Sinopsis Maiden Holmes Episode 26 - 1

Su Ci terlalu bersemangat saat dia tanya apakah sebelum atau setelah Nyonya Xu mengurung diri, Nyonya Xu pernah bertemu orang baru. Dan jelas saja pertanyaannya itu mengherankan Tuan Xu.

Pei Zhao sampai harus buru-buru beralasan bahwa istrinya ini memang suka penasaran dengan segala hal. Dengan kehebatan teknik menenun mendiang istrinya itu, bukankah seharusnya bisnis mereka sangat laris? Tapi kenapa dia dengar bahwa bisnis Keluarga Su sudah tidak sebagus dulu?

Tuan Xu panik meyakinkan mereka untuk tidak mendengarkan omongan orang luar. Itu cuma karena beberapa hari yang lalu ada sedikit masalah saat upacara persembahan. Tidak ada apa-apa kok.

"Pantas saja aku merasa sial. Baru saja sampai di desa, gantungan giokku terbentur hingga pecah. Peramal nasib mengatakan bahwa di dalam basibku kekurangan sebuah giok, makanya aku terpaksa sembarangan membeli satu yang baru di desa ini." Ujar Pei Zhao sambil memperlihatkan gantungan giok barunya yang jelas saja membuat Tuan Xu tercengang mengenali gantungan giok yang dulu hendak dibelinya itu.

Cepat-cepat mengalihkan perhatian Tuan Xu kembali ke topik utama mereka, Pei Zhao mengklaim bahwa dia tidak akan mempermasalahkan harga asalkan kualitas dan keterampilan tukang Keluarga Xu bagus. Su Ci pun menuntut Tuan Xu untuk memperlihat teknik serikultur benang sutra mereka.

 
Tuan Xu dengan senang hati memperlihatkan ruang pemeliharaan ulat sutranya pada mereka dan sumbar tentang teknik serikultur keluarga mereka yang khas sehingga menghasilkan benang sutra yang berkualitas, lebih kokoh dan lentur. Dan tentu saja jika mereka membeli bisnisnya, teknik ini juga akan menjadi milik mereka.

Su Ci melihat sebuah buku catatan harian serikultur yang ditulis oleh He Da. Su Ci bertanya apakah He Da adalah pengurus ulat sutra terhebat mereka? Apakah jika mereka membeli bisnisnya, He Da juga akan ikut bos barunya?

Tuan Xu canggung saat dia harus mengakui bahwa He Da sudah meninggal. Su Ci langsung heboh, pura-pura ketakutan mendengar informasi itu. Pei Zhao pun langsung mempermasalahkan hal itu dengan alasan bisa rugi jika dia membeli bisnis mereka tanpa ketrampilan hebat pengurus ulat sutra yang lama.

Tuan Xu panik meyakinkan mereka bahwa ketrampilan pengurus ulat sutra  yang lain di tempat ini juga tak kalah hebat karena semuanya diajarkan oleh mendiang istrinya. Semua pengurus ulat sutra mereka bisa membuat benang sutra yang kuat menggantung delapan koin tembaga.

Tapi Pei Zhao tetap mempermasalahkan hal itu, apalagi orang terhebat dalam memelihara ulat sutra dan menenun kain brokat hanya mendiang Nyonya Xu yang sekarang sudah meninggal. Pei Zhao lalu bergegas pamit dengan alasan mau keliling desa dulu, nanti saja mereka berdiskusi lagi.


Ru Shuang sudah selesai meramu obat untuk Bei Ming, ini hanya untuk pencegahan biar Bei Ming tidak tertular, dia belum bisa menemukan obat untuk mengobati wabah penyakit ini.

Bei Ming meminum sampai habis, tapi rasanya pahit banget. Tapi keluhannya dengan cepat dibungkam sama Ru Shuang yang menjejalinya manisan buah.

Tapi saat Ru Shuang hendak menyeka mulutnya, Bei Ming sontak menolak dan bergegas menghindar dengan alasan mau membantu Fei Yuan. Ru Shuang jelas bingung melihat sikap Bei Ming yang belakangan ini sangat aneh.

"Apa mungkin... hatinya sudah berubah?"


Menilai reaksi Tuan Xu tadi, Su Ci dan Pei Zhao sepakat bahwa Tuan Xu sepertinya benar-benar tidak tahu bahwa kain brokatnya adalah kain brokat Bailiang. Sayangnya Nyonya Xu sudah meninggal, petunjuk mereka jadi terputus.

"Belum tentu. Setidaknya kita bisa yakin bahwa kain brokat dari Keluarga Xu dibuat dengan teknik menenun Kain Brokat Bailiang."

Setelah Klan Bailiang dimusnahkan, satu-satunya orang yang menguasai teknik menenun seperti itu lalu kebetulan muncul di sini tujuh tahun yang lalu hanyalah pelayan istana dari Divisi Pencuci Pakaian yang dulu pura-pura mati. Karena itulah, Pei Zhao ingi mereka menyelidiki berdasarkan petunjuk ini dulu, mungkin saja mereka bisa menemukan petunjuk lain.

Berhubungan keluarga paling kaya di desa ini adalah Keluarga Xu dan Keluarga Sun dan mereka tidak berhasil mendapatkan jawaban dari keluarga Xu, maka mereka pun memutuskan mendatangi toko kainnya Keluarga Sun untuk mendapatkan petunjuk yang mungkin berlawanan dari ucapan Tuan Xu.


Dengan pura-pura mau membeli kain sutra, Su Ci pun melihat-lihat kain yang mereka jual lalu membandingkan kualitasnya dengan kualitas kain Keluarga Xu.

Si pelayan toko langsung memberitahu mereka bahwa kualitas kain Keluarga Xu dulu memang bagus, namun beberapa tahun ini kualitasnya semakin memburuk.

Su Ci melihat ada benang sutra yang dipajang menggantung dengan koin-koin tembaga, maka Su Ci pun tanya berapa banyak koin tembaga yang bisa digantung dengan benang sutra mereka.

Si pelayan toko dengan bangga berkata bahwa benang sutra mereka bisa menggantung lima koin tembaga sekaligus tanpa putus. Ini yang terbaik.

Tapi Su Ci langsung membanding-bandingkannya dengan benang sutra Keluarga Xu yang katanya bisa menggantung 8 koi tembaga. Si pelayan toko menyangkal, satu-satunya orang di Keluarga Xu yang bisa menghasilkan benang sutra semacam itu hanya mendiang Nyonya Besar.

Tidak ada seorangpun yang bisa membuatnya setelah Nyonya Xu meninggal dunia. He Da cuma bisa membuat benang sutra yang bisa menggantung 6 koin tembaga.

Tuan mereka bahkan sudah membayar mahal untuk membuat He Da pindah ke toko mereka. Tapi sayangnya dia sudah mati. Jadi sekarang ini, hanya toko Keluarga Sun-lah yang kualitasnya nomor satu di desa ini.

Dia lalu mempromosikan sebuah kain berkualitas bagus pada mereka. Pei Zhao penasaran di mana tuan mereka? Si pelayan toko berkata bahwa tuannya belakangan ini selalu berada di ruang pewarna.


Tiba-tiba saja terdengar suara seorang nenek yang teriak-teriak melabrak Sun Bo, menuduh Sun Bo menculik nonanya. Si pelayan toko jadi kesal dan langsung keluar untuk mengusirnya dengan kasar.

Menyadari yang dicari nenek itu adalah Nona Xu, Pei Zhao dan Su Ci pun bergegas menyusul Nenek dan mengaku bahwa Nona Xu ada bersama mereka.

"Kalian siapa? Apakah Qing Mei kami baik-baik saja?" Cemas Nenek.

"Tenang saja. Nona Xu baik-baik saja."


Saat tengah mencari tanaman obat, Ru Shuang merasakan kehadiran Bei Ming yang diam-diam membuntutinya. Maka Ru Shuang pun dengan sengaja pura-pura terjatuh dan aktingnya sukses membuat Bei Ming keluar dari persembunyiannya saking cemasnya sama Ru Shuang padahal Ru Shuang tidak kenapa-kenapa.

"Sudah mengikuti sepanjang pagi, sekarang akhirnya kau keluar juga. Seorang pria sejati tapi bersembunyi. Semakin tidak berani dihadapi, semakin harus menghadapinya dengan benar. Xie Bei Ming, kalau kau sudah tidak menyukaiku lagi, langsung bilang saja. Tidak perlu terus menghindar! Sungguh tidak seperti pria sejati!"

Bei Ming sontak panik menyangkal dan cepat-cepat menggantikan Ru Shuang untuk mengangkat keranjangnya. Tapi dia juga tidak menjelaskan apapun dan langsung pergi.


Sekarang karena sudah ada nenek yang mengurus Nona Xu di penginapan, Su Ci dan Pei Zhao memutuskan untuk mendatangi Sun Bo di ruang pewarnaannya. Tapi baru juga tiba di sana, seorang pelayan tiba-tiba teriak-teriak dengan panik... karena menemukan jasad tuannya sudah mati mengambang di kolam air dalam keadaan kepala tertutup rapat, sama persis seperti kematian He Da.

Para pelayan itu jadi ketakutan, meyakini kalau ini adalah kutukan Dewi Bunga Sutra. Tapi Su Ci memperhatikan ada bercak air dan bekas menyeret di meja dekat kolam itu dan ada 8 koin tembaga tergeletak di sana.

Tadi pelayan toko bilang hanya mendiang Nyonya Xu yang bisa membuang benang sutra yang bisa menggantung 8 koin tembaga. Apakah ada orang yang ingin menyampaikan sesuatu?


Mengecek kondisi mayat, Su Ci mengonfirmasi bahwa korban mati kehabisan napas dan baru mati sekitar 2 jam yang lalu. Tapi, biarpun Sun Bo mati tenggelam, dia sempat berbaring di meja itu. Apa belakangan ini ada orang mencurigakan yang datang ke ruang pewarnaan ini?

Pelayan menyangkal, yang datang hanya para pelanggan biasa. Kalaupun ada yang mencurigakan, hanya seorang nenek gila yang teriak-teriak di luar, tapi nenek itu tidak masuk kemari.

"Apakah tuan kalian memiliki perselisihan dengan orang lain?"

"Tuan memang biasanya agak arogan. Namun yang bisa dikatakan memiliki perselihan dengannya, seharusnya hanya keluarga Xu."


Maka mereka pun kembali ke rumah Keluarga Xu yang menyambut mereka dengan senang hati, mengira mereka kembali untuk membicarakan kesepakatan harga. Kali ini istri kedua Tuan Xu juga turut menyambut mereka.

Pei Zhao mengklaim bahwa awalnya mereka tadi mau bertemu dengan Tuan Sun Bo untuk membicarakan tentang akusisi kebun ulat sutra mereka. Tapi sungguh tak disangka... ternyata Tuan Sun Bo sudah meninggal dunia. Tuan Xu dan Nyonya Xu sontak kaget, sepertinya mereka benar-benar tidak tahu menahu tentang itu.

Bahkan saat Pei Zhao memberitahu mereka tentang bagaimana Sun Bo mati dan 8 koin tembaga yang ditemukan di dekat mayatnya, Nyonya Xu sontak ketakutan dan berpikir bahwa itu pasti perbuatan hantu Nyonya Besar Xu.

Mendiang Nyonya Besar Xu pasti marah karena mereka mau menikahkan Qing Mei pada Sun Bo. Tapi Tuan Xu sontak menegur istrinya itu, takut tamu-tamu mereka mencurigai ucapannya.


Maka Su Ci dan Pei Zhao pun memutuskan mengakhiri akting dan mengonfrontasi Tuan Xu, sepertinya hal-hal yang terjadi di desa ini, tidak sesederhana yang Tuan Xu katakan.

Sun Bo ingin menguasai bisnis Keluarga Xu dan menekan mereka untuk menikahkan putrinya padanya, Tuan Xu juga pasti takut He Da akan pindah kerja pada Sun Bo. Makanya Tuan Xu menggunakan Dewi Bunga Sutra sebagai kedok untuk membunuh mereka berdua.

"Kau sembarangan memfitnah!" Tuan Xu tidak terima.

Nyonya Xu juga langsung menyangkal dan meyakinkan mereka bahwa suaminya tidak membunuh kedua orang itu. Itu perbuatan hantu, hantulah yang membunuh mereka.

Tuan Xu yang emosi, langsung membawa istrinya pergi dan memanggil para pelayan untuk mengusir kedua tamu mereka itu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments