Tercengang mendengar teman-temannya justru mengkhawatirkannya, bahkan sampai menyuruhnya bersembunyi di tempat aman, Su Ci memberitahu mereka untuk menghindarinya saja biar mereka tidak dicurigai.
Su Ci tidak mau melibatkan mereka dalam bahaya. Apalagi sekarang ada orang yang ingin memusnahkan mereka. Terlalu berbahaya kalau mereka terus bersamanya.
Ru Shuang mengerti. Jadi Su Ci lari sendirian kemari dan menyelidiki si pemalsu surat itu sendiri karena Su Ci tidak ingin melibatkan mereka?
Tapi bagi Ru Shuang, Su Ci sudah seperti kakaknya kandungnya sendiri. Masalah Su Ci adalah masalahnya juga. Jika dia takut terlibat bahaya dengan Su Ci, maka dia pasti sudah menghindari Su Ci sejak saat dia mengetahui Su Ci ternyata wanita.
"Benar, Saudara Su. Kemungkinan terburuknya adalah kita harus bersembunyi dari dunia luar. Pokoknya ke mana pun Ru Shuang pergi, aku akan mengikutinya." Ujar Bei Ming.
Su Ci terharu mendengarnya. "Terima kasih semuanya."
Tapi berhubungan kebenaran tentang identitas Su Ci masih sangat sensitif, jadi Pei Zhao harap mereka semua merahasiakan masalah ini sampai saat kebenarannya terungkap.
Ru Shuang penasaran, apakah Su Ci menyamar jadi pria dan masuk ke Biro Mingjing adalah untuk menyelidiki kasus Bailiang?
Benar. Dan sekarang Su Ci sudah mendapatkan bukti pertama yang bisa membalikkan keadaan kasus ini untuk klannya. Tapi tentu saja bukti ini masih terlalu lemah.
Apalagi saksi-saksi terkait kasus ini sudah mati. Jika mereka hanya mengandalkan surat-surat ini sebagai bukti, mungkin saja akan ada orang yang menuduh bahwa suratnya Lei Zheng ini juga dipalsu orang lain.
Orang yang menyerang mereka juga sudah mati. Jika tidak, mereka pasti bisa mengorek informasi darinya. Ngomong-ngomong tentang si penyerang mereka itu, Su Ci langsung ingin melihat mayat orang itu.
Saat mereka meneliti mayat itu tak lama kemudian, Su Ci mendapati di tubuhnya ada bekas luka bakar berpola yang sama persis dengan yang ada pada tubuhnya Lei Zheng.
Anehnya, Bei Ming tampak tercengang melihat wajah pria itu, err... sepertinya dia mengenalinya. Ru Shuang penasaran bekas luka ini logo apa?
"Xi Wen bilang padaku bahwa anggotaku tidak menemukan orang yang memiliki bekas luka bakar ini di Beirong. Sepertinya tidak ada hubungannya dengan Beirong." Ujar Pei Zhao.
"Seharusnya ini tanda khusus yang dimiliki oleh dalang di balik semua ini." Duga Su Ci.
Pei Zhao tahu betul orang ini sudah membuntuti mereka mulai dari kasus di Kabupaten Qingshui hingga keracunannya Putri Yunchuan lalu sampai di sini. Orang yang bisa melatih begitu banyak pejuang yang berani mati, bahkan bisa membuat Lei Zheng menurutinya... seharusnya hanya ada satu orang.
Su Ci tahu siapa yang dimaksudnya. "Maksudmu... Pangeran Yun?"
Pei Zhao membenarkan. Tapi Bei Ming malah tampak semakin murung mendengar segala dugaan mereka. Ru Shuang heran melihatnya, dia kenapa? Takut sama mayat? Keluar sajalah kalau dia takut.
Tapi Pei Zhao tiba-tiba bertanya dengan nada curiga padanya. "Apa kau mengenal luka bakar ini?"
Bei Ming sontak menyangkal, mengklaim kalau dia tidak pernah melihatnya lalu bergegas pamit keluar dengan alasan sesak napas.
Tapi dia benar-benar gelisah akan penemuan baru ini... karena ternyata ayah angkatnya Bei Ming adalah Pangeran Yun. Hmm... pantesan Pangeran Yun selalu tahu keberadaan geng mereka, Bei Ming kan selalu kirim-kiriman surat merpati sama ayah angkatnya itu.
Dalam flashback, Pangeran Yun sudah melatihnya bela diri sejak dia kecil dan dia tampak sangat baik dan sayang sama Bei Ming, pantaslah Bei Ming sangat menyayangi ayah angkatnya itu.
Dulu dia pernah melihat anak buah ayah angkatnya itu, makanya dia mengenali si penyerang itu. Akan tetapi, Bei Ming ternyata tidak pernah tahu bahwa ayah angkatnya itu ternyata Pangeran Yun. Makanya dia juga baru sadar sekarang kalau dia secara tak langsung telah menjadi mata-matanya Pangeran Yun.
Ru Shuang tiba-tiba datang menyela pikirannya. Ru Shuang cemas karena Bei Ming tampak aneh sedari tadi, apa dia sakit? Ru Shuang langsung mengecek nadinya tapi tidak mendapati ada tanda-tanda sakit. Kalau tidak sakit, lalu kenapa raut wajahnya murung? Bei Ming juga tidak makan dengan baik tadi.
"Mungkin selera makanku terpengaruh setelah melihat mayat." Alasan Bei Ming.
Dan Ru Shuang dengan polosnya mempercayainya. "Sudah kuduga. Dasar penakut. Buka mulutmu."
Ru Shuang tiba-tiba saja memasukkan obat ke dalam mulutnya. Itu pil penenang hati buatannya sendiri. Khusus untuk menyembuhkan orang yang lagi murung setelah melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat atau dilakukan.
Pei Zhao membicarakan masalah ini dengan Xi Wen. Dia yakin ada orang yang mengetahui perjalanan mereka sejak dari Kabupaten Qingshui sampai kemari, makanya anak buahnya Pangeran Yun terus mengikuti mereka.
Tapi dia yakin tidak ada mata-mata di kediamannya karena kepergiannya ke Kabupaten Qingshui hanya diketahui oleh Xi Wen dan Fei Yuan. Bahkan perjalanan mereka ke tempat lain juga sangat acak.
Perjalanan mencari Li Mu ini pun, sama sekali tidak direncanakan karena awalnya dia hanya berencana mencari Su Ci. Yang mengetahui perjalanan mereka dengan jelas hanya Fei Yuan, Ru Shuang dan Bei Ming.
Tiba-tiba Pei Zhao ingat bagaimana waktu itu Fei Yuan menangkap seekor merpati untuk dimasak, tapi kemudian Bei Ming merebutnya dan mengklaim bahwa merpati itu miliknya.
Waktu itu, Bei Ming mengaku bahwa itu adalah merpati pos keluarganya. Dia menggunakan merpati itu untuk mengirim surat ke ayah angkatnya. Ayah angkatnya itu suka sekali mendengarkan cerita tentang kehidupannya di dunia luar. Pei Zhao seketika curiga sama Bei Ming dan ayah angkatnya.
Ru Shuang hendak pergi saat tiba-tiba saja Bei Ming bertanya serius. "Jika aku tidak sengaja melakukan kesalahan, apakah kau akan memaafkanku?"
"Tergantung kesalahannya seperti apa."
Ru Shuang jadi curiga, memangnya kesalahan apa yang Bei Ming lakukan? Apa dia bersenang-senang dengan wanita penghibur?... Tapi tidak mungkin, di sini kan tidak ada rumah bordil. Atau mungkin... Bei Ming menyukai gadis lain? Bei Ming menyangkal dan mengklaim kalau dia hanya bertanya saja. Sungguh.
"Selama kau tidak mengkhianatiku, aku akan mempertimbangkan untuk memaafkanmu."
"Lalu... bagaimana jika... aku mengkhianatimu?"
"Maka aku akan meninggalkanmu."
Bei Ming jadi galau. Maka begitu kembali ke ibu kota, dia bergegas kembali ke ibu kota dan langsung menuju ke kediaman Pangeran Yun, dan benar-benar mendapati ayah angkatnya adalah Pangeran Yun.
Bei Ming langsung menuntut penjelasannya, kenapa Pangeran Yun membuatnya menjadi orang yang tidak setia dan kejam terhadap teman-temannya?
"Jangan membicarakan tentang kebaikan dan keadilan denganku! Di istana, kalau bukan kau yang mati, akulah yang akan mati! Jika aku tidak melawan Xiao Yan Zi, maka Xiao Yan Zi-lah yang akan melawanku!"
"Lalu kenapa Ayah menutupi fakta bahwa Ayah adalah Pangeran Yun?"
"Ming'er, aku menduduki posisi tinggi dan kekuasaan besar, punya musuh sangat banyak di istana. Menutupi identitasku yang sebenarnya darimu, supaya melindungi keamananmu."
Bei Ming jelas tidak percaya. Melindungi apa? Nyatanya Pangeran Yun menyuruh anak buahnya untuk mengejar dan membunuhnya sepanjang perjalanan.
Pangeran Yun menyangkal, anak buahnya itu mengenal Bei Ming jadi tidak mungkin dia akan membunuh Bei Ming. Ngomong-ngomong, di mana anak buahnya itu sekarang?
"Sudah mati."
"Sudah mati? Kelihatannya, Xiao Yan Zhi melarikan diri lagi."
Bei Ming tak percaya mendengarnya. Anak buahnya itu sudah mengikuti Pangeran Yun selama bertahun-tahun, tidakkah Pangeran Yun merasa sedih mendengar kematiannya?
"Dia sendiri yang tidak mampu bertahan hidup. Kenapa aku harus bersedih?" Santai Pangeran Yun.
"Jika aku yang mati, apa ayah akan bersedih?!"
Pangeran Yun mengklaim bahwa Bei Ming beda dengan yang lain. "Kau adalah anak angkatku."
Bei Ming tak percaya. "Apanya yang anak angkat? Itu hanya akting agar bisa memperalatku saja."
"Ming'er, aku membesarkanmu sejak kau kecil. Bagaimana perlakuanku terhadapmu, apakah kau tidak jelas? Aku dan ayahmu (kandung) adalah teman yang sangat baik. Dia menyerahkanmu padaku sebelum meninggal."
Selama ini Pangeran Yun tidak pernah membiarkannya terlibat dalam perselisihan istana, itu sudah termasuk melaksanakan janjinya pada mendiang ayahnya Bei Ming.
"Tapi demi mendapatkan kabar tentang Pangeran Qi, ayah selalu menyuruhku menulis surat!"
Pangeran Yun menyangkal dan mengklaim bahwa sejak awal dia sudah mengutus orang lain untuk mengawasi Pangeran Qi. Kabar yang dia dapatkan dari Bei Ming, itu hanya kebetulan saja.
Melihat kegalauan Bei Ming, Pangeran Yun mengingatkan bahwa Bei Ming sekarang sudah terlibat sangat jauh. Dia tidak akan bisa melepaskan diri dari masalah ini dengan mudah.
Lalu tiba-tiba saja dia mulai membahas hubungan Bei Ming dengan Ru Shuang dan memanfaatkan itu untuk mengancam Bei Ming secara halus. Memaksa Bei Ming untuk memikirkan pada siapa dia akan berpihak jika dia ingin memiliki masa depan dengan Ru Shuang.
Pangeran Yun menyuruhnya untuk kembali saja ke Pei Zhao dan beri tahu dia jika ada kabar terbaru. Tak tahu bagaimana harus menjawabnya, Bei Ming akhirnya pergi dengan langkah gontai dan mata berkaca-kaca.
Bei Ming akhirnya melampiaskan frustasinya dengan minum-minum terus menerus tanpa menyadari Ru Shuang yang sedang menunggunya dengan cemas.
Dia benar-benar galau memikirkan Pangeran Yun dulu begitu baik padanya sejak dia masih kecil, tapi sekarang malah mengancamnya secara halus dengan memanfaatkan Ru Shuang.
Bei Ming jadi takut akan keselamatan Ru Shuang jika dia tidak mendengarkan ayah angkatnya itu. Padahal dia sudah berjanji akan menjaga Ru Shuang seumur hidupnya, tapi sekarang dia sama sekali tidak punya kemampuan untuk melindungi Ru Shuang dari ayah angkatnya itu.
"Kenapa? Kenapa harus membuatku menjadi orang yang tidak setia?! Apa yang harus kulakukan sekarang?!"
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam