Ru Shuang benar-benar bingung sama Bei Ming. Jelas-jelas suka padanya, lalu kenapa si bodoh itu belum mengungkapkan perasaannya?
Baru juga dipikiran, Bei Ming mendadak muncul saat itu dengan membawakan sup ginseng yang dia masak sendiri untuk Ru Shuang. Belakangan ini Ru Shuang terlalu lelah mengurus masalah Putri Yunchuan, jadi dia harus minum ini untuk menutrisi tubuhnya.
Ru Shuang sudah mau mencicipinya dengan antusias... saat tiba-tiba saja dia ingat bahwa Bei Ming sendiri yang seketika membuatnya jadi ragu untuk meminumnya. Rasanya pasti tidak enak.
Bei Ming menyangkal dan langsung mencicipinya duluan, enak kok. Ru Shuang akhirnya berani mencicipinya... saat tiba-tiba saja dia melihat Bei Ming malah mimisan.
Cemas, Ru Shuang langsung membantu mengusap darahnya... sampai saat dia menyadari kedekatan mereka dan jadi canggung karenanya.
"Apa aku sakit?"
"Aku hanya memasukkan sebuah ginseng liar tua utuh ke dalamnya."
"Satu buah ginseng liar tua utuh?! Apa kau tahu seberapa banyak nutrisi yang ada dalam ginseng itu?"
"Ru Shuang, jangan marah dulu. Aku juga tidak tahu bahwa tidak boleh memasukkan begitu banyak. Aku terlalu bodoh, selalu saja begini setiap saat. Selalu merusak saja, aku juga tidak ingin seperti ini..."
CUP! Ru Shuang tiba-tiba saja menghentikan ocehannya dengan kecupan manis di pipi. Bei Ming sontak membeku saking kagetnya.
"Ru Shuang, kau... kau..."
"Aku apa? Kau tidak suka?"
"Suka."
"Suka siapa?"
"Kau."
"Suka siapa? Jawab dengan keras!"
"Aku, Xie Bei Ming, menyukai Dong Ru Shuang! Sebenarnya, aku sudah menyukaimu sejak di Kabupaten Qingshui. Aku tahu aku tidak sepintar Saudara Su, juga tidak sekalem Saudara Pei. Namun aku memiliki hati yang mencintaimu. Ru Shuang, aku akan menjagamu dengan baik."
Ru Shuang terharu mendengarnya dan langsung memeluknya erat. Aww, cintanya Bei Ming akhirnya terbalas. Bei Ming bahagia dan sekali lagi berjanji akan menjaga Ru Shuang seumur hidupnya.
Pei Zhao dan Su Ci akhirnya bisa keluar dari ruang rahasia tapi malah mendapati pintu kamar sudah dikunci dari luar. Su Ci panik, tapi Pei Zhao santai-santai saja, malah senang karena mereka berdua sepertinya harus menginap di sini malam ini.
Tak lama kemudian, Su Ci menata sebuah buku untuk dijadikan bantal. Pei Zhao juga menata beberapa buku untuk menjadi pembatas di antara mereka, biar Su Ci bisa tidur dengan tenang.
Tapi yang tak disangkanya, Su Ci malah menyingkirkan semua buku-buku itu karena dia percaya pada Pei Zhao. Dia percaya kalau Pei Zhao tidak akan melakukan apapun terhadapnya.
Geli, Pei Zhao dengan sengaja menggodanya dengan menindihnya dan mengunci kedua tangannya. Apa sekarang Su Ci yakin kalau dia tidak akan melakukan apapun pada Su Ci?
"Kau... kau bukan orang semacam itu."
Tapi Pei Zhao tiba-tiba mengecupnya singkat. Su Ci jadi semakin canggung. Apalagi Pei Zhao tiba-tiba bergerak mendekat mau menciumnya lagi.
Su Ci refleks berusaha mencegah, tapi pada akhirnya dia menutup mata, menanti ciumannya Pei Zhao. Tapi tidak, Pei Zhao benar-benar hanya menggodanya lalu menarik diri. Dia tidak akan menggoda Su Ci lagi deh. Tidurlah.
Su Ci benar-benar tersentuh dan akhirnya dia sendiri yang mendekat dan membaringkan dirinya dalam pelukan Pei Zhao.
Keesokan harinya saat Pei Zhao terbangun, dia mendapati Su Ci sudah bangun duluan dan sudah sibuk membaca sebuah surat yang dia temukan di antara buku-buku.
"Pagi-pagi sudah baca surat di sini, rajin sekali."
"Lei Zheng meracuni Putri Yunchuan, membuat jebakan untuk menyalahkanmu. Jelas-jelas dia diinstruksikan oleh orang lain. Ada orang yang ingin bertindak buruk terhadapmu. Aku pasti tidak akan melepaskan petunjuk apapun." Ujar Su Ci penuh tekad.
Pei Zhao tersentuh mendengarnya dan langsung memutar-mutar Su Ci dengan penuh kebahagiaan. Saat akhirnya dia menurunkan Su Ci, dia langsung fokus membaca surat itu.
Ternyata itu surat dari mantan menteri militer Liang Feng. Dalam surat itu, Liang Feng menuntut Lei Zheng untuk menjamin kelancaran promosi pangkat Liang Cheng. Dengan begitu, dia tidak akan pernah mengungkit masalah yang terjadi dulu. Dia juga berkata bahwa hal ini ada kaitannya dengan stabilitas pengadilan istana.
Secara bersamaan, Pei Zhao dan Su Ci saling memikirkan keterkaitan kedua orang itu dengan masalah mereka masing-masing yang terjadi di masa lalu.
Pei Zhao ingat bahwa Liang Feng-lah orang yang bertanggung jawab atas pasukan bantuan di Lembah Hong... yang pada akhirnya membuatnya kalah perang.
Sedangkan Su Ci berpikir bahwa Lei Zheng adalah orang yang bertanggung jawab memimpin penanganan kasus klan Bailiang dulu. Maka secara bersamaan, mereka berdua sama-sama memutuskan bahwa mereka harus mencari si Liang Feng ini.
Demi merayakan hari jadian mereka, Bei Ming dan Ru Shuang bagi-bagi angpao pada semua pelayan di rumah. Pei Zhao dan Su Ci yang baru pulang juga dapat bagian.
Tapi Fei Yuan penasaran, Pei Zhao dan Su Ci ke mana saja semalaman tidak pulang? Su Ci jujur menjawab bahwa mereka ada di Kediaman Lei. Tapi itu malah membuat semua orang jadi canggung, mungkin berpikir kalau mereka melakukan yang aneh-aneh.
Su Ci jadi malu dan Pei Zhao buru-buru mengalihkan topik, menyuruh Fei Yuan untuk segera berkemas, mereka akan berangkat ke pinggiran ibu kota.
Anak buahnya Pangeran Yun melapor bahwa kasusnya Lei Zheng secara resmi sudah ditutup oleh Biro Mingjing. Sedangkan Pangeran Qi sekarang pergi ke luar kota bersama Su Ci. Su Ci izin cuti, katanya mau istirahat beberapa hari. Sedangkan Pangeran Qi pergi menemaninya karena lagi nganggur.
Tapi Pangeran Yun sama sekali tak terpedaya dengan alasan itu. Selama ini Pangeran Qi banyak melakukan hal secara diam-diam dengan berkedok nganggur.
Awasi Pangeran Qi dan kawan-kawannya, dan lakukan tindakan palsu untuk menyembunyikan rencana mereka. Yang paling penting selidiki Su Ci dengan benar. Seorang wanita yang berhasil menyamarkan dirinya sebagai pria dan menyusup ke Biro Mingjing, bahkan berhasil menggaet Pangeran Qi. Dia benar-benar sangat mencurigakan.
Setibanya di tempat tujuan mereka, mereka malah mendapati orang-orang di rumah keluarga Liang Feng sedang berduka. Nyonya rumah itu ternyata mengenali Pei Zhao karena dia adalah Nyonya Zhang - istrinya Jenderal Zhang Yuhua, sahabat baik Pei Zhao.
Sedangkan yang meninggal dunia adalah Liang Feng, ayahnya Nyonya Zhang. Su Ci penasaran Tuan Besar Liang meninggal karena apa?
"Ayahku terbentur di sudut meja, lalu... tidak pernah bangun lagi."
Su Ci jadi penasaran ingin menyelidikinya dan langsung meminta Nyonya untuk membawa mereka ke tempat ayahnya meninggal. Nyonya Zhang pun membawa mereka ke kamar tempat kecelakaan itu terjadi.
Su Ci langsung mengelilingi kamar itu dan melihat ada bekas ceceran darah di sudut meja dan di lantai, tapi fokus perhatian Su Ci adalah bentuk ceceran darahnya yang menurutnya aneh.
Dia terus meneliti barang-barang yang ada di meja dan mendapati ada bekas darah juga di sebuah patung pixiu yang anehnya, letaknya agak jauh dari lokasi benturan.
Su Ci jadi yakin kalau kematian Tuan Besar Liang tidak sesederhana yang semua orang pikirkan. Jika Tuan Besar Liang benar-benar meninggal karena tergelincir lalu dahinya terbentur sudut meja, lalu kenapa bisa ada noda darah di patung pixiu ini?
"Nyonya Zhang, bagaimana ayah anda tergelincir?"
Tapi Nyonya Zhang sendiri tidak tahu. Saat pelayan datang memberitahunya, ayahnya sudah diangkat ke atas kasur. Pengurus rumah-lah yang menemukan jasad ayahnya.
Pengurus rumah datang saat itu juga untuk mengabarkan kedatangan kakaknya Nyonya Zhang, Liang Cheng. Maka Nyonya Zhang pun pergi duluan dan menyerahkan para tamu mereka pada si pengurus rumah.
Su Ci pun langsung menanyai si pengurus rumah tentang kematian Tuan Besar Liang. Pengurus rumah mengaku bahwa kemarin saat subuh, dia terbangun dan melihat lampu di ruang baca ini msih menyala. Dia langsung masuk untuk mengecek tapi malah mendapati tuan besarnya sudah tergeletak di lantai dan meninggal dunia.
"Apa kau melihat orang lain?"
"Tidak."
"Apa semua orang masih tidur saat itu?"
"Iya."
Pei Zhao heran. Tuan Besar Liang meninggal kemarin, sedangkan jarak tempat ini dari ibu kota, memakan waktu 2 hari. Lalu bagaimana bisa Liang Cheng pulang secepat ini?
Pengurus rumah memberitahu bahwa Liang Cheng sebenarnya sejak awal sudah izin cuti dari pengadilan istana dan berencana pulang untuk merayakan ulang tahun Tuan Besar Liang. Tapi tak disangka, dia sekarang malah harus mengantarkan kepulangan Tuan Besar.
Su Ci usul untuk menemui Liang Cheng, maka mereka pun kembali ke aula dan mendapati Liang Cheng tengah meratapi jasad ayahnya dengan tangisan tersedu-sedu.
Tapi saat dia berbalik menghadapi Su Ci, ekspresinya langsung berubah kesal dan dingin. Kenapa petugas Biro Mingjing bisa ada di sini? Apa kematian ayahnya juga harus melapor ke Biro Mingjing?
Bahkan saat Su Ci meminta untuk memeriksa jasad Tuan Besar Liang, Liang Cheng menolak dengan alasan sebentar lagi jasadnya akan dikuburkan, tidak baik menganggu almarhum.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam