Sinopsis Maiden Holmes Episode 25 - 1

Pulang dari kuil, Ru Shuang memberitahu yang lain bahwa mereka menemukan para pelayan yang diusir dari istana di kuil itu. Saat dia memeriksa nadi mereka, dia mendapati mereka memang keracunan.

"Dugaan kita tepat hahahahaha...." Bei Ming entah mengapa ngakak terus susah berhenti padahal tidak ada yang lucu. Yang lain sampai heran, apa Bei Ming baik-baik saja?

Ru Shuang canggung mengklaim bahwa Bei Ming baik-baik saja. Kembali ke topik utama, Ru Shuang memberitahu racun yang ada pada para pelayan istana itu sifatnya lambat.

Para pelayan istana itu diusir karena telapak tangan mereka tiba-tiba bengkak dan memerah, dan tak kunjung sembuh. Setelah tujuh tahun, banyak dari mereka yang tangannya berubah bentuk.

Mengingat racun yang mengenai mereka hanya menyerang telapak tangan secara pelan-pelan, sedangkan racun yang mengenai Kaisar membuat Kaisar meninggal mendadak, Ru Shuang menyimpulkan bahwa ada orang yang menambahkan sebuah zat obat katalis untuk mempercepat reaksi racun pada mendiang Kaisar.

Ru Shuang harus menyelidikinya lebih lanjut untuk mengetahui para pelayan itu terkena racun apa. Tapi Bei Ming tiba-tiba ngakak lagi tanpa alasan yang jelas, semua orang semakin keheranan dibuatnya. Dua hari yang lalu dia murung, kenapa sekarang malah tertawa segila ini? Apa ada sesuatu yang membahagiakan? Tanya Fei Yuan.

"Fei Yuan, tidak ada hal yang membahagiakan. Namun aku juga tidak tahu kenapa selalu ingin tertawa."


Ru Shuang akhirnya mengaku bahwa ini adalah perbuatannya. Soalnya belakangan ini dia lihat Bei Ming murung terus, dia hanya berharap Bei Ming bisa lebih senang sedikit, makanya dia memberi Bei Ming sedikit obat tertawa.

Bei Ming yang sudah tidak tahan lagi, langsung minta obat penawarnya pada Ru Shuang. Boleh, Ru Shuang akan memberikannya, tapi ada syaratnya. Bei Ming harus janji bahwa dia tidak akan murung lagi. Dia harus sering tertawa seperti sebelumnya.

Bei Ming janji. Maka Ru Shuang pun menunjukkan letak obatnya dan menyuruh Bei Ming mengambilnya sendiri. Begitu Bei Ming pergi, Ru Shuang langsung tanya pada Su Ci dan Pei Zhao tentang apakah Bei Ming mengatakan sesuatu pada Pei Zhao.

 
Soalnya entah kenapa belakangan ini Bei Ming selalu berusaha menghindarinya. Entah ada apa dengannya, sepertinya ada masalah pikiran.

"Apa kau sudah bertanya padanya?" Tanya Pei Zhao.

"Sudah. Tapi dia selalu menghindari pertanyaanku. Aku juga tidak tahu ada apa sebenarnya. Sepertinya dia tidak ingin aku tahu."

Berusaha menenangkan Ru Shuang, Su Ci menasehati Ru Shuang untuk memberi Bei Ming sedikit ruang. Bagaimanapun, setiap manusia pasti memiliki kesulitannya sendiri-sendiri, sama seperti Su Ci dulu.

"Aku tahu. Makanya aku juga tidak berencana memaksanya mengatakannya. Aku hanya ingin menemaninya, membuatnya senang. Saat pikirannya sudah terbuka, dia pasti akan memberitahuku."


Keesokan harinya, Ru Shuang memberitahu mereka bahwa racun yang mengenai para pelayan itu sangat mirip dengan racun bernama Fei Yue yang bersifat lambat dan langka.

Obat katalis bagi racun itu adalah anggrek eceng gondok yang biasanya digunakan dalam obat-obatan penutrisi tubuh dan penambah darah.

Pei Zhao sendiri sudah mendapatkan semua resep obat yang pernah digunakan mendiang Kaisar sebelum beliau meninggal. Tapi tidak ada satupun di antara resep obat itu yang menggunakan anggrek eceng gondok.

Aneh, apakah masih ada obat katalis lainnya? Ru Shuang harus memeriksa semua bahan-bahan obat yang tertera di resep ini. Dia ingin mengajak Bei Ming sebenarnya. Tapi Bei Ming sengaja menghindar dengan alasan ada urusan lain lalu pergi duluan.


Ru Shuang sedih. Tapi dia berusaha tetap fokus pada tugasnya lalu pergi ke toko obat herbal. Kebetulan ada pelanggan lain yang membeli Ginseng Magnolia, tapi pemilik toko malah memberinya anggrek eceng gondok.

Ru Shuang jelas bingung dan langsung mengingatkan si pemilik toko bahwa dia salah membungkus obat. Tapi si pemilik toko malah berkata bahwa dia tidak salah, yang diinginkan si pelanggan kan anggek eceng gondok. Hah? Ru Shuang bingung, bukankah tadi si pelanggan minta ginseng magnolia?

"Ginseng magnolia adalah anggrek eceng gondok."

"Bagaimana mungkin ginseng magnolia adalah anggrek eceng gondok?"

"Karena itu tampak seperti ginseng, juga seperti bunga magnolia. Para orang tua jaman dulu suka menyebutnya sebagai ginseng magnolia. Sekarang sudah tidak disebut seperti itu lagi."


Ah! Ru Shuang akhirnya mengerti. Tak lama kemudian, dia pulang dengan membawa anggrek eceng gondok atau ginseng magnolia itu. Sebenarnya tanaman ini pada dasarnya tidak beracun. Tapi karena Kaisar sebelumnya sudah terkena racun yang bersifat lambat, makanya tanaman ini alih-alih menjadi obat penutrisi tubuh, malah mempercepat reaksi racun itu.

"Siapa yang memberikan obat penutrisi ini?" Tanya Su Ci.

"Ibu Suri." Jawab Pei Zhao. Tapi Pei Zhao tahu betul betapa baiknya hubungan Ibu Suri dengan mendiang Kaisar, makanya dia yakin Ibu Suri tidak mungkin bermaksud mencelakai mendiang Kaisar.

"Kalau begitu, mungkinkah ada orang lain yang memberikan obat penutrisi itu melalui Ibu Suri?"

"Jangan khawatir. Jika ada kesempatan, aku akan mencoba mencari tahu dari Ibu Suri. Mungkin bisa menemukan jawabannya."


Tak lama kemudian, Pei Zhao mendatangi Ibu Suri dengan alasan minta resep obat penutrisi tubuh yang dulu pernah digunakan pada Kaisar untuk mengobati tubuhnya yang penuh bekas luka bekas peperangan.

Untungnya Ibu Suri tidak curiga apapun dan memberitahu Pei Zhao bahwa walaupun dialah yang memberikan obat penutrisi tubuh itu pada mendiang Kaisar, tapi sebenarnya obat itu pemberian tabib istana... dan ditemukan berkat saran dari Putri Yun.


Pei Zhao langsung membawa informasi ini ke Su Ci. Dari informasi itu, jelas Pangeran Yun-lah pelakunya dan Su Ci yang emosi, langsung mau pergi melaporkan masalah ini ke Kaisar sekarang juga.

Tapi Pei Zhao dengan cepat menghentikannya dan memintanya untuk tenang dulu. Bagaimanapun, kedudukan dan kekekuasaan Pangeran Yun sangat besar di istana. Jika dia hanya mengandalkan bukti berupa surat-surat dan penyimpulan kasus, itu tidak akan bisa menggulingkannya.

"Lalu apakah mau membiarkannya tetap terbebas dari hukuman? Mendiang Kaisar, orang tuaku, seluruh Klan Bailiang, serta para prajurit yang mati dalam peperangan di Lembah Hong, apakah akan dibiarkan mati sia-sia begitu saja?"

"Daripada bertindak gegabah, membuatnya memiliki persiapan untuk melawan balik, lebih baik cari bukti yang konkret lalu ungkapkan konspirasinya pada publik."

"Apa kau punya cara?"

Berusaha menenangkan Su Ci, Pei Zhao langsung mengecup lembut keningnya dan meyakinkan Su Ci untuk percaya padanya.


Keesokan harinya, mereka mendapati Ru Shuang sedang melakukan eksperimen dengan dibantu Bei Ming dengan menggunakan banyak sekali kain berbagai jenis.

"Ini karena si bodoh Xie Bei Ming ini. Aku sudah bilang bahwa hanya membutuhkan selembar kain yang cocok. Tak disangka dia malah memberikan begitu banyak."

"Aku hanya berpikir bahwa setelah selesai bereksperimen, kain sisanya bisa digunakan untuk membuatkan pakaian baru untuk Ru Shuang. Ini kain-kain yang kubeli dari toko terbaik di ibu kota."


Dia hendak menyerahkan selembar kain yang kata pemilik toko paling mirip dengan kain brokat Bailiang pada Ru Shuang. Tapi Su Ci sontak merebut kain itu dengan terlalu semangat dan begitu merabanya, dia langsung yakin kalau ini memang kain brokat Bailiang yang ditenun dengan teknik khusus Bailiang. Tapi teknik menenun Bailiang tidak pernah disebar keluar, di mana Bei Ming mendapatkan kain ini?

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam