Qing Mei dipanggil ke sana saat semua orang menangkap Nenek. Sekarang Nenek mengerti segalanya. Surat wasiat itu palsu untuk menipunya.
"Mengambil langkah yang salah karena terlalu peduli. Jika tidak seperti ini, mana mungkin kau beraksi."
Nenek terang-terangan mengaku kalau dia memang ingin membunuh Nona Kedua Xu agar seluruh harta Keluarga Xu jatuh ke tangan Qing Mei.
Su Ci tahu betul bukan cuma Nona Kedua Xu saja yang ingin dibunuh Nenek, karena Nenek juga membunuh Sun Bo. Qing Mei tak percaya. Saat Sun Bo, bukankah mereka sedang membawa Nenek ke penginapan?
"Jika aku tidak salah menebak. Nenek sudah membius Sun Bo sebelum pergi ke toko Keluarga Sun, hanya saja tidak langsung membunuhnya."
Karena terkena obat bius, Sun Bo pun tidak berdaya saat Nenek membungkus seluruh kepalanya dengan kain putih. Tapi itu tidak akan membuatnya langsung mati kehabisan napas.
Nenek sengaja membaringkannya di bawah tiang penjemur kain basah, lalu menaruh kain basah di atasnya agar air terus menetes ke kepalanya, membuat ikatan kain putihnya semakin mengetat sehingga Sun Bo semakin sulit bernapas sehingga membuat Sun Bo semakin panik dan pada akhirnya dia terguling ke kolam air lalu mati tenggelam. Itulah mengapa di atas meja tampak ada bekas menyeret tubuh.
Dan Nenek sama sekali tidak ragu untuk mengakuinya. Dia tidak terima, berani-beraninya Sun Bo mendambakan Qing Mei. Dia harus membunuh orang itu agar dia bisa tenang.
Tapi Su Ci juga tahu kalau Nenek juga membunuh Tuan Xu. Nenek meletakkan 8 koin tembaga, tujuannya adalah untuk menakut-nakuti Tuan dan Nyonya Xu, dan membalaskan dendam Nyonya Besar Xu.
Nenek tak ragu sedikitpun untuk mengakuinya. Tuan Xu yang kejam dan tak berperasaan itu, dengan seenaknya menghabiskan uang dari bisnis yang diperjuangkan Nyonya Besar selama bertahun-tahun. Dia sama sekali tidak berkontribusi apapun, malah semakin menjadi-jadi dan mengabaikan Nyonya Besar. Orang itu layak mati.
"Kau juga membunuh He Da." Tuduh Su Ci.
Qing Mei tak percaya. Saat He Da mati, Nenek selalu ada bersamanya. Tapi Su Ci berkata bahwa kematian He Da bukan pada tanggal 10 bulan 9, melainkan satu hari sebelumnya, yaitu tanggal 9 bulan 9.
Qing Mei ngotot tak mempercayainya karena pada tanggal tersebut, He Da mengurung diri di ruang ulat sutra dan menulis catatan tentang hibernasi ketiga. Mana mungkin catatan ketiga itu dipalsukan?
"Catatan dari He Da tentang hibernasi ketiga adalah bukti nenek tidak ada di tempat kejadian, tapi juga merupakan satu-satunya celah."
Semua ulat sutra di Nan Xun memiliki waktu hibernasi yang sama. Namun hanya ulat sutra di Keluarga Xu yang belum berhibernasi, sedangkan semua ulat sutra di seluruh desa sudah memasuki hibernasi keempat.
Setiap tahun He Da akan mengurung diri di dalam ruang ulat sutra lalu keluar saat hibernasi keempat dimulai. Dia membuat catatan saat ulat sutra dalam masa hibernasi ketiga, makanya semua orang mengira bahwa hari itu adalah tanggal 10 bulan 9.
Namun pembunuhnya mengganti semua ulat sutra itu menjadi ulat sutra lima hibernasi yang waktu hibernasi ketiganya lebih cepat satu hari. Jadi intinya, He Da sendiri yang menulis catatan yang bisa membuktikan si pelaku tidak ada di tempat kejadian.
He Da sudah dibius saat dia membuat catatan itu dan langsung pingsan setelahnya. Setelah menutup seluruh kepalanya dengan kain, si pelaku menggunakan arang untuk meningkatkan suhu ruangan dan menutup semua jendela dan pintu dengan rapat sehingga petugas otopsi tidak bisa memastikan waktu kematiannya. Begitulah bagaimana Nenek memiliki bukti tidak ada di tempat kejadian pada tanggal 10 bulan 9.
Ru Shuang langsung bisa menyimpulkan bahwa Nenek-lah yang membakar patung Dewi Bunga Sutra. Su Ci membenarkan. Dia menemukan lilin yang belum habis terbakar pada alas patung Dewi Bunga Sutra.
Nenek menggunakan gumpalan lilin untuk membungkus fosfor putih lalu meletakkannya di bawah patung yang berbahan kertas itu. Karena waktu itu cuacanya sedang sangat panas, jadi lilinnya meleleh dengan cepat sehingga membuat fosfor putihnya terbakar dengan sendirinya.
"Nenek, kenapa kau membunuh He Da?"
Nenek mengklaim itu karena He Da mau pindah ke toko Keluarga Sun. Nenek tidak terima karena He Da mau membawa ketrampilan yang dia dapatkan dari Nyonya Besar Xu ke tempat lain.
Tapi Su Ci tak percaya. "Alasanmu membunuh He Da sepertinya tidak sesederhana itu."
"Aku tidak mengerti apa maksudmu."
"Kau jelas-jelas datang ke rumah Keluarga Xu tujuh tahun yang lalu, kenapa kau berbohong padaku dan mengatakan 10 tahun yang lalu?"
"Itu sudah lama berlalu, aku sudah tidak ingat."
"Namun 7 tahun yang lalu, Nyonya Besar Keluarga Xu berhasil menenun sebuah kain brokat yang sangat langka. Semua orang di desa mengingatnya. Mengapa hanya kau yang tidak ingat?"
Su Ci yakin kalau Nenek pastilah tidak ingin ada orang yang tahu bahwa ketrampilan yang didapatkan Nyonya Besar dalam teknik menenun, sebenarnya beliau pelajari dari Nenek. Ketrampilan menenun kain brokat Bailiang yang diketahui semua orang pada saat itu.
Nenek tercengang mendengarnya. "Siapa sebenarnya kau?"
Qing Mei semakin bingung mendengarkan percakapan mereka. "Apa sebenarnya yang sedang kalian bicarakan?"
"Orang yang paling kau andalkan ini, sepertinya adalah orang yang membunuh mendiang Kaisar tujuh tahun yang lalu. Nenek, kau boleh tidak mengakuinya. Namun jika pemerintah daerah mengetahui bahwa Keluarga Xu menenun kain brokat Bailiang, menurutmu apa yang akan terjadi?"
Tak bisa menghindar lagi, Nenek akhirnya mengaku bahwa dialah pelayan istana yang menaruh racun pada kain brokat Bailiang itu. Setelah itu dia pura-pura mati dan melarikan diri dari istana, tapi ternyata orang-orang itu tetap menemukan jejaknya.
Dia diburu hingga nyawanya hampir melayang. Nyonya Besar Xu-lah yang menyelamatkannya dan menyembunyikannya di rumah Keluarga Xu. Setelah Nyonya Besar Xu tiada, dia dan Qing Mei hidup saling bergantungan pada satu sama lain.
Awalnya dia berpikir bahwa dia akan melalui sisa hidupnya seperti ini saja. Namun tak disangka, ternyata He Da mengetahui segala sesuatu tentangnya gara-gara dia pernah menguping percakapannya dengan Nyonya Besar.
Karena itulah dia membunuh He Da. Sebenarnya dia hanya ingin membunuh satu orang saja. Tapi saat tengah mencari Qing Mei, tak sengaja dia mendengar percakapan Su Ci dan Pei Zhao di jalan tentang pelayan istana yang dulu pura-pura mati dan menguasai teknik menenun kain brokat Bailiang.
Nenek takut identitasnya akan terbongkar jika mereka menyelidikinya dengan teliti. Makanya Nenek memutuskan untuk menyingkirkan sedikit masalah untuk Qing Mei agar tidak mengecewakan jasa Nyonya Besar yang telah menyelamatkannya.
"Jadi, dulu siapa yang sebenarnya menyuruhmu untuk membunuh mendiang Kaisar?!"
"Pangeran Yun. Pangeran Yun-lah yang menyuruhku menaruh racunnya di dalam air yang digunakan untuk mencuci pakaian."
Ru Shuang mengerti. Itulah yang menyebabkan tangan para pelayan Divisi Pencuci Pakaian menjadi merah dan bengkak. Benar-benar cara yang sungguh keji.
"Nenek, apa kau tahu? Dengan berbuat seperti itu, kau sudah mencelakai orang tuaku dan seluruh Klan Bailiang-ku! Apakah mereka juga pantas mati?!"
Nenek tercengang mendengarnya. Jadi Su Ci adalah anggota Klan Bailiang? Tapi, Nenek benar-benar tidak tahu keseluruhan rencana Pangeran Yun waktu itu.
Tiba-tiba saja Nenek muntah darah, dia minum racun. Dalam keadaan sekaratnya, Nenek hanya meminta mereka untuk menggantikannya menjaga Qing Mei sebelum kemudian menghembuskan napas terakhirnya.
Usai kejadian itu, Su Ci dan Pei Zhao termenung di tepi sungai. Akhirnya setelah mellaui berbagai rintangan, mereka menemukan pelaku yang menaruh racun di kain brokat Bailiang. Sayangnya...
Tapi Pei Zhao mengingatkan Su Ci untuk tidak perlu menyesali kematian Nenek. Bagaimanapun, Klan Bailiang difitnah dan mati secara tak adil. Kebenarannya pada akhirnya akan terungkap.
Tapi sekarang Nenek sudah mati dan tak ada saksi lain. Walaupun Nenek meninggalkan surat pengakuan dosa, tapi itu tidak cukup sebagai bukti. Bagaimana mereka bisa menunjuk Pangeran Yun agar dia mengakui kesalahannya?
"Bayar nyawa dengan nyawa." Ujar Pei Zhao emosi. "Jangan khawatir. Aku pasti akan menegakkan keadilan untuk semua orang yang difitnah."
"Kau jangan melakukan hal yang bodoh."
"Jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan diri sendiri masuk dalam bahaya. Bagaimanapun juga, sekarang aku memilikimu. Aku tidak tega membuatmu sakit hati."
Su Ci malu. "Siapa yang sakit hati? Tapi karena sudah bisa membuktikan bahwa Klan Bailiang tidak bersalah, aku sekarang punya hak untuk meminta sesuatu darimu."
"Kau mau minta apa?"
"Aku mau saling bahu-membahu bersamamu. Untuk membuat pelaku kejahatannya mengakui kesalahannya dan dihukum. menegakkan keadilan untuk semua orang yang mati dengan tidak adil."
Di penginapan, Fei Yuan mendapati Bei Ming cuma lagi leyeh-leyeh. Dia heran, kenapa belakangan ini Bei Ming sepertinya menghindari Ru Shuang? Bei Ming pura-pura menyangkal, tapi tentu saja Fei Yuan tak terpedaya.
"Kau itu anak kecil, tahu apa?"
"Kenapa aku tidak mengerti? Aku... aku setidaknya tahu bahwa jika ingin membuat seorang wanita tidak menyukaimu, cara paling bagus bukanlah menghindarinya."
Ucapannya sontak menarik perhatian Bei Ming yang langsung menuntut apa maksud Fei Yuan. Fei Yuan pun menjelaskan bahwa menurut buku, jika Bei Ming ingin membuat seorang wanita tidak menyukainya, cara yang paling bagus adalah menyukai wanita lain. Dengan begitu, Ru Shuang akan marah dan akan pergi meninggalkan Bei Ming. Hmm, itu ide bagus.
Tiba-tiba terdengar suara Ru Shuang yang berhasil meramu obat untuk mengatasi wabah penyakit. Tak lama kemudian, mereka melihat para pasien antri untuk mendapatkan obat mereka. Lega, mereka pun kembali ke ibu kota.
Bei Ming yang ingin putus sama Ru Shuang, akhirnya dengan terpaksa melaksanakan idenya Fei Yuan itu dengan cara bersenang-senang di rumah bordil lalu pulang dalam keadaan mabuk-mabukan.
Ru Shuang cuma mencemaskannya awalnya. Tapi tiba-tiba saja dia melihat bekas lipstik di bajunya Bei Ming, dan jelas saja Ru Shuang jadi kesal.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam