Sinopsis Perfect and Casual Episode 5 - 1

Yun Shu penasaran kenapa Shi Nian tiba-tiba mau berkompromi tentang pernikahan?

"Karena kurasa ucapan Kakek juga tidak salah. Dan jika kita menikah, kau bisa mendapatkan kebutuhanmu dan menyelesaikan semua masalah yang kita hadapi."


"Pak Zhang, aku agak bingung. Kenapa ajakan menikahmu ini terasa seperti kerja sama bisnis?"

Betul sekali. Dia mengajak Yun Shu menikah bukan dalam arti menikah betulan sesuai tradisi, melainkan menikah kontrak.

Dia langsung menulis teori di papan lalu menjabarkan segala alasan baik dari pihaknya maupun dari pihak Yun Shu tentang kenapa mereka harus menikah dan manfaat-manfaat yang akan mereka dapatkan dari pernikahan kontrak ini.

Yun Shu gampang kena tipu hingga menyebabkan uang orang tuanya dibawa lari sepupunya yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan dia sendiri harus memenuhi keinginan Kakek yang menginginkannya untuk menikahi Yun Shu.

Jadi jika Yun Shu menikah dengannya, maka dia akan memberikan rumah ini untuk Yun Shu. Jika Yun Shu setuju, maka dia akan menyiapkan surat kontrak mereka.

Tapi Yun Shu menolak dengan kecewa. Shi Nian bingung kenapa, apa ada masalah dengan analisisnya barusan?

"Pak Zhang, aku bahkan belum bicara tentang cinta tapi anda ingin mengontrakku karena rumah. Bukan ini yang kuinginkan."

Tapi jangan khawatir, Yun Shu janji akan selalu menemani Kakek. Shi Nian tampak agak kecewa mendengarnya. Tapi baiklah, dia akan menghormati keputusannya. Bagaimanapun, Yun Shu memang berhak untuk menolak. Dia mengerti.

Saat Yun Shu menceritakan masalah ini pada kedua temannya, Lin Nuo refleks berseru heboh sampai Yun Shu harus menegurnya, takut orang lain akan mendengar mereka.

Lin Nuo jelas tidak setuju dengan cara Shi Nian itu. Jelas itu menunjukkan kalau Shi Nian tidak tulus pada Yun Shu. Menikah tanpa ketulusan, itu adalah sebuah hubungan yang tidak bisa diandalkan.

Tapi Zhi Yi tidak sependapat. Pak Zhang itu sangat baik pada Yun Shu, dia bahkan mau mengembalikan rumah itu pada Yun Shu. Zhi Yi sudah berkali-kali jatuh cinta, tapi belum pernah ada pria yang sebaik itu padanya.

Lin Nuo ngotot tak setuju dan jadilah kedua mantan itu ribut saling berdebat dengan heboh sampai Yun Shu harus buru-buru melerai mereka.

Tepat saat itu juga, Yun Shu ditelepon agen real estate yang mengabarkan bahwa mereka sudah menemukan rumah yang sesuai keinginan Yun Shu. Dia memang ingin pindah secepatnya, apalagi dalam situasi seperti sekarang ini.

Sementara Yun Shu melihat kamar sewaannya yang sangat kecil, Shi Nian sedang menemani Kakek jalan-jalan di taman rumah sakit. 

Tapi Kakek penasaran kenapa Yun Shu tidak menjenguknya belakangan ini. Ajaklah Yun Shu kemari kalau Yun Shu sedang tidak sibuk.

Shi Nian canggung beralasan bahwa Yun Shu sedang ada urusannya sendiri. Kakek tak percaya, urusan apa? Ujung-ujungnya Kakek jadi mengomeli dan mengkritiki Shi Nian yang terlalu dingin dan cuek dengan kehidupan orang lain. Orang seperti Shi Nian tidak akan bisa dewasa meski dia sudah menikah.

"Tuan Zhang, tidak perlu mencemaskan masalah ini."

"Bagaimana aku tidak cemas? Kau kurang pengalaman soal ini. Belajarlah padaku baik-baik. Apa kau tahu bagaimana dulu aku memikat nenekmu?"

"Kakek, aku tidak terlalu tertarik."

"Dasar muka dua. Kau itu kurang sesuatu sekarang." Ujar Kakek lalu membisiki Shi Nian sesuatu yang membuat Shi Nian tercengang.

Shi Nian pulang bertepatan dengan Yun Shu yang sudah siap pindah dan langsung pamit. Dia punya hadiah untuk Shi Nian, sudah dia letakkan di dalam.

Padahal Shi Nian juga sebenarnya sudah membelikan sesuatu untuk Yun Shu dan tepat saat itu juga, seorang kurir datang membawakan sebuah kasur. Dia hanya ingin Yun Shu tidur dengan nyaman, tapi yah sudahlah, bisa dikembalikan kok.

"Aku hargai niat baik bapak. Terima kasih atas perhatian bapak kali ini. Aku pamit."

Shi Nian ikut keluar mengantarkannya. Yun Shu sekali lagi berterima kasih padanya, mereka akan bertemu lagi dalam sidang tesisnya tahun depan. Tak lupa dia juga mengembalikan kartu akses apartemen ini pada Shi Nian. Yun Shu pun pergi.

Tapi baru juga beberapa langkah, dia mendadak kembali dengan panik... gara-gara Yun Lan yang mendadak pulang tanpa pemberitahuan. Dan jelas saja dia langsung penasaran dengan pria yang bersama Yun Shu itu.

Shi Nian baru mau memperkenalkan dirinya sendiri, tapi Yun Shu buru-buru menyela dan langsung sok mesra menggandeng lengannya dan memperkenalkannya sebagai pacarnya sambil diam-diam memberinya isyarat untuk bekerja sama dengannya.

Untungnya Shi Nian memahami isyaratnya dan bersedia bekerja sama dengan membenarkan klaimnya Yun Shu bahwa dia adalah pacarnya Yun Shu. Yun Lan tak percaya begitu saja, sejak kapan Yun Shu punya pacar?

"2 bulan."

"Lalu apa isi koper itu? Kalian berpisah?"

Yun Shu menyangkal dan mengklaim kalau koper ini cuma sampah. Dia bahkan nekat mendorong koper itu ke tong sampah. Yun Lan tampak jelas masih curiga. Maka Shi Nian pun cepat-cepat mengalihkan perhatian Yun Lan dengan mengajaknya masuk rumah. Sebaiknya mereka bicara di dalam.

Saat Yun Lan melihat jadwal yang tertempel di pintu kamar mandi, Yun Shu beralasan bahwa itu adalah jadwal kesehatannya. Maksudnya dia harus bangun antara jam 7-8 dan tidur malam antara jam 8-9 biar sehat gitu.

Begitu Yun Lan masuk toilet, Yun Shu langsung memanfaatkan kesempatan untuk minta bantuan Shi Nian untuk pura-pura jadi pacarnya. Riwayatnya bisa tamat kalau kakaknya tahu rumah ini bukan rumahnya.

Shi Nian setuju untuk membantunya dan jadilah mereka harus melepas semua selotip pembatas yang ada di meja-meja. Tapi Shi Nian malah lambat banget cuma gara-gara dia tidak mau meninggalkan bekas selotip di mejanya.

Parahnya lagi, surat kontraknya Shi Nian ditaruh sembarangan di sofa dan Yun Lan sudah keluar dari kamar mandi. Untungnya perhatiannya masih tertuju ke jadwal yang ada di pintu itu.

Yun Shu buru-buru melipat surat kontrak itu dan berbalik bersamaan dengan Shi Nian yang baru bangkit dan jadilah mereka bertubrukan dalam posisi yang kelihatan mesra.

Yun Lan jadi canggung mengira kalau mereka lagi bermesraan padahal Yun Shu diam-diam sedang memasukkan surat kontrak itu ke dalam jasnya Shi Nian dan berbisik mengucap terima kasih atas bantuan Shi Nian hari ini.

Yun Lan langsung berdehem canggung untuk menarik perhatian mereka lalu memaksa Yun Shu untuk masuk kamar agar dia bisa menanyai pacarnya Yun Shu ini. Dan tak ada yang bisa Yun Shu lakukan selain menurut.

Jadilah Yun Lan memperlakukan Shi Nian seolah dia adalah tamu sebelum kemudian mulai bersikap bak mertua yang menginterogasi calon menantunya dengan menanyakan segala hal tentang Shi Nian dan hubungan mereka.

Setelah itu dia juga menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sama pada Yun Shu secara terpisah. Untungnya jawaban mereka seragam dan kompak walaupun semuanya dijawab secara spontan.

Saat ditanya tentang awal hubungan mereka, mereka sama-sama mengaku bahwa awal hubungan mereka adalah karena rumah ini. Yun Shu mengklaim bahwa ini awalnya rumah Shi Nian dan dia membeli rumah ini dari Shi Nian.

Saat ditanya siapa di antara mereka yang duluan mengejar, mereka juga kompak menjawab Yun Shu duluan yang mengejar Shi Nian. Dia yang agresif menghadang Shi Nian di parkiran waktu itu.

Saat ditanya di mana mereka pertama kali bertemu, mereka kompak menjawab di kafe. Tapi Shi Nian dengan sengaja menambahkan sedikit sentuhan cerita biar terdengar romantis.

Dia mengklaim bahwa mereka saling terpana waktu itu. Dia banyak bicara pada Yun Shu tentang kopi. Tapi sebenarnya, dialah yang menyatakan cinta duluan pada Yun Shu.

"Aku bilang padanya bahwa aku ingin hubungan kami lebih maju." Ujar Shi Nian.

Yun Lan puas mendengar semua jawabannya. Belum sempat tanya lebih lanjut, Yun Lan tiba-tiba mendapat telepon penting dari kliennya yang mendesaknya untuk membuatkan laporan statistik untuk dipakai besok.

Yun Lan keberatan kalau harus secapat itu. Apalagi statistik bukan bidangnya. Mendengr itu, Shi Nian langsung menawarkan bantuannya. Dan jadilah kedua orang itu saling bekerja sama. Dan Shi Nian berhasil menyelesaikannya dalam waktu sangat singkat sampai Yun Lan melongo.

Yun Shu lalu menempatkan Yun Lan untuk tidur di ruang belajar. Dia sendiri akan tidur di kamar sebelah... sama Shi Nian. Pfft! Eh tapi jangan salah paham loh yah, mereka nggak pernah ngapa-ngapain. Shi Nian tidur di lantai kok.

Padahal begitu keluar kamar, Yun Shu langsung galau. Apalagi saat dia membuka kamarnya Shi Nian, dia malah mendapati Shi Nian lagi ganti baju yang membuatnya refleks menutup pintu lagi.

Yun Lan bingung melihatnya. Ada apa? Yun Shu mendadak sok imut mengklaim kalau dia kangen banget sama Yun Lan setelah sekian lama mereka berpisah, jadi bagaimana kalau malam ini mereka tidur bersama? Yun Lan menolak, dia tidak mau tidur di lantai.

Duh, galau deh! Terpaksalah Yun Shu harus masuk ke kamarnya Shi Nian biar Yun Lan tidak curiga. Tapi dengan imutnya dia menjaga pandangannya tetap ke tembok dan baru berani berbalik begitu yakin Shi Nian sudah selesai ganti baju.

Yun Shu minta maaf, tapi sepertinya malam ini mereka harus tidur sekamar. Dia akan tidur di lantai, dia tidak butuh selimut kok. Tapi Shi Nian tidak bisa membiarkannya tidur di lantai tanpa selimut dan akhirnya berinisiatif berbagi selimut dengan cara dia tidur di tepi ranjang dan Yun Shu tidur di lantai.

"Pak Zhang, terima kasih untuk hari ini. Bapak sudah banyak membantuku."

"Tidak masalah. Tapi saranku untuk situasimu saat ini, sebaiknya pertimbangkan dulu tawaranku yang sebelumnya. Itu bisa menyelesaikan semua masalahmu dengan sempurna."

Tapi Yun Shu keukeuh menolak... Lalu tiba-tiba saja dia beranjak bangkit dengan panik entah karena apa lalu bergegas keluar kamar.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

  1. Lanjut... Semangat🔛🔥 🥰🥰🥰

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam