Sinopsis The Blooms at Ruyi Pavilion Episode 3

Sembari mengawasi para prajurit latihan, Tabib Ge melapor pada Adipati Su bahwa para prajurit yang masuk kamp militer dengan niat hanya untuk bersenang-senang, sudah dikeluarkan.

Sementara mereka yang tetap tinggal, memang benar-benar punya niat untuk berdedikasi pada negara. Mereka bisa dididik dan dilatih dengan benar untuk memperbaiki citra pengawal istana.

Salah satunya yang masih bertahan adalah Bai Qi yang saat itu tengah menjalankan hukumannya dengan penuh semangat. Dia sebenarnya masih tidak terima dengan kekalahannya pada Adipati Su kemarin dan bertekad untuk berlatih keras agar bisa mengalahkan Adipati Su suatu hari nanti.

Terbiasa hidup bebas, Fu Rong jadi cepat bosan sama pekerjaan barunya. Tapi sikapnya langsung berubah total saat Tuan Ju Shui muncul, pura-pura seolah dia sedang melakukan pekerjaannya dengan rajin, bahkan memanfaatkan kesempatan untuk bisa keluar dengan alasan mau beli kertas untuk Tuan Ju Shui.

Padahal sebenarnya dia ikut kakaknya dan Qi Ce ke bukit barat. Niatnya cuma mau main dan makan-makan, tapi ternyata, Fu Xuan dan Qi Ce malah sibuk sendiri ngobrolin sastra sepanjang jalan dan mengabaikannya.

Fu Rong lama-lama jadi bosan hingga akhirnya dia memutuskan untuk balik ke Paviliun Ju Shui saja. Fu Xuan cemas dan tak ingin membiarkan Fu Rong balik sendirian, apalagi mereka tidak akrab dengan tempat ini. Tapi Fu Rong menolak dan ngotot mau balik sendiri, dan Qi Ce pun tampak jelas setuju. Tapi sebelum itu, Fu Rong meminta Fu Xuan untuk mampir ke Paviliun Ruyi nanti.

Kebetulan Adipati Su dan kedua anak buahnya lewat di sekitar bukit itu juga saat tiba-tiba saja mereka disergap sekawanan penjahat. Adipati Su bahkan hampir terbunuh kalau saja Bai Qi tidak mendadak muncul dan menyelamatkannya

Dengan bantuan Bai Qi, mereka pun berhasil mengalahkan para penjahat itu. Tepat saat itu juga, Adipati Su melihat orang mencurigakan lewat di kejauhan dan langsung pergi mengejarnya, sementara Bai Qi menemukan bendera kecil bertanda sebuah ordo dari salah satu penjahat itu.

Fu Rong sedang jalan sendirian saat tiba-tiba saja Adipati Su muncul dan langsung menyudutkannya ke pohon dengan curiga, mengira kalau Fu Rong-lah yang mengirim para pembunuh itu padahal Fu Rong tidak tahu apa-apa.

Tapi Fu Rong malah bersikap semakin mencurigakan saat dia berusaha melarikan diri darinya. Adipati Su sontak terbang mengejarnya... Tapi malah kena perangkap pemburu yang terang saja membuat Fu Rong geli.

"Adipati Su, ini benar-benar kesalahpahaman. Aku sedang mendaki bersama kakakku. Aku pergi sendiri setelah aku lelah. Tidak kusangka kalau kita akan bertemu lagi di sini. Aku juga tidak bermaksud menyinggungmu. Kau bisa tanya kakakku kalau kau tidak percaya. Dan juga Tuan Qi, dia juga saksinya."

Fu Rong punya usul, bagaimana kalau mereka buat kesepakatan? Setiap kali mereka bertemu, tidak pernah ada hal baik yang terjadi. Jadi lebih baik mereka akhiri permusuhan mereka dengan cara Adipati Su serahkan dalemannya padanya buat dia bakar.

Tapi Adipati Su malah menanggapinya dengan mengeluarkan pisau yang tersembunyi di kipasnya yang kontan saja membuat Fu Rong ketakutan dan langsung kabur.

Tapi saat dia tengah bersembunyi, tiba-tiba saja dia mendengar suara teriakan Adipati Su. Penasaran, Fu Rong memutuskan balik dan mendapati Adipati Su telah keluar dari perangkapnya... tapi masuk ke perangkap lain. Pfft!

Fu Rong geli, tapi ini benar-benar bukan ulahnya loh, jebakan ini dibuat oleh para pemburu yang biasanya berburu binatang di bukit ini. Tapi Adipati Su sama sekali tak mempercayainya dan langsung terbang dan mengeluarkan dirinya sendiri dari lubang itu.

Kaget, Fu Rong sontak lari ke sungai yang kebetulan ada seorang pendayung perahu di sana. Fu Rong langsung saja naik ke perahunya tanpa pikir panjang, sama sekali tak menyadari siapa si pendayung perahu itu.

Berusaha menangkap Fu Rong, Adipati Su menggunakan ilmu bela dirinya untuk melempar kerikil ke arah mereka. Tapi si pendayung perahu itu langsung cekatan menggunakan kemampuan bela dirinya juga untuk menangkis kerikil itu.

Dan baru saat mereka sudah berada di tengah sungai, si pendayung perahu membuka penyamarannya yang ternyata Tuan Ju Shui yang langsung menyindir kebohongan Fu Rong tadi.

Fu Rong kaget melihatnya. Tadi dia memang sengaja cari-cari alasan biar bisa keluar mendaki bukit bersama kakaknya, tapi malah bertemu dengan Adipati Su yang ngeyel menuduhnya mengirim pembunuh.

"Pasti ada kesalahpahaman." Duga Tuan Ju Shui. "Malah seharusnya kau adalah penyelamatnya. Seharusnya dia berterima kasih padamu."

"Betul, kan?! Mungkin beberapa orang memang terlahir tidak tahu terima kasih."

Tuan Ju Shui tidak setuju. Malah menurutnya Adipati Di itu seorang jenderal yang cemerlang. Jadi ini pasti karena Fu Rong kurang belajar. Jadi sebaiknya sebagai Fu Rong balik sekarang dan kerjakan pekerjaan rumahnya.

Saat Adipati Su pulang, kedua bawahannya datang melaporkan hasil penyelidikan mereka tentang keberadaan Fu Rong yang sekarang tinggal di Paviliun Ju Shui.

Di Paviliun Ruyi, Nona Liu melihat Qi Ce yang tiba-tiba melamar Fu Xuan. Dia terus saja nyerocos menyatakan cintanya dengan penuh percaya diri seolah Fu Xuan juga memiliki perasaan yang sama padanya padahal jelas-jelas Fu Xuan tak senang mendengar lamarannya. Qi Ce bahkan berkata akan segera mengirimkan perantara pernikahan untuk melamar Fu Xuan secara resmi pada kedua orang tuanya.

Parahnya lagi, saat perantara pernikahan datang menemui kedua orang tua Fu Xuan, mereka langsung setuju dan menerima lamaran Qi Ce tanpa ragu, bahkan tanpa mendiskusikannya dulu dengan Fu Xuan.

Fu Rong jelas kaget saat Fu Xuan datang mengabarkan masalah ini padanya. Apa Fu Xuan bahkan ingin menikah dengan Qi Ce? Apa Fu Xuan menyukainya? Apa Fu Xuan mengenalnya dengan baik?

Jawabannya jelas tidak. Tapi Fu Xuan tetap akan menuruti kehendak orang tua mereka. Masalah perasaan, yang penting suami-istri saling menghormati itu saja sudah cukup.

Fu Rong jadi tidak tenang memikirkan kakaknya dan langsung memutuskan untuk membayar kedua informannya untuk mengawasi Qi Ce.

Tapi berhubung dia tidak punya uang dan ayahnya juga tidak mengiriminya uang saku lagi, Fu Rong mendadak punya ide absurd untuk menjual sebuah batu besar dari Paviliun Ju Shui.

Dia yakin batu ini bakalan laku keras dan mahal karena batu ini berasal dari Paviliun Ju Shui. Penggemar beratnya Tuan Ju Shui pasti rela bayar mahal untuk batu ini.

Bahkan biar semakin meyakinkan, dia memberi tulisan nama Tuan Ju Shui di batu itu. Tulisannya jelek banget sebenarnya, tapi untungnya kedua informan percaya-percaya saja padanya dan mau menerima batu itu.

Adipati Su mendatangi Paviliun Ju Shui untuk mencari Fu Rong dan menemukannya dengan mudah. Dia sudah mau menyeretnya keluar saat Tuan Ju Shui mendadak muncul dan tanya kesalahan apa yang dilakukan asistennya itu sampai Adipati Su ingin menangkapnya.

Adipati Su berusaha menjelaskan kecurigaannya terhadap Fu Rong terkait insiden di Ulasan Yuedan. Tapi Tuan Ju Shui dengan tenang membela Fu Rong dengan mengingatkan Adipati Su bahwa Biro Investigasi Kriminal sudah menyelidiki tempat ini dengan seksama. Karena itulah, Tuan Ju Shui tidak terima dengan kecurigaan Adipati Su terhadap Asistennya dan dengan sopan mengusir Adipati Su. Tak ada yang bisa dia lakukan lagi, terpaksa Adipati Su mengalah dan pergi.

Tabib Ge melapor bahwa Bai Qi telah membantu mereka menyelidiki bendera itu. Kainnya terbuat dari bahan berkualitas tinggi yang diproduksi oleh pabrik kain Zhi Yun. Hanya orang kaya dan birokrat yang mampu membelinya.

Maka Adipati Su pun memerintahkan pengawalnya untuk menyelidiki pabrik kain itu. Si pengawal awalnya tidak mau karena pabrik kain itu biasanya hanya didatangi wanita.

Tapi pada akhirnya dia terpaksa melakukannya dengan menyamar jadi wanita, dan jelas saja dandanan anehnya menarik perhatian semua wanita di sana yang langsung cekikikan geli melihatnya.

Sementara dia mengalihkan perhatian penjaga toko, Tabib Ge diam-diam mendekati meja kerja penjaga toko untuk mencuri buku catatannya dan langsung pergi dengan mudah begitu dia berhasil mendapatkannya. Sayangnya si pengawal kurang beruntung, penyamarannya cepat ketahuan... dan langsung ditendang keluar oleh para penjaga toko.

Dari buku catatan itu, mereka mendapati ternyata pesanan paling besar selama satu terakhir di toko adalah dari Biro Investigasi Kriminal. Dan jelas saja mereka langsung mencurigai Biro Investasi Kriminal, mengingat Biro Investigasi Kriminal sendirilah yang mengajukan diri untuk menangani kasus jatuhnya balok kayu di Ulasan Yuedan.

Tabib Ge paling curiga dengan Qi Ce. Dia pernah menyelidiki Qi Ce dan mendapati Qi Ce mendapatkan jabatannya sekarang dengan cara yang mencurigakan karena awalnya dia hanya seorang pejabat rendahan.

Tapi setelah dia bertemu dengan Tuan Xindu - Zhang Yao Cheng dan berkontribusi besar padanya, Qi Ce langsung mendapatkan kenaikan jabatan khusus. Dan begitulah bagaimana sekarang dia menjadi jaksa Biro Investigasi Kriminal.

Menurut hasil penyelidikan salah satu informannya, Fu Rong mendapati Qi Ce ternyata suka mendatangi rumah bordil. Jelas saja dia tidak senang dan meragukan cinta Qi Ce pada Fu Xuan. Pria munafik semacam itu, sudah pasti tidak akan setia pada kakaknya.

Dia tidak boleh membiarkan kakaknya menikah dengan Qi Ce dan langsung memutuskan pulang saat itu juga untuk menemui kakaknya. Dia mengendap-endap keluar, mengira tak ada orang yang melihatnya, padahal pengawalnya Tuan Ju Shui melihatnya dari kejauhan.

Dia langsung melaporkan hal itu pada tuannya, tapi Tuan Ju Shui santai saja, malah menyuruh si pengawal untuk meletakkan tangga di pohon kurma merah yang berada di halaman belakang dengan alasan agar dia bisa menggunakannya untuk memangkas cabang pohon itu.

Begitu tiba di rumah, Fu Rong langsung to the point melarang Fu Xuan menikah dengan Qi Ce. Tuh cowok dilihat dari penampilannya saja sudah jelas kalau dia tidak akan menjadi suami yang baik, dia tidak akan memperlakukan Fu Xuan dengan baik.

Tapi Fu Xuan tidak menanggapinya dengan serius. Kedua orang tuanya juga sangat percaya pada Qi Ce mengingat keluarga mereka yang sudah bersahabat sedari dulu, mereka juga melihat sendiri bagaimana Qi Ce tumbuh.

Mereka yakin kalau Qi Ce bisa diandalkan dan memiliki masa depan yang cerah. Mereka juga percaya bahwa perasaan Qi Ce pada Fu Xuan tulus.

Fu Rong ngotot menyatakan ketidaksetujuannya. Mereka sama sekali tidak mengenal bagaimana Qi Ce yang sebenarnya dan mereka juga tidak tahu akan jadi suami bagaimana dia nanti. Intinya, Qi Ce itu bukan orang baik.

Tapi Ayah malah jadi marah padanya, menuduhnya bicara seperti itu hanya untuk mencemarkan nama orang lain. Kesal, Fu Rong akhirnya menyerah dan pergi. Tapi tentu saja dia tidak menyerah begitu saja dan berniat mau mencari bukti tentang Qi Ce.

Maka kemudian dia memutuskan menemui adiknya Qi Ce, Qi Zhu, untuk menanyakan apakah Qi Ce benar-benar menyukai kakaknya dan apakah Qi Ce akan memperlakukan Fu Xuan dengan baik. Dia jujur meragukan Qi Ce mengingat dia tidak terlalu mengenal Qi Ce.

Tapi Qi Zhu sangat yakin pada kakaknya dan meyakinkan Fu Rong tentang perjuangan kakaknya demi melamar Fu Xuan. Dia meyakinkan bahwa kakaknya adalah pria yang sangat baik dan pasti akan menjaga Fu Xuan dengan baik. Fu Rong sebenarnya masih ragu, tapi pada akhirnya diam saja.

Saat Fu Rong kembali ke Paviliun Ju Shui malam harinya, dia mendapati ada tangga di dekat pohon kurma merah dan semua lilin masih menyala tapi tidak tampak ada orang. Fu Rong dengan polosnya mengira kalau dia beruntung padahal Tuan Ju Shui dan pengawalnya sedang mengawasinya dari kejauhan.

Tapi saat Fu Rong hendak mengambil bakpao dari dapur saking laparnya, Tuan Ju Shui mendadak menampakkan dirinya dan menanyakan apa yang sedang Fu Rong lakukan di sini.

Fu Rong sontak menyembunyikan bakpao panas itu di belakang dan sambil berusaha menahan panasnya, dia berbohong kalau dia cuma mau ke kamar mandi tapi salah arah.

"Apa itu panas?" Sindir Tuan Ju Shui saat melihat Fu Rong mengernyit kesakitan.

Canggung, Fu Rong terpaksa mengembalikan bakpaonya dan berniat pergi, tapi Tuan Ju Shui dengan cepat menghentikannya.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

4 Comments

  1. Lanjut💞💞💞💞💞 semangat🔛🔥

    ReplyDelete
  2. Lanjut💞💞💞💞💞semangat🔛🔥

    ReplyDelete
  3. Lanjut donk..... Semangat🔛🔥 💕💕

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam