu kesal karena setiap kali DID-nya muncul, dia benar-benar berubah menjadi orang lain yang hobi menghambur-hamburkan uang, berbohong, bahkan flirting sama cowok.
Dia bahkan melamar kerja jadi MUA di acara reality show dan berbohong pada mereka kalau dia lulusan luar negeri.
Menurut Ah Tao, apa yang dia lakukan oleh sosok dirinya yang lain itu sebenarnya adalah segala hal yang memang benar-benar ingin dia lakukan. Melakukan wawancara kerja jadi MUA itu juga pastilah hal yang sangat ingin dia lakukan.
Meng Hui menyangkal. Dia tidak bisa, orang-orang yang mengikuti acara itu adalah para profesional. Kalau dia pergi ke sana, dia hanya akan mengacau.
Tapi Ah Tao memberitahu bahwa belakangan ini Meng Hui banyak memposting review makeup dan dia mendapatkan banyak penggemar loh.
"Meng Hui, lebih percaya dirilah."
Tepat saat itu juga, Meng Hui mendapat sms pemberitahuan untuk melakukan tes makeup hari rabu jam 10 dan partner model yang akan dia dandan adalah Wei Lei.
Meng Hui tak yakin harus pergi atau tidak. Bagaimanapun, dia mendapatkan kesempatan ini dengan cara berbohong. Apa dia bisa?
Tapi malam harinya, Meng Hui akhirnya memutuskan untuk mempelajari segala informasi tentang model bernama Wei Lei itu agar dia tahu apa yang harus dilakukannya untuk merias Wei Lei, dan mencoba beberapa jenis foundation yang sekiranya paling tepat diaplikasikan untuk Wei Lei.
Keesokan paginya, Meng Hui memulai harinya dengan penuh semangat dan bersiap berangkat dengan membawa sekoper makeup lalu berlari terburu-buru untuk mengejar bis.
Di bis itu, ada seorang pemuda tampan yang berkoar-koar lantang di telepon tentang masalah omset perusahaan yang mencapai ratusan juta. Pemuda itu tidak puas dan menyatakan kalau dia mau berinvestasi 1 milyar lagi.
Dia bahkan berkata kalau dia naik bis karena mobil Porsche-nya sedang direparasi, sedangkan mobil Ferrari-nya tidak hemat gas. Dia berkoar-koar bahwa perusahaannya adalah perusahaan makeup yang itu artinya dia harus modis.
Pfft! Padahal dia pakai jaket ala bapak-bapak warna hijau daun dipadu dengan kemeja kotak-kotak warna merah-putih. Gayanya sama sekali tidak mencerminkan sosok orang tajir, jadi kesannya kayak orang sombong bin halu gitu.
Bahkan saat supir menyuruhnya untuk bayar tiket, dia tidak punya kartu bis dan tidak punya uang kecil juga. Akhirnya dia langsung berpaling ke orang asing terdekatnya yang tak lain adalah Meng Hui dan meminta Meng Hui untuk menggesekkan kartu bisnya untuknya. Dia janji akan menggantinya dengan mentransfernya via Wechat.
Meng Hui setuju dan langsung memasukkan uang koin ke dalam kotak pembayaran. Tapi pemuda itu malah heboh dan langsung protes karena dia kan mintanya gesek kartu, bukannya pakai uang koin.
Meng Hui bingung, dia benar-benar tidak mengerti apa bedanya. Tapi kemudian Pak Supir menjelaskan bahwa bayar dengan kartu lebih hemat daripada bayar dengan tunai. Beda dikit lah, cuma 2 sen. Pakai kartu 2 Yuan, pakai uang tunai 1,8 Yuan. (Perhitungan amat masnya)
Meng Hui juga tidak terlalu mempermasalahkan perbedaan sekecil itu, tapi pemuda itu jelas mempermasalahkannya dan tidak senang karenanya. Dia langsung minta add friend Wechat biar dia bisa mentransfer uangnya, tapi dia cuma mentransfer sejumlah 1,8 Yuan.
Meng Hui mau protes. Tapi pemuda itu tiba-tiba mengucap makasih dan Meng Hui refleks menjawab sama-sama. Pfft! Dan masalah ini berakhir begitu saja.
Pemuda itu langsung mengambil tiket bisnya lalu pergi sambil melanjutkan percakapan teleponnya tentang duit ratusan juta. Meng Hui jadi sebal dan langsung menghapus Wechat orang itu.
Tapi ternyata, pemuda itu bukan sekedar orang sombong bin halu. Dia memang beneran kaya raya. Bahkan begitu dia tiba di kantor, semua karyawan langsung menghormat padanya dan memanggilnya Direktur Shen, Shen Yi.
Dia adalah pemilik sebuah perusahaan kosmetik - LS Cosmetics, dan saat itu mereka sedang mengembangkan foundation cair yang bisa menutupi bekas luka.
Yang jadi masalah, departemen penelitian dan pengembangan kesulitan untuk membuat foundation yang sesuai keinginan Shen Yi itu.
Mereka bisa membuat foundation yang bisa menutupi flek hitam, lingkaran hitam, jerawat, keriput, bahkan bisa melindungi dari hujan badai. Tapi mereka tidak bisa membuat foundation yang bisa menutupi bekas luka. Mana mungkin foundation bisa menutupi bekas luka, itu foundation bukan dempul.
Tapi Shen Yi tak peduli dan berpikir kalau ini cuma karena uang yang digelontorkannya tidak cukup. Bahkan dengan santainya dia terus menambahkan jumlah uangnya, 10 juta... 20 juta... 30 juta... hingga akhirnya mereka batal protes dan dengan lesu berjanji akan terus berusaha.
Perusahaan mereka sebenarnya terus merugi, tapi Shen Yi tak mempermasalahkannya. Bahkan dia memberitahu para karyawan bahwa dia mendirikan perusahaan ini bukan karena uang, melainkan karena dia hanya menginginkan sebuah foundation yang bisa menutupi bekas luka tak peduli berapapun yang harus dia investasikan untuk itu. (Wiiih, tajir bener kayaknya dia)
Tapi terang saja sikapnya itu membuat para karyawan diam-diam menggosipkannya dan mengatainya bos yang bodoh. Dari gosipan para karyawan itu, Shen Yi memang punya pemasukan dari bidang lain, makanya dia bisa seenaknya mengeluarkan banyak uang untuk proyek foundation itu.
Kekayaannya bisa menghidupi mereka semua. Dan berhubung Shen Yi rela mengeluarkan banyak duit, jadi mereka iyain aja apapun keinginannya biarpun itu mustahil.
Menurut laporan asistennya, kontes makeup Glam and Shine itu ternyata acara yang dibuat oleh perusahaan mereka untuk mencari brand ambassador untuk produk mereka. Nantinya, pemenang dari acara itulah yang akan menjadi brand ambassador produk mereka.
Biaya produksinya sendiri tidak banyak. Hanya saja mereka perlu mengontrak 3 juri terkenal yang pastinya mahal. Tapi yang tak disangka si asisten, Shen Yi malah menyuruhnya untuk mengontrak dua juri saja.
Soalnya Shen Yi bersikeras mau jadi juri yang ketiga. Dia cukup berpengaruh dan image-nya bagus. Jadi dia cocok untuk menjadi juri ketiga. Dan yang paling penting, dengan menjadikan dirinya sendiri sebagai juri, itu artinya dia bisa menghemat uang. (Pfft! Masnya pelit amat)
Si asisten mengiayakan saja dengan canggung. Tapi sebentar lagi Shen Yi harus melakukan wawancara dengan pihak media. Reporter sudah menunggu di ruang konferensi. Dan dia sudah menyiapkan setelan jas untuk Shen Yi yang dia pinjam dari Dokter Sui.
"Kenapa juga aku harus ganti baju?" Bingung Shen Yi.
"Aduh, Direktur Shen. Lihatlah pakaian anda, seperti pohon natal. Tidak pantas. Anda harus ganti baju. Harus."
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam