Sinopsis Perfect and Casual Episode 5 - 2

Yun Shu baru ingat tentang koper yang dibuangnya tadi dan sekarang dia bingung mengobrak-abrik tong sampah, tapi malah tak menemukan kopernya di mana-mana.

Shi Nian yang penasaran, langsung menyusulnya. Pak satpam melihat mereka saat itu. Tapi pak satpam juga tidak melihat koper yang dibuang.

Shi Nian berinisiatif minta melihat rekaman CCTV, tapi karena pak satpam memakai dialek daerah lain yang sulit Shu Nian pahami, mereka jadi sulit berkomunikasi. Untungnya Shi Nian memahami dialeknya dan menjadi penerjemah dadakan untuk Shi Nian.

Pak satpam sebenarnya setuju, tapi masalahnya, entah kenapa belakangan ini sistem CCTV di daerah ini lumpuh dan sekarang CCTV sedang dalam perbaikan.

Tapi kemudian pak satpam ada ide lain dan mengusulkan agar mereka mengecek ke bagian penyimpanan properti saja. Kemungkinan barangnya tidak akan hilang jika itu barang berharga.

Dan ternyata koper itu benar-benar ada di sana ditemukan oleh bibi petugas. Tadinya mau diangkut oleh truk sampah. Untungnya bibi melihatnya dan menyelamatkan koper itu. Syukurlah.

Hanya bagian kuncinya yang rusak. Saat Yun Shu mengeceknya, barang-barangnya memang tidak ada yang hilang... Kecuali 5.000, dia tidak ada.

Saat mendengar apa yang dicari Yun Shu, Shi Nian tidak meremehkannya sama sekali, hanya penasaran apakah boneka itu begitu berharga bagi Yun Shu? Seperti apa bentuknya?

Yun Shu dengan antusias menggambarkan ciri-cirinya. Tapi penggambarannya terlalu abstrak bagi Shi Nian hingga dia minta diperlihatkan fotonya 5.000 saja. Untungnya Yun Shu punya foto saat dia memegang 5.000 bersama ayahnya semasa beliau masih hidup.

Berdasarkan keterangan bibi tadi, Shi Nian menyimpulkan kalau 5.000 kemungkinan terjatuh di truk sampah, dan mungkin sekarang sudah berakhir di TPA.

Karena itulah, sekarang Shi Nian menyarankan Yun Shu untuk pulang dan istirahat dulu saja. Besok pagi jam antara 8 - 8:30 saat TPA buka, dia bisa mencarinya di sana.

Tapi baik Yun Shu maupun Shi Nian tidak bisa tidur malam itu. Sama-sama canggung dengan kebersamaan mereka. Karena mereka sama-sama tidak bisa tidur, Shi Nian usul agar mereka membahas tesisnya Yun Shu.

"Tesisku? Bukannya bapak sendiri yang mendiskualifikasiku karena waktu itu aku datang terlambat?"

"Walaupun kau terlambat, tapi kau sudah menyerahkan tesis. Entah kau lulus atau tidak, aku tetap bertanggung jawab mengawasinya. Aku mau membahas tesismu."

"Tapi aku sudah lupa dengan apa yang kutulis."

Tidak masalah, Shi Nian justru masih mengingatnya dengan detil dan langsung berceramah panjang lebar mengomentari dan mengkritiki tesisnya Shi Nian tanpa menyadari kalau ceramahnya malah sukses menjadi dongeng pengantar tidur bagi Yun Shu. Malah saat dia mengalihkan perhatiannya ke Yun Shu tak lama kemudian, dia mendapati Yun Shu sudah tidur nyenyak.

Saat Yun Shu terbangun keesokan harinya, dia malah mendapati dirinya tertidur di ranjang entah kapan dan bagaimana cerita dia bisa sampai berakhir di ranjang.

Tiba-tiba dia mendengar kakaknya sedang melabrak Shi Nian dan menuduhnya melakukan pembohongan keji. Yun Shu sudah khawatir saja.

Tapi saat dia mendekat, ternyata Yun Lan dan Shi Nian hanya sedang praktek argumen pengadilan untuk kasus hukum bisnis yang sedang ditangani Yun Lan.

Ternyata Shi Nian juga pernah mempelajari ilmu hukum semasa kuliah, makanya sekarang dia bisa memberi beberapa nasehat terkait hukum bisnis domestik pada Yun Lan.

Shi Nian lalu pamit mau bersiap ke kampus, Yun Shu juga mau ikutan pergi, mau ke TPA. Tapi bahkan sebelum dia sempat bergerak, Yun Lan tiba-tiba menemukan sertifikat ketidaklulusannya Yun Shu yang jelas saja membuat Yun Lan langsung mengomelinya panjang lebar.

Dia benar-benar kecewa pada Yun Shu dan langsung mengatainya bodoh. Menyusun tesis saja kacau. Bagaimana bisa Shi Nian tahan punya pacar sebodoh dia.

Untungnya Shi Nian muncul saat itu dan langsung membela Yun Shu. Dia tidak setuju dengan tuduhan Yun Lan. Latar belakang akademisnya dengan Yun Shu sama sekali tidak ada hubungannya dengan hubungan mereka.

Dan juga, Yun Shu tidak bodoh. Tesisnya tidak kacau. Dia sudah membaca tesisnya dan tidak ada masalah berarti dalam tesisnya. Dia sebenarnya bisa lulus.

Alasan ketidaklulusan Yun Shu adalah karena dirinya. Hari itu Yun Shu datang terlambat dan itu memengaruhi penilaian subyektifnya.

Dan lagi, manusia tidak ada yang sempurna. Yun Shu memang punya masalahnya sendiri. Tapi dia juga punya banyak sisi cemerlang.

"Lalu menurutmu, setahun ke depan dia harus bagaimana?"

"Aku akan bertanggung jawab. Selama setahun ke depan, aku akan membantunya, membinanya, memastikan dia akan menyelesaikan ujiannya tahun depan. Pada saat bersamaan, akan kupastikan tidak akan ada seorang pun yang berani mengatainya bodoh."

Yun Shu terharu. Bahkan Yun Lan tak bisa lagi berkata-kata... Hingga akhirnya dia memutuskan untuk pindah sekarang juga. Tapi dia sudah tidak marah, malah kagum karena Yun Shu bisa mendapatkan pacar seperti itu.

Menurutnya, kesenjangan antara Yun Shu dan Shi Nian sangat besar. Mungkin Yun Shu bisa sangat bahagia bersamanya... atau mungkin dia akan sangat terluka.

"Kak, tenang saja. Aku sudah tahu."

"Kurasa tidak. Jangan sembunyikan hubungan kalian dariku lagi. Dan juga, beritahu aku dulu sebelum membuat keputusan." Ujar Yun Lan sebelum akhirnya dia pergi.

Sudah hampir jam 8, Yun Shu bergegas ke TPA mencari 5.000 tapi malah mendapati Shi Nian sudah berada di sana, wajah dan bajunya kotor semua setelah mengobrak-abrik sampah mencari 5.000 tapi belum juga ketemu.

Yun Shu terharu melihat itu. Shi Nian benar-benar gigih, dia bahkan ingin terus mencari. Tapi Shi Nian dengan cepat menghentikannya dan mengajaknya pulang saja.

Shi Nian bertanya-tanya apakah Yun Shu akan membeli boneka kelinci yang baru? Tidak, biarpun 5.000 hilang, tapi Yun Shu tidak akan membeli yang baru.

"Aku sungguh tidak mengerti logikamu. Kau bisa menolak rumah, tapi tidak mau kehilangan sebuah boneka."

"Karena dalam hatiku, 5.000 lebih berharga daripada rumah."

"Apa standarmu dalam menilai harga?"

"Mungkin karena 5.000 sudah menemaniku sejak kecil, makanya aku punya perasaan terhadapnya."

"Jadi kau menolak tawaranku karena..."

"Pak Zhang, belakangan ini terjadi banyak hal. Makanya aku belum memikirkan harus membuat keputusan apa."

Shi Nian akhirnya tak mempermasalahkannya lebih lanjut. Tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba dia melihat seorang anak perempuan yang sedang main skuter sambil membawa 5.000.

Mereka berdua langsung berusaha membujuk anak itu untuk mengembalikan  boneka itu pada pemilik aslinya, tapi anak itu masa bodo dan menolak dengan keras kepala.

Shi Nian bahkan berusaha menukarnya  dengan uang dan tanaman yang dia bentuk jelek banget. Dan tentu saja anak itu jadi semakin menolak.

Tapi saat Shi Nian membujuk anak itu untuk memegang tanaman jeleknya dan uangnya, anak itu langsung menurut dengan polosnya. Dan Shi Nian akhirnya berhasil mengambil alih boneka itu lalu kabuuuuuurrrr.

Sampai depan rumah, Shi Nian akhirnya menyodorkan boneka itu pada Yun Shu. Tapi tak sengaja dia menekan bagian lengannya dan tiba-tiba saja terdengar suara rekaman suara Ayah yang berkata. "Yun Shu tersenyumlah, Yun Shu tersenyumlah."

"Apa itu?" Tanya Shi Nian.

"Ini kalimat terakhir ayah untukku. Hanya saja sekarang dia sudah tiada. Terima kasih sudah mengembalikan kalimat ini padaku."

Shi Nian akhirnya mengerti kenapa boneka itu begitu berharga bagi Yun Shu. Perhitungannya yang sebelumnya memang salah. Dia pikir bahwa apa yang Yun Shu butuhkan adalah rumah dan yang dia butuhkan adalah teken kontrak dengan Yun Shu untuk memenuhi keinginan Kakek.

Dia mengira bahwa titik temu keinginan mereka adalah rumah. Tapi 5.000 membuatnya mengerti bahwa titik temu mereka sebenarnya tidak ada. Shi Nian akui dia terlalu terburu-buru dengan sarannya yang sebelumnya.

Tapi Yun Shu menyangkal. Mereka punya titik temu. "Perasaanku pada Kakek, sama seperti perasaanku pada ayahku. Terima kasih sudah bantu mengembalikan kenangan ku bersama ayahku."

Tapi Yun Shu penasraan, kenapa Shi Nian banyak membantunya? Kenapa Shi Nian sangat baik padanya? Shi Nian tiba-tiba menepuk kepalanya dan dengan manisnya menjawab.

"Karena kau pantas."

Mendengar itu, Yun Shu tiba-tiba membuat keputusan dan berkata. "Aku ingin membantu mewujudkan harapan Kakek bersamamu. Aku setuju untuk nikah kontrak denganmu."

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

2 Comments

  1. Lanjut... Semangat🔛🔥

    ReplyDelete
  2. Semoga cepat teratasi masalahnya ya... Semangat🔛🔥

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam