Sinopsis The Blooms at Ruyi Pavilion Episode 1

Fu Rong adalah putri kedua Magistrat Kabupaten Hengjing, Dayu. Dia memiliki seorang adik lelaki yang masih balita bernama Fu Guan. Hari itu, Fu Guan dengan imutnya ngeyel menuntut Fu Rong untuk mengambilkan layangannya yang nyangkut di atas pohon.



Fu Rong ragu awalnya, apalagi nyangkutnya di dahan yang tinggi dan berusaha menawarkan layangan lain yang lebih bagus. Tapi Fu Guan menolak layangan lain dan terus ngotot menuntut layangannya kembali, Fu Rong akhirnya menurutinya.

Tapi tepat saat dia hampir berhasil meraih layangan itu, tiba-tiba saja ayah mereka, Tuan Fu, muncul dan membentak Fu Rong. Fu Rong jadi kaget hingga akhirnya dia terpeleset dan terjatuh hingga kepalanya terbentur dan pingsan.


Saat akhirnya Fu Rong siuman, dia mendapati ibunya, Fu Guan dan kakaknya - Fu Xuan, mengelilinginya dengan khawatir. Sebenarnya menurut tabib dia hanya terluka ringan, namun entah mengapa dia pingsan sampai seharian.

Dan anehnya, sejak hari itu, entah mengapa dia jadi gelisah saat mendengar ayahnya membahas tentang acara Ulasan Yuedan yang akan diadakan di paviliun Ju Shui. Apalagi saat kemudian dia menyaksikan Menara Bintang tersambar petir lalu terbakar.

Itu adalah menara yang dibangun pada masa pemerintahan kaisar pertama dan baru kali ini tempat itu terbakar. Fu Rong khawatir banget soalnya baru dua hari yang lalu dia pergi ke menara itu dan sekarang menara itu terbakar.

Fu Xuan tak menanggapi kekhawatirannya dengan serius. Dia yakin kalau itu hanya kebetulan. Tapi Fu Rong tak yakin.


Malah keesokan paginya, Fu Rong terbangun dengan gelisah karena entah dia bermimpi buruk apa. Tapi tiba-tiba saja dia menanyakan tentang Festival Lampion terakhir yang waktu itu menelan banyak korban sehingga magistrat kabupatennya dipenjara.

Tiba-tiba dia sangat mengkhawatirkan acara Ulasan Yuedan itu dan langsung berusaha membujuk Fu Xuan untuk membantunya mendapatkan undangan ke acara itu. Sayangnya Fu Xian tidak bisa melakukannya.

Maka Fu Rong pun mencoba masuk ke sana dengan alasan mengantarkan lukisan pesanan Tuan Ju Shui. Tapi sayang, usahanya gagal saat pengawal pribadinya Tuan Ju Shui yang memakai topeng menghadangnya di depan pintu dan menuntutnya untuk menyerahkan lukisan itu padanya saja.


Di tempat lain, Pangeran ke-4 Dayu - Xu Jin - Adipati Su, baru saja mendapatkan undangan untuk menghadiri acara Ulasan Yuedan. Tabib Ge kurang setuju jika Adipati Su pergi ke acara itu mengingat Adipati Su masih belum pulih sepenuhnya. Tapi Adipati Su tetap memutuskan untuk pergi, lagipula dia tidak akan bisa bersembunyi selamanya.


Dia kemudian mendatangi Paviliun Ju Shui dengan menggunakan topi bertudung panjang untuk menutupi wajahnya. Tempat itu tengah ramai dikerubungi para penggemarnya Tuan Ju Shui, tapi yang paling menarik perhatiannya adalah Fu Rong yang sedang menyamar jadi peramal berkumis, tampak duduk dengan bosan sembari menatap tempat itu, beda banget dari para penggemarnya Tuan Ju Shui yang sedang jejeritan heboh.

Adipati Su langsung saja mendatangi si peramal Fu Rong dan dengan serius menanyakan apa yang ingin diketahuinya, kapan dia akan mati? Dia mengaku penasaran karena dia pernah bermimpi mati karena kecelakaan. (Hmm, mereka sama-sama bisa memimpikan nasib mereka sendiri kah?)

Fu Rong terpaksa meladeninya dengan setengah hati dan mengklaim bahwa dia pasti akan diberkati dengan kekayaan dan pangkat yang tinggi. Tepat saat itu juga, pintu Paviliun Ju Shui terbuka.

Fu Rong sontak mengabaikan pelanggannya itu dan bergegas pergi, tapi Adipati Su dengan cepat mencegahnya dan menuntutnya untuk menyelesaikan ramalannya.

Buru-buru, Fu Rong asal saja menyatakan bahwa dia akan berumur panjang dan akan mengubah bencana menjadi berkat, lalu bergegas pergi membuntuti pengawal pribadinya Tuan Ju Shui sambil melepaskan kumisnya.


Sayangnya dia tidak sadar kalau si pengawal sudah menyadari kehadirannya sejak awal dan dengan sengaja bersembunyi untuk menergokinya. Fu Rong tetap berusaha tenang menghadapinya sambil memberitahu bahwa dia meramalkan akan terjadi bencana dalam acara yang akan diadakan tuannya nanti dan mencoba membujuknya untuk membiarkannya melakukan ritual di sana.

Tapi si pengawal dan tak percaya dan jelas menolak tawarannya. Fu Rong sepertinya mau menyogok si pengawal.

Tapi saat dia tengah mengeluarkan uangnya, si pengawal melihat gerakannya itu sebagai ancaman dan langsung saja mau mengeluarkan pedangnya... saat tiba-tiba saja sebuah kerikil terlempar tepat mengenai dirinya. Jelas kerikil itu dilemparkan oleh seorang yang sakti tapi orangnya tidak kelihatan ada di mana.


Si pengawal jadi semakin mencurigai Fu Rong langsung melayangan pedang padanya tepat saat satu kerikil lagi terlempar tepat mengenainya dengan cukup keras sehingga pedangnya hanya menyenggol topinya Fu Rong dan otomatis membuka samarannya, membuat si pengawal jadi mengenalinya.

Jadilah Fu Rong dikejar-kejar oleh para pengawal keliling pasar dan selama itu pula si penolong misterius, terus mengikuti mereka dan diam-diam menolong Fu Rong dengan kerikil-kerikilnya.

Fu Rong dengan cepat terperangkap. Panik, Fu Rong langsung saja melempar entah bubuk apa ke arah si pengawal. Mungkin mengira itu racun, si pengawal refleks mengambil kain terdekat dan mengibaskannya sehingga bubuk itu berbalik mengenai mata Fu Rong dan membuatnya tidak bisa melihat.


Saat itulah si penolong misterius itu akhirnya menampakkan dirinya yang ternyata adalah Adipati Su. Dengan cepat dia terbang dan membawa Fu Rong bersamanya, menyelamatkannya dari para pengawal.

Dia baru melepaskan Fu Rong sesampainya di pinggir sungai. Adipati Su juga mengira kalau bubuk tadi racun, tapi Fu Rong dengan santainya mengaku bahwa bubuk itu cuma bedak wangi barunya. Bahkan dengan cepat dia menyelesaikan masalah matanya dengan membasuhnya dengan air sungai.

Adipati Su mau langsung pergi setelahnya. Tapi Fu Rong refleks mencegahnya dengan cara menarik topinya sehingga topi itu terlepas dari kepalanya.

Kaget, Adipati Su refleks mengeluarkan senjata kipas pisaunya dan menempelkannya ke leher Fu Rong yang jelas saja membuat Fu Rong ketakutan.

"Peramal hebat, apa kau tahu kapan kau akan mati? Kalau kau berani berbalik, kau akan mati." Ancam Adipati Su.

Fu Rong sontak menutup mata dan berjanji tidak akan melihatnya, sumpah! Dia cuma mau menasehatinya untuk menjauh dari Paviliun Ju Shui.

"Kenapa?" Tanya Adipati Su penasaran.

"Biarpun aku peramal palsu, tapi aku mempelajari sedikit ilmu ramalan. Akan segera terjadi bencana. Biarpun kau petarung yang terampil, tapi lebih baik menjauh." Ujar Fu Rong dan dia terdengar benar-benar serius.


Tanpa semua orang ketahui, saat orang-orang tadi ribut berusaha menangkap Fu Rong, pengawalnya Adipati Su diam-diam mengendap masuk ke Paviliun Ju Shui dan dari hasil penyelidikannya, dia yakin kalau Paviliun Ju Shui sudah disusupi. Tapi dia tidak yakin akan siapa target konspirasi ini.

Tapi setelah mendengar peringatan Fu Rong tadi, Adipati Su jadi curiga bahwa dirinyalah target konspirasi ini. Tapi alih-alih menghindari acara ini, Adipati Su tetap mau menghadirinya. Dia bahkan ingin datang dengan megah.


Bertekad mencari cara lain untuk menghadiri acara itu, Fu Rong langsung pergi ke Paviliun Ru Yi dan berusaha membujuk gurunya sekaligus pemilik Paviliun Ru Yi, Liu Ru Yi, untuk mendapatkan undangan Ulasan Yuedan untuknya dengan alasan kalau dia hanya penasaran ingin melihat si Tuan Ju Shui yang sangat dikagumi oleh banyak orang itu. Nona Liu setuju untuk membantunya, tapi dengan syarat. Fu Rong harus membawa kakaknya ke acara itu juga.


Fu Rong terpaksa menyetujuinya dan akhirnya dia berhasil juga mendapatkan undangan itu dan pergi bersama Fu Xuan. Saat mereka masih ngantri bersama para undangan lainnya, mereka bertemu dengan Qi Ce, seorang jaksa di Biro Investigasi Kriminal, dan tampak jelas Qi Ce naksir sama Fu Xuan. Fu Rong tahu itu dan dengan sengaja mendorong Fu Xuan ke Qi Ce.


Begitu sampai di dalam, dia meninggalkan Fu Xuan berduaan dengan Qi Ce dan berkeliling tempat itu. Dia memperhatikan aula tempat itu sebenarnya bersih, tapi bagian sudut langit-langit banyak jaring laba-laba.

Menurut pengakuan salah satu pelayan, mereka memang hanya membersihkan langit-langit aula setiap akhir tahun karena langit-langit itu terlalu tinggi. Tapi Fu Rong perhatikan ada satu bagian kayu di langit-langit yang tampak lebih bersih daripada yang lain.


Adipati Su datang tak lama kemudian dengan heboh membawa banyak sekali pengawal dan anak buah, dan sukses membuat para tamu berkasak-kusuk menggosipkannya dan mengaguminya.


Tapi kemudian sang tuan rumah muncul dan sontak perhatian semua tamu beralih dan bersorak heboh mengagumi Tuan Ju Shui walaupun wajahnya tersembunyi di balik topeng.

Saat Tuan Ju Shui tengah sibuk memberikan ulasannya terhadap puisi karya seseorang dan membandingkannya dengan puisi karya Adipati Su, dua orang pelayan tampak saling bertukar pandang mencurigakan.


Pelayan pertama sengaja memancing pengawalnya Adipati Su agar dia menjauh dari tuannya. Sedangkan yang pelayan kedua lewat di dekat Fu Rong. Dan tanpa menyadari Fu Rong melihatnya, orang itu diam-diam mengeluarkan sebilah belati lalu menggunakannya untuk memutus benang di salah satu tiang kayu.

Fu Rong langsung sadar kalau benang itu terhubung ke salah satu balok kayu yang dilihatnya tadi. Sontak dia berlari berlawanan arah dengan pengawalnya Adipati Su yang tengah mengejar si pelayan pertama.

Balok kayu itu dengan cepat meluncur jatuh tepat ke arah Adipati Su. Tapi untungnya Fu Rong muncul tepat waktu dan mendorongnya keras hingga balok kayu itu gagal mengenai mereka. Tapi kejadian itu tak pelak membuat para tamu jadi berhamburan panik dan ketakutan. Qi Ce pun langsung menyeret Fu Xuan pergi bersamanya.

Mereka jadi terjatuh dalam posisi Fu Rong menindih Adipati Su. Fu Rong mau langsung kabur, tapi Adipati Su dengan cepat menangkapnya dan langsung mengenalinya.

Fu Rong juga langsung mengenali suaranya. Tapi gara-gara teringat ancaman Adipati Su di pinggir sungai kemarin, Fu Rong akhirnya memutuskan pura-pura tak mengenalnya dan langsung bergegas kabur.

Tapi baru beberapa langkah, dia mendengar Tabib Ge memanggil pria barusan sebagai 'Adipati Su', Fu Rong akhirnya menyadari identitas pria barusan dan berpikir kalau Adipati Su adalah pembawa sial, sebaiknya dia menjauh dari orang itu.


Tapi karena tak tahu jalan keluar, Fu Rong akhirnya nekat memanjat pohon... Saat tiba-tiba saja Tuan Ju Shui muncul menegurnya. Fu Rong jadi kaget dan langsung terpeleset.

Untungnya Tuan Ju Shui sigap menangkap Fu Rong sehingga Fu Rong terjatuh menimpa Tuan Ju Shui. Tapi kejadian ini kontan membuat Tuan Ju Shui teringat akan kejadian yang sama persis masa kecilnya saat dia menangkap seorang gadis kecil yang dulu hampir jatuh saat memanjat tembok. Dia ingat gadis kecil itu bernama Nong Nong... Dan memang nama kecilnya Fu Rong adalah Nong Nong.

Tuan Ju Shui jadi penasaran padanya dan langsung memerintahkan pengawalnya untuk menyelidiki identitas Fu Rong, sekaligus menyelidiki insiden jatuhnya balok kayu yang hampir mengenai Adipati Su tadi.


Malam itu, Fu Rong bermimpi buruk. Dirinya tampak memakai gaun pengantin dan sepatu bermotif bunga yang dibuat khusus oleh ibunya untuknya. Di lengannya tampak ada suatu tanda. Lalu terdengar orang-orang menggosip tentangnya, bahwa dia dipaksa untuk menikah dengan pangeran karena seluruh keluarganya sudah mati. Ayahnya dipenggal, kakaknya mati saat melahirkan dan adiknya mati muda.

Mimpi itu membuatnya jadi khawatir jika ayahnya terlibat dalam penyelidikan insiden di Paviliun Ju Shui. Tuan Fu membenarkan keterlibatannya dalam penyelidikan kasus ini, untungnya kali ini tidak ada korban jiwa. Tapi Tuan Fu yakin kalau kasus ini tidaklah sederhana, apalagi Adipati Su-lah yang hampir jadi korban. Sepertinya insiden ini adalah usaha untuk membunuhnya.

Fu Rong jadi semakin penasaran dengan kasus ini. Kenapa ada orang yang ingin membunuh Adipati Su begitu dia kembali dari perang. Tapi Tuan Fu dengan cepat menutup percakapan ini dengan memperingatkan Fu Rong untuk tidak asal berspekulasi karena ini adalah urusan kerajaan.

Tapi mimpinya semalam membuat Fu Rong benar-benar tidak bisa tenang dan langsung membujuk Fu Xian untuk menanyakan kasus ini pada Qi Ce. Sayangnya, Fu Xuan menolak tegas.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

2 Comments

  1. Suka😍😍😍😍lanjut💞💞💞 semangat🔛🔥

    ReplyDelete
  2. Smp end ya min 💘💕💕💕💕semangat🔛🔥

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam