Shen Jin sekarang menuntut Xiu Ming untuk menulis janji-janji yang dia ucapkan dalam puisi romantisnya tadi. Dia sungguh tidak menyangka kalau Xiu Ming ternyata pintar dalam sastra.
Xiu Ming dengan manja mencoba membujuk Shen Jin untuk tidur sekarang, soalnya sudah larut malam. Tapi Shen Jin masa bodo, dia belum ngantuk dan bersikeras memaksa Xiu Ming untuk menulis lagi.Xiu Ming sekarang adalah tawanannya, jadi Xiu Ming wajib menuruti perintahnya.
Baiklah, baiklah, Xiu Ming pun menurut dan menyelesaikan tulisannya. Setelah itu, Shen Jin menyuruhnya untuk melengkapi tulisan itu dengan cap jempol mereka berdua yang membentuk simbol heart.
"Lalu, istriku, apa yang ingin kau lakukan dengan tawananmu ini?" Goda Xiu Ming.
"Katakan padaku, kau ingin aku menangkap tubuhmu atau hatimu?"
"Kedua-duanya." Goda Xiu Ming sebelum kemudian dia mencium pengantinnya dan membawanya ke ranjang pengantin mereka.
Keesokan harinya, Shen Jin mengantarkan suami tercinta yang hendak berangkat kembali ke barak dan mengingatkan suaminya untuk tidak pulang terlalu malam.
"Istriku tenang saja. Bersenang-senanglah di rumah. Aku akan pulang nanti malam."
Xiu Ming pun pergi. Para pelayan berdatangan saat itu dengan membawakan sup kesuburan lagi, dan Shen Jin langsung meminumnya dengan senang hati. Xiao Cong bahkan semangat banget mau menyiapkan barang-barang keperluan bayi sekarang juga.
Sementara para wanita bersantai, para pria di barak justru sedang gelisah gara-gara mendapat informasi dari Kaisar yang mengirim Putri Ke-9 ke kediamannya Xiu Ming, dan dia akan tiba kemari besok.
Xiao Su khawatir. Xiu Ming dan Shen Jin baru saja menikah, tapi sekarang malah akan kedatangan Putri. Jangan-jangan Kaisar berniat menjodohkan Xiu Ming dengan Putri ke-9? Jika itu benar, Shen Jin tidak akan mungkin bisa menerima wanita lain tinggal di rumah setiap hari.
"Aku tidak akan mrmbiarkan Shen Jin mengalami penderitaan itu. Aku bisa menangani ini. Jin'er gampang marah, jadi sebaiknya kita rahasiakan masalah ini."
Di rumah, Shen Jin mondar-mandir gelisah menunggu Xiu Ming yang masih belum pulang. Tapi dia menyangkal saat Rou Rou menggodainya, mengklaim kalau dia tahu dan mengerti bahwa suaminya sedang sangat sibuk.
"Iya deh. Jenderal sedang sibuk di barak, jadi hati Nyonya juga terbang ke sana."
"Jangan menertawaiku. Bukankah hatimu juga terbang ke Su Su?"
"Tidak. Hati Su Su-lah yang terbang ke aku."
"Ah sudahlah. Kita semua memang sedang jatuh cinta. Tapi sebaiknya jangan ganggu urusan mereka."
"Baik. Aku akan menyiapkan makan malam. Sedangkan Nyonya dan Jenderal bisa lanjut menjadi pasangan romantis saat dia kembali."
"Rou Rou, sekarang mulutmu jadi tambah pintar kayak Qing Qiu. Jangan menggodaku."
"Aku tidak perlu menghina Nyonya. Aku bisa membacanya di wajah Nyonya."
"Apa yang ada di wajahku?"
"Mendambakan cinta asmara." Goda Rou Rou lalu kabuuuurrr.
Malam harinya, hanya Xiao Su yang pulang dan memberitahu Rou Rou bahwa Jenderal tidak bisa pulang karena masih sibuk.
Tapi... ada lagi uang ingin dia beritahukan pada Rou Rou. Tapi Rou Rou tidak boleh memberitahu siapa-siapa, termasuk Shen Jin. Rou Rou langsung mengiyakannya.
"Kaisar memerintahkan Putri ke-9 untuk tinggal di sini."
"Kenapa beliau melakukan itu?"
"Aku tidak tahu. Jenderal bilang kalau dia bisa menanganinya. Tapi Tuan Jin gampang emosi, jadi kau jangan beritahu dia. Pokoknya jangan!"
Rou Rou mengiyakannya dengan mantap... tapi yah... ujung-ujungnya dia kasih tahu juga nyonya-nya. Rou Rou yakin banget kalau Jenderal tidak pulang karena terlalu merasa bersalah pada Shen Jin.
Coba pikir. Kaisar memerintahkan Putri untuk tinggal di sini. Itu artinya Kaisar ingin membangun hubungan antara Jenderal dengan Putri. Bagaimana jika mereka jadi sangat dekat setelah tinggal satu atap, lalu Putri akan memintah Kaisar untuk menikahkan mereka? Shen Jin tidak akan bisa mengalahkan putrinya Kaisar.
"Itu tidak mungkin. Aku percaya Jenderal setia padaku setelah masalah Putri Suku Elang."
"Kalau begitu, mintalah Jenderal untuk menolak Putri ke-9."
Itu tidak mungkin, apalagi Putri kemari atas perintah Kaisar. Rou Rou yakin kalau Kaisar pasti sengaja mengirimkan putrinya kemari untuk merusak kebahagiaan Shen Jin dan Xiu Ming. Tapi jangan khawatir. Rou Rou yakin kalau Jenderal pasti bisa menanganinya.
"Tapi dia sibuk, sementara Putri harus tinggal di sini. Aku tidak boleh cuma duduk diam dan menunggu."
"Nyonya punya ide buruk apa lagi kali ini?"
"Setelah masalah tentang Putri Suku Elang, aku yakin akan lebih mudah menangani Putri ke-9."
"Apa rencana Nyonya?"
"Mengenal diri sendiri dan mengenal musuh kita akan membawa kita pada kemenangan. Ayo kita temui Putri ke-9."
Jadilah kedua orang itu mengintip dari kejauhan, melihat rombongan Putri ke-9 yang memutuskan untuk istirahat di tengah jalan."
Tapi alih-alih marah melihat calon saingannya, Shen Jin malah kesengsem sama kecantikan Putri ke-9. Rou Rou sampai harus menepuknya biar dia sadar. Bagaimana bisa dia malah terpesona sama Putri. Dia itu musuh, dia mau merebut Jenderal.
Shen Jin mendadak tak yakin. "Kita mungkin saja salah."
Tapi Rou Rou sangat yakin dan membujuk Shen Jin untuk bergerak sekarang juga mumpung ada kesempatan. Tapi Shen Jin jelas tidak bisa bergerak sekarang karena masih ada banyak orang di sekeliling Putri.
Kalau mereka nekat, bisa-bisa mereka akan dicincang sampai mati oleh para pengawalnya Putri. Sebaiknya mereka menunggu kesempatan saja.
Dan kesempatan itu akhirnya datang juga saat Putri memutuskan jalan-jalan di sekitar hutan sendirian. Shen Jin dan Rou Rou pun langsung mendatanginya dan to the point menyatakan maksud dan tujuannya dengan menceritakan kisah cintanya dengan Xiu Ming sejak awal sampai akhirnya mereka resmi menikah sekarang.
"Saya tidak tahu kenapa Putri datang kemari. Tapi saya dan Chu Xiu Ming saling mencintai. Tolong biarkan kami bersama."
Putri iri mendengar kisah cinta mereka. Mereka telah banyak melalui berbagai rintangan hingga akhirnya mereka bisa bersama. Sungguh tak disangka kalau dia akan bertemu dengan istri tercinta jenderal di tengah hutan seperti ini.
Tapi karena Shen Jin sudah menceritakan kisah cintanya, maka Putri juga akan menceritakan kisahnya. Tapi kisahnya beda dari kisah Shen Jin.
Dulu dia bertemu seorang pengawal istana bernama Su Chen yang menyelamatkannya saat dia terlempar dari ayunan yang putus. Mereka langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi sayangnya, mereka tidak bisa bersama karena perbedaan status mereka yang sangat jauh. Hubungan mereka membuat Su Chen ditangkap dan disiksa.
"Walaupun aku seorang putri raja, tapi aku tidak punya kebebasan. Yang kumiliki hanya derita dan belenggu tiada akhir. Orang-orang berpikir bahwa mereka bisa mendapatkan segalanya dengan kekayaan dan kekuasaan. Aku memiliki keduanya, tapi aku bahkan tidak bisa melihat kekasihku."
Shen Jin prihatin mendengarnya. "Apakah dia... mati?"
Tidak. Demi menyelamatkan Su Chen, Putri berlutut 3 hari berturut-turut di depan kediaman Kaisar... hingga akhirnya Kaisar mengampuni Su Chen. Tapi dia diasingkan. Sejak saat itu, Putri sangat merindukannya dan sering memimpikannya.
Prihatin, Shen Jin langsung menggenggam tangannya dan berusaha menghiburnya. Tapi Rou Rou masih saja bersikeras meyakini pikirannya sendiri dan meminta Putri untuk tidak mengganggu kehidupan rumah tangga Jenderal dan nyonya-nya. Shen Jin sampai harus menegurnya untuk jaga sopan santun.
"Aku tidak bisa menentukan hidupku sendiri. Dia pergi dengan membawa hatiku. Aku merindukannya sepanjang hari dan malam. Aku minum obat setiap hari dengan harapan bisa bertemu lagi dengannya selama aku masih hidup."
Putri mengaku bahwa Kaisar mengirimnya kemari dengan dua tujuan. pertama adalah agar dia bisa bersantai dan tujuan kedua adalah mengawasi kehidupan Jenderal dengan istrinya. Tapi rasanya menyakitkan setelah mendengar jenderal dan istrinya ternyata hidup bahagia.
"Jadi begitu. Putri, tolong jangan salah paham pada saya. Saya menceritakan kisah kami bukan untuk membuat anda merana."
Putri mengerti. Hanya saja, dia akan merasa semakin merana jika dia tinggal di kediaman mereka dan melihat kehidupan bahagia mereka. Karena itulah, Putri akan kembali ke ibu kota besok.
"Jangan! Walaupun saya tidak tahu apa niatan Kaisar, tapi lebih baik bagi Putri untuk bepergian. Tinggallah di sini tanpa ragu. Saya akan menemani dan membantu Putri menyembuhkan luka hati Putri."
"Hatiku sudah mati. Lupakan saja."
"Putri harus mengurus diri sendiri. Putri harus bertahan hidup dan sehat walafiat demi kekasih Putri. Suatu hari, mereka pasti akan bertemu."
"Akankah hari itu tiba?"
"Pasti! Kalian saling mencintai."
Bersambung ke episode 12
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam