Adipati Su membicarakan kasus kemarin dengan kedua anak buahnya. Kasus ini sekarang ditangani oleh Magistrat Kabupaten Hengjing. Tapi Jaksa Qi Ce dari Biro Investigasi Kriminal juga turut mengajukan diri untuk menangani kasus ini.
Mereka curiga, jangan-jangan percobaan pembunuhan kemarin ada hubungannya dengan dengan geng yang mencuri ransum pasukan di Kota Guanyan.
Sebulan yang lalu, Adipati Su mendapati para pasukannya diberi makan makanan yang tidak layak makan. Ternyata itu adalah ulah dua orang pejabat korup yang terdengar sangat amat meremehkan Adipati Su, makanya mereka berani melakukan korupsi secara terang-terangan seperti ini.
Dari percakapan mereka, Adipati Su diasingkan keluar dari istana sejak dia masih berusia 12 tahun karena menurut ramalan, Adipati Su adalah pembawa sial dan tidak pernah lagi dipanggil kembali ke istana sejak itu.
Tapi begitu mengetahui masalah ini, Adipati Su sontak memenggal salah satu pejabat tanpa ampun dan menangkap yang satunya untuk dibawa kembali ke istana sebagai kriminal. Tapi di tengah jalan, tiba-tiba si pejabat korup dibunuh oleh orang misterius untuk menutup mulutnya.
Gara-gara itu, mereka jadi tidak tahu siapa dalang di balik kasus itu. Tapi mereka yakin pelaku kasus yang kemarin adalah orang yang sama.
Tabib Ge memperingatkan Adipati Su untuk berhati-hati, dia tidak boleh melakukan kesalahan apapun atau dia tidak akan pernah bisa mengungkap kasus korupsi ransum militer.
Fu Rong melamun gelisah memikirkan mimpinya yang dipaksa menikah dengan pangeran, dan pangeran dalam mimpinya itu ternyata Adipati Su. Dia benar-benar tidak mengerti, dua kali mereka bertemu dan dua kali pula dia sial, tuh orang jelas-jelas pembawa sial, bagaimana bisa mereka menikah?
Tapi... Mimpi kan bisa diubah. Dia juga sudah berhasil mengubah kejadian kemarin sehingga tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Karena itulah, Fu Rong langsung memerintahkan pelayannya untuk membawakannya segala macam obat herbal yang ampuh menenangkan sarafnya biar dia bisa tidur nyenyak... Soalnya dia mau mengintip masa depannya melalui mimpinya lagi. Dia benar-benar tidak boleh menikah dengan Adipati Su, soalnya dia meramalkan bahwa Adipati Su akan mati muda.
Keesokan harinya di aula utama istana, para pejabat sudah berkumpul untuk rapat pagi. Para pangeran saling menyapa dan ngobrol sambil menunggu kedatangan Kaisar, tapi tampak jelas tidak ada keakraban di antara para pangeran itu dan semuanya hanya beramah tamah.
Mendengar Pangeran ketiga dan kelima menggosipkan Adipati Su, Xu Ping - Adipati An - adiknya Kaisar, sontak mengomeli Pangeran kelima untuk berhenti iri dengan Adipati Su karena bagaimanapun, Adipati Su dan Pangeran kelima terlahir dari satu ibu.
Kaisar datang tak lama kemudian dan langsung to the point mengumumkan pensiunnya Komandan Pengawal Istana yang sudah tua. Dan penggantinya adalah... (Siapa hayoooo?)
Di pasar, Fu Rong menghentikan dua orang pria penjual jimat yang ternyata sudah akrab dengannya untuk berkonsultasi dengan mereka tentang bagaimana caranya melepaskan hubungan dengan pria picik.
Fu Rong cemas jika dia akan memiliki hubungan yang buruk dengan seorang pria, makanya dia ingin menjauh sejauh mungkin dari pria itu.
"Itu mudah. Nona hanya perlu mendapatkan pakaian dalam pria itu lalu membakarnya." Ujar pria pertama.
Dan Fu Rong benar-benar menanggapinya dengan serius. Tapi bagaimana caranya dia bisa mendapatkan pakaian dalam pria itu? Gampang, Fu Rong curi saja.
Pria kedua punya usul yang lebih mudah. Fu Rong diam saja di rumah. Kalaupun dia perlu keluar, hindarilah tempat-tempat yang mungkin didatangi pria itu. Ada begitu banyak orang di jalan, tidak mungkin mereka akan bertemu setiap saat.
Baru juga diomongin, tiba-tiba muncul rombongan Adipati Su yang lewat dengan megahnya. Fu Rong langsung panik menyembunyikan dirinya.
Tapi dia mendengar gosipan kedua penjual jimat yang kontan menarik perhatiannya, bahwa Adipati Su-lah Komandan Pengawal Istana yang baru diangkat oleh Kaisar.
Tak lama kemudian, rombongan Adipati Su tiba di sebuah barak yang sengaja ditutup dengan pagar runcing untuk menutupi kebobrokan yang ada di dalamnya. Si wakil komandan dan para prajurit di dalamnya bukannya latihan atau bekerja, malah berjudi dan mabuk-mabukan saat jam kerja.
Mereka bahkan tak takut sedikitpun saat mendengar komandan yang baru sudah datang dan baru mau keluar setelah beberapa kali dipanggil, itupun dengan ogah-ogahan dan tampak jelas mereka semua meremehkan Adipati Su... Sampai saat Adipati Su mulai menyindir sengit segala pelanggaran yang mereka lakukan.
Dia bahkan menunjukkan bukti korupsi yang dilakukan si wakil komandan yang tidak pernah melatih ataupun mengurus para prajuritnya. Parahnya lagi, wakil komandan bahkan memasukkan putra kedua keluarga Wang yang cacat ke dalam militer.
Adipati Su yakin kalau baju bagus yang dipakai si wakil komandan pasti dia dapatkan dari uang sogokan keluarga Wang. Si wakil komandan sontak panik melepaskan jubah luarnya sambil berusaha keras menyangkal tuduhan Adipati Su. Tapi tak ada ampun baginya, Adipati Su langsung memerintahkan agar si wakil komandan dihukum sesuai hukum militer.
Saking teledor dan longgarnya penjagaan, barak itu bahkan bisa disusupi dengan mudah oleh Fu Rong dengan bantuan salah satu penjual jimat. Fu Rong sampai heran.
Si penjual jimat mengaku kalau dia memang rutin menyusup ke barak karena dia dibayar untuk menggantikan absensi para anak bangsawan yang bolos.
Dari persembunyian mereka, mereka melihat Adipati Su dan pengawalnya mengumpulkan para prajurit dan mengkritiki segala kelalaian mereka selama ini.
Tiba-tiba nama Wu Bai Qi dipanggil. Saatnya si penjual jimat beraksi karena nama itulah yang akan dia gantikan absensinya. Sayangnya penyamarannya dengan cepat terungkap saat Adipati Su mengetesnya dengan mengklaim bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya dan si penjual jimat langsung kebingungan hingga terpaksa dia mengaku yang sebenarnya.
Si penjual jimat langsung diseret pergi untuk dihukum dan baru saat itulah Wu Bai Qi yang asli datang dengan gaya angkuhnya. Dan sama seperti yang lain, dia juga sangat amat meremehkan Adipati Su.
Dia bahkan berani menyindir Adipati Su dan tidak terima saat Adipati Su menyinggung masalah kasus korupsi ransum militer. Apa hubungannya kasus itu dengan mereka? Apa hanya karena si wakil komandan itu?
Tak gentar, Adipati Su balas menyindir Bai Qi dan para prajurit pengawal istana yang katanya terdiri dari anak-anak bangsawan dan sangat dilindungi oleh para senior ibu kota.
"Kali ini aku mau lihat apakah itu benar." Sinis Adipati Su.
Jadilah kedua pria itu berduel dengan sengit. Adipati Su dengan cepat mengunggulinya tapi Bai Qi menolak menyerah begitu saja dan terus menyerang... Sampai saat dia mencengkeram dada Adipati Su tapi malah mendapati tangannya berdarah.
Bai Qi jelas kaget menyadari Adipati Su ternyata bertarung dengannya dalam keadaan sedang terluka. Tapi biarpun begitu, Adipati Su tetap lebih kuat darinya dan langsung mengalahkannya dengan mudah, dan saat itulah Bai Qi akhirnya benar-benar menyerah.
Tapi saat Adipati Su mau mandi tak lama kemudian, dia malah mendengar ada orang mengendap masuk ke tendanya. Dia langsung cekatan menangkap si penyusup yang ternyata Fu Rong.
Jadilah Fu Rong diikat dan dicurigai sebagai pembunuh... Sampai saat Fu Rong jujur mengaku bahwa dia menyusup hanya untuk mencuri dalemannya Adipati Su. Wkwkwk!
Dia beralasan bahwa dia melakukan itu atas saran dari gurunya. Karena setelah menyelamatkan Adipati Su di Ulasan Yuedan, dia dan Adipati Su kan bertengkar, makanya dia harus mendapatkan dan membakar dalemannya Adipati Su untuk menghilangkan kebencian di antara mereka.
Adipati Su tak percaya kalau dia berkonsultasi dengan orang lain, bukankah dia sendiri peramal yang waktu itu meramalnya. Adipati Su yakin kalau Fu Rong juga mengenalinya sebagai orang yang memakai topi bercadar.
Fu Rong mengakuinya, tapi sungguh dia tidak ada maksud jahat. Lagipula dia Putri Magistrat Kabupaten Hengjing. Mereka berdua kan tidak saling membenci, jadi lepaskanlah dia.
Tapi Adipati Su malah memerintahkan pengawalnya untuk menyuruh Tuan Fu datang kemari untuk menjemput Fu Rong.
Tak lama kemudian, pelayan pribadinya Fu Rong mengabarkan masalah itu pada Fu Xuan. Untungnya Tuan Fu sedang tidak berada di rumah, jadi Fu Xuan memutuskan untuk mengatasi masalah ini sendiri dan melarang para pelayan untuk memberitahu ayahnya.
Maka datanglah Fu Xuan ke barak sambil lari-lari cantik yang kontan membuat Bai Qi terpesona. Pfft! Dia bahkan terus melongo menatap wajah cantik Fu Xuan dan tidak mendengarkan pertanyaan Fu Xuan saat dia menuntut apa kesalahan yang dilakukan adiknya.
Buru-buru menguasai diri, Bai Qi memberitahu Fu Xuan bahwa adiknya ini telah lancang dengan menyamar jadi pria dan menerobos barak militer.
Yang tak disangkanya, Fu Xuan ternyata mengetahui identitasnya dan keluarganya, dan itu kontan membuat Bai Qi senang... Sampai saat Fu Xuan mengaku bahwa dia juga tahu kalau Bai Qi sangat terkenal suka mengabaikan hukum dan bersikap seperti anak manja. Bai Qi bahkan menganggap tempat ini tempat main-main.
Bai Qi hampir saja emosi mendengar segala sindirannya. Fu Xuan tak gentar dan terus menyindirnya dengan berani. Fu Xuan bahkan menuduhnya melakukan hal tidak penting seperti menangkap adiknya padahal tugas pengawal istana seharusnya menyelidiki pejabat yang korup dan licik.
Bagaimana bisa dia malah menangkap wanita biasa dan tak berdaya tanpa mencari tahu kebenarannya lebih dulu. Fu Rong setuju, dia kan tidak melakukan kesalahan apapun tapi malah diikat begini.
Berusaha menyelesaikan masalah ini secepat mungkin, Fu Xuan langsung menunjukkan tanda pengenal ayahnya untuk membebaskan Fu Rong.
Bai Qi masih berusaha menyulitkan mereka awalnya, tapi saat Fu Xuan terang-terangan mengkritiknya, Bai Qi akhirnya menyerah dan melepaskan Fu Rong.
Tapi saat kedua wanita itu mau pergi, Bai Qi dengan cepat menghentikan mereka dan sengaja memanfaatkan kesempatan ini untuk kenalan Fu Xuan. Dia mengklaim bahwa Fu Xuan mengenalnya tapi dia tidak mengenal Fu Xuan, ini kan tidak adil.
"Nama keluargaku Fu, nama depanku Xuan." Ujar Fu Xuan memperkenalkan dirinya lalu pergi. Bai Qi senang.
Pengawal pribadinya Adipati Su datang melaporkan tentang identitas Fu Rong yang ternyata memang benar-benar putrinya Magistrat Kabupaten Hengjing. Kalau begitu, mereka bisa memulai penyelidikan mereka.
Dalam flashback, ternyata Adipati Su sendiri yang mengajukan diri sebagai Komandan Pengawal Istana setelah dia melaporkan tentang kasus korupsi ransum militer itu pada Kaisar agar dia bisa menyelidiki kasus ini.
Kaisar langsung menyetujuinya dan memberi Adipati Su waktu 3 bulan untuk menyelidikinya. Pangeran ketiga langsung menyatakan ketidaksetujuannya, Adipati An pun turut meragukan itu dengan alasan Adipati Su baru kembali ke ibu kota dan Belum mengenal orang-orang di sana. Tapi Adipati Su dengan cepat menerima perintah kaisar itu sebelum Kaisar terpengaruh oleh mereka.
Tuan Ju Shui melamun, menatap pohon tempat jatuhnya Fu Rong kemarin karena pohon itu ternyata menyimpan kenangannya bersama dengan Nong Nong kecil.
Pengawalnya datang tak lama kemudian untuk melapirkan hasil penyelidikannya tentang identitas wanita yang menyelamatkan Adipati Su waktu itu.
Tuan Ju Shui jadi semakin penasaran ingin mengetahui apakah Fu Rong adalah Nong Nong, dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke kediaman keluarga Fu sekarang juga.
Fu Rong sedang berusaha membujuk Fu Xuan untuk berhenti marah padanya saat kedua orang tua mereka mendadak muncul. Ayah ternyata sudah mengetahui perbuatan mereka dan jelas saja dia langsung marah mengomeli mereka... Bahkan mau menghukum Fu Rong dengan penggaris.
Terang saja Fu Rong jadi ketakutan dan langsung lari... Tepat saat Tuan Ju Shui baru tiba dan Fu Rong langsung ngumpet di belakangnya, dan itu kontan membuat Tuan Ju Shui teringat kenangan masa kecilnya yang sama persis dengan saat Nong Nong dikejar-kejar ayahnya dulu.
Tuan Ju Shui jadi yakin sekarang kalau Fu Rong adalah Nong Nong. Tuan Ju Shui beralasan bahwa dia datang kemari karena Fu Rong telah memecahkan liontin giok ya dalam acara Ulasan Yuedan kemarin.
Tapi dia datang bukan untuk minta ganti rugi uang, melainkan meminta mereka untuk mengirimkan Fu Rong ke Paviliun Ju Shui untuk bekerja sebagai asisten selama sebulan.
Fu Rong tidak mau, Tuan Fu juga ragu mengingat putrinya ini sangat nakal. Dan lagi, dia seorang perempuan. Tapi Nyonya Fu memandang ini sebagai kesempatan yang bagus untuk menaikkan status Fu Rong yang selama ini diremehkan oleh keluarga Marquis Xindu, mereka pikir kalau Fu Rong tidak layak untuk jadi menantu keluarga mereka. Tapi jika Fu Rong bekerja jadi asistennya Tuan Ju Shui, maka orang-orang akan menganggap Fu Rong sebagai murid tak resminya Tuan Ju Shui, statusnya akan berbeda.
Bujukan Ibu sukses membuat Ayah berubah pikiran hingga akhirnya ia menyetujui permintaan Tuan Ju Shui dengan senang hati. Fu Rong kesal, tapi tak ada yang bisa dilakukannya.
Maka berangkatlah Fu Rong ke Paviliun Ju Shui dengan setengah hati. Pengawalnya Tuan Ju Sui mengantarkannya ke kamarnya, tapi dia masih sinis sama Fu Rong dan memperingatkan Fu Rong untuk tidak pergi ke tempat-tempat terlarang atau menanyakan hal-hal yang tidak diizinkan. Pelayannya Fu Rong sampai takut sama dia.
Fu Rong kesal. "Sepertinya hidup kita akan sengsara mulai sekarang."
Bersambung ke episode 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam