Sinopsis General's Lady Episode 14 - 1

Xiu Ming menanyakan tentang ramuan herbal itu, tapi si pemilik toko herbal itu juga tidak tahu apa-apa tentang ramuan itu.

Keluar dari toko, Xiu Ming tiba-tiba termenung sedih mengingat masa kecilnya yang dibesarkan dan disayang oleh bibinya. Bibi-lah yang dulu begitu yakin bahwa Xiu Ming nantinya akan menjadi seorang jenderal yang hebat karena sejak kecil Xiu Ming selalu bersemangat.

 

Bibi memberitahunya bahwa seorang pria harus baik pada sesama. Demi melindungi keluarganya sendiri, Xiu Ming harus menjadi kuat. Xiu Ming harus menggunakan kekuatannya untuk melindungi orang-orang yang tertindas.

 

Dulu, Bibi pernah memberinya kalung giok yang merupakan pemberian orang tuanya Bibi dan memberitahu Xiu Ming untuk memberikan kalung itu pada orang yang dia cintai kelak.

 

Sekarang, Xiu Ming janji pada dirinya sendiri untuk memenuhi janjinya pada Bibi untuk melindungi dan menjaga orang yang dia cintai, sekaligus mencari kebenaran untuk Bibi.

Di tempat lain, Xiu Yuan terus membuntuti Shen Jin dan Rou Rou yang berlarian kesana-kemari dengan gembira. Kedua wanita itu bahkan langsung ikutan makan daging panggang khas Suku Elang bersama para warga Suku Elang lainnya dan mengabaikan peringatan Xiu Yuan yang meragukan makanan itu.

 

Shen Jin mencoba membujuk Xiu Yuan untuk ikutan makan soalnya daging panggang ini enak banget, mereka bahkan berniat membeli beberapa bumbu khas Suku Elang buat dibawa pulang. Tapi Xiu Yuan ngotot menolak makan karena dia yakin banget kalau dia tidak mungkin cocok dengan makanan yang jelas-jelas kurang higienis itu. Shen Jin dan Rou Rou masa bodo dan santai saja menikmati daging panggang itu dengan lahap.

 

Usai makan, mereka lanjut mendatangi sebuah kedai minum. Tapi Xiu Yuan terus khawatir, soalnya kedai ini terlalu ramai dan menyarankan Shen Jin untuk pindah ke tempat lain saja.

 

Shen Jin tidak mengerti, memangnya apa masalahnya dengan banyak orang? Lagipula Xiu Ming kan menginstruksikan mereka untuk bertemu di kedai ini. Apa yang harus mereka lakukan kalau Xiu Ming tidak menemukan mereka di sini?

 

Baiklah kalau begitu, Xiu Yuan menyerah. Tapi Shen Jin harus janji tidak akan melakukan apapun yang akan menarik perhatian orang. Jangan khawatir, Shen Jin janji akan sangat berhati-hati.

 

Tapi tiba-tiba ada beberapa pria mabuk yang cari perkara dengan menggodai para wanita di meja sebelah. Shen Jin jelas tidak tahan melihat kejadian itu dan menyelamatkan para gadis itu dan menyiram muka si pemabuk. 

 

Si pemabuk sontak berbalik menarget Shen Jin sehingga Xiu Yuan harus bertindak cepat menyelamatkan Shen Jin dan menghajar para pemabuk itu. Tepat saat salah satu dari merek hendak menyerang Xiu Yuan dari belakang, seorang wanita baru masuk dan langsung menyelamatkan Xiu Yuan.


Tapi kemudian Xiu Yuan melihat wanita itu hendak diserang, Xiu Yuan refleks menariknya ke dalam pelukannya dan menyelamatkannya... Dan kedekatan mereka kontan membuat si wanita langsung terpesona pada Xiu Yuan. 

Tepat saat itu juga, seorang pria lain muncul, entah siapa dia, tapi sepertinya dia orang yang punya pengaruh karena seketika itu pula para pemabuk itu ketakutan dan langsung kabur. Xiu Ming baru datang saat itu dan jelas bingung melihat para pemabuk yang babak belur itu. Ada apa ini?


Shen Jin sontak mengadu padanya. Xiu Yuan baru ingat kalau dia masih memeluk wanita itu dan langsung melepaskannya sambil berterima kasih atas bantuan mereka berdua.

 

Pria itu bisa melihat kalau mereka bukan penduduk asli sini dan menyarankan mereka untuk tidak lagi ikut campur dalam masalah seperti tadi.

 

Xiu Yuan berterima kasih atas nasehatnya dan hampir saja memanggil Xiu Ming dengan sebutan 'Jenderal' seperti biasanya. Tapi dia berhasil menahan mulutnya tepat waktu, tak ingin mengungkapkan identitas Xiu Ming yang sebenarnya.

 

Dia menyarankan agar mereka pulang saja sekarang. Tapi Xiu Ming ingin menginap dulu soalnya urusannya belum selesai di sini lagipula sekarang sudah terlalu sore untuk pulang.

 

Xiu Ming sekali lagi berterima kasih atas bantuan mereka dan sebagai ungkapan terima kasih, dia mengajak mereka untuk makan malam bersama.

 

Si pria mau menolak awalnya. Tapi si wanita yang kesengsem sama Xiu Yuan langsung menyatakan ikut dengan senang hati. Si pria akhirnya setuju juga. 

 

Mereka pun memutuskan makan di restoran lain, di mana kedua orang itu mengaku bahwa mereka berdua adalah kakak-adik. Si pria bernama Hu Te, dan si wanita bernama Ta Rou.

 

Karena kedua kakak-adik itu memperlakukan mereka dengan baik, Shen Jin santai saja ngobrol sambil petingkrangan (kaki naik ke atas kursi). Xiu Ming sampai harus mengingatkannya untuk jaga sopan santun.

 

Tak ingin mengungkap identitasnya, Xiu Ming memperkenalkan namanya hanya sebagai Chu Ming dan mengklaim tujuannya datang kemari hanya untuk urusan bisnis.

 

Ta Rou terang-terangan menunjukkan perasaannya pada Xiu Yuan dengan tiba-tiba saja mengajaknya menikah yang jelas saja membuat Xiu Yuan tercengang kebingungan.

 

Tapi jelas dia tidak punya perasaan apapun pada Ta Rou dan jadi galau sendiri tak tahu harus menjawab apa saat Ta Rou menanyakan pendapatnya tentang apakah Ta Rou cantik atau tidak. 

 

Ta Rou jelas kecewa dengan sikapnya. Tapi tidak masalah, asal Xiu Yuan mau minum untuknya sebagai hukuman, maka dia akan memaafkan Xiu Yuan. Dan Xiu Yuan sontak meminum araknya secepat kilat.

 

Ta Rou tak suka. Xiu Yuan kelihatan banget tidak tulus, Ta Rou tidak mau memaafkannya. Kecuali... Xiu Yuan mau jalan-jalan dengannya.

 

Xiu Yuan sontak menatap Xiu Ming seolah menanyakan pendapatnya dan Xiu Ming menyetujuinya. Maka Xiu Yuan pun setuju untuk jalan-jalan dengan Ta Rou.

 

Mereka terus minum-minum sambil bercanda tawa. Tapi Rou Rou yang sudah agak mabuk dan tidak mengerti situasi, dengan santainya memanggil Xiu Ming dengan sebutan Jenderal seperti biasanya, bahkan terang-terangan memberitahu kalau dia adalah Jenderal Chu Xiu Ming.

 

Hu Te tampak jelas kaget dan tak senang dengan informasi itu, tapi dengan cepat dia menyembunyikannya dan pura-pura mempercayai Shen Jin yang mengklaim kalau Rou Rou cuma bercanda.

 

Xiu Yuan benar-benar melaksanakan janjinya untuk menemani Ta Rou jalan-jalan menikmati keindahan bulan. Ta Rou dengan malu-malu bertanya apakah Xiu Yuan memiliki seseorang yang dia sukai.

 

Xiu Yuan mengaku tak punya, tapi Ta Rou malah salah paham mengira Xiu Yuan tidak menyukai wanita. Bukan itu maksudnya, hanya saja, Xiu Yuan tidak punya waktu memikirkan hal-hal semacam itu.

 

"Kau hanya belum bertemu dengan gadis yang cocok. Jika kau sudah bertemu dengan gadis yang cocok, apa yang akan kau lakukan?"

 

"Tidak tahu. Aku belum menemukan yang cocok."

 

"Aku juga sama. Aku belum pernah bertemu dengan seorang pria yang membuat jantungku berdetak kencang... Sampai hari ini."

Tapi Xiu Yuan nggak nyambung bahwa dirinyalah yang dimaksud Ta Rou dan santai saja berkomentar bahwa orang itu pastilah luar biasa hingga bisa mendapatkan hati Ta Rou.

 

"Tentu saja. Pria yang kusuka pasti tidak seperti pria kebanyakan. Hanya saja... Aku belum mengenalnya lebih dalam. Aku juga tidak tahu apakah dia menyukaiku atau tidak."

 

"Aku yakin dia tidak akan menolakmu."

 

"Kalau begitu, kau pria yang kusukai, apa kau mau menikah denganku?"

 

Xiu Yuan kaget mendengarnya dan mendadak gugup saat dia mengoceh panjang lebar untuk menolak lamaran Ta Rou itu, mengklaim kalau dia hanya seorang bawahan, dia tidak pantas untuk seorang gadis luar biasa seperti Ta Rou.

Dia mau menghindar, tapi Ta Rou dengan cepat memegang tangannya dan memerintahkannya duduk kembali. Tapi saat dia memperhatikan tangan Xiu Yuan, dia mendapati banyak kapalan seperti orang yang berlatih pedang sejak lama.

 

Xiu Yuan dengan canggung mengaku bahwa mereka banyak melakukan perjalanan bisnis dan sering beremu perampok di tengah jalan. Makanya dia berlatih pedang untuk melindungi diri.

 

Ta Rou dengan sedih memberitahu Xiu Yuan bahwa tangan ayahnya juga seperti ini dulu. beliau sudah meninggal waktu dia masih kecil. Tak lama setelah itu, ibunya menyusul karena terlalu sedih. Sekarang hanya tinggal dua dan kakaknya yang saling bergantung pada satu sama lain. Kakaknya itu sangat ketat padanya.

 

"Tanganmu mengingatkanku pada ayahku." Aku Ta Rou sedih.

 

"Maaf, aku membuatmu teringat kenangan sedihmu."

 

"Tentu saja kau salah. Kau harus minta maaf! Aku akan memaafkanmu... Jika kau mau menemaniku jalan-jalan besok."

 

Xiu Yuan terpaksa setuju. Dia bahkan tak bisa menolak saat Ta Rou ngotot mau mengantarkan Xiu Yuan ke penginapan dan menuntut Xiu Yuan untuk balik mengantarkannya pulang.

Shen Jin menidurkan Rou Rou yang sudah mabuk berat dan memberitahu Xiu Ming tentang betapa senangnya dia hari ini. Dia sungguh berterima kasih pada Xiu Ming karena sudah mengajaknya kemari dan karenanya, dia akan memberi Xiu Ming hadiah... Berupa ciuman mesra.

 

"Aku sangat bahagia menjadi istrimu!"

 

Xiu Jing senang. "Hal terbaik di dunia ini adalah menikahimu."

 

Rou Rou mendadak nimbrung, mengoceh mabuk bahwa dia juga sangat bahagia saat bersama Su Su. Shen Jin tersinggung mendengarnya, apa Rou Rou tidak bahagia saat bersamanya?

 

"Aku bahagia. Tapi Jenderal selalu ingin menghukumku. Aku takut."

 

"Tidak apa-apa. Jangan takut. Kau punya aku. Kalau Jenderal ingin menghukummu, maka aku akan menghukumnya. Kau akan aman setelah aku menghukumnya."

 

Tapi sekarang Shen Jin merasa perutnya tidak enak gara-gara kebanyakan minum tadi. Xiu Ming merasa dia harus melarang Shen Jin minum mulai sekarang. Itu bukan hanya memengaruhi kesehatan Shen Jin, tapi juga membuatnya bertingkah konyol. Apa Shen Jin ingat apa yang dilakukannya tadi?

 

"Aku ini istrimu, kau masih ingin menghukummu jika aku melakukan sesuatu?"

 

"Sepertinya kau lupa. Kalau begitu, aku akan membantumu mengingatnya." Ujar Xiu Ming lalu mengecup kening Shen Jin.

 

Shen Jin sontak protes, seharusnya kan bibirnya yang dicium. Xiu Ming menurutinya dengan senang hati dan langsung mengecup bibirnya.

 

"Mulai sekarang, jangan minum sendirian di luar. Aku takut orang lain akan melihat betapa lucunya kau saat kau mabuk." Ujar Xiu Ming posesif. Tapi sekarang dia akan keluar dulu, mau beli sup pengar untuk Shen Jin dan Rou Rou.

 

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments