Sinopsis Maiden Holmes Episode 28 - 1

Bei Ming jadi tambah galau memikirkan ucapan Pei Zhao. Berusaha bersabar, Pei Zhao tanya apakah Bei Ming ingin melihat ayah angkatnya itu terus terjerumus ke jalan yang salah selangkah demi selangkah?


"Jika kau bisa menghentikannya, membuatnya bertobat, bukankah itu lebih baik?"

"Apakah aku sungguh bisa melakukannya?"

Pei Zhao yakin dia bisa. Dengan begitu, Bei Ming tidak perlu lagi menghindari Ru Shuang dengan sengaja demi melindungi Ru Shuang dari ayah angkatnya itu. Bei Ming akhirnya setuju, lalu apa yang harus dia lakukan?

Ru Shuang dengan sengaja menyamar jadi pria untuk menemui Wen Wen di rumah bordil. Err... bukan cuma sekedar menemui sih, dia bahkan mengikat Wen Wen dan menyumpal mulutnya, dan mengancam akan menghancurkan wajah cantik Wen Wen dengan racun buatannya jika Wen Wen tidak mau menjawab semua pertanyaan yang akan diajukannya. Ketakutan, Wen Wen langsung saja menurut.

"Apa Xie Bei Ming sungguh-sungguh menyukaimu?"

Wen Wen dengan ragu-ragu mengangguk, tapi begitu Ru Shuang mengancam dengan racunnya, akhirnya Wen Wen dengan mantap menggeleng. Dan baru saat itulah Ru Shuang melepaskan sumpalan mulutnya.

"Apa sebenarnya hubunganmu dengan Xie Bei Ming."

"Tuan Muda Xie memberiku uang, menyuruhku menemaninya bersandiwara." Jujur Wen Wen.

Flashback.

Memang benar Bei Ming memberikan pemerah bibir itu padanya. Tapi Bei Ming bahkan menolak disentuh olehnya dan hanya memberinya sejumlah uang untuk menemaninya bersandiwara.

Dia menolak memberitahukan alasannya dan hanya mengajukan 3 syarat. Syarat pertama, Wen Wen tidak boleh memberitahu Ru Shuang tentang kesepakatan mereka.

Kedua, Wen Wen tidak boleh menyentuhnya karena di dalam hatinya hanya ada Ru Shuang, jadi Wen Wen jangan pernah sekalipun berpikir untuk menggodanya.

Ketiga, Wen Wen tidak boleh bersikap terlalu sombong di hadapan Ru Shuang. Kalau Ru Shuang sampai marah besar, maka tidak akan dia kasih sisa uangnya.

Wen Wen jelas heran mendengar semua itu. "Apa kau sungguh-sungguh ingin berpisah dengan Ru Shuang?"

"Itu... tidak perlu kau pikirkan. Kau tempelkan saja pemerah bibir ini di sini." Ujar Bei Ming sambil menyodorkan bajunya.

Tapi bahkan sebelum Wen Wen sempat melakukannya, Bei Ming mendadak berubah pikiran, lalu memakai pemerah bibir itu di bibirnya sendiri dan menempelkannya di bajunya.

Flashback end.

Wen Wen mengaku bahwa Bei Ming juga berjanji akan membantu menebusnya dari tempat ini jika sandiwara ini berhasil. Ru Shuang geli mendengarnya. Kalau begitu, mulai sekarang Wen Wen tidak boleh berhubungan sedikitpun dengan Bei Ming. Wen Wen tidak boleh menemaninya biarpun Bei Ming mencarinya.

Dia akan tetap menyuruh Bei Ming untuk memberikan uangnya dan tidak akan mempermasalahkan penebusan Wen Wen. Wen Wen langsung setuju dan berjanji akan menyuruh orang mengusir Bei Ming kalau Bei Ming datang lagi nanti.

Puas, Ru Shuang pun memberikan obatnya itu pada Wen Wen. Ini bukan racun kok, malah obat ini bisa membuat wajah Wen Wen jadi lebih mulus dan selembut kulit bayi. Tapi dia menolak melepaskan ikatan Wen Wen, itu hukuman karena Wen Wen berani menggandeng tangan Bei Ming.

Bei Ming menemui ayah angkatnya itu lagi dan jujur memberitahunya tentang kepergian Su Ci dan Pei Zhao ke Desa Nan Xun. Mereka sudah mengetahui pelaku yang menaruh racun di kain brokat Bailiang dan dalangnya adalah Pangeran Yun.

Pangeran Yun pura-pura tersinggung, mengklaim kalau dia sudah difitnah. Di mana orang yang memfitnahnya itu? Tapi kali ini Bei Ming sengaja berbohong mengklaim tak tahu. Pasti disembunyikan oleh Pangeran Qi.

Pangeran Yun kesal, si Pangeran Qi itu tidak mau jadi pangeran pengangguran dan terus saja menyudutkannya. Maka jangan salahkan dia jika dia ingin menyingkirkan Pangeran Qi.

Saat Bei Ming mencoba mencari tahu apa rencana Pangeran Yun selanjutnya, Pangeran Yun hanya menyuruhnya untuk kembali ke Pei Zhao dan segera laporkan padanya jika mereka melakukan pergerakan apapun.

Bei Ming pun pergi tanpa menyadari anak buahnya Pangeran Yun yang baru, yang ternyata Li Yu, menguping pembicaraan mereka sedari tadi. Li Yu usul agar mereka membunuh saksi itu.

Tapi Pangeran Yun sudah punya rencana lain. Sehebat apapun Pangeran Qi, tapi tetap saja dia masih terlalu muda. Pangeran Qi pikir akan bisa mengelahkannya dengan hanya menemukan saksi dan bukti, padahal sebenarnya dia sudah menyiapkan senjata rahasia yang sangat tajam dan bisa langsung membunuhnya.

"Orang yang di pengadilan istana itu sudah kulindungi sekian lama, sudah saatnya dia membalas budi padaku."

Bei Ming melapor ke Pei Zhao bahwa dia sudah melaksanakan tugasnya. Tapi masalah Ru Shuang, dia tetap pada keputusan awalnya untuk menjauhi Ru Shuang. Dia tidak boleh membiarkan Ru Shuang mengambil resiko bersamanya.

"Tapi pernahkah kau memikirkannya. Terkadang wanita lebih kuat daripada kita. Lihatlah Su. Sejak kecil, dia sudah mengalami musibah klannya dimusnahkan. Namun dia tetap kuat bertahan hidup. Bahkan menyamar jadi pria untuk masuk ke Biro Mingjing untuk menyelidiki kasus. Keteguhannya ini jauh lebih kuat daripada pria manapun."

Bei Ming akui bahwa Su Ci memang mengagumkan, tapi Ru Shuang beda. Pei Zhao menegaskan bahwa Ru Shuang juga sama. Dia seorang gadis, tapi berkelana di dunia luar sendirian. Pasti pernah bertemu dengan banyak bahaya, namun tetap bertindak sesuka hatinya, terus terang dan jujur.

"Jadi, jangan sembarangan membuat keputusan untuknya."

Tapi saat mereka tak sengaja bertemu di luar, Bei Ming masih saja berniat menghindari Ru Shuang. Tapi Ru Shuang tidak terima dicueki dan langsung menghadangnya dan menuntut apa alasan Bei Ming ingin berpisah dengannya. Hanya setelah dia tahu apa alasannya, dia akan melepaskan Bei Ming.

"Bukankah kau sudah melihatnya? Aku menyukai orang lain."

"Tidak masalah. Kau menyukai orang lain, aku menyukaimu."

"Aku dan Wen Wen akan segera menikah. Jangan mengganggu aku lagi."

Kesal, Ru Shuang lalu memakai pemerah bibirnya lalu mengecup paksa bibir Bei Ming. Dia sudah menyetempel Bei Ming, jadi sekarang Bei Ming adalah miliknya.

"Tidak boleh dilap. Bukankah kau sangat menyukai warna ini? Aku lupa memberitahumu. Sekotak pemerah bibir ini sudah kuracuni. Tanpa obat penawar dariku, warnanya tidak akan bisa hilang. Jika kau tidak takut malu, terus saja menggoda wanita lain. Pokoknya gadis seperti apapun yang kau cari, akan bisa kubereskan." Ancam Ru Shuang lalu pergi. Bei Ming bahagia.

Pei Zbao dipanggil menghadap Kaisar saat Pangeran Yun juga ada di sana. Hmm, sepertinya Pangeran Yun sudah memulai rencananya.

Kaisar mengingatkan Pei Zhao bahwa sebentar lagi adalah hari ulang tahun Ibu Suri. Dia dan Pangeran Yun sudah berdiskusi dan sepakat untuk menjadikan Pei Zhao sebagai pengurus utama jamuan ulang tahun Ibu Suri.

Pei Zhao terkejut mendengarnya dan berusaa menolaknya secara halus karena bagaimanapun dia sudah lama menganggur, sedangkan acara jamuan ini adalah acara besar, takutnya dia tidak akan sanggup mengurusnya.

"Ibu Suri sudah menganggap Pangeran Qi seperti anaknya sendiri, mana ada seorang ibu yang akan mencari-cari kesalahan putranya? Yan Zhi, jangan menolaknya lagi." Ujar Pangeran Yun.

Kaisar juga setuju. Dia percaya Pei Zhao pasti bisa mengurus acara jamuan ulang tahun Ibu Suri dengan baik. Tak bisa menolak lagi, Pei Zhao akhirnya menerima tugas itu. Pangeran Yun senang.

Kembali ke rumahnya, Pei Zhao tengah memandangi baju zirah dan pedangnya dengan sedih saat Xi Wen datang untuk melaporkan penyelidikannya bahwa Pangeran Yun memang benar-benar telah memulai aksinya.

"Kalau begitu, kita lawan dia dengan jebakannya sendiri." Perintah Pei Zhao.

Di Biro Mingjing. Para detektif berkumpul untuk melaporkan penyelidikan kasus masing-masing. Detektif Luo yang bertugas memeriksa kasus pembunuhan seorang pria, korban adalah si pria m~~~m yang dihajar sama Xi Wen kemarin. Tapi sejauh ini, Detektif Luo masih belum bisa memastikan identitas korban.

Detektif Luo melapor bahwa korban ditusuk dengan sebuah senjata tajam. Tidak ada jejak ceceran darah di sekitar korban, hanya ada bekas menyeret. Jadi bisa disimpulkan bahwa TKP yang sebenarnya, bukanlah di tempat jasad ditemukan.

Pada kuku dan wajah korban ada bekas alat rias. Kemungkinan korban pernah berdekatan dengan seorang wanita sebelum meninggal. Selain itu, dia juga menemukan sebuah gantungan giok di tubuh korban. Berdasarkan warna dan perkiraan harga, Detektif Luo yakin bahwa gantungan giok itu bukan milik korban.

Kepala Biro memerintahkan Detektif Luo untuk segera menyelidiki kasus itu secepatnya. Jamuan ulang tahun Ibu Suri akan segera tiba, tidak boleh ada kesalahan apapun dalam hal keamanan di dalam kota. Detektif Luo boleh meminta bantuan rekannya.

Ru Shuang yang sudah menunggu sedari tadi, langsung sumringah saat melihat Bei Ming pulang. Tapi Bei Ming malah mau menghindar, dia bahkan pakai cadar untuk menyembunyikan bekas pemerah bibirnya Ru Shuang yang katanya tidak bisa hilang warnanya itu.

Ru Shuang dengan cepat mencegahnya pergi lalu menyeretnya ke gazebo agar mereka bisa sarapan bersama. Tapi Bei Ming tidak nyaman dengan keadaannya dan langsung menuntut Ru Shuang untuk memberikan obat penawarnya.

Canggung, Ru Shuang menyuruh Bei Ming untuk melepaskan cadarnya dulu. Bei Ming menurutinya dan Ru Shuang sontak harus menahan tawa gelinya melihat bekas pemerah bibir itu masih nempel di sana.

"Kurasa cukup bagus."

"Ru Shuang, mana ada pria yang memakai pemerah bibir? Cepat berikan obat penawarnya padaku."

Pfft! Jelas-jelas Ru Shuang bohong, tapi Bei Ming polos banget mempercayai Ru Shuang. Maka Ru Shuang langsung menjawabnya dengan memakai pemerah bibir itu di bibirnya lalu menyodorkan bibirnya ke Bei Ming.

"Ini obat penawarnya, ambillah."

"Itu.. aku..." Bei Ming gugup.

"Tidak mau? Yah sudah."

"Aku mau! Aku mau!"

Bei Ming mengecupnya sekilas. Tapi Ru Shuang dengan cepat menangkup wajahnya lalu menciumnya mesra. Bei Ming pun akhirnya menyerah pada perasaannya dan balas menciumnya.

"Ingat baik-baik. Kau hanya boleh menyukaiku seorang. Orang lain, dilihat pun tidak boleh, dipikirkan pun tidak boleh."

Malu, Bei Ming pun langsung bergegas pergi.

Su Ci kembali ke toko kosmetiknya Song Yao dan langsung penasaran begitu melihat lehernya Song Yao yang tampak memerah. Dia kenapa?

Canggung, Song Yao mengklaim bahwa dia hanya alergi dan menggaruk lehernya terlalu kuat sampai terkelupas. Dia lalu cepat-cepat beralih topik mempromosikan bubuk pemerah bibirnya pada Su Ci.

Tapi Su Ci to the point memberitahunya tentang penemuan jasad di pinggiran ibu kota itu, nama korban adalah Tian Yong. Tangan Song Yao seketika membeku di udara, mengenali nama itu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments