Sophita mengunjungi makam seseorang yang sepertinya sangat berarti baginya. Sayangnya dia tidak bisa terlalu lama karena seseorang meneleponnya saat itu, menyuruhnya untuk segera kembali.
Tapi di tengah jalan, tak sengaja dia lewat di sebuah acara pernikahan yang kontan membuatnya shock karena dia mengenali pengantin wanitanya... Yang ternyata adalah adiknya.
Sophita sontak berjalan mendekati kedua pengantin dengan penuh emosi dan langsung menyeret si pengantin wanita yang dia panggil Rin itu dan menegaskan bahwa dia tidak boleh menikah dengan pria itu.
Tapi anehnya, si pengantin wanita bahkan tidak mengenalnya dan jelas kesal dengan interupsinya. Si pengantin pria berusaha menyelamatkan istrinya, tapi itu sontak membuat Sophita makin emosi melabrak pria itu dan memperingatkannya untuk keluar dari kehidupan adiknya.
"Orang sepertimu tidak akan memiliki masa depan!" Cecar Sophita.
Bingung dan kesal, si pengantin pria sontak melepaskan pengantinnya dari Sophita dan mengusirnya. Tapi Sophita sontak menamparnya yang jelas saja membuat si pengantin wanita kesal mendorongnya dan mengatainya cewek sinting.
Sophita shock mendapat reaksi seperti itu dari adiknya sendiri. "Kau begitu terobsesi padanya sampai kau berani menyakitiku. Baiklah. Kau sangat ingin menikah dengannya, kan? Baik!"
Sophita tiba-tiba menyerang si pengantin pria lalu merusak dekorasi pernikahan mereka. Habis susah kesabaran si pengantin pria dan langsung mendorong Sophita sampai dia tersungkur ke lantai.
Untungnya sekretarisnya Sophita - Tuptim muncul saat itu dan langsung memberitahu Sophita bahwa si pengantin wanita itu BUKAN Rin. Hah?
Shock, saat itulah Sophita tersadar dari delusinya karena kedua pengantin ternyata benar-benar bukan adiknya dan bukan kekasih adiknya.
Nyatanya, sang adik sebenarnya telah meninggal dunia. Dan makam yang dia kunjungi tadi adalah makam adiknya - Rin. Pada saat yang bersamaan, seorang pria misterius juga tampak tengah mengunjungi makam Rin. Hmm, mungkin dia kekasihnya Rin.
Tuptim (Tumben Anisa Nugraha jadi karakter baik, biasanya jahat mulu) memberitahu Sophita bahwa tadi dia beralasan pada orang-orang bahwa Sophita mabuk berat. Untungnya mereka percaya dan tidak akan mengajukan tuntutan.
Tapi Sophita malah marah-marah, tidak terima dia menyelesaikan perkara ini dengan cara menuduhnya mabuk. Tuptim berusaha menjelaskan bahwa hanya ini satu-satunya cara terbaik yang bisa dia lakukan.
Dia berusaha menyarankan agar Sophita ke rumah sakit, tapi Sophita sontak menolak dengan kasar. Dia bahkan langsung membuang peralatan medisnya Tuptim saat Tuptim ingin mengukur suhu tubuhnya lalu memerintahkan supir untuk membawanya ke pabrik.
Tapi mereka tidak sadar bahwa ada seorang pengendara sepeda motor misterius yang membuntuti mereka.
Tak lama kemudian, Sophita sudah berdandan cantik untuk acara pemotretannya. Tapi usai pemotretan, tiba-tiba Sophita merasa pusing.
Tuptim langsung menuntunnya kembali ke ruang ganti untuk beristirahat, tapi Sophita masih saja bersikeras mengklaim dirinya baik-baik saja dan meminta Tuptim untuk membiarkannya istirahat sebentar saja.
Tuptim pun pergi meninggalkannya. Sophita lalu menghubungi tunangannya, Win, dan memintanya datang. Bukan karena dia kangen Win, tapi karena dia ingin mendiskusikan masalah mendesak.
Baru juga Sophita menutup mata, tiba-tiba si pengendara motor misterius masuk dan langsung menodong Sophita. OMG!
Sophita shock dan takut, tapi dia berusaha untuk tenang dan menurut saat orang itu memerintahkannya bangun. Tapi Sophita benar-benar tidak enak badan dan hampir saja jatuh pingsan kalau saja orang itu tidak sigap menangkapnya. Malah sekarang orang misterius itu yang jadi bingung dengan situasi ini.
Tapi saat Tuptim kembali tak lama kemudian, dia malah mendapati ruangan itu kosong... Karena Sophita sudah digotong oleh si penculik. Dia sontak tancap gas tepat saat Win baru tiba, dan jadilah kedua pria itu kejar-kejaran di jalan.
Win menyalakan klakson dan itu sukses membangunkan Sophita yang kaget dan bingung mendapati dirinya dibonceng orang asing. Dia berusaha menyuruh orang itu berhenti, tapi tentu saja tak digubris. Pria itu malah mengancamnya untuk diam atau dia akan membunuhnya.
Ketakutan, Sophita berusaha menawarinya uang berapapun yang dia minta. Tapi tawarannya sama sekali tidak mempan. Dia malah semakin tancap gas... Lalu terbang melewati sungai kecil, dan itu berhasil membuat Win gagal membuntutinya.
Tapi gara-gara itu pula, sepeda motor pria itu kehilangan kendali sehingga menabrak gundukan karung dan membuat mereka terjatuh. Sophita langsung memanfaatkan saat itu untuk melarikan diri. Pria itu sontak menembak ke arahnya dan Sophita langsung terjatuh. Err... Pingsan atau mati?
Dalam flashback, kita melihat apa yang terjadi di masa lalu. Hari itu, Sophita mengetuk pintu kamar Rin karena anehnya, lampu kamar Rin masih menyala padahal sudah tengah malam, tapi tak ada jawaban apapun dari dalam.
Saat masih saja tak ada jawaban apapun dari dalam, Sophita langsung saja menggunakan kunci cadangan untuk membuka kamarnya Rin... Tapi malah shock mendapati Rin sudah sekarat dengan bersimbah darah lalu menghembuskan napas terakhirnya sedetik kemudian. Kejadian itu pastilah begitu traumatis bagi Sophita hingga mempengaruhi kesehatan mentalnya dan membuatnya mengkhayalkan si pengantin tadi sebagai adiknya.
Dan hari ini adalah peringatan kematian Rin. Ayah mereka pun sangat sedih saat ia masuk ke kamar mendiang Rin. Ia hendak pergi ke kuil, tapi tepat saat itu juga, Win datang bersama Tuptim yang mengabarkan bahwa Sophita diculik. Jantung Ayah kumat seketika begitu mendengar kabar itu dan langsung pingsan.
Di sebuah toko mebel, seorang pria tampak tengah melayani pelanggannya dengan sangat ramah. Dia tampak benar-benar baik dan menghormati si pelanggan, membuat si pelanggan langsung suka dan terang-terangan memujinya di hadapan para pegawai lain.
Tapi di depan orang-orang terdekatnya, tampak jelas kalau pria itu tidak sebaik image yang dia tunjukkan pada para pelanggannya. Pria itu adalah Kritha, pamannya Sophita.
Dia bahkan tampak tidak terlalu peduli ataupun khawatir saat mendengar Sophita diculik. Dengan angkuhnya dia berkata akan menangani masalah ini sendiri karena bagaimanapun, Win hanya orang luar. Lagipula, selama ini dia juga selalu menangani segalanya sendiri.
Tuptim sangat khawatir. Kalau penculik itu ingin meminta tebusan uang, kenapa dia belum menelepon? Atau jangan-jangan, si penculik sudah membunuh Sophita?
Tapi tidak. Nyatanya Sophita masih hidup dan tidak tampak terluka walaupun tampak ada darah yang entah berasal dari mana, sekarang dia terbangun dan mendapati dirinya dikurung di sebuah kamar. Si penculik tiba-tiba keluar dari kamar mandi, dan ternyata dia adalah Jett, kekasih mendiang Rin.
"Jadi ternyata kau!"
"Terima kasih masih mengingatku." Sinis Jett.
"Apa yang kau lakukan, tidak akan pernah kulupakan. Kenapa kau menculikku? Apa yang kau inginkan?"
Jett sontak mencengkeramnya dengan kasar, sinis mengejek Sophita yang cuma pintar di mulut doang, nyatanya dia pengecut dan langsung pingsan begitu mendengar suara senjata. Nyatanya di dalam flashback, Jett memang tidak menembaknya, dia hanya menembakkan senjatanya ke udara dan Sophita langsung pingsan.
"Kenapa kau sangat lemah?" Ejek Jett.
Tiba-tiba matanya turun ke darah yang ada di dada Sophita yang jelas saja membuat Sophita ketakutan mengira Jett mau ngapa-ngapain dia. Jett sinis melihat reaksinya, jangan kepedean. Dia tidak sedang jatuh cinta dan tidak ingin menyentuh wanita sepertinya.
"Melihat wajahmu saja aku tidak berminat, aku merasa jijik!"
"Rendahan! Kau bukan pria!"
"Benar. Anjing kusta sepertiku tidak sok dan sopan seperti orang lain." Balas Jett
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam