Menyadari Pei Zhao-lah penyelamatnya, Su Ci seketika menyesali kesalahpahamannya pada Pei Zhao dan buru-buru keluar untuk mencari obat untuk mengobati luka Pei Zhao.
Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa beberapa tanaman obat yang kemudian dia tumbuk untuk dioleskan ke lukanya Pei Zhao. Su Ci benar-benar menyesal, Pei Zhao banyak terluka karenanya tapi dia malah tidak mempercayai Pei Zhao.
"Aku tidak menyalahkanmu. Sungguh."
"Beberapa kali kita melewati bahaya hidup dan mati bersama. Tapi hanya karena suara, aku melupakan segala hal yang kita alami bersama sebelumnya. Aku bahkan pernah berpikir untuk membunuhmu."
"Su, sekarang kau hanya perlu memercayaiku sepenuh hati. Itu saja sudah cukup. Percayalah padaku, aku akan menemanimu menyelidikinya sampai akhir. Bagaimanapun akhirnya nanti, aku akan tetap menemanimu."
Su Ci lalu merobek sedikit kain bajunya untuk memperban lukanya Pei Zhao. Tapi Pei Zhao terus saja bersikeras meyakinkan Su Ci bahwa dia baik-baik saja. Luka semacam ini tidak ada apa-apanya dibanding luka-luka perangnya.
Dia bahkan menunjukkan berbagai macam lukanya dan menceritakan bagaimana luka-luka itu bisa terjadi, tapi Su Ci dengan cepat membungkamnya dengan kecupan.
"Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku akan terus bersama denganmu." Janji Su Ci. Terharu, Pei Zhao pun langsung menciumnya mesra.
Keesokan harinya, mereka duduk bersama di bebatuan sungai sembari membicarakan tentang mendiang orang tuanya Su Ci. Su Ci bercerita bahwa ayahnya dulu sangat mulia dan ketat terhadapnya. Sedangkan ibunya adalah orang yang sangat lembut dan sangat cantik saat tertawa.
"Sayang sekali. Aku tidak berkesempatan bertemu dengan mereka."
"Mereka pasti dapat melihatnya."
Pei Zhao penasaran, bagaimana caranya Su Ci melewati semua ini. Su Ci mengaku sejak saat itu, Su Ci berkelana sendirian, tidak punya makanan dan pakaian yang layak dan sering ditindas anak-anak lainnya.
"Maaf. Seharusnya waktu itu aku membawamu bersamaku."
"Bukankah sekarang aku baik-baik saja?"
Setelah itu, Su Ci bertemu dengan seorang biksuni yang menerimanya. Biksuni berkata padanya bahwa jika ingin terus melanjutkan hidup, maka dia harus melupakan identitasnya yang sebenarnya sebagai seorang wanita.
Begitulah akhirnya dia dibesarkan sebagai anak laki-laki. Biksuni itu pula yang mengajarinya kemampuan untuk menyelidiki kasus, lalu mengirimnya masuk ke Biro Mingjing.
"Lalu di mana biksuni itu sekarang?"
"Sudah meninggal karena sakit. Satu-satunya orang terdekatku di dunia ini, sudah tiada."
"Tidak apa-apa. Sekarang kau punya aku."
Tiba-tiba terdengar suara Fei Yuan dan yang lain memanggil-manggil mereka. Akhirnya mereka ketemu juga, Fei Yuan langsung menghambur memeluk Pei Zhao erat saking leganya tanpa menyadari kalau dia menekan lukanya Pei Zhao. Melihat itu, Bei Ming langsung menggendong Pei Zhao dan bergegas membawanya kembali ke penginapan.
Usai mengobati lukanya Pei Zhao, Ru Shuang meyakinkan bahwa lukanya Pei Zhao tidak parah dan akan sembuh beberapa hari lagi. Bei Ming memberitahu bahwa pria bercadar hitam itu sudah mati dan mayatnya ada di ruang mayat sekarang.
"Saudara Xie, aku masih butuh bantuanmu untuk satu hal lagi." Ujar Su Ci.
Tak lama kemudian, Bei Ming dan Ru Shuang mendatangi makam Li Mu untuk membongkar kuburan itu. Bei Ming mau langsung beraksi, tapi Ru Shuang tiba-tiba berdoa pada arwah-arwah makam itu dan minta izin lebih dulu pada mereka.
Bei Ming bingung, bukannya Ru Shuang tidak percaya sama hantu? Iya benar, Ru Shuang memang tidak percaya, tapi tetap saja mereka harus menghormati orang yang telah meninggal dunia karena mereka sangat mulia.
Oh benar. Bei Ming akhirnya ikutan berdoa dan minta izin pada arwah-arwah itu sebelum akhirnya mulai menggali makam mereka.
Mengingat bagaimana mereka diserang sesampainya di sini, Su Ci jadi semakin yakin bahwa arah penyelidikan mereka sudah benar. Semoga saja benda yang ditinggalkan Li Mu bisa berguna.
"Ini juga menunjukkan bahwa selama ini ada orang yang membocorkan perjalanan kita." Pikir Pei Zhao.
Ru Shuang juga memikirkan hal yang sama. Bagaimana bisa si penyerang mereka itu bisa mengetahui tentang perjalanan mereka kemari? Apa mungkin ada mata-mata di antara mereka?
Bei Ming yakin tidak, mereka cuma berlima, siapa di antara mereka yang terlihat seperti mata-mata? Tidak ada. Tapi kalau begitu, aneh sekali orang itu bisa menemukan mereka di sini.
Setelah beberapa lama menggali, cangkulnya Bei Ming akhirnya menemukan sesuatu. Tak lama kemudian, mereka membawa kotak temuan mereka itu ke Su Ci dan Pei Zhao.
Di dalamnya ada dua buah surat. Dalam surat pertama, Li Mu mengaku bahwa dia memiliki seorang adik bernama Li Lin. Sejak kecil, mereka hidup bersama dan saling bergantung pada satu sama lain.
Adiknya lemah dan sakit-sakitan dan sulit disembuhkan. Demi mendapatkan uang untuk menyembuhkan penyakit adiknya, Li Mu terpaksa menyetujui permintaan seseorang untuk memalsuka surat persekongkolan antara Klan Bailiang dengan Fanyanna.
Sejak lahir, Li Lin memiliki bawaan bencana dalam takdirnya sehingga dia tidak boleh keluar ataupun bertemu orang lain sampai dia beranjak dewasa.
Makanya Keluarga Li tidak pernah membiarkannya keluar rumah. Ruang bawah tanah itu, biasanya digunakan untuk menyembunyikan Li Lin setiap kali ada orang datang ke rumah.
"Jadi yang bersembunyi di dalam ruang rahasia dan selamat dan kebakaran itu Li Mu atau Li Lin?" Tanya Ru Shuang.
"Seharusnya Li Mu."
Flashback.
Pada hari kejadian itu, Li Mu masuk ke ruang bawah tanah untuk menaruh barang saat tiba-tiba saja Li Lin menutup pintunya dan menguncinya dengan sebuah guci besar.
Dia sengaja melakukan itu untuk menyelamatkan Li Mu karena tadi ada orang yang datang mencari Li Mu. Orang-orang itu sekarang memang sudah pergi karena mengira tidak ada orang di rumah, tapi tetap saja Li Lin cemas.
Dia yakin orang-orang itu akan kembali, mereka tidak akan melepaskan Li Mu. Dia menyuruh Li Mu berdiam diri di sana dua atau tiga hari, baru dia boleh keluar.
Li Mu jadi cemas dan berniat mau mendobrak pintu, tapi tiba-tiba saja terdengar suara orang datang dan sabetan-sabetan senjata. Seketika itu pula Li Mu sadar apa yang terjadi pada adiknya dan akhirnya hanya bisa menangis diam-diam. Sementara itu di luar, para penyerangnya dengan sengaja membakar rumah itu setelah membunuh Li Lin untuk menutupi jejak pembunuhan mereka.
Flashback end.
Surat kedua adalah contoh surat pemberontakan yang aslinya ditulis oleh Lei Zheng. Lalu Lei Zheng menyuruh Li Mu menyalin surat itu dengan menggunakan tulisan tangan Bai Sheng - pemimpin Klan Bailiang saat itu.
"Jadi ini tulisan tangannya Bai Sheng?" Tanya Ru Shuang.
"Bukan."
Melihat kegalauan Su Ci, Pei Zhao langsung menggenggam erat tangannya dan berusaha menenangkannya, meyakinkan Su Ci bahwa sekarang mereka sudah berhasil mendapatkan bukti dari Li Mu, yang itu artinya mereka sudah semakin mendekati kebenaran.
Sebentar. Bei Ming harus menyusun segala informasi tentang kasus ini dulu. Jadi ceritanya, Lei Zheng menyuruh Liang Feng mencari seorang pelajar yang pintar meniru tulisan tangan orang. Lalu mereka menemukan Li Mu.
Lalu kemudian dia memberikan contoh surat tulisan tangan Bai Sheng ke Li Mu dan menyuruh Li Mu untuk memalsukan surat pemberontakan Klan Bailiang. Lalu Liang Feng mengancam Lei Zheng dengan masalah ini agar Lei Zheng menaikkan jabatan Liang Cheng.
Jadi... hanya berdasarkan sebuah surat yang diberikan Liang Feng kepada Lei Zheng, Su Ci bisa mengetahui bahwa kasus Klan Bailiang merupakan kasus yang tidak adil. Wah! Su Ci benar-benar jenius.
Tapi Su Ci malah berkaca-kaca, Ru Shuang dan Bei Ming jadi semakin bingung. Mereka berhasil menemukan sebuah bukti penting, bukankah seharusnya Su Ci senang? Kenapa dia malah bersedih?
Maka Pei Zhao langsung mengeratkan genggaman tangannya dan diam-diam menyemangati Su Ci untuk jujur pada semua orang.
Su Ci akhirnya mengaku bahwa kasus ini baginya, bukan hanya sekedar pekerjaan. Kasus ini berhubungan dengan latar belakangnya. Awalnya dia berencana terus merahasiakannya sampai fakta yang sebenarnya terungkap.
Tapi karena mereka semua adalah temannya, pada akhirnya dia malah melibatkan mereka di dalamnya. Sekarang perkembangan kasus ini semakin tak terkendali. Dia tidak ingin melibatkan mereka lebih jauh ke dalam bahaya apapun karena dirinya. Karena itulah, dia harus memberitahukan kebenarannya pada mereka.
"Sebenarnya, Bai Sheng adalah ayahku." Aku Su Ci. Dia mengaku hanya dia seorang yang selamat dari pembantaian klannya waktu itu.
Semua orang terkejut mendengarnya. Tapi alih-alih ketakutan berhubungan dengan sisa klan pemberontak, mereka sontak mencemaskan keselamatan Su Ci dan menyuruh Su Ci untuk menyembunyikan diri. Kalau sampai orang-orang istana mengetahui identitasnya yang sebenarnya, nyawa Su Ci bisa melayang.
Bei Ming langsung menawarkan penginapannya yang berlokasi di gurun untuk menyembunyikan Su Ci. Tempatnya dijamin aman, lahannya besar tapi orangnya sedikit dan jauh dari ibu kota. Tidak akan ada yang mengenali Su Ci. Hanya saja... mungkin Pei Zhao bakalan sedikit menyulitkan Su Ci.
"Tidak apa-apa. Tuan Muda kami sudah terbiasa meninggalkan pekerjaannya sendiri. Mengejar istri ke tempat jauh, akan lebih berguna." Ujar Fei Yuan.
Bersambung ke episode 24
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam