Sinopsis Maiden Holmes Episode 19 - 1

Pelayannya Yunchuan mendapati Komandan Fu masih setia menjaga Yunchuan di depan kamarnya. Tapi sekarang Liyu sudah kabur, Pelayan menyarankan Komandan Fu untuk istirahat saja sebentar.

Tapi justru kaburnya si pelaku membuat Komandan Fu semakin bertekad untuk memperketat penjagaannya terhadap Yunchuan dan mencegah si pelaku melakukan hal buruk lagi terhadap Yunchuan.


Pei Zhao menduga kalau Su Ci sebenarnya sudah tahu sejak awal bahwa dokumen itu adalah milik Menteri Lei. Su Ci mengakuinya, selama ini Menteri Lei selalu merokok daun tembakau.

Dia melihat ada tar tembakau warna kuning pudar di jarinya Lei dan di kertas itu juga ada bekas tar tembakau. Tapi Su Ci memang sengaja tidak menyebutkan itu karena dia pasti akan dituduh mengarang kebohongan.

Makanya satu-satunya cara membuktikan kejahatannya adalah dengan cara membuktikan bahwa dia memalsukan dokumen.

"Kaisar memujimu, juga menjanjikanku bahwa selama kau bisa menyelesaikan krisis Beirong dengan lancar, dia secara pribadi akan mengangkatmu sebagai pejabat wanita."

"Jika ingin menyelesaikan krisis, maka harus menawarkan racun Putri Yunchuan terlebih dulu."

Pei Zhao meyakinkan Su Ci bahwa menjanjikan pernikahan perdamaian hanya cara penyelesaikan sementara. Sekarang kebenaran kasus tersebut telah terungkap dan hanya perlu menawarkan racunnya Yunchuan. Setelah itu, dia akan bisa menemukan cara untuk membatalkan perjanjian pernikahan.


Su Ci canggung dan tampak jelas ragu dengan itu. Sekarang ini waktunya Yunchuan tidak banyak, apalagi mereka masih belum memiliki petunjuk tentang obat terakhirnya. Ru Shuang hanya bisa mencoba menawar racunnya satu demi satu. Apa sebenarnya racun terakhir itu?

Tiba-tiba mereka mendengar dua orang yang menggosip tentang perjamuan yang akan diadakan di kediaman Tuan Liu, lusa yang akan datang. Kabarnya akan ada banyak makanan khas yang enak.

Salah satu wanita mengaku bahwa dia diundang, tapi dia tidak mau pergi soalnya dia mau dipaksa untuk menikah dengan anaknya keluarga Liu yang dungu.

Percakapan itu membuat Su Ci merasa terheran-heran memikirkan kasus ini. Kenapa Liyu bisa memiliki surat penyambutan dari rombongan perwakilan diplomatik? Dan kenapa dia berada di sisi Yunchuan cukup lama, namun baru beraksi di hari perjamuan di kediamannya Pei Zhao?


Pei Zhao langsung mengerti. Orang-orang itu pasti sejak awal sudah tahu melalui isi surat bahwa dia akan mengundang rombongan perwakilan diplomatik. Sejak Shuo Mu mengajukan pernikahan perdamaian di aula besar, para pelaku kasus ini sudah menyiapkan jebakan ini untuknya.

Su Ci mengerti. Berarti racun-racun yang sebelumnya adalah persiapan untuk melakukan keracunan terakhir di kediamannya Pei Zhao. Hanya dengan cara inilah Pei Zhao bisa dituduh meracuni Yunchuan. Yang itu artinya, racun terakhir pastilah ada di acara perjamuan di kediamannya Pei Zhao.

Tapi Su Ci bingung. Ada begitu banyak makanan di acara perjamuan itu, lalu racun yang terakhir itu dimasukkan di mana?

"Makanan Beirong!" Tebak Pei Zhao.

Biasanya untuk menunjukkan kedekatan, mereka akan menjamu rombongan perwakilan diplomatik dengan beberapa makanan khas mereka sendiri di acara perjamuan itu. Si pelaku pasti bisa menebak makanan apa saja yang dia persiapkan untuk acara itu. Ada keju, arak susu humisi dan liangpi.


Mereka langsung melaporkan itu ke Ru Shuang. Ru Shuang jadi punya ide untuk menguji racunnya dari ketiga jenis makanan ini agar bisa mendapatkan penawar racunnya.

Bei Ming pun dengan senang hati menemani dan membantu Ru Shuang. Dia benar-benar giat bekerja tanpa kenal lelah dan saat itulah Ru Shuang baru menyadarinya dan langsung terpesona sama Bei Ming. Pfft!

Bei Ming mendadak gugup menyadari dirinya sedang ditatap terang-terangan sama Ru Shuang. Apalagi Ru Shuang mendekatinya perlahan-lahan. Jantungnya jadi berdetak kencang sekali, apakah Ru Shuang juga merasakan hal yang sama?


"Ru Shuang... kita..."

Ru Shuang langsung menoleh penuh harap... tapi Bei Ming malah tanya... "Apakah kita keracunan?" (Wkwkwk!)

Ru Shuang kuciwa. Maka dengan kesal dia membenarkan kalau Bei Ming memang keracunan lalu memasukkan sebutir obat ke dalam mulut Bei Ming... dan sukses membuat Bei Ming pingsan seketika.

 
Kesal, Ru Shuang akhirnya memusatkan pikirannya pada pekerjaan utamanya... hingga akhirnya dia berhasil mendapatkan obat penawarnya.

Ru Shuang sontak membangunkan Bei Ming dengan antusias. Tapi tentu saja Bei Ming masih pusing dan bingung, dan akhirnya cuma manggut-manggut bego.


Yunchuan akhirnya sadar dan mulai pulih berkat obatnya Ru Shuang. Obatnya pahit banget dan dia berusaha menolak meminumnya, tapi pelayannya menegaskan bahwa dia harus minum obat ini beberapa kali agar rambutnya kembali normal. Yunchuan akhirnya luluh juga dan langsung meneggak habis obat itu. Tapi di mana kakaknya?

"Karena sebelumnya Putri keracunan, Pangeran jadi menunda negosiasi perdamaian. Sekarang sudah masuk ke istana."

"Aku juga harus pergi untuk berterima kasih pada Tuan Su dan Nona Ru Shuang."

"Ada satu orang lagi yang harus anda ucapkan terima kasih."

"Siapa?"

Siapa lagi kalau bukan Komandan Fu yang selalu setia menjaga di depan pintu selama Yunchuan pingsan beberapa hari. Dia berjaga mulai pagi sampai malam. Komandan Fu sampai jadi kurus loh.

Yunchuan tersentuh mendengarnya dan langsung memerintahkan Komandan Fu untuk masuk. Yunchuan menegaskan bahwa dia tidak suka berhutang budi pada siapapun, jadi katakan saja, apa yang harus dia lakukan untuk berterima kasih pada Komandan Fu.

"Melindungi Putri adalah tanggung jawab saya. Putri tidak perlu berterima kasih. Kalau Putri tidak ada masalah lain lagi, saya pergi dulu." Pamit Komandan Fu lalu pergi. Yunchuan kecewa.

Kaisar benar-benar memenuhi janjinya dengan mendirikan Kementerian Personalia Pejabat Wanita dan menerapkan sistem pejabat wanita. 

Pengumuman itu sontak menghebohkan seluruh rakyat, apalagi mereka juga sudah mendengar tentang kepahlawanannya Su Ci dalam menyelamatkan Yunchuan. Semua orang jadi semangat untuk memasukkan putri-putri mereka ke sekolah biar bisa mengikuti jejak Su Ci.


Saat Su Ci kembali ke biro Mingjing, semua orang menyambutnya dengan hangat sembari memuji kehebatannya dalam menyembunyikan identitasnya dari para detektif seperti mereka. Bahkan mereka yang dulu sering mengejeknya pun, sekarang berbalik mengaguminya.

Kepala Biro yang mencemaskannya, sontak mengomelinya karena tidak beristirahat dengan baik. Tapi Su Ci meyakinkan bahwa dia sudah baik-baik saja.

"Baguslah kalau begitu. Dengar, semuanya. Biro Mingjing adalah tempat penyelidikan kasus, tidak membedakan pria maupun wanita. Mulai sekarang, semuanya seperti biasa, mengerti?"


Su Ci tersentuh mendengarnya. Apalagi kemudian Kepala Biro memberikan apa yang selama ini dia idam-idamkan kunci brangkas dokumen rahasia. Su Ci sudah boleh melihatnya karena sudah naik pangkat.

Su Ci tak buang waktu untuk membuka salah satu brangkas dan menemukan sepucuk surat kolusi klan Bailiang dengan musuh. Tapi Su Ci jelas tak percaya dengan surat itu.

Biarpun tulisan tangan ini agak mirip tulisan tangan ayahnya, tapi dia yakin itu bukan tulisan tangan ayahnya. Dan di salah satu dokumen, ternyata kasus Klan Bailiang ini dulunya ditangani oleh Menteri Lei Zheng.


Di tengah lamunannya merenungkan kasus ini, Detektif Luo tiba-tiba muncul dan mengaku bahwa dia diminta untuk menangani bagian akhir kasus Menteri Lei selama Su Ci beristirahat kemarin.

Dia sudah menyusun dokumennya, jadi sekarang dia serahkan dokumen ini pada Su Ci. Mereka masih dalam proses menyelidiki rumahnya Menteri Lei. Tapi berhubung Su Ci sudah kembali, jadi sebaiknya dia pergi sendiri ke sana.

Dan satu lagi, dia juga menemukan stempel dalam tubuh Menteri Lei yang polanya sangat mirip pola yang Su Ci cari-cari selama ini.


Sekarang setelah sudah sehat kembali, Yunchuan langsung jalan-jalan ke pasar dengan ditemani Komandan Fu. Melihat beberapa wanita baru keluar dari toko kosmetik sehabis memberi pemerah bibir, Yunchuan juga pingin dan langsung mengajak Komandan Fu untuk masuk bersamanya dan membantunya memilih. Tapi Komandan Fu menolak dan bersikeras menunggu di depan saja.

"Kenapa? Biasanya kau selalu menemaniku?"

"Sejujurnya, saat istri saya masih hidup, dia sering membawa saya untuk menemaninya membeli bubuk pemerah. Sekarang dia telah tiada, saya tidak ingin masuk ke sana lagi."

"Orangnya sudah tiada. Kau tentu harus melupakan masa lalu dan memulai hidup baru."

"Putri, anda masih belum memiliki orang yang anda sukai, anda sama sekali tidak tahu betapa sulitnya melupakan seseorang yang anda sukai."

"Siapa bilang tak ada orang yang kusukai? Kau adalah orang yang kusukai." (Pfft!)

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments