Sinopsis Maiden Holmes Episode 26 - 2

Pei Zhao jadi semakin curiga sama Tuan Xu, reaksi Tuan Xu tadi jelas adalah manifestasi dari rasa bersalah. Tapi Su Ci lebih tertarik dengan ucapan Nyonya Xu tadi.

Semua orang di desa beranggapan bahwa Dewi Bunga Sutra-lah yang membunuh orang-orang itu, tapi hanya Nyonya Xu yang beranggapan bahwa itu perbuatan hantu. Su Ci harus menanyakannya ke nenek.

Mereka pun bergegas kembali ke penginapan untuk menanyai nenek. Su Ci penasaran apakah nenek mengabdi pada Nyonya Besa Keluarga Xu sejak beliau kecil?

Nenek menyangkal, dia bertemu dengan Nyonya Besar beberapa tahun yang lalu. Nyonya Besar Xu mengasihaninya yang sudah tua dan tidak memiliki sandaran, makanya Nyonya Besar Xu mengajaknya tinggal di sisinya.

"Lalu apakah nenek tahu bagaimana Nyonya Besar Xu meninggal?" Tanya Su Ci.

Wajah Nenek seketika berubah penuh amarah dan dendam saat dia memberitahu mereka bahwa Nyonya Besar Xu dicelakai dua orang itu, Tuan Xu dan istrinya yang sekarang.

Wanita itu awalnya hanya seorang pelayan yang diselamatkan Nyonya Besar Xu. Sungguh tak disangka, hanya dalam waktu kurang dari setengah tahun, dia malah menjadi selirnya Tuan Xu. Bukan cuma bertindak semena-mena, dia bahkan meracuni Nyonya Besar Xu demi merebut posisi istri resmi Tuan Xu.

Saat Su Ci dan Pei Zhao menceritakan masalah ini yang lain, Ru Shuang yakin Keluarga Xu menyembunyikan sesuatu dari mereka. Su Ci yakin 8 koin tembaga yang ada di kedua kasus, ada hubungannya dengan mendiang Nyonya Besar Xu.

Tuan Xu dan istrinya merasa bersalah sehingga mereka salah mengira bahwa hantulah yang datang membunuh orang-orang itu. Mereka bisa memanfaatkan hal ini untuk menjebak mereka.

"Pendapatku kurang lebih sama denganmu. Hanya saja, mungkin ini terlalu beresiko."

Pei Zhao mengaku pernah melihat lukisan mendiang Nyonya Besar Xu, lalu membisiki mereka tentang rencananya. Tapi mereka harus merahasiakan rencana ini dari Nona Xu karena takutnya dia akan membuat kekacauan karena terlalu cemas.

"Siapa yang akan memainkan perannya?" Tanya Ru Shuang.

Su Ci langsung menawarkan diri. Tapi Ru Shuang tidak setuju. Si pembunuh sudah membunuh dua orang secara berturut-turut tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Itu artinya dia adalah orang yang ahli.

"Kurasa, peran ini harus dimainkan oleh orang yang ilmu bela dirinya paling tinggi di antara kita."
Dan yang dimaksud Ru Shuang adalah Bei Ming. Pfft! Tak lama kemudian saat Bei Ming sedang dandan di kamar, Su Ci dan Pei Zhao mempertanyakan penilaian Ru Shuang. Mereka tak yakin kalau Bei Ming bakalan bisa memainkan peran ini dengan baik.

"Apa kalian tidak menyadari kalau aku cuma sedang mempermainkannya? Siapa suruh dia belakangan ini selalu bertindak aneh." Ujar Ru Shuang.

Tak lama kemudian, Bei Ming keluar dengan dandanan hantu wanita yang kontan membuat semua orang harus menahan tawa melihatnya. Tiba-tiba Fei Yuan muncul dan sontak lari sambil jejeritan ketakutan mengira Bei Ming hantu beneran dan semua orang sontak ngakak.


Tak lama kemudian, Su Ci sudah berdandan menggantikan Bei Ming untuk berakting jadi hantu Nyonya Besar Xu. Dan Pei Zhao langsung terpesona melihat kecantikannya, tapi ada yang kurang, tambahkan pemerah bibirnya sedikit lagi.

Baiklah, Su Ci langsung mau menambahkan pemerah bibir. Tapi Pei Zhao tiba-tiba memaksa mau memakaikannya sendiri ke bibir Su Ci sambil ngegombal.

"Jika di dunia ini ada hantu wanita sepertimu, aku bersedia diganggu olehnya seumur hidup."

Su Ci tersipu malu mendengarnya. "Gombal. Genit."

Malam pun tiba, sekarang saatnya beraksi. Su Ci masuk ke kamar Tuan dan Nyonya Xu yang gelap dengan diiringi hembusan angin dan berjalan bagai terbang sambil memanggil-manggil nama Nyonya Xu yang jelas saja membuat Nyonya ketakutan, mengira hantu Nyonya Besar datang menghantuinya.

Nyonya Xu berusaha membangunkan Tuan Xu tapi malah tidak ada jawaban dari belakangnya. Malah saat dia menoleh ke belakang, dia malah mendapati Tuan Xu sudah mati dengan cara sama persis dengan kedua korban sebelumnya yang kontan saja membuat Nyonya Xu shock dan langsung pingsan.

Su Ci pun kaget dengan situasi tak disangka-sangka itu dan langsung memanggil yang lain. Sama seperti kedua korban sebelumnya, di tangan Tuan Xu ada 8 koin tembaga yang ditinggalkan pembunuhnya.

Saat Nyonya Xu terbangun tak lama kemudian, dia langsung teriak-teriak ketakutan, mengira dia bakalan dibunuh selanjutnya oleh hantu Nyonya Besar. Dia bahkan langsung berlutut dan memohon maaf pada arwah mendiang atas kesalahannya.

Putrinya dan para pelayan berdatangan dengan kebingungan saat Nyonya Xu mengaku bahwa hantunya Nyonya Besar datang untuk membalas dendam padanya. Dia tahu kalau hantu Nyonya Besar-lah yang membunuh para korban saat dia melihat kain putih dan koin tembaga itu.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan saat itu?" Tuntut Su Ci.

Flashback.

Dulu Nyonya Xu dengan manja mengeluhkan Nyonya Besar Xu pada Tuan Xu. Tuan Xu sendiri juga sebenarnya tidak senang dengan istri pertamanya itu karena istrinya itu memang lebih kaya darinya.

Tuan Xu tidak terima karena istrinya itu selalu menginjak-injaknya. Bahkan para warga desa pun beraanggapan bahwa dia hidup dengan mengandalkan harta keluarga istrinya biar bisa menjadi kaya.

Saat itulah Nyonya Xu langsung mengusulkan agar mereka meracuni Nyonya Besar saja. Dan Tuan Xu langsung setuju. Malah dia sendiri yang kemudian memberikan racun itu pada Nyonya Xu.

Flashback end.

Su Ci menyimpulkan bahwa di tangan He Da juga ada 8 koin tembaga, tapi sudah disingkirkan oleh Nyonya Xu. Nyonya Xu mengakuinya karena dia tidak mau ada seorangpun yang menghubungkan kasus ini dengan kematian Nyonya Besar.

Tapi biarpun kematian Nyonya Besar sudah mendapat titik terang, kasus ketiga korban yang sekarang belum jelas dan itu membuat Su Ci galau. Apalagi saat dia kembali ke ruang pemeliharaan ulat sutra milik Keluarga Xu.

Dia bingung karena berdasarkan informasi, tanggal 10 bulan 9 adalah masa hibernasi ketiga ulat sutra. Tapi ulat-ulat sutra milik Keluarga Xu itu belum ada yang ber-hibernasi.

Dia jadi melamun seharian memikirkan hal ini, bahkan saat sedang makan di kedai mie bersama Pei Zhao. Melihat kegalauannya, Pei Zhao menyarankannya untuk menanyakan masalah serikultur itu pada semua keluarga di desa ini saja. Semua keluarga di desa ini memelihara ulat sutra.

Kebetulan bos kedai mie datang mengantarkan pesanan mereka. Pei Zhao pun langsung menanyainya tentang peliharaan ulat sutra. Bos Mie mengaku bahwa ulat-ulat sutra peliharaannya sekarang sedang berhibernasi, sama seperti semua ulat sutra peliharaan keluarga-keluarga lain.

"Apakah sekarang masih ada ulat sutra yang belum berhibernasi?"

"Mana mungkin. Ulat sutra kami semuanya memiliki empat masa hibernasi. Waktu hibernasinya semua sama."

"Lalu bagaimana dengan ulat sutra lima hibernasi?"

"Sekarang belum ada orang yang memelihara ulat sutra lima hibernasi."

"Benar sutra dari ulat sutra lima hibernasi, apakah bisa menggantung delapan koin sekaligus?"

"Tentu saja."

Informasi itu membuat Su Ci jadi terus melamun sampai Pei Zhao harus menegurnya untuk makan dulu.

Tak lama kemudian, mereka bertemu dengan Qing Mei yang tengah melamun sedih di jembatan. Mereka penasaran apa rencana Qing Mei ke depannya.

"Aku tidak tahu. Tapi untungnya ada nenek yang menjagaku. Selama 7 tahun ini, Nenek selalu menjagaku dengan sangat teliti. Aku pasti akan memperlakukannya dengan baik, merawatnya hingga akhir hayatnya."

Tapi informasi tentang 7 tahun itu kontan menarik perhatian Su Ci. Qing Mei yakin tidak salah ingat? Qing Mei yakin tidak, dia ingat betul bahwa Nenek datang ke rumah Keluarga Xu 7 tahun yang lalu.

Dan pada tahun itu juga, ibunya mendapatkan berkat dari Dewi Bunga Sutra dalam kemampuan menenunnya sehingga bisnis Keluarga Xu mulai berjaya.

Nenek memanggil Qing Mei saat itu dan mengajaknya pulang. Qing Mei pun pergi. Ru Shuang dan yang lain benar-benar mengkhawatirkan Qing Mei yang lemah, takutnya dia akan ditindas jika tidak ada orang yang bisa menjaganya.

Hanya Su Ci seorang yang fokus mencurigai Nenek. Selama ini, hanya Nenek yang selalu berada di pihak yang berlawanan dengan Tuan dan Nyonya Xu, dan selalu melindungi Qing Mei. Dan juga...

"Dia tiba-tiba datang ke rumah Keluarga Xu 7 tahun yang lalu." Pungkas Pei Zhao memahami pikirannya.

Tak lama kemudian, mereka memberikan secarik surat yang mereka klaim sebagai surat wasiatnya Tuan Xu. Di dalam surat itu, Tuan Xu menyatakan bahwa dia mewariskan seluruh hartanya pada putri keduanya. Tuan Xu bahkan sudah membubuhkan cap jarinya.

Shock, Nenek jelas tidak terima dan langsung emosi hingga dia hampir saja mau merobek surat itu. Tapi Fei Yuan berkata bahwa surat wasiat itu ada salinannya yang sekarang sudah dikirim ke kantor pemerintah daerah untuk disahkan.

Jadi percuma saja jika dia merobek surat itu karena begitu pemerintah daerah mengesahkan surat wasiat itu, maka seluruh harta Keluarga Xu akan tetap menjadi milik Nona Kedua Keluarga Xu.

"Ini semua... ini semua seharusnya milik Qing Mei!" Nenek tidak terima dan langsung menyalahkan dirinya sendiri yang tidak berguna sehingga semua hartanya Qing Mei direbut oleh orang-orang itu.

Berusaha menenangkannya, Qing Mei berusaha meyakinkan Nenek bahwa dia sama sekali tidak mempermasalahkan harta warisan itu. Dia hanya ingin Nenek selalu ada di sisinya.

Tapi Nenek ngotot tidak mau terima. Jika Qing Mei sampai diusir, bagaimana dia harus mempertanggungjawabannya pada Nyonya Besar saat dia mati nanti.

"Nenek, jika ibuku masih ada, dia pasti juga tidak akan peduli dengan uang itu. Asalkan kau merawat tubuhmu dengan baik, itu lebih penting daripada memberikan uang padaku sebanyak apapun."

Tapi malam harinya, tiba-tiba ada orang yang hendak membunuh Nona Kedua Xu. Tapi aksinya dengan cepat dihentikan oleh Bei Ming cs yang memang sudah bersiap menunggunya. Pei Zhao langsung melepaskan cadarnya dan ternyata dia Nenek.

Epilog:

Nenek begitu lega dan bahagia saat akhirnya mereka mengantarkannya ke penginapan dan bertemu dengan Qing Mei. Apalagi saat Qing Mei memberinya bahwa Pei Zhao dan Su Ci-lah yang menyelamatkannya, Nenek begitu berterima kasih pada mereka hingga dia langsung berlutut di kaki mereka.

Pei Zhao penasaran kenapa Nenek mencari Qing Mei di toko Keluarga Sun? Nenek mengaku itu karena Sun Bo selalu mendambakan Qing Mei, makanya dia berpikir kalau Sun Bo menahan Qing Mei.

"Nona Xu, kau jangan melakukan hal bodoh lagi."

"Aku tidak akan melakukan hal bodoh lagi. Aku tidak akan meninggalkan nenek seorang diri lagi." Janji Qing Mei.

"Anak bodoh. Ada nenek. Nenek tidak akan emmbiarkan siapapun menindasmu."

"Di dunia ini selain ibu, hanya Nenek yang paling baik terhadapku. Sekarang nenek adalah satu-satunya keluargaku."

Su Ci lega mendengarnya dan memberitahu Pei Zhao untuk pergi ke toko Keluarga Sun lagi besok dan Nenek tampak jelas tertarik mendengar percakapan mereka itu.

Bersambung ke episode 27

Post a Comment

0 Comments