Sinopsis Jark Sadtroo Soo Hua Jai Episode 1 - 4

Win lalu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ayah dan mendapati Kritha ternyta ada di sana, sedang bersikap sok baik memijiti kaki Ayah.

Ayah benar-benar mencemaskan putrinya, bahkan bersikeras meminta Win untuk membawanya menemui pak polisi sekarang juga untuk mendiskusikan perkembangan kasus Sophita.

Win meyakinkannya untuk tidak pergi. Tadi pak polisi memintanya untuk menyampaikan pesan pada Ayah bahwa mereka ingin mengadakan pengumuman berhadiah uang bagi siapapun yang melihat Sophita dan pelakunya. Mungkin itu bisa membantu polisi untuk melacak jejak si pelaku dengan lebih mudah.

Kritha sontak menolak ide itu dengan alasan bahwa jia masalah penculikan ini terekspos keluar, maka semua perusahaan luar yang ingin menandatangani kerja sama dengan perusahaan mereka pasti akan membatalkannya.

Win jelas tidak setuju. Jika mereka terlambat, resikonya adalah nyawa Sophita. Kritha mengingatkan bahwa jika perusahaan sampai mengalami masalah, maka ribuan karyawan akan kehilangan pekerjaan mereka. Ayah jadi galau.

Tapi Win jadi curiga mendengar Kritha yang jelas-jelas tidak mengkhawatirkan Sophita sama sekali. Katanya Kritha menyuruh bawahannya untuk mencari keberadaan Sophita. Lalu bagaimana perkembangannya sekarang?

"Tidak mudah untuk menyelidikinya. Bahkan polisi pun tidak melihat jalan keluar." Santai Kritha.

Dia mengerti kalau Win sudah tidak sabaran, dia juga sama. Tapi bagaimanapun, mereka tetap harus memakai akal sehat, jangan terlalu cemas seperti anak kecil. Jangan khawatir, Sophita pasti akan kembali dengan selamat.

Sophita ingin tahu sampai berapa lama Jett akan balas dendam padanya. Ayahnya punya banyak uang, cukup untuk mempekerjakan orang untuk mencarinya.

"Percayalah padaku. Saat waktunya tiba, hidupmu akan kesulitan. Jalan terbaik adalah membiarkanku pergi."
 

Jett tak percaya. Kalau dia melepaskan Sophita, maka Sophita akan melaporkannya ke polisi. Sophita janji kalau dia tidak akan melakukan itu.

"Orang sepertimu bisa dipercaya?" Sindir Jett.

"Lalu apa maumu?"

Alih-alih menjawabnya, Jett malah pura-pura ngantuk, otaknya sedang tidak bisa bekerja dengan benar sekarang, jadi dia tidak bisa memberi Sophita jawaban sekarang. Dia harus tidur sebelum jam 11 malam biar hormonnya tetap terjaga dengan baik. Dan sebaiknya Sophita juga tidur biar penampilannya tetap teraga dengan baik dan tidak kelihatan tua sebelum waktunya. Sophita kesal, tapi tak ada yang bisa dilakukannya.

Keesokan paginya, Jett terbangun tapi tidak mendapati Sophita di kasurnya. Jett langsung mengetuk pintu kamar mandi, tapi beberapa kali dia mengetuk pintu, tidak ada jawaban dari dalam.

Dia jadi khawatir dan langsung saja membuka kuncinya, dan mendapati Sophita ternyata tidur di kamar mandi. Apa-apaan ini? Kenapa Sophita tidur di sini?

Anehnya, Sophita sendiri tidak ingat. Dia cuma ingat saat dia ganti baju dan menyisir rambutnya, tapi tidak ingat tentang bagaimana dia berakhir dengan tidur di atas toilet. Jett jadi khawatir dan ingin mengecek suhu tubuhnya, tapi Sophita sontak menampik tangannya dengan kasar.

Win baru tiba di kantor dan langsung dielu-elukan oleh para pegawai wanita. Pegawai yang kemarin kepo tentang Sophita, tampak jelas naksir dia dan jadi cemburu saat para pegawai wanita itu heboh mengelu-elukanya. Dia bahkan dengan ketus mengingatkan mereka bahwa Win sudah ada yang punya.

Para pegawai wanita itu sinis mengingatkan bhwasi ibu ratu itu sekarang menghilang entah ke mana, entah dengan siapa dia membuat masalah hingga mendapat masalah seperti ini.

Sophita memang gitu sih, setiap hari selalu saja mencari-cari kesalahan para pegawainya padahal dia sendiri tidak pernah tampak melakukan apapun. Apapun pekerjaannya, dia selalu menyerahkannya pada Kritha.

"Khun Kritha adalah pegawai. Dia bkerja dan menerima gaji dari perusahaan, dia harus meakukan segalanya untuk Sophita. Bukankah itu sudah benar?"

Para pegawai sinis mendengarnya. "Kau baru saja bergabung di perusahaan ini. Makanya kau tidak tahu bahwa Asisten Direktur Pelaksana Kritha akan menjadi presiden yang akan membuat perusahaan ini jadi besar."

"Dia tetap bukan pemilik perusahaan."

Sementara Jett sedang mandi, Sophita memanfaatkan kesempatan untuk menyalakan TV dan melihat konferensi pers yang diadakan Kritha tentang perkembangan kesehatan Ayah.

Tapi saat seorang reporter menanyainya tentang rumor menghilangnya Sophita, Kritha menyangkalnya dan mengklaim bahwa Sophita sekarang sebenarnya sedang liburan ke luar negeri.

Tapi tiba-tiba Ayah keluar dan mengonfirmasi kebenaran tentang menghilangnya putrinya. Kritha jelas tak senang dengan itu. Malah Ayah memanfaatkan media untuk menyampaikan pesan pada pelaku yang menculik putri.

Dia bersedia memenuhi apapun permintaan si pelaku asalkan dia melepaskan putrinya dan memulangkannya dengan selamat.

"Kumohon padamu. Kasihanilah ayahnya ini. Aku sudah kehilangan salah satu putri kesayanganku. Tolong jangan biarkan aku kehilangan putriku lagi. Kumohon padamu."

Sophita sontak menangis melihat itu. 

Jett yang baru keluar dari kamar mandi, langsung penasaran sama orang yang bilang bahwa Sophita liburan ke luar negeri itu. Siapa dia? Kenapa dia bilang begitu? Dia tidak tahu bahwa Sophita melakukan pemotretan waktu itu atau Sophita berbohong pada pria itu bahwa dia pergi ke luar negeri?

"Aku tidak bebohong."

"Berarti pria itulah yang bebohong. Aneh sekali. Dia dan ayahmu menyatakan dua cerita yang berbeda. Sudah jelas sekali. Siapapun yang ingin merebut kekuasaan perusahaan, ini adalah kesempatan yang paling cocok."

"Kalau begitu, lepaskan aku. Apa kau tidak lihat ayahku sakit? Kumohon padamu. Aku bicara padamu, apa kau dengar?! Jika kau masih memiliki kemanusiaan di dalam dirimu, maka kasihanilah ayahku."

Jett jadi galau, tapi akhirnya dia menyerah dan langsung menyodorkan kuncinya ke Sophita. Sophita senang... sampai saat dia menyadari kalau itu bukan kunci kamar ini dan jelas saja dia jadi kesal lagi.

Jett santai mengklaim ada banyak sekali kunci. Dia mengambilnya secara acak dan memberiknnya pada Sophita untuk menguji keberuntungannya. Dan ternyata dia kurang beruntung.

Kesal, Sophita sontak ngamuk-ngamuk dan melempar segala peralatan dapur sampai Jett harus memeganginya erat-erat untuk menghentikannya.

Heran dia, ada orang yang mau membunuhnya tapi dia malah ingin keluar dn menunjukkan dirinya. Kalau seperti ini, di pasti akan tertangkap dan mati sendirian.

"Orang yang pernah masuk penjara sepertimu, berani mengajariku?"

"Justru karena aku pernah membunuh dan pernah masuk penjara, makanya aku bisa mengajarimu. Bertingkah seperti anak manja seperti ini, kau tidak mungkin bisa melawan orang-orang yang ingin membunuhmu."

"Lalu apakah kau ingin aku menghadapi musuhku dengan menembak kepalanya dan membiarkannya mati di hadapanku seperti yang kau lakukan, Narapidana Jett?" Balas Sophita.

Jett sakit hati mendengarnya. Tapi dia berusaha menahan diri saat dia memerintahkan Sophita untuk membersihkan kekacauan yang dibuatnya, di sini tidak ada pembantu yang bisa dia suruh-suruh.

Emosi, Sophita sontak menangis teringat masa lalunya saat dia menemukan Rin sekarat. Ternyata waktu itu Rin hamil (anaknya Jett kah?). Dalam kondisi sekaratnya, dia memberitahu memberitahu Sophita bahwa 'dia' (Rin tidak menyebut nama) tidak mau menerima bayinya dan menyuruhnya untuk menggugurkannya.

"Bayinya sudah mati sekarang. Sudah mati. Dia... tidak pernah mencintaiku." Ucap Rin sebelum akhirnya dia mati.

Ingatan traumatis itu benar-benar membuat Sophita gemetaran hebat hingga dia terjatuh ke lantai.

Di lantai bawah, Pong kesal karena lagi-lagi dia disuruh-suruh sama Jett. Plis deh, dia kan keturunan Tionghoa kaya raya, punya kondo, punya resort, punya pabrik kecap, punya restoran, jual sosis dan jual ayam bakar. Kenapa Jett selalu menyuruhnya melakukan ini dan itu.

"Aku tidak ingin ada yang melihat Sophita. Sekarang ini ayahnya menjanjikan uang 100 ribu baht, masa aku harus mempekerjakan orang lain? Kita berdua bakalan masuk penjara."

Waduh! Yah udah deh, Pong akan melakukannya, cuma nyapu dan bersih-bersih doang kan. Dia bisa melakukannya biarpun nggak ahli.

Tapi di dalam kamar, Sophita yang masih shock dan sepertinya sedang dalam kondisi tidak sadar, tiba-tiba mengambil pecahan piring lalu mengarahkannya pada dirinya sendiri.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam